Memahami Proses Penyerbukan, Pengertian, hingga Jenisnya

Setiap makhluk hidup perlu berkembangbiak untuk kelangsungan jenisnya, begitupun dengan tumbuhan. Salah satu metode perkembangbiakan pada tumbuhan adalah penyerbukan. Pada artikel ini akan dibahas mengenai pengertian, proses, hingga jenis-jenis dari penyerbukan. 

Pengertian

Istilah penyerbukan  atau polinasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses pembuahan atau melekatnya serbuk sari di kepala putik. Proses polinasi akan dianggap sukses jika dibarengi dengan tumbuhnya buluh serbuk menuju ke bakal biji.

Proses Penyerbukan

Untuk lebih jelasnya, berikut ini proses lengkap penyerbukan pada tumbuhan: 

  1. Benang sari akan menghasilkan serbuk sari. Lalu serbuk sari menempel di kepala putik dengan berbagai macam cara. 
  2. Serbuk sari yang telah ada di atas putik akan membentuk buluh serbuk. Buluh serbuk ini terdiri dari inti vegetatif dan generatif. 
  3. Buluh serbuk akan menuju ke mikrofil atau pintu kandung lembaga. Adapun selama perjalanannya ini, inti generatif akan membelah menjadi dua inti sperma. 
  4. Begitu sampai di mikrofil, inti vegetatif mati. Selanjutnya satu inti sperma akan membuahi sel telur dan menghasilkan embrio. 
  5. Satu inti sperma yang lain pun akan membuahi inti kandung lembaga sehingga menghasilkan endosperm atau makanan cadangan bagi embrionya.
  6. Hasil akhir dari tahapan ini adalah terbentuknya satu anakan. 

Jenis Penyerbukan

Secara umum, penyerbukan bisa dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan asal dan berdasarkan perantaranya. Keduanya pun terbagi lagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

1. Berdasarkan Asal Serbuk Sari

Berdasarkan asalnya, polinasi terbagi menjadi 4, antara lain:

a. Autogami atau Penyerbukan Sendiri

Penyerbukan jenis ini merupakan proses menempelnya serbuk sari dari kepala sari menuju ke kepala putik secara alamiah. Jenis polinasi ini biasanya terjadi pada bunga yang sama atau bunga berbeda namun masih dalam satu tanaman. 

Proses polinasi pada tanaman ini biasanya terjadi saat bunga masih dalam keadaan tertutup atau belum mekar. Untuk itulah, jenis polinasi ini juga sering disebut dengan polinasi tertutup atau kleistogami. 

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan jika tanaman melakukan polinasi sendiri seperti kemurnian ras dari tanaman bisa dipertahankan. Selain itu, polinasi jenis ini juga tidak bergantung pada faktor eksternal seperti polinasi jenis lainnya. 

Jenis biji yang dihasilkan pun memiliki tingkat keberhasilan yang baik untuk bisa tumbuh menjadi tanaman. Kemudian tanaman yang dihasilkan juga akan lebih unggul karena dengan polinasi ini, karakter resesif memiliki kemungkinan besar untuk dihilangkan.

b. Penyerbukan Tetangga (Geitonogami)

Jenis polinasi berikutnya adalah penyerbukan tetangga yang biasanya terjadi saat bunga sudah mekar. Polinasi jenis ini juga disebut sebagai kasmogami. Biasanya polinasi jenis ini terjadi pada tanaman gandum karena morfologi dari tanaman gandum yang termasuk ke dalam kasmogami. 

Selain itu, polinasi jenis ini bisa terjadi pada bunga yang sama maupun bunga yang berbeda selama kedua bunga tersebut sama-sama sedang mekar. 

Dalam prosesnya, polinasi ini bisa memiliki efek samping seperti polinasi silang. Hal ini karena serbuk sari dari bunga yang mekar bebas untuk melakukan polinasi ke bunga manapun. 

c. Penyerbukan Silang (Alogami)

Jenis polinasi ini sering dihubungkan dengan polinasi tetangga, meski keduanya berbeda. Bedanya yaitu pada polinasi silang, bunga yang terlibat dalam polinasi berasal dari pohon atau tanaman yang berbeda. 

Walau begitu, dalam polinasi ini serbuk sari dari sebuah bunga menempel di kepala bunga tanaman lainnya namun masih dalam satu jenis. 

Adanya proses polinasi jenis ini memiliki keuntungan yaitu bisa menyuburkan tanaman lainnya. Beberapa tanaman yang bisa mengalami proses polinasi ini yaitu bawang, bayam, labu, dan brokoli.

Hal yang perlu digaris bawahi dalam polinasi jenis ini yaitu walaupun terjadi pada tanaman yang berbeda, namun spesiesnya harus sama. Misalnya mentimun dan zucchini tidak bisa melakukan polinasi silang. Sedangkan zucchini jika disandingkan dengan labu, maka memiliki kemungkinan untuk melakukan polinasi silang. 

