Peradaban Mesir Kuno: Sejarah, Periodisasi, hingga Peninggalannya

Peradaban Mesir kuno ada di timur laut benua Afrika yang pusatnya di hilir Sungai Nil. Ini termasuk salah satu peradaban tertua dunia yang melahirkan banyak pencapaian terbesar di berbagai bidang. Dari pencapaian itulah Mesir kuno terkenal maju sebelum adanya peradaban Yunani dan Romawi.

Mau tahu bagaimana sejarah peradaban Mesir kuno? Baca artikel ini sampai habis supaya tahu juga mengenai peninggalan dan sistem pemerintahan dari Mesir kuno.

Awal Munculnya Peradaban Mesir Kuno

Kerajaan Mesir Kuno
Kerajaan Mesir Kuno | Sumber: intisari.grid.id

Pada mulanya, aktivitas manusia di lembah Sungai Nil ini ada sejak masa paleolithic. Zaman paleolithic ini terjadi pada awal tahun 300.000 SM di mana saat itu terkenal dengan sebutan zaman batu.

Saat itu, Sungai Nil masih belum jadi pusat peradaban manusia. Karena kondisinya masih rawan banjir yang membuat masyarakat mencari tempat alternatif yang lebih aman, yakni gurun pasir. Meski begitu, mereka juga sesekali datang ke Nil untuk memancing dan berburu.

Masuk zaman es, tepatnya periode Holocene (10.000 SM), Mesir mengalami perubahan iklim drastis. Mesir sudah tidak lagi turun hujan hingga menyebabkan kekeringan. Saat itulah masyarakat mulai bermigrasi ke Lembah Sungai Nil untuk bertahan hidup, karena di sana tanahnya subur dan air juga tersedia.

Kebutuhan yang terpenuhi di tengah kekeringan hebat, membuat mereka mendapatkan tanah subur yang cocok untuk pertanian. Mereka juga membangun saluran irigasi, terusan-terusan, dan waduk.

Air Sungai Nil tersebut kemudian dialirkan ke ladang-ladang penduduk secara merata sehingga menghasilkan gandum, padi-padian, dan lain-lain. Dari sinilah mulai muncul peradaban di Lembah Sungai Nil.

Periodesasi Peradaban Mesir Kuno

Peradaban Mesir kuno terbagi menjadi beberapa periodesasi, seperti:

1. Periode Pradinasti (3100-3050 SM)

Pada masa ini, Mesir masih menjadi kawasan yang subur daripada sekarang. Terdapat banyak sabana berhutan di sebagian wilayahnya, ada banyak flora dan fauna produktif, dan banyak unggas-unggas air yang ada di Sungai Nil sehingga banyak masyarakatnya melakukan perburuan sebagai mata pencaharian utama.

Saat itu karena wilayahnya yang subur, masyarakatnya menguasai pertanian dan peternakan. Mereka juga membuat kanal dan saluran irigasi untuk mengairi lahan pertaniannya. Itulah yang menjadikan mereka bangsa yang cukup maju berkat hasil buminya.

Menurut sejarah, sebelum dinasti pertama berkuasa, Mesir memiliki dua kerajaan besar. Dua kerajaan tersebut adalah Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mesir Hulu atau Ta Syemau terletak di bagian selatan. Sementara Mesir Hilir atau Ta Mehu ada di wilayah utara.

Wilayah Mesir Hulu ini dulunya termasuk peradaban terbesar pada masa awal-awal peradaban. Wilayah ini terkenal dengan peralatan batu, keramik, dan penggunaan tembaganya. Kedua wilayah tersebut terpisahkan oleh perbatasan yang sekarang dikenal dengan Kairo.

Penguasanya pada saat itu masih jadi perdebatan sejarawan. Ada yang menyebut raja pertamanya adalah Menes, tapi kata para arkeolog fir’aun (raja) pertama, yang memimpin adalah Narmer.

Terlepas dari perdebatan itu, ada kepercayaan bahwa penguasa pertama itulah yang berperan besar menyatukan kedua kerajaan tersebut, yakni Mesir Hulu dan Mesir Hilir.

