Kumpulan Pantun Bahasa Batak Beserta Terjemahan Indonesianya

Suku Batak adalah suku yang banyak berada di daerah Sumatera Utara. Terkenal karena logatnya yang penuh penekanan, akhir-akhir ini bahasa Batak sangat eksis di dunia maya. Nah, bagi kamu yang ingin berbahasa Batak, kamu dapat memulainya dengan berdialog pantun. Berikut ini pantun bahasa Batak yang bisa kamu pakai.

Kumpulan Pantun Bahasa Batak untuk Segala Situasi

Pantun adalah sekumpulan kalimat berirama yang biasanya berbaris 4. Baris pertama dan kedua adalah awalan, lalu baris ketiga serta keempat adalah isinya. Pantun ini sering dipakai untuk berbagai situasi, sehingga muncullah banyak jenis pantun. Ada yang komedi, serius, formal, dan sebagainya.

1. Pantun Jenaka

Pantun bahasa Batak pertama yang dapat kamu pelajari adalah pantun yang biasa dipakai oleh orang yang sedang berkumpul dengan temannya. Berikut ini adalah pantunnya:

Urat ni Hau (Akar Kayu)

Urat ni Bulu (Akar Bambu)

Sattabi di Hamu (Permisi semuanya)

Naeng muttut au (Mau Kentut Aku)

Perlu kamu ingat, bahwa bahasa Batak memiliki penekanan dan beberapa kata yang menunjukkan bahasa santai atau bahasa formal. Contohnya, seperti kata (muttut) layaknya bahasa Indonesia, kata yang memiliki arti ingin buang angin tersebut rasanya kurang cocok untuk kamu sampaikan saat situasi formal.

2. Nangpe Naung Janda

Pantun selanjutnya masih dalam kategori pantun tidak formal. Pantun empat baris ini memiliki terjemahan sebagai berikut:

Hariara ma bonana (Pohon ara lah batangnya)

Hariara nang bulungna (Pohon ara lah daunnya)

Nangpe naung Janda (Walaupun sudah janda)

Godangdo Partandangna (Tetap banyak yang datang berkunjung)

3. Burju Marnatuatua

Selain pantun informal, ada juga pantun formal yang bisa kamu pelajari. Sama halnya dengan suku adat yang ada di Indonesia yang selalu mengajarkan kebaikan, pantun kali ini pun mengangkat tema agar kita harus mementingkan masa depan kita terlebih dahulu. Berikut ini pantun dan terjemahan bahasa Indonesianya:

Parik ni Lobutua (Comberan yang ada di kandang)

Hatubuan ni bulu duri (Tempat lahir bulu berduri)

Na Burju marnatua tua (Baik-baik lah dalam bertumbuh)

Sai ingkon dapoton rongkap na uli (Jadi bisa didapat apa yang selalu ada dihatimu/keinginan/cita-citamu).

4. Pantun Kehidupan

Pantun bahasa Batak dan terjemahannya berikutnya cocok untuk kamu jadikan prinsip hidup. Pada pantun singkat ini pula, kamu bisa mengetahui bahwa kehidupan kita adalah misteri. Maka dari itu, berdoalah kepada Tuhan yang maha kuasa, agar kehidupan kita penuh dengan berkat.

Pantun jenis yang satu ini juga cocok kamu bagikan ke grup keluarga, karena cukup formal dan dapat dijadikan inspirasi. Berikut ini adalah isi pantunnya:

Binahen pe umpasa (Berbuatlah yang ada di pribahasa)

Nidok pasu-pasuan (Dan apa yang didoakan untukmu)

Tangian mai di Debata (Doakanlah itu semua ke Tuhan yang maha Kuasa)

Asa denggan hamu dihanggoluan (Agar baik langkahmu di kehidupan)

5. Pantun Percintaan

Pantun kelima ini menggambarkan betapa gencarnya seseorang yang ingin mendapatkan cinta kekasihnya. Jenis pantun bahasa Batak yang satu ini cocok kamu jadikan rayuan untuk pacarmu. Berikut ini adalah pantun dan terjemahannya:

Doli Doli na Buncit (Bapak Bapak yang buncit)

Mamake celana na Maribak (Memakai celana yang sudah koyak)

Maol Mandakki Pusuk Buhit (Mau disuruh mendaki ujung bukit)

Ummaolan mandappot cinta ni boru Batak (Supaya mendapat cintanya boru batak).

Nah, untuk kamu yang memiliki pasangan batak dan ingin merayunya, kamu dapat menggunakan pantun di atas dengan merubah kata “boru batak” dengan spesifikasi marga yang pasanganmu miliki. Atau jika tidak, kamu bisa merubah kalimat tersebut dengan nama pasanganmu.

6. Pantun Tentang Rumah Tangga

Pantun bahasa Batak dan terjemahan selanjutnya yang bisa kamu bicarakan saat acara formal adalah pantun berikut ini. Pantunnya berisi nasihat kepada pasangan pengantin yang baru membina rumah tangga. Berikut ini adalah pantunnya:

Pribadi na beda (Pribadi yang berbeda)

Pinadomu gabe sada (Disatukan menjadi satu)

Saling satia porlu dijaga (Saling setia perlu dijaga)

Asa dengga namar rumah tangga (Biar bagus sebuah rumah tangga)

Makna pantun di atas adalah memberikan nasihat agar setiap pasangan wajib menjaga kesetiaan. Supaya rumah tangga tetap utuh dan jauh dari pertengkaran.