Ada beberapa kelebihan dari polinasi jenis ini jika dibandingkan dengan polinasi lainnya. Polinasi silang bermanfaat untuk memperkenalkan gen baru pada tanaman lainnya sehingga bisa memperbaharui ras tanaman menjadi lebih baik.

Selain itu, polinasi jenis ini juga bisa meningkatkan ketahanan keturunan tanaman yang dihasilkan dari serangan penyakit maupun perubahan lingkungan. Benih yang dihasilkan pun juga biasanya lebih kuat daripada benih biasanya. Lebih lanjut, karakter resesif juga bisa dihilangkan sebagai hasil dari polinasi ini. 

d. Penyerbukan Bastar

Jenis polinasi berdasarkan asalnya selanjutnya yaitu polinasi bastar. polinasi bastar terjadi jika serbuk sari suatu bunga jatuh ke putik bunga tumbuhan lain yang memiliki varietas berbeda. 

Tujuan dari polinasi ini yaitu untuk menggabungkan sifat yang dikehendaki dari dua jenis tumbuhan. Adanya penggabungan sifat ini diharapkan bisa menghasilkan tanaman baru yang lebih unggul.

2. Macam Penyerbukan Berdasarkan Perantara

Jenis polinasi berdasarkan perantaranya ada 4 jenis, yakni sebagai berikut:

a. Penyerbukan dengan Angin (Anemogami)

Sesuai dengan namanya, dalam prosesnya, polinasi jenis ini dibantu secara alamiah oleh angin yang berhembus. Adapun untuk proses lengkapnya yaitu angin yang ada di sekitar tanaman berbunga akan membawa serbuk sari yang halus. 

Serbuk sari kemudian akan beterbangan karena tiupan angin hingga masuk ke dalam kepala putik dan terjadilah penyerbukan. Ciri khusus dari tanaman yang biasanya mengalami polinasi ini yaitu memiliki bunga dengan mahkota yang kecil dan memiliki warna yang tidak mencolok. 

Selain itu, tanaman yang melakukan polinasi ini juga biasanya tidak memiliki kelenjar madu atau nektar. Serbuk sari yang dihasilkan pun ringan dan memiliki kepala putik yang besar serta jumlah serbuk sarinya juga banyak. 

Tidak hanya itu, ciri lainnya dari polinasi jenis ini yaitu memiliki tangkai sari yang panjang. Adapun beberapa contoh tanaman yang melakukan polinasi jenis ini antara lain kelapa, rumput, jagung, padi, kelapa sawit, dan sebagainya.

b. Penyerbukan dengan Hewan (Zoidiogami)

Jenis polinasi ini tentu saja terjadi karena bantuan hewan. Namun pada umumnya, jenis polinasi ini terjadi pada tumbuhan dengan bunga yang atraktif untuk menarik hewan agar bisa mendekat. 

Adapun ciri-ciri bunga yang bisa mengalami polinasi jenis ini yaitu memiliki mahkota bunga berukuran besar, warna mahkota yang cerah mencolok dan biasanya berwarna-warni.

Tidak hanya itu, bunga dengan bau yang harum dan menggoda serta memiliki kelenjar madu juga bisa mengalami polinasi ini. Beberapa contoh bunga yang dimaksud antara lain mawar, melati, kenanga, sepatu, dan lain-lain.

Akan tetapi, dalam polinasi ini ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi tanaman, antara lain:

  • Angiospermae: menghasilkan biji dalam ovarium bunga matang.
  • Koevolusi: evolusi dua atau lebih spesies yang saling berhubungan erat.
  • Gametofit: generasi penghasil gamet haploid.
  • Gymnospermae: menghasilkan biji telanjang (bukan pada ovarium matang).
  • Haploid: nukleus mengandung satu salinan pada setiap kromosom.
  • Ovula: gametofit haploid betina dari tanaman berbiji.
  • Serbuk sari: gametofit jantan dari tanaman berbiji.

Ada beberapa jenis hewan yang bisa membantu dalam proses polinasi ini:

  • Kumbang

Kumbang merupakan salah satu hewan yang bisa membantu tanaman magnolia dan rempah-rempah untuk bereproduksi. Caranya yaitu kumbang akan memakan nektar atau serbuk sari kemudian akan membantunya terbawa di atas kepala putik. 

  • Burung

Burung bisa membantu benang sari menuju ke kepala putik melalui proses pengisapan bunga. Beberapa jenis burung yang bisa melakukan hal ini antara lain burung kolibri, honeycreeper di Hawaii, dan honeyeater di Australia. 

Selain itu, ada juga burung cipap yang biasa ada di pohon kelapa. Burung ini membantu dalam proses perkembangbiakan bunga atau bertindak sebagai polinator.