2. Periode Kerajaan Lama (2686-2181 SM)

Saat itu, peradaban Mesir kuno sudah semakin maju. Dulunya mereka membangun saluran irigasi, kanal, dan barang-barang dari keramik serta tembaga. Pada periode ini mereka sudah memakai logam untuk peralatan rumah tangga.

Mereka juga mulai melakukan perdagangan dan pelayaran. Kapal-kapal dagang mereka mulai dikirim ke pantai Syiria untuk mendapatkan kayu sebagai bahan pembuatan kapal, rumah, dan perabotan lain. 

Bidang industri sudah ada pada periode ini, bahkan para pengrajin sudah mulai memproduksi permata-permata indah.

Bukti kemajuan terbesar peradaban Mesir kuno pada masa ini adalah adanya piramida. Piramida adalah kuburan para fir’aun (raja) yang dibangun pada masa dinasti ketiga. Bangunan piramida inilah yang masih ada hingga saat ini.

3. Periode Menengah Pertama (2181-1690 SM)

Pada akhir periode ini, Mesir kuno mengalami kekacauan. Pemerintahan pusatnya tidak mampu lagi mendukung dan menstabilkan kondisi ekonomi negara dan gubernur-gubernurnya tidak bisa bergantung pada fir’aun saat krisis, hingga akhirnya pemerintahan pusatnya runtuh.

Saat itu, rakyat juga mengalami kekurangan pangan dan terjadi sengketa politik. Para gubernurnya saling berebut kekuasaan sehingga menimbulkan perang saudara berskala kecil dan pertempuran yang sempat menyebabkan Mesir Hulu dan Mesir Hilir terpisah kembali.

Mesir Hilir dikuasai oleh penguasa Herakleopolis, sementara keluarga Inter mengambil Mesir Hulu. Keduanya pun saling bertempur hebat untuk mendapatkan kekuasaan wilayah.

Namun, sekitar tahun 2055 SM, kedua wilayah tersebut mulai kembali karena Nebhepetre Mentuhotep II berhasil mengalahkan Herakleopolis.  Masa ini mulai menginjak periode renaisans budaya dan ekonomi yang kemudian disebut Kerajaan Pertengahan.

4. Periode Kerajaan Pertengahan (2181-1690 SM)

Setelah mengalami kekacauan, peradaban Mesir kuno periode ini mulai bangkit. Fir’aun berhasil mengembalikan kestabilan dan kesejahteraan negara sehingga mendorong kebangkitan berbagai bidang, seperti seni, proyek pembangunan monumen, dan sastra.

Pada periode ini, bidang kesenian mulai menampilkan tema dan karakter canggih. Penulisan seni mulai menggunakan gaya percaya diri dan indah, sedangkan relief dan pahatan mulai menampilkan karakter lembut dan mencapai kesempurnaan teknis yang baru.

5. Periode Menengah Kedua dan Bangsa Hyksos (1674-1549 SM)

Kemakmuran dan kemajuan periode sebelumnya membuat jumlah populasi meningkat. Peningkatan jumlah populasi ini justru berakibat fatal bagi masyarakat Mesir saat itu.

Mesir juga sempat mengalami kemerosotan pada Wangsa Ketiga Belas dan Keempat Belas. Keadaan ini terus berlangsung hingga sekitar tahun 1650 SM bangsa Asia (Hyksos) datang menduduki wilayah Mesir Kuno.

6. Periode Kekuasaan Romawi (Sekitar 332 SM)

Sejak bangsa Asia ini datang, bangsa asing menguasai Mesir hingga beberapa abad berikutnya.

Bangsa Persia pernah menguasai wilayah sekitar Sungai Nil  tahun 526 M. Saat itu, memang Persia menjadi kekuasaan besar yang sempat ditakuti oleh bangsa Mesir. Persia terus berkuasa hingga Aleksander Agung datang untuk menaklukkannya.

Setelah kejadian itu, pemerintahan Mesir terus bergonta-ganti. Tahun 30 SM, saat bangsa Romawi datang, Mesir tidak lagi dipimpin oleh raja lokal. Bangsa Romawi mengambil alih Mesir hingga tahun 300-an Masehi.

