Ada banyak peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara dan bisa kita temukan dalam bentuk candi, prasasti, hingga arca. Berbagai peninggalan tersebut memiliki fungsi tersendiri pada masa kerajaan Buddha. Dalam rangka memahami beragam peninggalan bersejarah ini, ikuti penjelasannya di bawah ini!
Daftar ISI
12 Peninggalan Kerajaan Buddha yang Ada di Nusantara
Salah satu alasan banyaknya peninggalan kerajaan Buddha yaitu Nusantara merupakan pusat pengajaran agama Buddha di masa lampau. Candi adalah bangunan keagamaan yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ibadah, memberi penghormatan kepada leluhur, dan memuja dewa-dewi.
Sementara itu, prasasti merupakan sarana untuk menyampaikan informasi mengenai gambaran kehidupan sosial, ekonomi, dan politik pada zaman dahulu. Kemudian, arca yang ada dalam bentuk patung digunakan sebagai media pemujaan dewa-dewi.
Agar bisa mengetahui candi, prasasti, dan arca apa saja yang ada, simak penjelasan mengenai 12 peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara di bawah ini.
1. Candi Borobudur
Pembangunan Candi Borobudur berlangsung di masa pemerintahan Wangsa Syailendra pada tahun 800 M. Candi Buddha terbesar di dunia ini terbentuk dari stupa-stupa para penganut Buddha Mahayana. Selain itu, UNESCO telah menjadikan Candi Borobudur sebagai salah satu situs warisan dunia.
Candi ini terdiri dari tiga pelataran melingkar dengan 1 stupa utama, 72 stupa berlubang, dan 2.672 panel relief, dan 504 arca Buddha. Keberadaan candi masih menjadi tempat peribadatan, terutama saat peringatan hari Trisuci Waisak. Tempat Candi Borobudur berlokasi di Magelang, Jawa Tengah.
2. Candi Mendut
Candi peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara ini juga berlokasi di Magelang, Jawa Tengah. Penulisan Candi Mendut berlangsung di masa Wangsa Syailendra dari kerajaan Mataram Kuno pada tahun 824 M. Informasi mengenai candi ini berdasarkan dari keberadaan Prasasti Karangtengah.
Candi Buddha ini memiliki tiga arca Buddha ukuran besar, yaitu Arca Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan bernama dharmachakra mudra yang berada di tengah. Kemudian, pada sisi kanan terdapat Arca Awalokiteswara (Padmapani) dan Arca Wajrapani pada sisi kiri.
3. Candi Muara Takus
Candi Muara Takus berada di Kabupaten Kampar Riau dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya. Bahan pembuatan Candi Muara Takus berbeda dari candi-candi Buddha lain yang terletak di pulau Jawa.
Secara umum, candi Buddha di pulau Jawa memakai bahan baku andesit. Sementara itu, Candi Muara Takus menggunakan bahan baku berupa batu pasir, batu bata, dan batu sungai yang orang-orang percayai berasal dari Desa Pongkai.
Candi ini mempunyai stupa dan lambang Buddha Gautama serta terkenal karena memiliki stupa yang besar dengan bentuk menara. Selain itu, Candi Muara Takus juga termasuk candi tertua yang ada di Pulau Sumatra.
4. Candi Brahu
Peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara selanjutnya adalah Candi Brahu. Candi Buddha ini terletak di situs Trowulan yang menjadi ibu kota Kerajaan Majapahit kala itu dan sekarang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini terbuat dari bahan baku berupa bata merah.
Berdasarkan tulisan prasasti Mpu Sindok, Candi Brahu berfungsi sebagai tempat pembakaran mayat para raja. Walaupun begitu, setelah adanya penelitian lebih lanjut, tidak berhasil ditemukan bekas abu mayat yang ada di dalam bilik candi.
5. Candi Sewu
Candi Sewu yang merupakan peninggalan kerajaan Buddha berada di posisi kedua terbesar setelah Candi Borobudur. Terdapat perkiraan bahwa pembangunan candi ini berlangsung pada tahun 800 M. Lokasi candi Buddha ini terletak di Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Kerajaan Mataram Kuno merupakan awal mula proses pembangunan kompleks candi ini. Namun, candi ini telah mengalami pemugaran pada masa pemerintahan Rakai Pikatan yang merupakan pangeran dari Wangsa Sanjaya.
Nama “Sewu” yang ada pada candi Buddha ini memiliki kaitan yang erat dengan legenda Roro Jonggrang. Meskipun bernama Candi Sewu, sebenarnya candi yang ada hanya sejumlah 249 buah di dalam kompleks candi ini.