  • Kelelawar

Hewan yang aktif di malam hari ini ternyata bisa membantu dalam kegiatan reproduksi bunga. Kelelawar biasanya akan membantu dalam proses penyerbukan bunga di daerah tropis dan gurun, terutama di wilayah Asia Tenggara, Afrika, hingga Kepulauan Pasifik.

Prosesnya yaitu kelelawar akan hinggap di atas bunga yang terbuka saat malam hari karena harum yang dimiliki oleh bunga tersebut. Dari proses hinggapnya kelelawar inilah yang akan membantu benang sari menuju ke kepala putik untuk kegiatan reproduksi tanaman. 

Adapun beberapa jenis tanaman yang bisa mengalami polinasi jenis ini yaitu pisang, mangga, jambu biji, dan agave.

  • Lalat

Siapa sangka jika lalat bisa membantu dalam proses polinasi tanaman. Lalat bisa membantu proses perpindahan benang sari ke kepala puting pada tanam coklat. 

Ini memungkinkan karena beberapa lalat akan mengambil atau meminum nektar pada bunga. Proses ini secara tidak langsung akan sangat membantu proses polinasi pada tanaman 

  • Kupu-kupu

Kupu-kupu adalah salah satu jenis hewan yang banyak kita temui di kebun bunga. Hal ini karena kupu-kupu memang menyukai bunga terutama bunga-bunga yang berwarna cerah seperti mawar dan bunga matahari. 

Adanya kupu-kupu yang hinggap pada bunga akan sangat membantu terjadinya proses penyerbukan. Kupu-kupu secara tidak sengaja bisa memindahkan serbuk sari dari kepala putik dari gerakan atau hinggapnya. 

c. Penyerbukan dengan Air (Hidrogami)

Jenis polinasi ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang hidup di air. Hal ini karena proses ini terjadi jika tumbuhan tersebut terendam di dalam air. 

Walaupun begitu, tanaman bukan tumbuhan air pun juga bisa mengalami polinasi ini jika terkena air hujan. Akibat dari tumpahan air hujan tersebut membuat serbuk sari rontok dan mendekati kepala putik. 

Tidak ada ciri khusus dari tanaman yang mengalami polinasi ini. Namun biasanya jenis reproduksi ini terjadi pada tanaman air seperti ganggang, hydrilla, dan lain-lain.

d. Penyerbukan Bantuan Manusia (Antropogami)

Tidak hanya alam, manusia pun ternyata bisa membantu dalam proses polinasi tanaman. Jenis ini bisa terjadi jika tumbuhan tersebut memang tidak mampu untuk melakukan polinasi sendiri sehingga memerlukan bantuan manusia. 

Adapun ciri-ciri dari tumbuhan yang membutuhkan jenis polinasi ini yaitu tumbuhan yang memiliki serbuk sari dan kepala putik yang tidak dalam satu bunga tunggal. Selain itu, serbuk sarinya juga sulit rontok sehingga memerlukan bantuan manusia. Beberapa jenis tumbuhan yang memerlukan bantuan manusia ini antara lain salak dan semangka. 

Faktor yang Memengaruhi Penyerbukan

Ada beberapa hal yang mempengaruhi polinasi pada tumbuhan, antara lain:

1. Faktor Internal

Adapun faktor internal yang memengaruhi penyerbukan yaitu:

a. Pemilihan Tetua

Pemilihan tetua bisa memengaruhi proses polinasi karena berhubungan dengan kualitas dari benang sari dan kepala putik yang dihasilkannya. Pemilihan tetua yang sesuai dan tepat bisa membantu dalam menghasilkan varietas tanaman yang lebih baik dan unggul. 

Selain itu, pemilihan tetua yang tepat juga bisa sangat membantu menghasilkan galur-galur murni tetua hibrida dan tetua-tetua varietas sintetik.

Adapun dalam penerapannya, ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang bisa dijadikan tetua, yaitu: 

  • Varietas komersial,
  • Galur-galur elit pemuliaan,
  • Galur-galur pemuliaan dengan sifat superior,
  • Spesies introduksi tanaman, dan
  • Spesies liar.

b. Waktu tanaman berbunga

Faktor internal lainnya yang bisa memengaruhi proses penyerbukan pada tanaman adalah waktu tanaman tersebut berbunga. Waktu yang tepat untuk polinasi adalah saat stigma reseptif.

Maksudnya disini adalah waktu reseptif antara bunga jantan dan bunga betina harus bersamaan. Jika tidak bersamaan, maka harus dilakukan penyesuaian dan penyamaan ulang dengan cara membedakan waktu penanaman antara kedua tetua.

Membuat keduanya matang secara bersamaan ini sangat penting untuk bisa melakukan polinasi dengan baik dan menghasilkan anakan yang baik juga. Sekadar informasi, untuk melakukan proses sinkronisasi, Anda perlu memiliki informasi tentang umur dari tanaman berbunga tersebut.