Sistem Pemerintahan Mesir Kuno

Raja Mesir
Raja Mesir | Sumber: pixabay.com

Peradaban Mesir kuno menganut sistem pemerintahan monarki absolut yang bersifat autokrasi. Jadi, kekuasaan hanya berada di tangan satu orang yang keputusannya tidak tunduk pada mekanisme kontrol rakyat maupun batasan hukum eksternal.

Dalam hal ini, fir’aun adalah pemimpin Mesir kuno secara turun temurun. Fir’aun itu sebutan untuk raja yang juga dipercaya sebagai anak seorang dewa sehingga kedudukannya berada di puncak hierarki.

Fir’aun adalah penguasa mutlak yang juga dianggap sebagai dewa. Seluruh kekuasaan berada di tangan fir’aun baik militer, agama, ekonomi, hingga sipil. Bahkan, fir’aun mengklaim seluruh tanah kerajaan itu miliknya secara mutlak sehingga rakyat yang tinggal di wilayah ini harus membayar pajak.

Sistem pemerintahan Mesir juga bersifat teokratik. Sistem ini mengombinasikan agama dan fungsi politik yang membuat fir’aun tidak hanya bertindak sebagai raja, namun juga dewa penguasa tanah dan spiritual.

Untuk membantu pemerintahannya, fir’aun mengangkat para pejabat yang berasal dari kalangan bangsawan. Ada pejabat gubernur, panglima ketentaraan, pendeta, hakim pengadilan, dan perdana menteri yang umumnya dijabat oleh putra mahkota.

Peninggalan Peradaban Mesir Kuno yang Terkenal

Patung Sphinx dan Piramida
Patung Sphinx dan Piramida | Sumber: istockphoto.com

Ada beberapa peninggalan peradaban Mesir kuno yang sampai saat ini pun masih eksis, seperti:

1. Piramida

Saat ini, terhitung ada sekitar 110 piramida yang masih berdiri kokoh dan menjadi perhatian dunia. Bangunan ini terbuat dari batu kapur super besar yang berat setiap bloknya bisa mencapai 2,5-15 ton. Tak heran, piramida terlihat sangat kokoh dan megah sampai sekarang padahal usianya sudah sangat tua.

Bangunan ini berfungsi sebagai makam raja-raja Mesir atau fir’aun yang telah diawetkan jadi mumi. Konon proses pembuatannya memakan waktu hingga 80 tahun dengan menggunakan 20 ribu pekerja.

2. Mumi

Mumi itu mayat fir’aun yang diawetkan. Tradisi mengawetkan mayat ini sudah ada sejak masa Mesir kuno dan tidak hanya untuk para raja saja, tapi pengawetan mayat ini berlaku juga untuk orang biasa.

3. Sphinx

Selain piramida, ada juga patung singa berkepala manusia yang bernama Sphinx. Patung ini bisa mudah kamu temukan di sekitar piramida. Konon katanya, patung ini memang sengaja dibuat sebagai sosok penjaga para raja-raja dalam piramida.

4. Hieroglif

Tidak hanya bangunan, ada juga peninggalan berupa tulisan Mesir kuno yang terdiri dari gambar dan simbol. Tulisan ini memiliki tingkat kesulitan tinggi sampai-sampai sangat jarang ada orang yang bisa membacanya.

Baca Juga: 3 Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam Secara Lengkap

Tertarik dengan Kisah Peradaban Mesir Kuno?

Peradaban Mesir kuno adalah salah satu peradaban tertua yang terbilang maju. Dari peradaban itulah melahirkan banyak inovasi dan pencapaian besar di berbagai bidang, mulai dari kesenian, pengetahuan, transportasi, arsitektur, dan lain-lain yang bisa kamu rasakan hingga saat ini.

Bahkan, peninggalannya pun masih ada dan bisa kamu saksikan sendiri, seperti piramida, mumi, hingga sphinx sebagai bukti bahwa peradaban ini sangatlah maju.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page