Lautan menjadi wilayah perairan yang menutupi lebih dari 70 persen permukaan Bumi. Tak hanya sangat luas, laut juga sangatlah dalam dan memiliki beragam bentuk relief tidak rata yang dikenal sebagai morfologi dasar laut.
Melalui artikel ini, kamu akan menjelajahi apa saja yang termasuk dalam relief atau morfologi laut, agar lebih memahami seberapa menakjubkannya keindahan alam dasar air yang ada di muka Bumi.
Daftar ISI
Apa Itu Morfologi Dasar Laut?
Sebagai pengantar singkat, morfologi dasar laut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bentuk dan struktur fisik geografis Bumi yang terdapat di dasar lautan, termasuk bentuk cekungan, tonjolan, hingga retakan.
Struktur dasar laut mencakup berbagai formasi dan kontur yang terbentuk melalui proses geologis dari luar (eksogen) dan dalam Bumi (endogen). Seperti aktivitas tektonik, erosi, pengendapan sedimen, aktivitas vulkanik, fenomena perairan, angin, dan aktivitas gletser.
Jenis Bentuk Morfologi Dasar Laut
Konsep morfologi dasar laut hampir sama seperti morfologi permukaan daratan Bumi yang memiliki dataran tinggi dan rendah, pegunungan, bukit, lembah, dan lain sebagainya. Hanya saja, penamaan bagian-bagian dari struktur dasar laut sedikit berbeda dan cenderung unik. Berikut ini adalah beberapa jenis bentuk morfologi laut yang perlu kamu ketahui:
1. Paparan Benua (Continental Shelf)
Paparan benua atau continental shelf adalah bagian dari dasar laut yang sedikit miring dan terletak di sepanjang garis pantai benua. Bagian laut ini merupakan perpanjangan dari daratan dengan kedalaman yang relatif dangkal, yaitu sekitar kurang dari 200 meter di bawah permukaan laut (mdpl).
Wilayah paparan benua umumnya masih mendapatkan banyak sinar matahari dan nutrisi dari daratan. Sehingga, paparan benua menjadi habitat terbaik bagi kehidupan laut, seperti ikan, moluska, krustasea, dan berbagai organisme laut lainnya.
2. Lereng Benua (Continental Slope)
Morfologi dasar laut berikutnya adalah lereng benua atau continental slope. Lereng benua terletak di luar paparan benua dan merupakan peralihan antara paparan benua dengan dataran abisal yang lebih dalam.
Bagian laut ini memiliki kedalaman mencapai 200 sampai 1.800 meter di bawah permukaan laut dan kemiringan hingga sekitar 3 sampai 5 derajat. Meskipun demikian, lereng benua masih menjadi habitat terbaik bagi berbagai spesies ikan, cumi-cumi, udang, dan makhluk hidup lainnya.
3. Pulau Gunung Api Laut
Pulau gunung api laut yang juga dikenal sebagai pulau vulkanik bawah laut adalah struktur dasar laut yang terbentuk karena fenomena geologis. Di mana badan hingga kepala beberapa gunung berapi aktif atau mati akan muncul di atas permukaan laut dan membentuk pulau.
Salah satu contoh pulau gunung api laut yang ada di Indonesia adalah Pulau Gunung Api Banda, Maluku Tengah. Kepulauan gunung api laut tersebut masih aktif dan dapat mengalami aktivitas vulkanik seperti erupsi, pelepasan gas, dan gempa bumi sewaktu-waktu.
4. Ambang Laut (Drempel)
Ambang laut atau drempel adalah bentuk morfologi dasar laut selanjutnya berupa perbukitan atau pegunungan di dasar samudera dengan ketinggian yang relatif rendah dan membentang secara horizontal.
Bagian dalam laut ini terletak di antara pulau-pulau atau di antara dua palung laut (trench). Sehingga, ambang laut dapat berfungsi sebagai penghubung atau penghalang antara wilayah-wilayah geografis di dasar laut. Serta dapat memisahkan zona laut yang berbeda, misalnya menghubungkan perairan dangkal dan terbuka.
5. Gunung Api Laut (Seamount)
Apabila pulau gunung api laut terdiri dari satu atau beberapa badan gunung yang membentuk pulau di atas permukaan laut, berbeda halnya dengan gunung api laut atau seamount. Sebab, gunung api laut secara spesifik merupakan gunung yang terletak di bawah permukaan laut dengan puncak yang runcing.
