Penelitian sosial berperan untuk menjawab atau menemukan solusi atas permasalahan maupun fenomena yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Dalam proses kerjanya, akan mengembangkan berbagai macam teori serta konsep di bidang ilmu sosiologi. Supaya lebih paham, simak rangkuman berikut ini!
Daftar ISI
Pengertian Penelitian Sosial
Seperti namanya, penelitian sosial atau social research merupakan cara ilmiah yang bertujuan untuk menganalisis atau mempelajari berbagai fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
Jadi, social research memiliki peran penting untuk menjawab atau mencari solusi terhadap permasalahan yang muncul dalam masyarakat.
Dalam proses kerjanya, social research menggunakan pendekatan secara empiris melalui proses pengumpulan hingga penyusunan data yang ditemukan di lapangan. Data-data tersebut berguna untuk menjawab serta mengatasi suatu permasalahan atau fenomena.
Di bidang sosiologi, penelitian sosial menjadi instrumen paling dasar untuk mengembangkan berbagai teori atau konsep yang berkaitan dengan ilmu sosiologi.
Manfaat Social Research
Setiap jenis penelitian memiliki tujuan dan manfaat masing-masing. Dalam social research, manfaatnya berkaitan dengan permasalahan sosial atau fenomena dalam masyarakat. Untuk lebih lengkapnya, berikut 6 manfaat dari social research yang perlu diketahui:
1. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
Manfaat pertama adalah sebagai sarana untuk bantu mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu, keberadaan social research juga bisa menyempurnakan ilmu pengetahuan lewat berbagai cara penyelesaian suatu masalah.
2. Memberikan Penjelasan Ilmiah
Keberadaan social research juga bisa memberikan penjelasan secara ilmiah. Biasanya, penjelasan tersebut sangat valid dan terpercaya.
Sebab, hasil dari penelitian tentang fenomena atau masalah sosial biasanya sangat akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
3. Menjawab Permasalahan
Berbagai permasalahan sosial juga bisa dijawab melalui penelitian sosial. Biasanya, target utama dari research ini adalah masalah sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
4. Menjabarkan Sebab dan Akibat
Berikutnya adalah bantu menjabarkan sebab dan akibat dari permasalahan atau fenomena yang sedang terjadi.
Fenomena atau permasalahan sosial biasanya memiliki sebab dan akibat yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka dari itu, untuk menjabarkan sebab dan akibat dari fenomena atau permasalahan tersebut, dibutuhkan social research yang mendalam.
Misalnya, perubahan sosial atau adanya kebijakan pemerintah yang berdampak terhadap masyarakat luas.
5. Memprediksi Fenomena Sosial
Social research juga bisa memprediksi fenomena sosial yang akan terjadi di lingkungan masyarakat. Prediksi atau perkiraan tersebut harus sesuai dengan fakta dan data yang sudah terkumpul dari proses penelitian.
6. Penelitian Sosial Bisa Menjadi Referensi
Manfaat terakhir adalah menjadi referensi di bidang akademis. Hasil dari social research sangat membantu untuk penelitian selanjutnya yang lebih dalam dan sempurna.
Karakteristik Social Research
Setiap penelitian memiliki karakteristik masing-masing. Dalam penelitian sosial, terdapat beberapa karakteristik yang menjadi pembeda dengan research lainnya. Karakteristik tersebut meliputi:
- Penyusunan penelitian menggunakan cara sistematis.
- Social research merupakan keseluruhan dari kajian riset yang bersifat logis serta masuk akal.
- Riset berdasarkan metode yang memiliki data valid serta bisa dipertanggungjawabkan.
- Social research bersifat kumulatif, karena berhubungan dengan fenomena atau permasalahan sosial. Fenomena atau permasalahan sosial tersebut bersifat dinamis, sehingga riset bisa terus berkembang.
- Data-data riset berasal dari pengamatan serta pengalaman selama riset berlangsung.
- Hasil dari riset berdasarkan sudut pandang umum, jadi tidak bersifat subjektif.
Karakteristik di atas membuat riset sosial berbeda dengan jenis riset lainnya. Selain itu, karakteristik tersebut juga menjadi acuan dalam proses penelitian, salah satunya hasil penelitian yang bersifat masuk akal dan berdasarkan sudut pandang secara umum.
Jenis-Jenis Riset Sosial
Riset sosial terbagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu berdasarkan metode dan berdasarkan cara mendapatkannya. Agar tidak keliru, simak penjelasan masing-masing jenis riset sosial berikut ini!
1. Jenis Riset Sosial Berdasarkan Metodenya
Berdasarkan metodenya, riset sosial terbagi menjadi dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kedua jenis metode tersebut cukup populer dalam riset akademis, meski begitu, keduanya memiliki pengertian dan cara penelitian yang berbeda. Seperti apa? Berikut penjelasannya:
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif melibatkan subjek yang diteliti dan mengumpulkannya dari berbagai data, mulai dari pengalaman pribadi, studi kasus, data empirik, wawancara, historis, hasil pengamatan, interaksi, hingga maknanya.
Data kualitatif biasanya berupa informasi kenyataan atau fenomena yang terjadi secara nyata di lapangan. Oleh karena itu, metode kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data lewat wawancara mendalam maupun melakukan pengamatan partisipasi atau partisipan.
