Catat! Ini Niat Puasa Tarwiyah serta Keutamaannya

Pada tanggal 10 Dzulhijjah 1444 H atau 28 Juni 2023 nanti, umat Islam di seluruh dunia akan memperingati Hari Raya Idul Adha. Namun, dua hari sebelum itu, ada beberapa amalan sunnah yang bisa dilaksanakan oleh umat Islam, salah satunya puasa tarwiyah pada 8 Dzulhijjah 1444 H atau 26 Juni 2023. Sudah tahukah kamu niat puasa tarwiyah? 

Jika nantinya kamu berencana untuk menunaikan puasa sunnah ini, ada beberapa hal yang wajib kamu ketahui, mulai dari niat hingga keutamaannya. Untuk tahu lebih lengkapnya, pantengin artikel berikut sampai habis!

Penamaan Tanggal 8 Dzulhijjah Sebagai Hari Tarwiyah

Kata “tarwiyah” secara harfiah dalam bahasa Arab berarti “menyediakan air” atau “mengisi bekal air”. Penggunaan kata “tarwiyah” yang lebih umum, ditemukan dalam konteks ibadah haji. 

Pada tanggal 8 Dzulhijjah, sebelum memasuki tanggal 9 Dzulhijjah yang merupakan hari Arafah, jamaah haji melakukan persiapan untuk perjalanan menuju Mina. Persiapan tersebut meliputi mengisi persediaan air dan bekal makanan. Hari tersebut kemudian dikenal sebagai “hari Tarwiyah” karena aktivitas persiapan ini.

Singkatnya, tarwiyah dikenal sebagai hari persiapan menjelang ibadah haji di tanah suci Makkah. Puasa sunnah Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah sebagai salah satu amalan sunnah yang dianjurkan, terutama bagi umat muslim yang belum mampu menunaikan ibadah haji. 

Menurut berbagai sumber, tanggal 8 Dzulhijjah ini juga bermakna perenungan. Maksudnya, hari tarwiyah ini merupakan momentum bagi umat muslim untuk merenung dan memperbanyak amalan shaleh. Selain itu, ada tiga pendapat mengenai asal usul penamaan tanggal 8 Dzulhijjah sebagai hari tarwiyah, di antaranya:

  • Hari perenungan Nabi Adam ketika hendak membangun Ka’bah.
  • Sebagai perenungan bagi Nabi Ibrahim setelah bermimpi mendapat perintah untuk menyembelih anaknya sendiri.
  • Sebagai perenungan jemaah haji mengenai doa-doa yang hendak dipanjatkan pada hari Arafah.

Hadits Tentang Puasa Tarwiyah 

Anjuran tentang pelaksanaan puasa sunnah Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah tertuang pada beberapa hadits. Salah satunya adalah pada yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang artinya:

“Dari Ibnu Abbas diriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:  Tiada hari-hari di mana amal shaleh lebih disenangi Allah pada hari itu daripada hari-hari ini, maksudnya adalah 10 hari Dzulhijjah. Kemudian, para sahabat bertanya: Bukan pula jihad, wahai Rasulullah? Rasul menjawab: Bukan pula jihad di jalan Allah melainkan seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya, kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi.”

Dalam hadits lain tercantum bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Tidak ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini.” (Sunan at-Tirmidzi)

Lafal Niat Puasa Tarwiyah beserta Terjemahannya

Sebelum menunaikan suatu ibadah, setiap muslim diwajibkan melakukan niat lillahi ta’ala terlebih dahulu, baik itu dilafalkan maupun tidak. Hal ini juga berlaku pada ibadah puasa sunnah tarwiyah yang jatuh pada 8 Dzulhijjah 26 Juni nanti. 

Bedanya dengan puasa wajib, niat puasa sunnah tidak harus dilafalkan pada malam hari. Kamu bisa membaca niatnya pada siang hari selama belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa kamu, misalnya makan atau minum. 