6. Candi Ratu Boko
Candi peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara berikutnya adalah Candi Ratu Boko yang berada di atas bukit yang merupakan perbatasan Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Selain sebagai tempat untuk peribadatan, candi ini juga berfungsi sebagai kompleks pemukiman atau keraton.
Berdasarkan informasi dari prasasti, Candi Ratu Boko awal mulanya merupakan sebuah wihara untuk pendeta Buddha yang bernama Abhayagiri.
7. Prasasti Kedukan Bukit
Penemuan salah satu peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara ini terletak di Kampung Kedukan Bukit, Kota Palembang, Sumatra Selatan. C.J. Batenburg merupakan penemu candi Buddha ini pada tanggal 29 November 1920.
Prasasti Kedukan Bukit merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan pembuatannya berlangsung pada tahun 683 M. Prasasti ini menjelaskan tentang kemajuan pelayaran yang ada pada masa tersebut. Selain itu, penulisan prasasti yang bercorak Buddha ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.
8. Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur juga termasuk peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan oleh J. K. van der Meulen pada bulan Desember tahun 1892. Peninggalan bersejarah bercorak Buddha ini juga merupakan prasasti pertama dari Kerajaan Sriwijaya yang berhasil arkeolog temukan.
Selain itu, prasasti ini adalah salah satu dari lima prasasti Dapunta Hyang yang termasuk salah satu penguasa di Kerajaan Sriwijaya. Informasi yang ada di dalam prasasti menyatakan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang kuat dan menguasai bagian barat Nusantara hingga Thailand bagian selatan.
9. Prasasti Canggal
Penemuan Prasasti Canggal berlokasi di area halaman Candi Gunung Wukir, Desa Canggal pada tahun 1879. Perkiraan pembuatan prasasti ini berlangsung pada tahun 732 M. Bahkan, prasasti ini termasuk prasasti tertua kedua di pulau Jawa setelah Prasasti Tuk Mas.
Prasasti bercorak Buddha ini merupakan prasasti pertama yang Raja Sanjaya keluarkan dalam rangka memperingati pendirian lingga di atas bukit Shitarangga. Berdirinya lingga ini sebagai bentuk rasa syukur Raja Sanjaya karena bisa membangun kembali kerajaan setelah berhasil mengalahkan musuh-musuhnya.
10. Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan adalah salah satu peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara dan berlokasi di Desa Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Penulisan prasasti ini menggunakan huruf Pranagari dari India Utara dan Bahasa Sansekerta yang berlangsung pada tahun 778 M.
Maharaja Dyah Pancapana Kariyana Panamkarana menulis prasasti ini yang berisi tentang pendirian bangunan suci untuk Dewi Tara.
11. Arca Sang Buddha Gautama
Arca Sang Buddha Gautama merupakan peninggalan bersejarah Kerajaan Mataram Kuno yang penemuannya berlokasi di Desa Sikendeng, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada tahun 1921. Perkiraannya, pembuatan arca ini berlangsung pada tahun 200 M.
Para sejarawan menerangkan bahwa Arca Sang Buddha Gautama mempunyai corak yang berbeda dengan arca-arca lain peninggalan Kerajaan Sriwijaya maupun arca yang berada di Candi Borobudur.
Corak yang terdapat pada arca ini memiliki kekhasan yang sama dengan arca yang ada di Amarawati, India. Oleh sebab itu, ada perkiraan bahwa Arca Sang Buddha Gautama berasal dari India.
12. Arca Buddha Dipangkara
Arca Buddha Dipangkara yang memiliki nama lain Arca Buddha Sempaga merupakan arca bercorak Buddha tertua dan dibuat pada tahun 2 M. Peninggalan bersejarah ini merupakan arca satu-satunya yang terbuat dari perunggu terbesar di Indonesia. Penemuan arca ini oleh Jessy Oey-Blom di Sulawesi pada tahun 1921.
Selain itu, Arca Buddha ini memiliki tinggi 75 cm yang menggambarkan sosok Buddha berjubah dengan posisi berdiri dan memiliki sikap tangan bernama abhaya mudra. Sikap tangan ini memiliki arti untuk menghalau sumber ketakutan.
Baca Juga: 15+ Daftar Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia Terpopuler
Tahu Peninggalan Kerajaan Buddha yang Ada di Nusantara?
Dari pembahasan di atas dan memahami banyaknya peninggalan kerajaan Buddha yang ada di Nusantara, kita bisa lebih mengapresiasi betapa kayanya Indonesia dalam kepemilikan candi, prasasti, hingga arca.
Oleh sebab itu, mari kita ikut melestarikan berbagai peninggalan bersejarah ini agar tetap terjaga dan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur kita.