Tidak hanya itu, riset sosial yang menggunakan metode kualitatif juga harus berlandaskan filsafat postpositivisme, yaitu aliran yang menyetujui bahwa realitas adalah nyata.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif adalah teknik triangulasi gabungan, yaitu analisis data yang bersifat kualitatif. Sedangkan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna, bukan asumsi maupun generalisasi fenomena yang ada.
b. Penelitian Kuantitatif
Jenis kedua dari penelitian sosial berdasarkan metodenya adalah penelitian kuantitatif. Metode ini sifatnya mengumpulkan data-data penelitian yang bisa diukur. Misalnya, pengaruh perilaku, jumlah penghasilan, tingkat kepuasan, dan data-data lainnya.
Meski berupa angka, riset kuantitatif bisa berupa deskripsi statistik atau studi korelasi antara hubungan sebab dan akibat.
Dalam social research, metode kuantitatif biasanya untuk meneliti jumlah populasi atau sampel tertentu dengan cara mengumpulkan data yang melibatkan instrumen penelitian, seperti analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik.
Tujuan dari riset tersebut adalah menguji hipotesis yang sudah ditetapkan lebih dulu oleh peneliti. Secara keseluruhan, metode kuantitatif sangat cocok untuk meneliti jumlah populasi yang luas, dengan variabel penelitiannya yang terbatas.
2. Riset Berdasarkan Cara Memperoleh Informasi
Jenis riset sosial juga ditentukan dari cara peneliti memperoleh informasi atau data yang bisa dijelaskan hasilnya. Riset sosial berdasarkan cara mendapatkan informasi terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Survei
Jenis pertama ada survei, yaitu jenis riset yang paling populer di kalangan peneliti. Dalam prosesnya, riset yang menggunakan survei akan menggunakan kuesioner atau angket, yang merupakan bagian dari instrumen penelitian.
Cara mendapatkan informasi melalui survei digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah populasi yang banyak.
b. Studi Kasus
Kedua, ada jenis studi kasus, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi suatu fenomena atau kasus yang menjadi fokus utama dari penelitian. Jenis penelitian kedua ini juga akan menjadi acuan untuk hipotesis atau teori yang diteliti.
Data dari studi kasus hanya berfungsi sebagai konfirmasi atau konfrontasi dari sebuah teori maupun hipotesis yang sudah dibuat.
c. Eksperimen
Berikutnya ada eksperimen, yaitu cara mendapatkan informasi untuk menemukan hubungan sebab dan akibat dari variabel penelitian. Selain itu, eksperimen juga berfungsi untuk memeriksa hipotesis penelitian. Sehingga, hasil data penelitian memiliki peran penting dalam menentukan relevansi teori atau hipotesis.
d. Deskriptif
Jenis penelitian sosial berikutnya adalah deskriptif, yaitu riset yang fokus memberikan penjelasan atau penjabaran secara detail tentang fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
Riset yang menggunakan cara deskriptif bertujuan untuk menjawab suatu fenomena atau masalah sosial yang sedang terjadi. Oleh karena itu penelitian ini identik dengan kalimat tanya, seperti bagaimana.
e. Grounded Research
Selanjutnya ada grounded research, yaitu penelitian yang teorinya berasal dari fakta di lapangan. Dalam penerapannya, peneliti tidak boleh melibatkan asumsi-asumsi dalam pikirannya. Tujuannya agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan, tanpa ada intervensi dari pihak manapun, salah satunya diri sendiri.
Pentingnya Penelitian Sosial dalam Sosiologi
Melansir dari Kompas, seorang sosiolog perlu melakukan riset sosial untuk menemukan fenomena atau apa saja yang sedang terjadi di masyarakat. Umumnya, fenomena atau masalah sosial tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti ekonomi, pendidikan, kebijakan pemerintah, perubahan iklim, dan lainnya.
Nah, dalam menemukan masalah yang terjadi, sosiolog membutuhkan pendekatan melalui penelitian sosial untuk mendapatkan data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
Permasalahan sosial yang akan selalu ada harus dikaji lebih dalam. Sosiolog tidak boleh memberikan asumsi tanpa adanya riset atau observasi langsung ke lapangan. Hal ini bertujuan agar solusi atau jawaban yang ditentukan sesuai dengan fenomena atau permasalahan yang ada.
Agar jawaban atau solusi sesuai dengan fenomena yang ada, para sosiolog akan mencari solusi atau jawaban tersebut menggunakan riset sosial sesuai dengan jenisnya. Proses inilah yang membuat keberadaan social research sangat penting, khususnya di bidang sosiologi.
Baca Juga : Jenis-Jenis Penelitian Lengkap Beserta dengan Contohnya
Sudah Lebih Paham Tentang Penelitian Sosial?
Social research merupakan salah satu jenis riset yang berperan penting dalam mencari tahu masalah atau fenomena dalam masyarakat berdasarkan data lapangan. Ada banyak jenis penelitian yang bisa dicoba, seperti penelitian berdasarkan metode. Contohnya kualitatif dan kuantitatif yang sangat populer.