Minyak goreng adalah salah satu bahan pokok yang sangat umum orang-orang gunakan dalam proses memasak. Masyarakat Indonesia mengenal dua jenis utama minyak goreng, yaitu minyak kemasan dan minyak curah.
Meskipun minyak goreng kemasan telah menjadi pilihan populer bagi banyak orang, minyak goreng curah tetap memiliki tempatnya sendiri dalam dunia kuliner. Maka dari itu, ketahui informasi selengkapnya di bawah ini, yuk!
Daftar ISI
Apa Itu Minyak Curah?
Minyak curah adalah hasil olahan minyak kelapa sawit yang tidak dalam bentuk murni, lalu produsen jual kepada pelanggan dalam kemasan plastik tanpa merek atau label. Biasanya produsen menjualnya dalam jumlah besar, seperti literan atau galon.
Meski hanya produk turunan, minyak goreng ini sudah melalui tahapan refining, bleaching, dan deodorizing. Kualitas yang di bawah minyak goreng kemasan menjadi salah satu alasan mengapa minyak ini memiliki harga yang lebih murah.
Sebab, minyak mengandung jumlah asam lemak yang lebih tinggi, mengakibatkan minyak ini rentan terhadap kerusakan dengan lebih cepat. Kandungan minyak yang ada dalam minyak curah adalah:
- Asam lemak jenuh: palmitat sekitar 5% – 15%, stearat sekitar 5% – 10%, dan miristat sekitar 1% – 5%.
- Asam lemak tak jenuh: palmitoleic sekitar 0.8% – 1.4%, linoleat sekitar 3% – 11%, dan oleat sekitar 70% – 80%.
Tujuan dari penggunaan jenis minyak goreng ini adalah untuk memenuhi kebutuhan besar dalam industri makanan dan meminimalisir penggunaan kemasan plastik yang berlebihan. Sehingga, banyak restoran, pabrik makanan, dan bisnis kuliner skala besar yang menggunakan minyak goreng ini.
Sejak tahun 2015, pemerintah melarang penjualan minyak goreng ini langsung ke konsumen. Namun, sayangnya penggunaan minyak ini karena alasan ekonomi atau karena memang tidak tahu bahayanya masih tetap ada di pasar-pasar tradisional.
Perbedaan Minyak Curah dan Minyak Goreng Kemasan
Pada dasarnya, proses pembuatan minyak curah berasal dari minyak jelantah atau minyak bekas penggorengan dengan proses pembuatan tradisional yang tidak sebaik minyak goreng kemasan atau premium.
Kemudian, proses pemurnian minyak goreng ini berlangsung pada tekanan tiga bar. Padahal idealnya pemurnian minyak seharusnya produsen lakukan dengan tekanan empat bar. Alasannya adalah karena apabila semakin tinggi tekanannya, maka kualitas minyak akan semakin baik.
Sedangkan dalam proses pemisahan padatan dan cairan pada pembuatan minyak goreng, produsen hanya melakukannya selama sepuluh jam saja, guna menekan biaya produksi dan harga jual. Sementara itu, produsen minyak goreng kemasan atau premium melakukannya selama dua puluh jam.
Apabila Anda menggunakannya secara langsung, hasil penggorengan antara kedua jenis minyak tidak jauh berbeda. Namun, jika kita memiliki pemahaman mengenai proses pemurnian serta kualitas asam lemak bebas dalam minyak goreng curah, pasti akan ada perbedaan yang signifikan.
Secara nilai higienis, turunan minyak goreng ini tentu lebih rentan terkontaminasi karena proses pengemasannya yang menggunakan tangki, drum, dan kantong plastik. Akibatnya selama penyimpanan, mungkin akan ada hewan yang masuk ke area penyimpanan atau karena tempat penyimpanannya rusak, berkarat, dan kotor.
Ciri-Ciri Minyak Curah
Beberapa ciri khas dari minyak goreng jenis ini antara lain:
1. Kemasan Besar
Ciri utama dari minyak curah adalah kemasan besar yang bisa mencapai beberapa liter hingga puluhan liter. Kemasan ini biasanya berupa drum atau galon yang produsen rancang khusus untuk memudahkan penanganan dan penggunaan dalam jumlah besar.
2. Harga Lebih Ekonomis
Minyak goreng ini cenderung lebih ekonomis daripada dengan minyak goreng kemasan kecil. Harga yang relatif ekonomis ini mendapat pengaruh dari fakta bahwa pembelian dalam jumlah besar biasanya memiliki harga per liter yang lebih rendah daripada dengan pembelian dalam kemasan kecil.
3. Banyak Digunakan oleh Industri Makanan Skala Besar
Minyak goreng ini umumnya digunakan oleh industri makanan skala besar seperti restoran, pabrik pengolahan makanan, dan hotel. Dengan kata lain, kebutuhan akan minyak dalam jumlah besar untuk menggoreng berbagai jenis makanan membuat minyak curah menjadi pilihan yang efisien.
4. Kontribusi Lingkungan
Penggunaan curah dapat membantu mengurangi limbah plastik dari kemasan minyak kecil yang sering tersedia dalam rumah tangga. Dengan mengurangi penggunaan kemasan plastik, dampak negatif terhadap lingkungan bisa berkurang.
Proses Pembuatan Minyak Curah
Proses pembuatan minyak melibatkan beberapa tahapan yang penting untuk menghasilkan minyak yang berkualitas, walaupun masih di bawah minyak goreng kemasan yang premium. Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam proses pembuatan minyak curah:
1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku utama dalam pembuatan minyak goreng adalah minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak jagung, atau minyak kelapa sawit. Pemilihan bahan baku yang berkualitas merupakan langkah awal yang krusial untuk menghasilkan minyak goreng yang baik.
2. Pengolahan Bahan Baku
Bahan baku minyak nabati akan melewati pengolahan melalui proses penghilangan kotoran, penggilingan, dan pengekstrakan minyak. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan minyak yang murni dan bebas dari kontaminan.
3. Pembersihan
Minyak hasil ekstraksi akan melalui tahap pembersihan lanjutan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran, air, dan partikel lain yang mungkin masih tercampur dalam minyak.
4. Pengolahan Panas
Minyak yang telah bersih akan melalui proses pemanasan untuk menghilangkan kelembapan yang tersisa. Proses pemanasan ini juga membunuh bakteri dan mikroorganisme lain yang mungkin ada dalam minyak.
5. Pengemasan dalam Kemasan Besar
Setelah melalui serangkaian tahap pengolahan, minyak curah siap dikemas dalam kemasan besar seperti drum atau galon. Kemasan ini terancang untuk menjaga kualitas minyak dan memudahkan penanganan serta penggunaan dalam skala besar.
6. Distribusi
Minyak yang sudah dikemas dalam kemasan besar akan didistribusikan kepada para pelanggan, seperti restoran, pabrik makanan, dan bisnis kuliner lainnya. Minyak goreng jenis ini biasanya dijual ke pasar tradisional, bukan pasar modern.
Kekurangan Penggunaan Minyak Curah
Tentu saja, perlu adanya pertimbangan dalam menggunakan minyak goreng curah yang telah melewati proses sedemikian rupa sehingga tidak sebagus minyak goreng kemasan. Berikut ini penjelasannya:
- Kemungkinan kontaminasi yang tinggi karena penyimpanan yang rentan dalam drum atau galon.
- Mudah mengalami oksidasi yang dapat menyebabkan perubahan rasa, aroma, dan kualitas nutrisi dalam minyak.
- Minyak ini dapat konsumen panaskan berulang kali sebelum mereka ganti. Cara ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pembentukan senyawa berbahaya.
- Kesulitan penyimpanan karena memerlukan ruang penyimpanan yang lebih besar.
Bahaya Terlalu Sering Menggunakan Minyak Curah
Lantaran minyak jenis ini tidak memiliki kualitas sesuai dengan persyaratan standar yang ada, berarti tidak ada jaminan kesehatan di dalamnya sama sekali. Berikut beberapa risiko yang mungkin timbul jika terlalu sering mengkonsumsi makanan yang diolah dengan minyak curah:
1. Meningkatnya Radikal Bebas dalam Tubuh
Minyak curah yang telah mencapai titik didihnya dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Terlalu banyak radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif hingga merusak sel-sel dalam tubuh.
2. Meningkatkan Risiko Kanker Payudara dan Kolesterol
Minyak goreng jenis ini mengandung senyawa yang memiliki sifat karsinogenik selama proses penggorengan. Selain itu, nutrisi, vitamin, mineral dan nutrisi dalam minyak rupanya telah mengalami perubahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Jika digunakan dalam waktu lama, minyak ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Seperti keracunan makanan, diabetes, kolesterol, penyakit kardiovaskular, hingga bahkan kanker payudara.
Sudah Tahu Kelebihan dan Kekurangan Minyak Curah?
Pada kesimpulannya, memang minyak curah merupakan salah satu solusi bagi industri makanan skala besar untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam jumlah besar. Dengan kemasan yang lebih besar dan harga yang lebih ekonomis, minyak goreng ini memiliki banyak keunggulan.
Proses pembuatannya melibatkan beberapa tahap penting, mulai dari pemilihan bahan baku hingga distribusi kepada pelanggan. Namun, penting untuk senantiasa berhati-hati dalam pemilihan dan penggunaan minyak goreng demi menjaga kualitas makanan serta kesehatan Anda dan keluarga.