2. Faktor Eksternal

Ada beberapa faktor eksternal yang bisa memengaruhi proses polinasi tanaman.

a. Pengetahuan dan Pengalaman Terkait Penyerbukan

Untuk jenis polinasi dengan menggunakan tenaga manusia, maka faktor eksternal seperti pengetahuan dan pengalaman bisa memengaruhi prosesnya. Untuk itulah sebelum melakukan proses ini, harus mengetahui terlebih dahulu terkait organ reproduksi dan jenis polinasi pada tanaman. 

Melalui pengetahuan terkait organ reproduksi ini, maka bisa tahu dengan tepat bagian mana yang harus diambil dan diletakkan pada bagian mana. Ini sangat penting, karena sedikit kesalahan dalam proses ini bisa memengaruhi keberhasilan proses polinasi yang dilakukan.

b. Cuaca saat Penyerbukan

Cuaca saat proses polinasi juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya. Kondisi dimana suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menyebabkan kerusakan pada bunga sehingga menghambat proses reproduksi tanaman.

Tidak hanya itu, kondisi kelembaban udara yang rendah juga bisa menyebabkan bunga menjadi rontok dan proses polinasi gagal. Apalagi jika terjadi angin kencang atau hujan lebat, maka akan merusak bunga dan menggagalkan proses penyerbukan. 

Adapun cuaca cerah dengan kondisi udara yang normal, akan membantu mempercepat dan mempermudah penyerbukan. Untuk itulah, jika akan melakukan polinasi buatan, maka sebaiknya pilih kondisi cuaca yang baik.

Manfaat Penyerbukan Tanaman

Ada banyak sekali manfaat dari proses polinasi tanaman. Berikut ini beberapa manfaatnya:

1. Tanaman Tumbuh Lebih Cepat dan Kuat

Dengan adanya penyerbukan, bisa membantu mempercepat tumbuhnya tanaman. Selain itu, tanaman yang melakukan reproduksi juga bisa tumbuh dengan baik dan menghasilkan tanaman yang kokoh dan kuat. 

2. Panen Lebih Cepat

Kegiatan reproduksi tanaman biasanya supaya dapat menghasilkan biji untuk kemudian menghasilkan buah. Melalui proses ini tentunya akan mempercepat proses panen karena tanpa adanya proses ini, buah tidak akan bisa terbentuk.

3. Memiliki Akar yang Kuat

Manfaat lainnya dari reproduksi jenis ini yaitu bisa menghasilkan akar yang kuat. Hal ini karena proses ini bisa menghasilkan biji tanaman. Adapun tanaman yang ditanam dari biji biasanya akan memiliki sistem perakaran yang kuat.

Selain itu, karena bisa menghasilkan perakaran yang kuat, maka tanaman hasil dari reproduksi ini sangat cocok untuk digunakan sebagai upaya penghijauan, terutama dalam hal konservasi lahan yang saat ini sudah sangat kritis.

4. Dapat Menghasilkan Variasi Tanaman Baru

Dengan melakukan penyerbukan, tanaman memiliki kemungkinan untuk menghasilkan variasi tanaman baru. Hal ini erat kaitannya dengan polinasi silang dimana beda tanaman bisa bersatu untuk menghasilkan varietas baru. 

Selain itu, dengan sistem reproduksi ini juga memungkinkan untuk menghasilkan buah-buahan unggul dan bervariasi. Secara tidak langsung, hal ini akan sangat bermanfaat untuk para petani buah agar mendapatkan keuntungan.

5. Tanaman Mampu Beradaptasi dengan Baik

Manfaat terakhir dari adanya perkembangbiakan ini adalah tanaman yang dihasilkan akan lebih tahan dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Dengan kelebihan ini, tentu saja akan membuatnya bisa tumbuh walaupun di tempat yang tidak terlalu subur sekalipun. 

Selain itu, tanaman yang dihasilkan dari proses polinasi juga biasanya akan memiliki umur produktif yang lebih lama serta tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk itulah, banyak petani yang lebih memilih metode perkembangbiakan ini untuk tanaman mereka. 

Walau begitu, kekurangan dari sistem reproduksi ini cukup sulit jika dilakukan secara buatan. Maka dari itu, perlu seorang ahli di bidangnya untuk melakukan proses polinasi buatan.

Sudah Tahu Apa itu Penyerbukan dan Jenis-Jenisnya?

Penyerbukan adalah salah satu hal penting dalam sistem reproduksi tanaman. Mengingat manfaat dari polinasi untuk tumbuhan, sebaiknya diusahakan untuk menggunakan cara ini dalam perkembangbiakan tanaman Anda di rumah dengan mengusahakan kondisi tanaman sesuai untuk melakukan polinasi.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page