7. Pantun untuk Menghargai Sekecil Apapun Kebaikan

Selanjutnya ada juga pantun untuk menghargai sekecil apapun kebaikan yang kita berikan untuk orang. Tentunya, pantun bahasa Batak kali ini mengajarkan kita untuk tidak mengukur kebaikan yang diberikan ke kita maupun kebaikan yang kita beri untuk orang lain.

Baik itu besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, atau bagaimana tingkat tulus dan ikhlasnya. Perlu kamu ingat, pantun Batak satu ini juga mengajarkan bahwa tidak perlu menunggu sempurna untuk berbuat baik, melainkan lakukanlah sesegera dan sebisa mungkin. Berikut pantunnya:

Laho tupasar manuhor gadong (Pergi kepasar membeli ubi)

Gadong dilompa dibagas hudon (Ubi dimasak didalam kuali)

Beta hita baen lomo ni Debata (Mari kita berbuat keinginan Tuhan)

Asa taruli parngoluan (Biar terberkati kehidupan)

8. Pantun Adat Pernikahan

Pernikahan dengan adat Batak biasanya dilakukan dengan berbagai macam prosesi. Salah satunya adalah saat keluarga serta calon mempelai pria mendatangi rumah calon mempelai wanita untuk menjemputnya dan membawanya ke pelaminan (gereja).

Nah, dalam serangkaian acara Batak, para ketua adat dari kedua belah pihak akan saling melempar pantun yang diselingi dengan bumbu-bumbu jenaka. Berikut ini adalah salah satu contohnya:

Timbo bulung botik binot paet (Setinggi-tingginya batang kelapa di atas, masih bisa dilihat)

Buni pe pasisiran, binoto do assim na (Sembunyi-sembunyi pun semuanya, tahunya (calon mempelai tahu) maksud dan tujuannya)

Biasanya, pantun seperti di atas akan dilontarkan oleh ketua adat dari pihak wanita kepada keluarga mempelai pria yang masih berada di depan pintu yang nantinya akan dibalas dengan ketua adat dari mempelai pria.

9. Pantun Tentang Sinamot

Selanjutnya, ada pantun bahasa Batak yang membahas tentang mas kawin. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar masyarakat yang memiliki suku di Indonesia masih menganut konsep mas kawin sebagai syarat utama untuk menikahkan seseorang dengan yang lain.

Nah, pantun kali ini membahas bahwa tidak peduli sekecil atau sebesar apapun sinamot seseorang, tidak akan menentukan apakah pasangan tersebut akan bahagia atau tidak. Berikut ini adalah isi pantunnya:

Amporik marlipik onggang marganggang (Burung berdecit, angsa berenggang)

Gabe do parsinamot na otik (Sinamot yang sedikit tetap bernilai besar)

Laos gabe do nang parsinamot na godang (Sama nilainya dengan sinamot yang banyak)

10. Pantun Menyelenggarakan Kesepakatan

Pantun selanjutnya cocok kamu pakai sebagai penutup dari musyawarah. Baik itu musyawarah formal maupun informal, kamu dapat menggunakannya. Walaupun pantun ini tetap memberi kesan informal, kamu tetap bisa memakainya agar mencairkan suasana pada musyawarah formal. Berikut isi dan terjemahan pantunnya:

Aek godang aek laut (Seperti banyaknya air yang ada di laut)

Dos ni roha do sibahen nasaut (Lega hati dan pikiranmu telah dibuat kesepakatan yang baik)

Arti dari umpasa yang satu ini juga dapat diartikan sebagai apapun yang keluar dari mulut saat kamu sedang bermusyawarah, haruslah dilakukan dengan cara yang baik agar hasilnya pun baik pula.

11. Pantun Harapan untuk Pengantin Baru

Punya kerabat, keluarga, sepupu, atau teman yang baru saja menjalani kehidupan pernikahan? Ada baiknya kamu mengucapkan harapan dalam pantun. Khususnya kamu yang bersuku Batak, Berikut ini adalah pantun yang mengungkapkan harapanmu agar kelak pasangan pengantin tersebut mendapat keturunan yang baik.

Binsar mata ni ari, poltak mata ni bulan (Dari terbit matahari, sampai terang seperti di bulan)

Tubuan boru na hamu na malo mencari (Semoga Tuhan memberikan kalian anak perempuan yang bisa mencari uang)

Tubuan anak na gabe raja panungkuan (Dan memberikan anak laki-laki yang hikmat serta bijaksana seperti raja)

Pada pantun bahasa Batak ke sebelas ini kamu juga dapat melihat bahwa orang Batak yang sudah menikah dipercaya mereka akan menjadi satu. Terbukti dari kata “hamu” pada baris kedua yang sebenarnya berarti “kamu”, namun pada konteks ini, hamu merujuk pada dua orang yang telah menjadi satu.

12. Pantun untuk Pasangan agar Saling Mendukung

Terakhir, ada pantun yang juga cocok kamu jadikan harapan pada pernikahan. Harapan tersebut agar pasangan selalu mendukung dan tidak berpisah. Berikut isi pantunnya:

Diginjang ma arrirang ditoru panggogoan (Berat sama dipikul ringan sama dijinjing)

Ari mu ma naso jadi sirang (Pernikahanmu ini jangan sampai putus)

Tondi mu tontong ma masigonggoman (Hatimu harus saling mendukung dan mendoakan)

Pantun Bahasa Batak Mana yang Paling Kamu Sukai?

Itulah beberapa kumpulan pantun Batak dan terjemahannya pada berbagai situasi. Dari keseluruhan contoh pantun tersebut, mana yang paling kamu sukai? Yuk, langsung share!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page