Sebagai alat yang sering digunakan dalam laboratorium, mikroskop dapat berfungsi untuk membantu melihat objek yang sangat kecil. Oleh sebab itu, pahami apa saja bagian-bagiannya lewat artikel berikut ini!
Daftar ISI
Apa Itu Mikroskop?
Mikroskop atau microscope adalah salah satu alat optik yang akan bekerja menggunakan prinsip cahaya. Secara umum, microscope biasa dimanfaatkan dalam proses laboratorium untuk mengamati objek yang memiliki ukuran sangat kecil.
Fungsi tersebut dikaitkan dengan istilah sendiri, sehingga dapat merujuk pada alat optik. Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahun, alat ini memiliki berbagai jenis dengan versi yang lebih canggih.
Benda ini telah mengalami sejarah panjang, khususnya untuk menjadi alat yang membantu manusia mengamati suatu objek. Secara umum, alat ini berguna untuk melihat dan mengamati benda yang memiliki ukuran kecil.
Biasanya benda yang diamati dengan alat ini tidak bisa dilihat menggunakan mata telanjang. Merujuk pada pengertian ini, maka alat ini didefinisikan sebagai alat yang dapat melihat sesuatu sangat kecil seperti ukuran mikro.
Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk memperbesar bayangan objek bendanya. Dengan demikian, manusia bisa mengamati dengan lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Bahkan alat ini akan memperbesar bayangan besar mencapai 40, 100, hingga 1.000 kali. Itu tergantung pada lensa yang digunakan. Skala perbesaran akan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, sehingga inovasi baru akan terus tercipta, khususnya dalam bidang sains.
Prinsip Kerja Mikroskop
Berdasarkan prinsip kerjanya, alat ini memiliki dua lensa. Keduanya disebut sebagai lensa objek dan lensa okuler. Pada lensa objektif, lensa ini akan terletak di bagian tengah dekat objek yang sedang diamati.
Sementara itu, lensa okuler adalah bagian alat ini yang memanfaatkan mata untuk melihat objeknya. Lensa objektif akan membentuk bayangan, kemudian lensa okuler akan membuat titik fokus pada bayangan tersebut.
Jenis-Jenis Mikroskop
Berdasarkan sumber energinya, secara umum alat ini terdiri dari dua jenis, yakni cahaya dan elektron. Berikut penjelasannya:
1. Cahaya
Jenis ini akan membutuhkan cahaya sebagai media pengirim gambar kepada mata. Dengan demikian, pengamatan terhadap bagian-bagian mikroskopis akan jadi lebih transparan. Adapun sumber cahaya bisa didapat dari matahari maupun penerang lainnya.
Alat ini membutuhkan lensa untuk menangkap dan memfokuskan cahaya pada objek pengamatan. Jenis ini terdiri dari beberapa lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda-beda, yakni lemah (10 kali), sedang (40 kali), dan kuat (100 kali).
Sementara itu, ada juga lensa okuler dengan perbesaran 10 kali. Jenis ini cenderung memiliki perbesaran minimum sekitar 40 hingga 100 kali. Namun, maksimumnya bisa mencapai 1.000 kali.
Berdasarkan lensa okulernya, jenis ini dibagi menjadi beberapa bentuk, yakni monokuler, binokuler, dan trinokuler. Sedangkan pada penggunaannya, terdiri dari medan terang, fluorescence, fase kontras, dan inverted.
2. Elektron
Pada jenis mikroskop ini, daya pembesarannya memiliki volume yang sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 100.000 kali. Jenis ini memiliki sumber cahaya yang berasal dari berbagai berkas elektron suatu lampu.
Alat ini berfungsi untuk membantu mengamati mikroorganisme yang berukuran sangat kecil. Sebagai contoh, misalnya seperti virus dan bakteri. Alat ini memiliki dua komponen, yakni Transmission Electron Microscope (TEM) dan Scanning Electron Microscope (SEM).
SEM dan TEM dilengkapi komponen utama yang sama, yakni sumber elektron, elektrostatik, dan berbagai perangkat lensa elektromagnetik. Komponen tersebut digunakan untuk mengatur bentuk dan lintasan dari berkas elektron, khususnya pada elektron aperture.
Bagian-bagian Mikroskop dan Fungsinya
Seseorang yang bekerja dalam ruang lingkup laboratorium, harus bisa memahami bagian microscope dengan maksimal. Agar tidak bingung, berikut ini bagian-bagian dan fungsinya yang perlu dipahami:
1. Lensa Objektif
Lensa objektif akan berada di dekat objek penelitian. Bagian ini akan membentuk bayangan pertama yang bersifat nyata, terbalik, dan dapat diperbesar. Melalui lensa objektif, maka objek dapat memiliki besaran hingga mencapai 100 kali lebih besar. Bukan hanya itu saja, lensa ini juga memiliki nilai aperture.
Maksud dari nilai aperture adalah ukuran kemampuan dalam menangkap cahaya dan menyelesaikan detail spesimen halus pada objeknya. Jika nilai aperture semakin tinggi, maka cahaya akan semakin miring saat masuk ke lensa objektif.
2. Lensa Okuler
Lensa okuler adalah lensa letaknya berada di dekat dengan orang yang meneliti, lebih tepatnya mata dari si pengamat. Lensa okuler memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan objek penelitian. Bayangan yang dihasilkan akan memiliki sifat tegak, maya, dan bisa diperbesar.
Dengan sifat bayangan yang dihasilkannya, kemungkinan bayangan dapat dilihat secara langsung oleh pengamatnya. Secara umum, hasil bayangan lensa okuler dapat dibentuk menjadi perbesaran 6, 10, hingga 12 kali.
3. Tabung
Tabung mikroskop juga bisa disebut sebagai tubus, yakni salah satu bagian non optik dari alat ini. Dengan menggunakan tabung, maka fokus objek dapat diatur secara maksimal. Hal tersebut karena tabung berfungsi menjadi penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler.
4. Mikrometer
Mikrometer adalah pemutar halu yang berukuran kecil dan berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung. Volume yang digunakan oleh mikrometer cenderung memiliki tempo lambat.
5. Makrometer
Berbeda dengan mikrometer, makrometer adalah pemutar kasar yang berukuran besar. Makrometer terletak di bagian lengan microscope dan fungsinya untuk menaikkan atau menurunkan tabung dengan tempo cepat.
6. Revolver
Revolver sejenis pemutar lensa yang memiliki fungsi untuk mengatur besaran lensa objektif. Bagian ini bertujuan agar nilai pengamatan dapat diatur dengan mudah. Selain itu, revolver juga berfungsi sebagai tuas penyangga.
7. Reflektor
Reflektor mikroskop digunakan sebagai cermin pengatur, hal ini karena berfungsi untuk memantulkan cahaya. Adapun dua jenis cermin dalam reflektor, yakni cermin datang dan cermin cekung.
8. Diafragma
Diafragma dimanfaatkan untuk mengatur cahaya, bagian ini terletak di sekitar meja preparat. Sebagai pengatur jumlah cahaya yang masuk, pengamat dapat fokus dalam menentukan jumlah cahayanya.
9. Kondensor
Cara menggunakan kondensor pada microscope sangat mudah, pengamat cukup memutarnya ke kanan, kiri, naik, dan turun. Fungsi dari kondensor adalah untuk mengumpulkan cahaya yang memantul dari cermin, lalu cahaya tersebut akan difokuskan.
10. Meja
Meja microscope juga disebut sebagai meja kerja, karena fungsinya untuk menjadi tempat meletakkan objek penelitian. Meja ini dilengkapi dengan penjepit objek, sehingga objek tidak mudah goyah.
11. Penjepit Kaca
Sebenarnya, meja kerja mikroskop juga sudah ada penjepitnya, namun penjepit kaca tidak kalah penting dalam proses pengamatan. Penjepit kaca memiliki fungsi utama sebagai pelapis objek pengamatan, sehingga preparat tidak akan mudah bergeser.
12. Lengan
Bagian ini menjadi pegangan saat microscope akan dibawa atau dipindahkan. Inilah mengapa alat ini cenderung memiliki engsel pada kaki dan lengannya. Bagian lengan dapat diatur sesuai yang diinginkan, baik itu rebah maupun tegak.
13. Kaki
Kaki microscope berfungsi untuk menjadi penopang pada alat ini, sehingga alat tersebut dapat berdiri dengan tegak. Meskipun berada di bidang yang tidak datar sekalipun, benda ini akan tetap berdiri stabil. Kakinya sederhana dan melekat di lengang, karena sudah dilengkapi dengan perangkat semacam engsel di dalamnya.
14. Sendi Inklinasi
Sendi inklinasi adalah bagian terakhir pada microscope, fungsinya sangat penting karena menjadi pengatur sudut dalam pengamatan. Seperti namanya, bagian ini berfungsi untuk mengatur derajat kemiringan dan sudut tegak yang dibutuhkan oleh pengamat saat sedang meneliti objek.
Cara Memelihara Mikroskop Agar Tetap Terawat
Sebagai peralatan biologi yang sangat penting, maka alat ini harus dipelihara dengan baik. Oleh sebab itu, alat-alat laboratorium harus melalui pemeliharaan yang maksimal. Nah, berikut ini cara memelihara alat ini dengan baik:
- Simpan alat ini di tempat yang sejuk, kering, dan bebas dari kotoran. Baik itu debu, uap asam, maupun basa. Tempat yang ideal untuk digunakan adalah kotak khusus yang telah dilengkapi silica gel.
- Pada bagian non optik, sebaiknya dibersihkan menggunakan kain flanel saja. Jika ada debu yang terselip, bisa menggunakan kuas kecil.
- Lensa-lensa bisa dibersihkan menggunakan tisu lensa, namun tisu harus diberikan alkohol 70% terlebih dahulu. Jangan membersihkannya dengan sapu tangan maupun lap kain.
- Lensa objektif yang terdapat sisa minyak imersi bisa dibersihkan menggunakan xylol. Penggunaannya harus hati-hati agar tidak terkena bagian non optik, karena bisa merusak warna.
- Sebelum menyimpan, microscope harus selalu dibersihkan secara menyeluruh. Selain itu, atur juga meja kerja dan lensa objektif agar menjauh dari preparat. Lalu, turunkan juga kondensor dan lampu harus dikecilkan intensitasnya.
Sudah Tahu Apa itu Mikroskop?
Dalam bidang laboratorium, microscope sangatlah penting untuk mengamati objek penelitian. Oleh sebab itu, alat ini harus dibersihkan dan disimpan sebaik mungkin agar fungsinya bisa bekerja secara optimal!