Pengertian Mockup: Tujuan, Fungsi, Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Membuatnya

Pernahkah kamu memesan barang yang memiliki desain atau rancangan gambar? Sebelum barang tersebut masuk ke proses produksi, biasanya kamu akan mendapat kesempatan untuk melihat pratinjau versi digital yang disebut mockup. Beberapa mungkin sudah mendengar istilah ini, namun apakah sebenarnya mockup itu?

Apa itu Mockup?

Dalam dunia desain grafis, istilah mockup tentu sudah sangat tidak asing. Bahkan sebenarnya secara bahasa, istilah ini juga bisa kita sebut sebagai maket. Lantas, apakah definisi dari kedua istilah ini?

Arti istilah ini adalah visualisasi desain dalam bentuk digital pada sebuah produk sebelum masuk ke tahap produksi atau cetak. Di satu sisi, tahap ini juga merupakan tahap finalisasi sebuah desain meliputi segala macam aspek, mulai dari warna hingga tipografi untuk memastikan semuanya sudah tepat dan siap. 

Sedikit informasi, sayangnya di Indonesia, kata ‘maket’ sendiri tidak selamanya bisa menggantikan istilah mockup dalam beberapa kesempatan. Pada dasarnya, maket sudah menjadi istilah umum di dunia arsitektur untuk menyebut sebuah miniatur kecil yang menjadi konsep dasar dari pembangunan sebuah gedung.

Konsep Mockup: Low-fidelity & High-fidelity

Ada banyak hal yang menjadi alasan mengapa penerapan mockup itu penting. Bahkan sebenarnya, ia menjadi lebih penting agar klien dapat melihat bagaimana visualisasi desain tersebut pada produk yang ia pesan sebelum masuk ke proses cetak. 

Namun sebelum itu, perlu kamu ketahui tentang bagaimana pengelompokkan konsep visualisasi desain ini secara umum. Pertama, ada low-fidelity yang menunjukkan desain dalam keadaan yang masih sangat sederhana. 

Kedua, ada high-fidelity yang merupakan bentuk lebih sempurna dari yang pertama. Desain tahap ini sudah melalui proses panjang dengan hasil lebih kompleks. Misalnya, kombinasi warna huruf dengan latar yang sudah menyatu dengan baik, lalu penambahan beberapa visual efek untuk membuat desain lebih hidup.

Apa Tujuan Mockup?

Pertanyaan berikutnya yang perlu kita jawab adalah mengapa kita membutuhkan mockup? Jawaban lengkap akan kita bahas dalam penjelasan berikut ini.

1. Mendapat Persetujuan Sepenuhnya dari Klien

Saat sebuah pesanan masuk dari klien, tentu tidak butuh waktu lama bagi seorang designer untuk menggarap konsep dan menerapkannya dalam sebuah gambaran produk. Hal yang sama juga terjadi apabila menyangkut investor. Mereka tidak akan ragu untuk berinvestasi apabila mockup terlihat menarik dan sesuai harapan.

Memberikan waktu bagi para klien atau investor untuk melihat gambaran konsep ini terlebih dulu bertujuan untuk mendapat persetujuan. Apabila terdapat beberapa hal yang perlu direvisi, maka bisa dilakukan segera. 

Setelahnya, mereka tetap akan mendapat pratinjau lagi dan berhak menuntut revisi hingga hasil benar-benar sesuai keinginan. 

Mengapa harus demikian? Alur seperti ini sudah sangat umum untuk menghindari kesalahan sebelum masuk tahap produksi. Bayangkan, jika klien atau investor tersebut kecewa pada produk yang sudah terlanjur cetak karena tidak mendapat kesempatan untuk melihat pratinjau. Pada akhirnya, kedua belah pihak akan rugi. 

2. Memudahkan Proses Coding HTML

Tujuan kedua ini akan berkesinambungan jika kita berbicara tentang pengembangan website. Bagaimana mockup bisa mempermudah proses coding HTML? 

Bagi seorang web developer, pengadaan visualisasi desain akan sangat membantu karena rancangan di dalamnya terdapat beberapa elemen penting guna menulis coding

Elemen-elemen penting tersebut seperti jenis dan ukuran huruf sampai kode warna. Selain itu, dengan konsep desain digital, web developer akan lebih merasa lebih paham dengan apa yang harus ia lakukan kedepannya karena semua sudah tergambar jelas dalam rancangan.

3. Memudahkan Time Management

Seorang designer tentu perlu menetapkan dalam waktu berapa hari sebuah rancangan akan mencapai titik finalnya. Inilah tujuan dari pengadaan visualisasi desain yang berikutnya. 

Berhubung mockup berisikan banyak detail terkait desain sebuah produk, dari situ seorang designer bisa memetakan waktunya dari kapan proses pengembangan berlangsung hingga kapan semua selesai. Hanya saja, itu belum termasuk waktu pengajuan revisi yang biasanya sedikit lebih lama. 

Hal ini tentu juga memungkinkan lebih cepatnya pekerjaan lain untuk datang dan bisa desainer terima karena manajemen waktu dari satu proyek ke yang lain sudah jelas. 

Apa Fungsi Mockup?

Terlepas dari tiga tujuan sebelumnya, sekarang apa saja fungsinya?

1. Menjadi Media Presentasi dan Promosi

Fungsi pertama, pengadaan visualisasi desain produk bisa perusahaan gunakan sebagai salah satu media presentasi dan promosi untuk memasarkan jasa yang mereka jual. Selain itu, bisa juga untuk meyakinkan lebih banyak calon klien atau investor bahwa produk yang dijual akan sama detailnya dengan yang ada di gambar. 

2. Membuat Produk Fleksibel Terhadap Perubahan

Fungsi kedua sebenarnya berhubungan dengan tujuan pertama, yaitu sebuah desain yang masih dirancang akan selamanya fleksibel dengan berbagai perubahan. Maka dari itu, penting untuk menunjukkan mockup ke klien terlebih dahulu sebelum ketok palu untuk kemungkinan revisi yang bisa saja muncul kembali.

3. Menciptakan Kesan Desain yang Autentik

Fungsi berikutnya adalah untuk membuat produk atau apa pun itu terlihat nyata, meski masih dalam bentuk digital. Jadi, melalui pratinjau yang klien atau investor lihat, mereka bisa secara langsung membayangkan akan seperti apa produk tersebut jika sudah melalui tahap produksi atau peluncuran resminya.

4. Hemat Bagi Klien

Fungsi terakhir, pengadaan visualisasi desain akan memungkinkan klien untuk tidak merogoh kocek lebih dalam. Oleh sebab itu, klien berhak untuk meminta gambaran mockup dan menyampaikan bagian mana yang akan mendapat revisi jika menurut mereka ada kekurangan. 

Dengan begitu, tidak akan ada lagi kemungkinan untuk revisi setelah tahap ketok palu. Apabila klien ingin kembali revisi setelah melakukan persetujuan dan produk sudah proses produksi, maka mereka harus membayar biaya tambahan. 

Kelebihan dan Kekurangan Mockup

Mengingat tujuan dan fungsinya yang sama-sama baik, sudah pasti jika pengadaan visualisasi desain memiliki banyak keuntungan. Salah satunya mungkin kita bisa fokus kepada para pengguna jasa seperti klien dan investor yang sebenarnya membawa banyak peluang besar.

Dengan menunjukkan atau mempresentasikan hasil desain dari sebuah produk di hadapan mereka, sebenarnya selain untuk mendapat persetujuan, kita juga bisa menanamkan keyakinan lebih. Keyakinan ini menyangkut tentang seberapa kredibel dan profesional kamu, sebagai penyedia jasa dan produsen di hadapan mereka. 

Hasil mockup yang baik tentu akan menginisiasi munculnya berbagai macam rekomendasi dari satu klien ke calon klien yang lain. Dengan demikian, profesionalitas bisa terjaga dan bisnis semakin berjalan. Hanya saja, di balik itu semua, tetap ada hal yang menjadi kekurangannya. Apakah itu?

Bentuk kekurangannya bisa kita lihat dari segi efektifitas waktu. Meski seorang desainer bisa memperkirakan kapan sebuah proyek akan selesai, namun tetap saja revisi akan membuatnya lebih lama. Apalagi jika klien suka mengajukan revisi yang setengah-setengah, maka itu akan sangat membuang waktu.

Bagaimana Cara Membuat Mockup?

Mockup pada dasarnya memiliki beragam jenis dari desain situs atau aplikasi sampai barang-barang kecil seperti pakaian atau bahkan logo. Berikut kami sertakan cara pembuatan visualisasi desain menggunakan aplikasi Canva pada tas jinjing atau tote bag

1. Kunjungi Canva

step1

Langkah pertama, kunjungi Canva dan login ke akun kamu. Mudahnya, kamu bisa menggunakan akun Google.

2. Cari di Kolom Pencarian

step2

Pada kolom pencarian yang ada di halaman utama, ketik “mockup” dan klik cari. Secara otomatis, sistem akan menunjukkan banyak template yang bisa kamu pilih. 

3. Pilih Template

step3

Kamu bisa memilih template yang sesuai. Terdapat berbagai macam produk yang tersedia, seperti mug, kaos hingga tote bag

4. Sunting dan Kreasikan

step4

Lakukan penyuntingan sesuai keinginan. Manfaatkan segala fitur yang ada, seperti jenis font, ukuran huruf, warna, elemen hingga frame.  

5. Masukkan Gambar (Jika Perlu)

step5

Jika ingin memasukkan gambar lain, klik “Upload” yang ada di kolom bagian kiri dan cari gambar dari komputer milikmu. 

6. Unduh Mockup

step6

Jika semua penyuntingan telah selesai, klik “Share’ yang ada di sudut kanan atas dan klik ‘Download. Di langkah ini, kamu bisa menyimpan file dalam berbagai format, mulai dari JPG hingga PDF. 

Sudah Tahu Apa itu Mockup?

Jika disimpulkan, mockup bisa menjadi tahap awal sekaligus akhir dari sebuah perencanaan desain produk. Selain itu, penting bagi seorang desainer maupun web developer untuk memberikan pratinjau dari desain yang akan masuk tahap final agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan klien yang bisa jadi membawa peluang besar.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page