Batasnya adalah sampai sebelum tergelincirnya matahari atau masuk waktu dzuhur. Lantas, bagaimana bacaan niat puasa tarwiyah? Berikut ini lafal dan juga terjemahannya:

Nawaitu shauma tarwiyyata sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Saya niat puasa tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”

Atau, kamu juga bisa menggunakan lafal berikut:

Nawaitu shauma ghadin ‘an aada’I sunnati yaumit tarwiyati lillahi ta’ala

Artinya: “Saya berniat puasa sunnah tarwiyah esok hari karena Allah ta’ala.”

Keutamaan Menunaikan Puasa Tarwiyah

Setelah mengetahui niat puasa tarwiyah, kamu juga perlu tahu apa saja keutamaan atau keistimewaan yang bisa kamu dapatkan dengan melaksanakan ibadah puasa sunnah ini. Keutamaan-keutamaan tersebut di antaranya:

1. Menghapus Dosa Setahun

Salah satu keistimewaan utama dari puasa tarwiyah adalah bisa menghapus dosa-dosa yang telah kamu lakukan dalam kurun waktu setahun yang lalu, tentunya dengan izin Allah ta’ala, ya. Keistimewaan ini termuat di dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Syekh Al-Isfahani dan Ibnu Najar. Bunyinya:

“Puasa hari tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Sedangkan puasa hari arafah mampu menghapus dosa dua tahun.”

2. Kesempatan Memperoleh Pahala Seperti Nabi Ayyub a.s

Keutamaan lainnya yang juga tak kalah istimewa jika kamu menunaikan puasa tarwiyah adalah kesempatan untuk mendapatkan pahala seperti yang diperoleh Nabi Ayyub saat mendapat cobaan tertimpa penyakit kusta. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan di riwayat dari Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafa-is.

Artinya adalah sebagai berikut:

“Barangsiapa yang berpuasa pada hari tarwiyah, maka Allah ta’ala akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayyub AS atas musibahnya. Barangsiapa yang berpuasa pada hari arafah, maka Allah ta’ala akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa AS.” 

Ibadah Lainnya di Bulan Dzulhijjah Selain Puasa Tarwiyah

Selain puasa Tarwiyah, terdapat beberapa ibadah lain yang dianjurkan dilakukan umat muslim pada bulan Dzulhijjah. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Ibadah Haji

Bulan Dzulhijjah memang dikenal sebagai musim haji. Ibadah haji adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan perizinan. Pada tahun 2023 ini, puncaknya jatuh pada tanggal 8–13 Dzulhijjah atau pada 26 Juni–2 Juli 2023 nanti. 

2. Penyembelihan Hewan Kurban

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha. Salah satu aspek penting dari Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban. 

Umat Muslim yang mampu secara finansial disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban, seperti domba, sapi, atau kambing, sebagai bentuk pengorbanan dan mengikuti jejak Nabi Ibrahim a.s.

3. Ibadah Sunnah pada 10 Dzulhijjah

Selain penyembelihan hewan kurban, terdapat pula ibadah-ibadah sunnah yang dianjurkan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Misalnya, melaksanakan salat Idul Adha, membaca takbir, dan berzikir. Ini sekaligus menjadi momen penting bagi umat Islam untuk memanjatkan doa-doa, agar amalan dan ibadahnya diterima.

4. Puasa Arafah

Sehari setelah puasa tarwiyah, kamu juga bisa sekalian menunaikan ibadah puasa Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini termasuk sunnah muakkad (sunnah yang sangat dijanjutkan), baik bagi orang yang sedang menjalankan ibadah haji maupun yang tidak. 

Sebab, puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar, salah satunya diampuni dosa-dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.

5. Peringatan Hari Tasyriq 

Hari Tasyriq adalah tiga hari setelah hari raya Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada hari-hari ini, umat muslim justru dilarang untuk berpuasa dan dianjurkan untuk menyantap hidangan Idul Adha. 

Hari tasyriq juga merupakan hari yang disunnahkan untuk memperbanyak zikir, takbir, dan berdoa sebagaimana dalam hadits Syarh Shahih Muslim.

Kini, Kamu Sudah Tahu Bagaimana Niat Puasa Tarwiyah

Itulah penjelasan terkait puasa tarwiyah, mulai dari niat hingga keutamaannya yang perlu kamu ketahui sebelum menunaikan ibadah sunnah ini. Semoga membantu!

Share: