Pada saat belajar musik, cepat atau lambat pasti akan berjumpa dengan yang namanya not balok. Not balok adalah cara penulisan musik. Sama seperti bahasa lain, musik juga dapat ditulis dan dibaca. Yuk, kita cari tahu siapakah penemu not balok dan perkembangannya.
Daftar ISI
Penjelasan Mengenai Not Balok
Sebelum kita mengenal penemu not balok, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan not balok itu sendiri. Not balok memiliki nama lain, yakni notasi musik atau titinada musik. Saat ini, penulisannya sudah berbeda daripada awal kemunculannya di zaman dahulu.
Selain itu, penulisan not balok berada di atas 5 garis paranada, setiap notnya dapat bertangkai atau berbendera yang menandakan durasi. Penempatan not juga menandakan tinggi rendahnya nada, semakin tinggi ia berada, semakin tinggi pula nada tersebut.
Di awal garis paranada juga terdapat berbagai informasi seperti tanda clef, tanda nada dasar, tempo, harga not, dan time signature. Mari kita lihat perjalanan penulisan not balok hingga menjadi seperti sekarang ini.
Para Penemu Not Balok
Awal mula perkembangan musik dapat ditemukan sejauh zaman prasejarah. Terbukti dari penemuan alat musik (artefak) semacam flute dari tulang burung dan gading mammoth berusia antara 42.000 hingga 43.000 tahun yang lalu di Jerman. Sedangkan, notasi musik muncul setelah itu.
1. Notasi Musik Tertua
Terdapat banyak bukti bahwa dahulu kala musik adalah bagian dari peradaban zaman kuno di Mesir, Yunani, dan Romawi. Bahkan, Pythagoras, yakni seorang ahli matematika Yunani kuno telah mempelajari tentang teori musik. Ia memahami bahwa terdapat hubungan antara nada dan panjang dawai serta teori harmoni.
Terdapat bukti penulisan musik yang lengkap (lagu dan lirik) menggunakan metode penulisan dari Yunani kuno. Karya tersebut berjudul Seikilos Epitaph terukir di sebuah batu nisan di Turki sekitar tahun 1 Masehi. Sayangnya, tidak jelas siapa penulis dan penemu not balok pada zaman itu.
2. Paus Agung Gregory
Tanda awal kemunculan notasi musik modern terlihat pada karya nyanyian Gregorian (Gregorian chant). Pada tahun 590, cikal bakal penemu not balok, Paus Agung Gregory menuliskan musiknya di atas 4 garis paranada, notasinya bernama Neumes, dan bentuknya juga berbeda daripada notasi musik saat ini.
Neumes berguna hanya untuk menuliskan bagian nyanyian. Maka dari itu, 4 garis saja cukup untuk mengakomodasi seluruh nada. Sama seperti notasi saat ini, setiap garis dan spasi berguna sebagai tempat nada. Bedanya, notasi Gregorian menganut tangga nada diatonis, bukan kromatis.
Pada notasi Gregorian tidak terdapat petunjuk konkret mengenai durasi setiap nada. Penyanyi lebih mengandalkan perasaan dan suasana saat itu. Terkadang, terdapat garis vertikal ictus, garis tersebut menandakan bahwa terdapat sedikit pemanjangan durasi nada untuk not menyertainya.
Dibanding notasi saat ini, notasi Gregorian tidak memiliki tanda nada dasar, time signature, dan garis bar yang konkret. Terdapat tanda clef dalam notasi ini, yakni c dan f. Bedanya, tanda tersebut bisa berada di garis manapun kecuali garis paling bawah dan menandakan bahwa pada garis tersebutlah nada c atau f.
3. Guido dari Arezzo
Guido Aretinus adalah seorang biarawan gereja. Ialah sang penemu not balok modern. Selama masih menjadi biarawan, ia menguasai notasi Gregorian dan tumbuh rasa cinta yang mendalam terhadap musik. Namun, pada tahun 1025, ia memutuskan untuk keluar dari gerejanya, namun masih terus mempelajari musik.
Sebelum Guido merombak tata penulisan notasi musik, semua partitur musik masih menggunakan notasi Gregory. Saat melihat pemujaan di gereja, ia merasa prihatin kepada anak muda penerusnya yang masih kesusahan menyanyikan pujian-pujian menggunakan partitur bernotasi Gregory.
Sehingga, ia perlahan mengubah sedikit demi sedikit penulisannya. Ia bertujuan memudahkan siapa pun untuk ikut bernyanyi, bahkan jika mereka belum pernah mendengar lagu itu sebelumnya.
Perubahannya bermula dari membedakan warna garis, kuning untuk nada C dan merah untuk nada F. Lalu, sebagai penemu not balok, ia menemukan satu masalah krusial dalam notasi Gregory, yakni berapa lama nada tersebut dinyanyikan. Notasi ciptaannya ini bernama mensural notation.
Ia menciptakan not yang saat ini masih relevan, yakni breve. Dalam pemahaman musik saat ini, breve adalah double whole note. Lalu ia membaginya menjadi semibreve, yang dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi.
