Pendiri Alfamart bernama Djoko Susanto. Berkat kerja kerasnya, Alfamart mendapatkan gelar Top Brand dari Lembaga Riset Frontier Consulting Group. Tidak hanya itu, minimarket bernuansa merah-kuning ini juga memenangkan kategori minimarket terbaik dari Indonesia Best Brand Award.
Namun, ternyata sebelum sukses seperti sekarang, ada banyak rintangan yang dihadapi oleh Djoko Susanto selama perjalanan karirnya. Tetapi, berkat kerja kerasnya, Djoko Susanto menjadi salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Berikut profil singkat dari pendiri minimarket Alfamart yang menarik untk disimak!
Daftar ISI
Profil Singkat Pendiri Alfamart
Djoko Susanto atau Kwok Kwie Fo merupakan pengusaha keturunan Tionghoa. Sejak kecil, Djoko Susanto sudah belajar banyak tentang bisnis dari kedua orang tuanya.
Kedua orang tuanya adalah seorang pedagang yang memiliki kios bernama Toko Sumber Bahagia. Lokasi kios milik kedua orang tua Djoko Susanto berada di Pasar Arjuna, Jakarta.
Soal pendidikan, Djoko Susanto hanya tamat di kelas 1 SD. Meski begitu, ia tidak pernah minder dan fokus belajar bisnis dari kedua orang tuanya. Di usianya yang ke-17 tahun, Djoko Susanto memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis dengan mengelola kios milik kedua orang tuanya.
Berkat jiwa bisnisnya, Djoko Susanto berhasil mengembangkan kios milik kedua orang tuanya menjadi 560 cabang yang tersebar di pasar tradisional Jakarta. Namun, pada tahun 1976, kios miliknya di wilayah Pasar Arjuna terbakar dan membuat modal miliknya lenyap.
Perjalanan Karir Djoko Susanto
Sebelum mendirikan Alfamart, Djoko Susanto mengawali karirnya dengan mengelola kios milik kedua orang tuanya. Tidak cukup puas dengan 560 kios kaki lima yang berhasil ia kembangkan, Djoko Susanto turut merambah industri bisnis lain, yaitu rokok.
Berkat kerja keras dan sifat pantang menyerah, membuat dirinya berhasil memperluas bisnisnya. Selain itu, tidak membutuhkan waktu lama, Djoko Susanto menjadi salah satu pengusaha sukses dan berhasil menarik perhatian Putera Sampoerna, pemilik pabrik rokok besar di Indonesia.
Kemudian, Djoko dan Putera melakukan kerjasama dengan membuat 15 kios yang tersebar di beberapa lokasi strategis di Jakarta. Lalu, pada tahun 1989, kerjasama antara Djoko dan Putera berlanjut dengan mendirikan Alfa Toko Gudang Rambat. Namun, nama tersebut kemudian berubah menjadi Alfa Minimart pada tahun 1994.
Berikutnya, pada tahun 2005, Putera Sampoerna menjual seluruh perusahaan serta anak perusahaan miliknya. Hal tersebut membuat hubungan kerjasama bisnis dengan Djoko Susanto pun berhenti.
Sayangnya, Djoko Susanto belum memiliki dana untuk membeli 70% saham milik Putera Sampoerna. Tetapi beliau tidak putus asa dan akhirnya Djoko berkolaborasi dengan perusahaan private equity yang mampu mengelola uang investasi bernama Northstar Pacific.
Northstar Pacific kemudian membeli saham milik Putera Sampoerna dengan pola investasi jangka pendek, yaitu 5-7 tahun. Sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan, Northstar Pacific menjual saham tersebut melalui IPO di bursa.
Saham tersebut akhirnya dibeli oleh Djoko Susanto. Strategi ini menjadi awal mula kesuksesan Djoko Susanto sebagai pendiri Alfamart. Karena kolaborasi bersama perusahaan Northstar Pacific membuat saham milik Putera Sampoerna tidak jatuh ke pihak lain.
Di awal kepemilikannya, Alfamart berada di bawah naungan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Lalu, pada tahun 2007, Djoko mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan Alfamidi yang berada di bawah naungan PT. Midimart Utama.
Tidak lama kemudian, Alfamart berpindah tangan ke pihak Carrefour. Sementara Djoko Susanto jadi lebih fokus mengelola Alfamidi dan melebarkan sayap bisnisnya dengan menggandeng Lawson, salah satu waralaba asal Jepang.
Hingga sampai saat ini, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk memiliki 5.500 toko retail, seperti Alfamart, Alfamidi, Alfa Express, dan Lawson.
Prestasi dan Kunci Kesuksesan Djoko Susanto
Menekuni bidang bisnis memang tidak mudah. Ada banyak strategi yang harus dipersiapkan. Salah satunya, sifat pantang menyerah yang dimiliki oleh Djoko Susanto akhirnya membuahkan hasil. Pendiri Alfamart ini juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. Berikut prestasi dan kunci kesuksesan Djoko Susanto:
1. Prestasi Djoko Susanto
Pada tahun 2012, Djoko Susanto berhasil membawa Alfamart keluar sebagai pemenang Top Brand dari Lembaga Riset Frontier Consulting Group. Tidak hanya itu, Djoko Susanto juga berhasil membawa Alfamart keluar sebagai pemenang kategori Minimarket Terbaik dari Indonesia Best Brand Award.
Kemudian, pada tahun 2013, Djoko Susanto mendapatkan penghargaan dalam kategori “Entrepreneur of the Year” dari Ernst and Young Indonesia. Dua tahun kemudian, pendiri Alfamart ini mendapatkan penghargaan kategori “Lifetime Achievement Award” dari Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia).
Penghargaan Djoko Susanto masih berlanjut hingga tahun 2017, dengan menyabet “Tokoh Inovatif Indonesia” dari Harian Kompas.
Kesuksesan Djoko Susanto mengembangkan Alfamart juga berdampak pada pundi-pundi kekayaannya. Melansir dari Majalah Forbes, pada tahun 2014 Djoko Susanto menempati posisi ke-27 sebagai orang terkaya di Indonesia.
Satu tahun kemudian, posisi Djoko Susanto naik drastis ke posisi 18 sebagai orang terkaya di Indonesia berdasarkan Majalah Forbes. Saat itu, kekayaan milik Djoko Susanto mencapai 1,22 miliar US Dollar atau Sekitar Rp15,86 triliun.
Pada data terbaru, kekayaan Djoko Susanto pada tahun 2023 ini mencapai 4,1 miliar US Dollar atau sekitar Rp61,3 triliun. Kekayaan tersebut membawa Djoko Susanto masuk ke dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia.
2. Kunci Sukses Pendiri Alfamart
Menjalin kerjasama dalam bisnis merupakan salah satu cara Djoko Susanto berhasil membawa Alfamart sebagai minimarket besar dan populer di Indonesia hingga sampai saat ini.
Berawal dari kepekaannya terhadap kebutuhan masyarakat menengah ke bawah, Djoko Susanto menghadirkan Alfamart dengan konsep yang unik, berbeda, dan nyaman.
Sebelum berubah nama menjadi Alfamart, Djoko Susanto menjadikan Sampoerna Mart sebagai nama minimarketnya. Kemudian, nama tersebut berubah menjadi Alfa Minimart dan kembali berubah menjadi Alfamart. Menurutnya, kata Alfa lebih mudah diingat oleh banyak orang ketimbang nama sebelumnya.
Selain menentukan nama yang tepat, Djoko juga melakukan berbagai inovasi terhadap konsep minimarket miliknya. Salah satunya, Djoko menghadirkan tempat belanja yang murah dengan konsep yang nyaman dan modern.
Pada masa tersebut, tentu konsep minimarket miliknya tergolong baru, unik, dan berbeda dengan toko kecil lainnya yang tidak memiliki konsep apapun. Konsep milik pendiri Alfamart ini bernama convenience store, yaitu konsep yang menjual kenyamanan.
Karena semua produk dan barang di Alfamart tersusun dengan rapi dan sesuai dengan jenisnya. Selain itu, kebersihan dan kenyamanan minimarket juga menjadi salah satu kelebihan dari Alfamart.
Tidak hanya di dalam ruangan, Djoko Susanto juga memperhatikan bagian luar, seperti lahan parkir yang memadai bagi para pembeli. Sehingga, inovasi dan konsep dari pendiri Alfamart ini sangat berhasil.
Kunci lainnya dari kesuksesan Alfamart adalah menyediakan sistem franchise kepada siapa saja untuk membeli atau memiliki Alfamart. Maka dari itu, hingga sampai saat ini, jumlah Alfamart mencapai 17.000 yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, tidak hanya fokus mengembangkan Alfamart, Djoko Susanto juga mengembangkan bisnis lain, seperti Alfaland, yaitu bisnis properti yang ikut mengoperasikan Omega Hotel Management.
Fakta menarik lainnya, yakni meski hanya lulusan 1 SD, Djoko Susanto sangat peduli terhadap pendidikan di Indonesia. Contohnya, pada tahun 2003, Djoko Susanto mendirikan Universitas Bunda Mulia yang berlokasi di Jakarta.
3. Filosofi Bisnis Menurut Djoko Susanto
Setiap pebisnis pasti memiliki filosofi atau pandangan sendiri terhadap bisnis. Bagitu juga dengan pendiri Alfamart ini. Karena, selama berkarir menjadi pengusaha, Djoko Susanto memiliki filosofi bisnis berupa “Buatlah Merk yang Mudah Dikenal”.
Filosofi milik Djoko Susanto tersebut terbukti lewat pergantian nama minimarket miliknya sebelum berubah menjadi Alfamart. Nama bisnis yang mudah diingat tentu sangat memberikan dampak cukup besar terhadap sebuah bisnis.
Selain memegang filosofi tentang pemilihan nama bisnis yang tepat, Djoko Susanto juga memiliki filosofi bisnis lain, yaitu:
- Mengutamakan integritas yang cukup tinggi.
- Selalu menghadirkan inovasi dalam mengelola bisnis.
- Meningkatkan produktivitas.
- Membangun kerja sama tim yang solid.
- Mengutamakan kenyamanan dan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik.
Filosofi di atas membuat Djoko Susanto berhasil menjalankan berbagai macam bisnisnya hingga sampai saat ini. Jadi, tidak heran jika dirinya masuk ke dalam daftar pebisnis sukses dan paling kaya di Indonesia.
Baca Juga : Mengenal Pendiri Indomaret, Waralaba Terpopuler di Indonesia
Ingin Sukses Seperti Pendiri Alfamart?
Latar belakang pendidikan ternyata tidak membuat pendiri Alfamart, yakni Djoko Susanto minder saat terjun ke dunia bisnis. Karena berkat kerja kerasnya, Djoko Susanto berhasil mengembangkan kios milik orang tuanya hingga membuat minimarket modern dan nyaman bernama Alfamart.
Selama menjalankan bisnis, Djoko Susanto pun memiliki beberapa filosofi yang diterapkan, salah satunya adalah pemilihan nama bisnis yang mudah untuk diingat. Kini, Alfamart menjadi salah satu toko ritel terkenal dan tersebar di seluruh Indonesia.