Pakaian Adat Lampung: Keunikan dan Makna Setiap Perhiasan

Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Kepulauan Sumatra. Seperti ciri khas yang dimiliki setiap daerah, provinsi ini juga memiliki banyak keunikan. Salah satunya terdapat pada pakaian adat Lampung yang berfungsi sebagai identitas daerah.

Keunikan pakaian adat dapat terlihat dari model pakaian, tambahan aksesoris yang beraneka ragam, sampai dengan warna-warna pilihan. Penggunaan pakaian adat juga seringkali dijumpai dalam acara-acara penting. Seperti acara pernikahan, kebudayaan, sampai dengan upacara keagamaan. Yuk, mengenal baju adat Lampung lebih dalam!

Mengenal Pakaian Adat Lampung 

Pada setiap daerah pasti memiliki kebudayaan dan ceritanya masing-masing. Seperti yang yang dapat kamu jumpai di daerah Lampung. Konon katanya, pada sebuah riwayat dari tokoh bernama Si Lampung Ratu Bulan, nama Lampung berasal dari kata “terapung”.

Selain itu, ada logat cina yang menyerupai kata “Lampung”, yaitu to-lang p’o-whang yang kemudian penyebutannya berubah menjadi “Lampung”. Karena penghuni daerah ini sebagian besar bukanlah penduduk asli, menjadikannya memiliki corak budaya yang berbeda. Salah satunya terlihat dari pakaian adat yang ada. 

Pakaian adat Lampung secara resmi terkenal dengan sebutan Tulang Bawang. Meskipun berpenduduk heterogen, kebudayaan dan peninggalan masih sangat terjaga, termasuk Tulang Bawang yang masih dilestarikan masyarakatnya hingga saat ini. Tulang Bawang sendiri sangat kental akan budaya timur dengan model baju tertutup. 

Pakaian adat ini terdiri dari baju pria dan wanita yang masing-masing memiliki tata cara penggunaan berbeda. Pakaian yang dikenakan oleh pria berwarna putih dengan lengan panjang dan bawahan celana berwarna senada. Pada bagian pinggang ditambahkan sarung sepanjang lutut yang biasanya berwarna merah atau emas. 

Pada wanita memakai kebaya dengan warna putih berbahan brokat. Modelnya pun bervariasi, mengikuti selera dan menyesuaikan bentuk badan. Bawahannya serupa sarung dengan model rok panjang yang bercorak senada dengan pakaian pria. Tidak hanya itu, kaum wanita juga menggunakan banyak sekali perhiasan. 

Jenis Pakaian Adat Lampung

Baju tradisional masyarakat Lampung terbagi menjadi dua, yaitu adat Pepadun dan pakaian adat Saibatin. Kemiripan dari dua jenis pakaian adat ini adalah sama-sama memakai kain tradisional khas Lampung bernama kain tapis. Namun, pada masing-masing pakaian memiliki ciri khas dan detail berbeda. Berikut uraiannya:

1. Pakaian Adat  Saibatin

Pakaian Adat Saibatin
Ilustrasi Pakaian Adat Saibatin | Sumber gambar: Indonesia Kaya

Masyarakat adat Saibatin merupakan penduduk yang tinggal di daerah pesisir. Seperti wilayah Jabung Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Jepara, Talang Padang, Kota Agung, dan sekitarnya. Suku ini memiliki tradisi kekerabatan secara patrilineal. 

Saibatin adalah sebuah nama yang bermakna satu batin atau dapat juga diartikan memiliki satu junjungan. Hal tersebut menggambarkan bagaimana bentuk kepemimpinan suku Saibatin yang hanya memiliki seorang pimpinan atau ketua adat pada setiap generasi. 

Suku Saibatin juga bersifat aristokratis. Garis kepemimpinan  pada suku ini ditentukan berdasarkan keturunan layaknya pada sistem kerajaan. Kaum bangsawan akan terlihat lebih menonjol dan mewah daripada rakyatnya. Ini terlihat dari bagaimana gaya berbusana dan pakaian adat yang digunakan.

Ciri khas pakaian adat Sibatin adalah sering menggunakan warna merah menyala. Ini adalah representasi “raja” atau ”satu penguasa”. Berikut adalah karakteristik pakaian adat Lampung pada pria dan wanita:

1. Pakaian Adat Pria 

Pada pakaian adat Saibatin, pria akan memakai tutup kepala berupa ikat pujuk atau kikat. Bajunya lengan panjang dengan tambahan jas. Pada pakaian kebesaran akan ada penambahan selempang dari kain limar yang berwarna putih atau kuning. 

Bawahannya berupa celana berwarna gelap dengan tambahan kain tumpal sepanjang lutut atau bulipat dengan pengencang ikat pinggang buduk. Ada pula penambahan aksesoris berupa keris pada pinggang sebelah kanan dengan posisi miring ke kiri. Ini merupakan simbol kejantanan dan semangat perjuangan dalam hidup. 

2. Pakaian Adat Wanita

Pada pakaian adat Lampung Saibatin, wanita memakai aksesoris mahkota sebagai hiasan kepala atau siger. Bentuknya bergerigi atau bersiku tujuh, berhiaskan bunga daun bambu atau bunga melur. Di atas telinga akan terselipkan bunga melur, sanggul malang akan berhias sial kikha. 

Baju dengan bahan bludru atau yang disebut kawai berhiaskan mote dengan motif bunga. Selain itu, ada tambahan aksesoris pada leher dan lengan. Seperti kekalah bangkang atau buah jakum, papan jajar atau bulan tananggal. Pada lengan mengenakan gelang sutit atau gelang rui. 

Kemudian, ada selempang kain cempaka pada bahu dengan tumpukan kain putih atau kuning terbuat dari kain limar menjadi selempang pada bahu sebelah kiri. Bawahannya berupa kain sarung atau tumpal, nama lainnya adalah sinjang tekhitis (sinjang maju) dengan hiasan bintang maju atau buduk. Lalu, memakai peding atau ikat pinggang. 

Wanita juga akan mengenakan kalung yang melingkar pada bahu sampai ke perut berbentuk buah kecil-kecil di atas kain berupa rangkaian bunga. 

2. Pakaian Adat Pepadun

Pakaian Adat Pepadun
Ilustrasi Pakaian Adat Tulang Bawang| Sumber gambar: Mamikos

Masyarakat adat Pepadun merupakan penduduk yang menempati wilayah pedalaman. Meliputi Lampung Tengah hingga Tulang Bawang Barat. Sebagian juga ada di Pesawaran, Pringsewu, dan Mesuji. Dalam makna sehari-hari, Pepadun berarti bangku tahta yang terbuat dari bahan kayu berkaki empat dengan hiasan ukiran. 

Pakaian adat Lampung Pepadun memiliki warna khas, yaitu putih dan memiliki makna tempat duduk perebutan kekuasaan. Baju tradisionalnya memiliki bentuk dan juga aksesoris dengan corak otentik dari masyarakat dataran atas. Berikut karakteristiknya pada pria dan wanita:

1. Pakaian Adat Pria 

Pada kaum pria, mereka harus menggunakan kemeja yang kemudian dipasang sebuah selendang persegi pada bahu menjulur ke dada. 

Bawahannya ada beberapa gabungan seperti penggunaan celana putih dengan lilitan kain tenun yang berwarna kuning atau emas. Kemudian ada pemasangan aksesoris tambahan berupa unting-untingan khas masyarakat Melayu. 

2. Pakaian Adat Wanita

Pakaian adat Lampung Pepadun wanita hampir mirip dengan masyarakat pesisir Lampung. Model bajunya tertutup dan menjunjung tinggi norma kesopanan. Warna khas pada pakaiannya adalah warna putih dengan unsur kuning mengkilap seperti emas di beberapa bagian. 

Ada beberapa variasi atasan, salah satunya adalah bebe. Baju tradisional dengan rajutan yang membentuk seperti lotus. Selain itu, ada juga atasan yang tidak menutupi bagian lengan, sebutannya adalah selappai. 

Ketika mengenakan baju dengan model ini akan membutuhkan baju tambahan. Ada juga kain khas masyarakat Melayu bernama rumbai ringgit yang terpasang pada bagian bawah baju.

Selain itu, ada pakaian dengan model tapis dewa sano yang dapat menjadi alternatif saat menggunakan baju tradisional. Sebenarnya pakaian ini hampir sama dengan kain masyarakat Melayu, tetapi dengan penggunaan bahan yang berbeda.

Makna Perhiasan Pakaian Adat Lampung

Salah satu yang menjadi daya tarik pada baju adat Lampung adalah aksesori dan perhiasan yang digunakan. Berbagai aksesoris yang terpasang dari ujung kepala, leher, tangan, sampai jari-jemari mengandung makna dan filosofi masing-masing. Berikut ini makna dari beberapa perhiasannya:

1. Siger 

siger
Ilustrasi Siger | Sumber Gambar: Traverse

Siger adalah aksesoris yang terpasang pada kepala wanita. Biasanya juga terkenal dengan sebutan mahkota dan terbuat dari bahan kuningan. Siger memiliki bentuk seperti tanduk dengan hiasan menyerupai bunga yang ditata bertitik-titik. 

Siger bermakna “jurai sembilan” atau sembilan suku pertama yang menempati daerah Lampung. Makna lainnya adalah sebagai simbol sembilan sungai yang mengaliri Lampung. Namun, siger untuk Saibatin hanya memiliki 7 lekukan. Ini melambangkan 7 gelar pada masyarakat Saibatin.

2. Kopiah Emas

Kopiah Emas
Ilustrasi Kopiah Emas | Sumber Gambar: X (zephyllic)

Aksesoris ini akan dipasang pada kepala pria saat memakai pakaian adat Lampung. Kopiah emas berbentuk bulat keatas dengan beruji tajam pada ujungnya, bahannya juga berasal dari kuningan. Kopiah emas terlihat mewah karena berhiaskan karangan bunga yang memberi kesan indah. 

3. Gelang Burung

gelang burung
Ilustrasi Gelang Burung | Sumber Gambar: Orami

Ada pula gerang yang berbentuk burung dan terbuat dari logam kuning keemasan yang pria gunakan. Perhiasan ini akan pria pakai di bagian bahu. Ini adalah lambang dari kebebasan.

Sudah Tahu Bagaimana Pakaian Adat Lampung? 

Pakaian adat Lampung memang memiliki beberapa detail dan pernak-pernik yang sangat otentik. Setiap detailnya juga mengandung makna dan filosofi yang sangat lekat akan budaya daerahnya. Pakaian ini paling sering digunakan dalam prosesi pernikahan atau pada sebuah tarian sebagai simbol penghormatan.

Di zaman sekarang pakaian tradisional Lampung sendiri sudah mengalami perubahan. Tujuannya adalah untuk mengikuti perkembangan zaman. Bagaimana, kamu tertarik untuk menggunakannya saat pesta pernikahan?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page