Selain penemu not balok, Guido juga berkontribusi pada penemuan solmisasi. Ia menyebutnya dengan hexachord, yaitu 6 nada bernama ut, re, mi, fa, sol, dan la.
4. Perkembangan Notasi Berdurasi
Sekitar tahun 1250, Franco de Cologne menciptakan sistem lain untuk menentukan durasi nada. Notasinya berbentuk kotak atau wajik berwarna hitam tanpa tangkai. Pada tahun 1320, Philippe de Vitry mengembangkan ide tersebut dan menciptakan nama notasi yang berlaku hingga sekarang, yakni minim, crochet, dan semiquaver.
Pada 1450-an, berkembang pesat ide notasi berwarna putih seperti semibreve dan minim dan semakin marak penggunaannya. Pada abad ke-17, terjadi sedikit perubahan dalam segi penulisannya saja. Not balok sejak waktu ini, berubah dari yang kotak dan wajik menjadi lebih bulat.
5. Masa Renaisans dan Barok
Selama ini, para penemu not balok bergerak mengembangkan penulisan notasi atas dasar nyanyian. Namun, pada tahun 1600-an pada masa Renaisans dan Barok, musik instrumental mulai mengambil alih era. Jadi, ketika musik instrumental mulai marak, perubahan dalam notasi musik juga diperlukan.
Penulisan notasi musik instrumental kala itu masih menggunakan ciptaan Guido, walau terdapat beberapa segi yang sudah beradaptasi menjadi lebih modern. Namun, tampaknya para komposer musik kala itu masih merasa ada yang kurang.
Jadi, terciptalah yang saat ini kita sebut garis bar, tanda dinamika, dan tanda-tanda arahan pertunjukan lain.
Perkembangan Not Balok Saat Ini
Di masa modern ini, perkembangan notasi musik masih terus terjadi. Berkat buah pikir para penemu not balok, simbol-simbol dan berbagai ornamen untuk penulisan notasi musik telah sempurna dan logis. Maka dari itu, sudah banyak perangkat lunak yang bisa menuliskan not balok.
Bahkan perkembangan notasi musik sudah mengikuti spesifik alat musiknya, misalnya terdapat bentuk penulisan yang berbeda untuk alat musik perkusi hingga keterangan bowing untuk instrumen gesek. Penulisan not balok untuk gitar juga bisa membubuhkan tablature demi kemudahan pemetaan penjarian.
Tentu saja, perkembangan penulisan not balok terbatas dengan jenis perangkat lunak aplikasinya. Aplikasi seperti MuseScore dan Sibelius berfokus pada penulisan not balok untuk orkestra dan alat musik lain, baik akustik maupun elektrik.
Namun, saat ini format penulisan musik dari para penemu not balok juga berdampingan dengan format penulisan musik baru, yakni dengan piano roll. DAW atau Digital Audio Workstation modern ini tak hanya bisa untuk merekam dan mengedit musik, tetapi juga bisa untuk menulis dan membuat musik.
Sejumlah DAW saat ini, seperti Cubase, Studio One, Garage Band, dan FL Studio menggunakan sistem piano roll untuk menuliskan musik.
Hasil Lain dari Penemu Not Balok
Saat ini, bentuk, nama, dan nilai not balok sudah berstandar internasional. Berikut adalah not balok tersebut
Not penuh adalah not dengan durasi bunyi terpanjang dibanding not lainnya. Begitu juga dengan tanda istirahat setaranya. Selain tanda not balok tersebut, juga terdapat berbagai ornamen sebagai penanda teknik permainan pada nada tersebut. Berikut adalah beberapa ornamen dalam not balok.
1. Acciaccatura
Acciaccatura adalah not kecil dengan garis miring di depan sebuah not. Ornamen ini nilainya setara dengan not 1/32, jadi not ini berbunyi sekilas saja sebelum not utamanya.
2. Appoggiatura
Appoggiatura berbentuk not â…› kecil di depan not utama. Cara mainnya mirip dengan acciaccatura, namun appoggiatura berbunyi pada ketukan tersebut, bukan sebelumnya.
3. Tremolo
Tremolo adalah penyederhanaan penulisan nada 1/32 yang berkali-kali. Bentuknya adalah dua coretan di tengah tangkai nada.
4. Trill
Permainan trill dimulai dari nada pokok, lalu langsung memainkan nada yang berada di bawahnya secara bergantian. Tanda trill tidak berada langsung di notnya, melainkan tanda trill yang berada di atas garis paranada tepat di atas nada tersebut.
Baca Juga : Sejarah Penemu Baterai dan Perkembangan yang Menakjubkan
Sekarang Kamu Tahu Sejarah dan Penemu Not Balok?
Sekian penjelasan mengenai sejarah, perkembangan, dan penemu not balok. Mempelajari dan memahami not balok adalah hal penting dalam mempelajari musik secara formal. Lancar membaca not balok juga sangat memudahkan saat bertemu dengan musik baru yang tak pernah didengar sebelumnya.