Pada dasarnya, ada tiga jenis adaptasi yang dilakukan oleh hewan, yaitu fisiologi, morfologi, dan tingkah laku. Adaptasi morfologi setiap jenis hewan berbeda-beda, tak terkecuali belalang yang memiliki morfologi golongan serangga yang memiliki bentuk tubuh sedemikian rupa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Serangga belalang bisa Anda temukan dengan mudah di Indonesia terutama di persawahan dan perkebunan. Belalang termasuk hewan invertebrata yang tidak memiliki tulang belakang dan masuk ke dalam ordo orthoptera. Bagaimana belalang beradaptasi dengan lingkungannya?
Daftar ISI
Pengertian Adaptasi Morfologi pada Hewan
Sebelum membahas secara khusus mengenai adaptasi morfologi pada serangga belalang, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian dari adaptasi itu sendiri. Adaptasi morfologi pada hewan adalah upaya untuk menyesuaikan bentuk tubuh terhadap lingkungan.
Bentuk tubuh yang dimaksud adalah bagian luar dari tubuh seperti alat-alat tubuh yang meliputi bentuk gigi, paruh, kaki, mulut, dan lain sebagainya. Setiap hewan memiliki bentuk morfologis yang berbeda, misalnya morfologi antara serangga dan unggas. Pembahasan kali ini akan memaparkan tentang morfologi belalang.
Tahukan Anda bahwa ribuan spesies belalang telah tersebar di seluruh dunia? Anda mungkin pernah melihat belalang berwarna hijau, lalu di lain waktu menjumpai belalang berwarna coklat. Ragam jenis belalang memang beragam yaitu mulai dari belalang daun, belalang kayu, belalang sembah, belalang batu, dan lain sebagainya.
Nah, belalang-belalang tersebut mempunyai caranya tersendiri untuk beradaptasi terhadap lingkungan secara morfologi menggunakan bentuk tubuhnya. Penasaran bagaimana cara hewan ini beradaptasi secara morfologi? Simak terus pembahasannya di bawah ini.
Klasifikasi Morfologi Belalang
Serangga satu ini termasuk ke dalam golongan herbivora yaitu pemakan dedaunan dan masuk ke dalam ordo Orthoptera dengan famili Acrididae. Akan tetapi, sebenarnya ada belalang lain yang masuk ke ordo Manthodea dan ordo Phasmatodea.
Jadi, klasifikasi belalang masuk ke dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, dan kelas Insecta. Pada kelas insecta ini, klasifikasi morfologi belalang terbagi menjadi 3 ordo yang meliputi Orthoptera, Mantodea, dan Phasmatodea.
1. Ordo Orthoptera
Spesies ordo Orthoptera berjumlah sekitar 20 ribu spesies sehingga ordo ini memiliki populasi belalang yang melimpah. Karakteristik belalang yang masuk ke dalam ordo Orthoptera antara lain kaki bagian belakang panjang untuk melompat atau mengeluarkan bunyi dari gesekan sayap dan kakinya.
Contoh belalang dengan karakteristik morfologi belalang tersebut adalah belalang sawah, belalang kayu, dan belalang hijau. Belalang yang termasuk ke dalam ordo Orthoptera cenderung pemakan dedaunan dan merupakan hewan herbivora. Anda mestinya sering menjumpai belalang hinggap di tanaman, bukan?
Bagi petani, belalang termasuk hama serangga yang merusak tanaman di persawahan maupun perkebunan.
2. Ordo Mantodea
Berbeda dari ordo Orthoptera yang berisi belalang herbivora, pada ordo Mantodea belalang termasuk serangga karnivora di mana makanan utamanya adalah serangga. Terdapat sekitar 2 ribu lebih spesies belalang yang masuk ke dalam ordo ini.
Karakteristik morfologi dari belalang ordo Mantodea antara lain predator yang memiliki kemampuan memburu dengan baik, mempunyai kaki depan yang panjang dan bergerigi, dan kepalanya dapat diputar sampai 360 derajat. Contoh belalang yang masuk ke ordo ini adalah belalang sembah.
Belalang sembah juga kerap disebut sebagai dengan nama praying mantis. Sebab, bentuk dari belalang sembah menyerupai orang yang sedang berdoa karena kedua tangannya menengadah ke atas. Makanan utama belalang sembah adalah serangga seperti kupu-kupu atau jangkrik, bahkan ada yang memakan sejenisnya.
3. Ordo Phasmatodea
Kebanyakan dari serangga yang masuk ke dalam kategori ordo Phasmatodea memiliki bentuk tubuh yang menyesuaikan lingkungan tempat tinggalnya. Sebagian dari serangga ordo ini mempertahankan diri dengan cara mensekresikan zat racun.
Contoh belalang yang termasuk anggota ordo Phasmatodea adalah belalang daun. Sesuai dengan namanya, belalang daun memiliki morfologi bentuk dan warna seperti daun, sehingga mampu untuk berkamuflase. Kamuflase adalah kemampuan belalang daun untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya.
Belalang ini bisa berbaur dengan dedaunan lantaran memiliki pembuluh darah yang menyerupai serat daun. Makanan belalang ini adalah tumbuhan karena belalang daun termasuk golongan hewan herbivora.
Fungsi Morfologi Belalang
Bentuk morfologi belalang mencerminkan bagaimana kemampuan mereka beradaptasi dengan lingkungan. Tubuh serangga belalang terdiri dari tiga bagian utama yang meliputi kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Selain itu, kaki belalang berjumlah 6 bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena.
Berikut adalah penjelasan mengenai bagian utama tubuh belalang beserta fungsinya:
1. Kepala
Pada bagian morfologi kepala belalang, terdapat sepasang mata majemuk, 3 mata tunggal atau oceli, mulut tipe penggigit dan pengunyah, dan sepasang antena. Kepala serangga ini umumnya berfungsi untuk menerima sensoris, mengumpulkan makanan, atau perpaduan saraf.
Kepala mencakup organ mulut yang memiliki beberapa bentuk tipe mulut. Mulai dari tipe penghisap, penusuk dan penghisap, penghisap dan penjilat, serta penggigit dan pengunyah. Belalang termasuk yang mana? Belalang termasuk serangga dengan tipe mulut penggigit dan pengunyah.
Fungsi tipe mulut penggigit dan pengunyah ini adalah untuk memakan sumber makanan seperti tumbuhan atau serangga. Belalang bisa kuat menggigit makanannya lantaran memiliki rahang atas dan bawah yang kuat. Selain itu, antena pada belalang ada yang berukuran pendek dan panjang.
2. Dada (Toraks)
Pada bagian dada belalang, terdapat organ gerak yang digunakan untuk berpindah tempat. Organ gerak tersebut meliputi 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap. Kaki bagian belakang belalang umumnya memiliki femur yang lebih besar dan panjang daripada femur kaki depan.
Kaki bagian depan belalang berfungsi untuk berjalan, menempel pada permukaan, dan menahan beban ketika mendarat. Sedangkan kaki bagian belakang belalang berfungsi untuk melompat. Kaki belalang mendorong tubuh seperti melontarkan peluru saat melompat.
Namun, untuk morfologi belalang spesies belalang sembah mempunyai tipe kaki raptorial atau sepasang kaki depan yang berperan sebagai lengan untuk memegang dan menangkap mangsa. Lalu, untuk bagian sayapnya, bagian sayap depan tidak terlalu lebar dan sayap belakangnya tipis.
3. Perut (Abdomen)
Perut serangga belalang terdiri dari 11 segmen berupa organ pendengaran, reproduksi, pencernaan, peredaran darah, dan pernapasan. Segmen bagian depan terdapat membran timpani atau organ pendengaran. Uniknya, alat pendengaran belalang berada di bagian perut, sehingga belalang tidak dapat membedakan suara dengan baik.
Sedangkan pada segmen organ reproduksi terdapat alat okulasi untuk jantan dan ovipositor untuk betina.
Itu tadi adalah penjelasan mengenai bagian tubuh utama belalang yang terdiri dari kepala, dada, hingga perut. Masing-masing bagian memiliki organ penting yang memiliki peran fungsinya tersendiri.
Pada morfologi belalang, bentuk tubuh disesuaikan mengikuti kondisi lingkungan sekitarnya. Penyesuaian bentuk tubuh tersebut bisa berupa tipe mulut, kaki, sayap, antena, dan lain sebagainya.
Sudahkan Anda Mengenali Morfologi Belalang?
Adaptasi morfologi belalang merupakan kemampuan belalang untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Setiap hewan memiliki caranya tersendiri untuk beradaptasi secara morfologi dengan lingkungannya. Termasuk serangga belalang yang bisa bertahan hidup lama.
Apalagi, salah satu alasan mengapa belalang bisa hidup lama tidak lain karena kemampuan adaptasi morfologinya. Anda bisa melihatnya melalui tipe mulut, kaki, hingga sayap. Masing-masing bagian tersebut memiliki peran dan fungsinya yang disesuaikan dengan keadaan alam lingkungan sekitar.
Untuk menambah pengetahuan wawasan terkait penyesuaian bentuk tubuh belalang terhadap lingkungan, Anda bisa melakukan observasi kepada belalang yang ada di sekitar rumah. Amati bagaimana bentuk tubuh belalang tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.