Gunung api laut merupakan fitur geologis yang menonjol di dasar laut dan dapat mencapai ketinggian yang signifikan dari dasar laut di sekitarnya. Biasanya, gunung api laut muncul di kedalaman laut mulai dari 1.000 sampai 4.000 meter dari permukaan dasar laut.
6. Punggung Laut
Punggung laut menjadi morfologi dasar laut lainnya yang begitu unik. Sebab, alih-alih hanya muncul di dasar laut atau mungkin muncul di atas permukaan laut. Punggung laut merupakan rangkaian pegunungan bawah laut yang memanjang ribuan kilometer di tengah samudera akibat aktivitas tektonik dasar laut.
Morfologi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu rise dan ridge. Rise adalah jenis punggung laut yang memiliki kemiringan relatif landai, sementara ridge adalah jenis punggung laut yang memiliki kemiringan lebih curam.
7. Guyot (Tablemount)
Guyot atau tablemount merupakan jenis gunung vulkanik bawah laut yang memiliki ciri khas berupa puncaknya yang datar atau hampir datar. Sehingga, struktur dasar laut ini tidak bisa mencapai atas permukaan laut seperti halnya gunung laut lainnya.
Guyot memiliki ujung yang terisolasi dan lereng curam yang hebatnya masih bisa menjadi habitat bagi berbagai kehidupan laut. Lereng curam guyot menyediakan lingkungan yang kaya akan nutrisi dan menarik bagi organisme, seperti karang, spons, dan spesies ikan laut dalam.
8. Lubuk Laut atau Abisal (Basin)
Lubuk laut atau basin adalah morfologi dasar laut berupa cekungan di dalam laut yang biasanya berada di dalam samudra atau wilayah laut dalam tertentu dan terletak di antara punggung laut dan dataran kontinental.
Wilayah lubuk laut menjadi wilayah lautan yang lebih dalam daripada perairan sekitarnya, tetapi tidak sedalam palung laut (trench), tepatnya memiliki kedalaman 2.000 meter. Karakteristik lubuk laut adalah cekungan oval yang terbentuk sebagai hasil dari penurunan permukaan dasar laut.
9. Palung Laut (Trench)
Setelah abisal, dasar laut juga memiliki lembah yang lebih dalam dan curam, yaitu palung laut atau trench. Secara teori, palung laut adalah cekungan lembah yang sangat dalam dan sempit di dasar samudera akibat dari aktivitas tektonik dan penurunan permukaan dasar laut.
Umumnya, palung laut memiliki kedalaman sekitar ribuan hingga belasan ribu meter yang menembus dasar laut. Sebut saja Palung Laut Jawa yang berkedalaman 8.000 meter, Palung Laut Jepang yang berkedalaman 9.435 meter, dan Palung Laut Mariana yang berkedalaman 11.000 meter.
10. Cembungan Laut
Cembungan laut atau seabed bulge adalah satu bagian pada morfologi dasar laut yang berkarakteristik adanya cembungan atau kenaikan kecil yang memanjang dan melebar pada permukaan dasar laut.
Wilayah dasar laut ini umumnya terbentuk sebagai hasil dari tekanan dan aktivitas tektonik dasar laut yang mengakibatkan terbentuknya lipatan pada permukaan laut. Cembungan laut dapat kamu temukan di berbagai lokasi di seluruh dunia. Terutama di sepanjang zona subduksi atau batas lempeng tektonik yang saling bertemu.
11. Atol
Relief laut terakhir ini merujuk pada sebuah formasi geologis di tengah samudera berupa sekumpulan terumbu karang yang tumbuh melingkar di sekitar sebuah pulau gunung api yang tenggelam. Sehingga, tak jarang atol akan terlihat seperti cincin yang mengelilingi laguna laut dangkal jika dilihat dari atas.
Atol yang terdiri dari deretan terumbu karang menjadi ekosistem terbaik bagi ikan-ikan laut berukuran kecil. Sebab, atol dapat berfungsi sebagai rumah dan sumber makanan. Selain itu, atol juga berperan dalam mempercantik lautan dangkal dan sebagai tempat penelitian.
Morfologi Dasar Laut Begitu Beragam dan Menakjubkan, Bukan?
Itu dia beberapa morfologi dasar laut yang harus kamu pelajari sekaligus jaga dengan baik, karena mencerminkan keindahan dan kompleksitas alam bawah laut. Paparan benua hingga atol tidak akan tercipta di muka Bumi ini tanpa alasan dan tujuan yang tidak bermanfaat bagi manusia.
Semoga melalui artikel ini, kamu dapat memastikan bahwa ekosistem laut tetap lestari. Serta dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kehidupan kita serta generasi mendatang.