Niat Mandi Wajib bagi Pria maupun Wanita & Tata Caranya, Simak!

Seperti apa niat mandi wajib bagi pria dan pelaksanaannya? Mandi besar merupakan cara bersuci yang telah ditetapkan dalam agama Islam karena sebab tertentu. Mandi wajib tidak sama dengan mandi biasa, meskipun dalam pelaksanaannya ada beberapa kesamaan yaitu sama-sama membasuh badan.

Perbedaannya terletak pada niat bahwa Anda akan melaksanakan mandi wajib. Selain itu, terdapat beberapa kesunnahan lain yang menjadi anjuran untuk Anda laksanakan. Berikut pembahasan selengkapnya seputar mandi wajib.

Pengertian Mandi Wajib

Cara untuk menjaga seseorang dalam keadaan suci yaitu dengan berwudhu dan mandi besar. Mandi wajib merupakan aturan bagi umat Islam yang mengharuskannya untuk melaksanakan mandi karena sebab tertentu.

Sementara itu, dalam bahasa Arab, kata mandi asalnya dari al-ghuslu yaitu mengalirkan air pada sesuatu. Secara istilah, al-ghuslu maknanya mengalirkan air pada seluruh badan beserta niat serta tata cara yang secara khusus untuk bersuci dari hadas besar.

Niat Mandi Wajib bagi Pria

Perlu dipahami, seseorang diwajibkan untuk mandi besar atau mandi wajib karena salah satu hal berikut ini:

  • Keluarnya mani baik karena mempermainkannya, mimpi basah, maupun gairah yang diakibatkan oleh pikiran atau penglihatan.
  • Berhubungan seksual atau jimak, meskipun tidak sampai mengeluarkan mani.

Seseorang yang dalam kondisi junub haram untuk melaksanakan shalat. Selain itu, diharamkan bagi mereka untuk duduk di masjid, membaca al-Quran, dan lain-lain. Mereka harus melaksanakan mandi besar atau mandi wajib terlebih dahulu sebelum melakukan hal-hal tersebut.

Untuk bacaan niat mandi wajib bagi pria dan wanita tidak jauh berbeda, yaitu: 

Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta’aala.”

Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar karena Allah Ta’ala.

Tata Cara Mandi Wajib

Sama halnya dengan niat mandi wajib bagi pria dan wanita, tata caranya pun juga sama. Untuk cara melaksanakan mandi wajib juga sangat mudah. Secara umum, ada dua hal penting dan ini sudah cukup membuat mandi besar Anda sah.

Pertama adalah niat dan kedua meratakan air ke seluruh anggota tubuh. Dengan melakukan dua hal tersebut, maka mandi wajib Anda sudah sah. Akan tetapi, tentu seseorang ingin melaksanakan mandi besar tersebut lengkap dengan sunnah-sunnah yang ada.

Bagi yang ingin melaksanakan mandi wajib tanpa kehilangan sunnah-sunnahnya, berikut tata caranya:

  • Masuk kamar mandi lalu ambil air dan basuh tangan dulu. Lakukan hingga tiga kali.
  • Membersihkan segala najis dan kotoran yang menempel di badan.
  • Berwudhu seperti halnya ketika Anda hendak melaksanakan shalat. Tata cara dan niat wudhunya juga sama dan akhiri dengan membasuh kaki.
  • Selanjutnya, mulailah melakukan mandi besar dengan cara mengguyur kepala terlebih dahulu hingga tiga kali. Bersamaan dengan itu, Anda juga harus berniat menghilangkan hadas besar.
  • Guyur anggota badan sebelah kanan sampai tiga kali. Lalu lanjutkan dengan mengguyur anggota badan sebelah kiri sebanyak tiga kali.
  • Jangan lupa menyela rambut serta jenggot (jika punya).
  • Pastikan bahwa air juga mengalir ke lipatan kulit serta pangkal rambut.
  • Sebaiknya hindarkan tangan Anda dari menyentuh kemaluan. Jika sampai tersentuh, Anda harus berwudhu kembali ketika selesai mandi wajib.

Sebagai tambahan, pastikan Anda sudah mengguyur air ke semua bagian tubuh. Jangan menggunakan sabun atau bahkan sampo jika Anda belum yakin semua bagian tubuh Anda sudah terguyur air. Setelah Anda yakin, baru Anda bisa membersihkan diri dengan sabun maupun sampo.

Sebab Seseorang Harus Mandi Wajib

Tentunya seseorang harus melaksanakan mandi wajib dengan sebab tertentu. Berikut informasi selengkapnya.

1. Keluar Mani

“Hai untuk kalian orang-orang yang beriman, janganlah untuk kamu shalat dalam keadaan mabuk, hingga kamu mengerti apa yang telah kamu ucapkan, dan jangan datangi masjid sedangkan kamu dalam keadaan yang junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi”.

Menurut keterangan pada QS: An-Nisa ayat 43 di atas, bahwa setelah berhubungan intim atau berjunub, maka baik laki-laki dan perempuan wajib mandi besar. Jika tidak, maka mereka haram untuk melaksanakan shalat dan masuk masjid. Melalaikannya pun akan berdosa.

Selain itu, Rasulullah juga menjelaskan melalui hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim:

“Ummu Sulaim berkata, ’Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah tidak malu terhadap masalah kebenaran, apakah seorang wanita wajib untuk mandi ketika dia bermimpi? Nabi SAW menjawab, ’Ya, jika dia melihat air.”

2. Bersentuhnya Alat Kelamin Meskipun Tidak Keluar Mani

Rasulullah bersabda seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah “Jika seseorang duduk di antara bagian tubuh perempuan yang empat, di antara dua tangan serta dua kakinya lalu menyetubuhinya, maka wajib untuk mandi, meskipun mani keluar atau tidak.” (HR. Muslim).

Berdasarkan keterangan hadis di atas, bahwa ketika suami-istri melakukan hubungan badan dan telah bertemunya kemaluan, maka harus melakukan mandi wajib. Bahkan ketika keduanya tidak mengeluarkan mani, harus tetap mandi wajib.

3. Haid dan Nifas

Darah yang keluar karena haid dan nifas maka status darah tersebut menjadi darah kotor, najis, serta menjadikan wanita tidak suci. Dengan begitu, ketika seorang wanita sudah melewati masa haid maupun nifas, wajib baginya untuk bersuci dengan melaksanakan mandi wajib. 

Jika tidak, maka wanita tersebut haram untuk melaksanakan ibadah seperti shalat, memegang mushaf Al-Quran, dan lain-lain.

Hal ini sesuai dengan perkataan Rasulullah yaitu “Tinggalkan shalatmu selama saat engkau mendapatkan haid, lalu mandilah serta shalatlah.” (Muttafaq Alaih).

4. Karena Kematian

Sebab lain yang mengharuskan seseorang untuk mandi besar adalah karena kematian. Hal ini seperti hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa Rasulullah pernah berkata dalam keadaan berihram pada seseorang yang telah meninggal karena terhempas oleh untanya, “mandikanlah ia dengan air juga daun bidara.”

Berdasarkan penjelasan hadis tersebut, seseorang yang meninggal dunia wajib dimandikan meskipun orang tersebut dimandikan orang lain. Setelah selesai mandi wajib, maka orang tersebut akan dishalatkan terlebih dahulu setelah itu baru dimakamkan.

Apakah Setelah Berhubungan Harus Langsung Mandi Wajib?

Pertanyaan yang kerap muncul, apakah setelah berhubungan suami-istri maka harus langsung mandi wajib? Jawabannya tentu tidak harus.

Seseorang yang selesai berhubungan suami-istri, maka baginya tidak dianjurkan untuk langsung mandi wajib. Misalnya ketika selesai berhubungan di malam hari dan sudah melaksanakan shalat isya, maka orang tersebut tidak perlu langsung mandi wajib.

Bagaimana ketika ingin minum atau menyantap makanan? Sebaiknya berwudhu terlebih dahulu meskipun belum mandi wajib. Untuk cara wudhunya sama seperti ketika Anda wudhu saat akan melaksanakan shalat.

Akan tetapi, ketika berhubungan badan setelah ibadah ashar dan ternyata sudah memasuki waktu maghrib, maka Anda harus mandi wajib. Jangan menundanya karena Anda harus melaksanakan shalat maghrib.

Kesimpulan

Sekian pembahasan tentang niat mandi wajib bagi pria maupun wanita dan tata cara melaksanakannya. Sekarang Anda sudah memahami bahwa ada beberapa penyebab seseorang harus melakukan mandi wajib.

Untuk tata caranya juga sangat mudah dan untuk kesempurnaan, Anda juga bisa mandi wajib dengan melaksanakan sunnah-sunnahnya. Semoga bermanfaat.

Share: