Mengenal Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru serta Contohnya

Sebagai salah satu bentuk karya sastra yang sudah sangat lama, puisi mengalami perkembangan yang cukup berarti. Bahkan, saat ini ada istilah puisi lama dan puisi baru berkat perkembangan ini. Lantas, apa saja perbedaan puisi lama dan puisi baru yang terlihat? Simak terus selengkapnya hanya di artikel ini!

Pengertian Karya Sastra Puisi Lama dan Puisi Baru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra dengan bahasa yang terikat oleh irama, matra, rima, maupun penyusunan larik dan bait.

Lalu, menurut Sumardi, puisi adalah sebuah bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa dalam bentuk padat, singkat, serta memiliki irama bunyi. Sehingga memiliki kata-kata bermakna kiasan atau imajinatif

Dalam perkembangannya, puisi terbagi menjadi dua menjadi puisi lama dan puisi baru. Apa itu pengertian dari masing-masing puisi tersebut?

Puisi lama bisa Anda artikan sebagai karya sastra di masa lampau dengan karakteristik yang lebih kaku. Biasanya, puisi lama bersifat anonim dan memiliki keistimewaan karena merangkum pola pikir orang pada zaman puisi itu dibuat.

Sementara itu, puisi baru adalah puisi yang memiliki sifat lebih bebas dan fleksibel. Meski terkesan lebih liberal, namun perbedaan puisi lama dan puisi baru tidak terlihat dari ciri utamanya. Dua puisi tersebut sama-sama tetap memiliki aturan sastra yang terikat. Seperti rima dan majas yang membuat sebuah puisi itu indah.

4 Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru

Karena adanya puisi lama dan puisi baru, mungkin Anda masih bingung terkait ciri-ciri utama maupun hal-hal yang membedakan dua jenis puisi ini. Berikut adalah beberapa perbedaannya yang dapat Anda ketahui:

1. Nama Pengarang

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, puisi lama biasanya merupakan puisi yang anonim, alias tidak menyertakan nama pengarang. Hal tersebut terjadi karena penyebaran puisi lama biasanya secara lisan alias dari mulut ke mulut. Karena itu, tidak heran jika banyak puisi lama tidak terdokumentasi dengan baik.

Di sisi lain, puisi baru memiliki penyertaan nama pengarang yang jelas. Tidak hanya itu, puisi baru juga memiliki judul yang menggambarkan keseluruhan puisi dengan baik. Sebagai contoh, puisi “Perjalanan Usia” yang merupakan karangan Candra Malik atau puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Pada Suatu Hari Nanti.”.

2. Jumlah Baris

Sebuah puisi biasanya terdiri dari beberapa oleh bait. Namun, perbedaan puisi lama dan puisi baru justru terdapat pada jumlah baris yang ada di bait tersebut.

Puisi lama biasanya lebih kaku dalam menentukan jumlah baris pada satu bait. Sebagai contoh, pantun harus memiliki empat baris, karmina memiliki dua baris, dan talibun memiliki 6 hingga 20 baris. Adapun persamaan dari semua jenis puisi lama adalah jumlah barisnya harus memiliki angka genap.

Sebagai contoh, berikut ini adalah pantun yang merupakan jenis puisi lama:

Nona cantik bernama Dini,

Ingin bertemunya kapan-kapan.

Belajar tekun di hari ini,

Akan bahagia di masa depan.

Sementara itu, puisi baru memiliki jumlah baris yang lebih tidak terikat. Baik itu ganjil maupun genap. Namun, ada beberapa jenis puisi baru yang lebih memiliki aturan terikat soal jumlah baris, yakni quatrain yang wajib memiliki empat baris di tiap barisnya. 

Berikut ini adalah contoh puisi baru yang tidak terikat pada jumlah baris.

Sia-sia

Karya: Chairil Anwar

Penghabisan kali itu kau datang

Membawaku kembang berkarang

Mawar merah dan melati putih

Darah dan Suci

Kau tebarkan depanku

Serta pandang yang memastikan: untukmu.

Lalu kita sama termangu

Saling bertanya: apakah ini?

Cinta? Kita berdua tak mengerti

Sehari kita bersama. Tak hampir-menghampiri

Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

3. Irama dan Rima

Sebagai puisi yang memiliki banyak aturan dan keterikatan, tidak heran jika puisi lama memiliki sajak atau rima yang harus diikuti. Tidak hanya itu, puisi lama juga memiliki batasan kata dan suku kata agar pelafalannya selalu seragam.

Hal inilah yang membedakan puisi baru dengan lama. Dari segi rima dan jumlah kata, puisi baru benar-benar tidak terbatas. Jadi, penyair bisa menulis sesuai keinginan mereka. Sebagai contoh, karmina yang merupakan puisi lama memiliki sajak berima a-a dan biasanya mempunyai 8-12 suku kata, seperti berikut:

Ikan kakap makan kepompong

Banyak cakap suka bohong

Di sisi lain, kutipan puisi baru dari W.S. Rendra yang berjudul “Romansa” ini tidak memiliki aturan yang menentu:

Bintang,

jagalah dirinya dari gelap malam

Saat kau kelipkan cahayamu

Berikanlah dia selalu mimpi indah tentang kita berdua

4. Isi dan Makna

Karena dibuat pada zaman yang berbeda, maka tidak heran jika perbedaan puisi lama dan puisi baru juga terlihat dari isi dari materi yang dibawakan masing-masing penyair. Puisi lama biasanya berisi nasehat, ajakan, atau himbauan agar manusia mengikuti hal yang sesuai norma maupun moral yang ada pada saat itu. 

Berikut adalah contohnya:

Siapa yang enggan sesat dunia akhirat

Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat

Gurindam tersebut terlihat dan terdapat nasihat agar pembaca dapat selalu berpegang teguh pada agama. Serta mengingatkan akan ajal yang bisa saja datang menjemput setiap saat.

Sementara itu, puisi baru biasanya memiliki tema yang lebih personal. Karena biasanya tertulis di masa-masa penindasan. Tidak jarang, puisi baru memuat hal-hal yang bersifat perjuangan dan pemberontakan. Salah satu contohnya adalah “Puisi untuk Adik” karya Wiji Thukul yang ditulis pada zaman Orde Baru berikut:

apakah nasib kita akan terus seperti

sepeda rongsokan karatan itu?

o… tidak, dik!

kita akan terus melawan

waktu yang bijak bestari

kan sudah mengajari kita

bagaimana menghadapi derita

kitalah yang akan memberi senyum

kepada masa depan

jangan menyerahkan diri kepada ketakutan

kita akan terus bergulat

apakah nasib kita akan terus seperti

sepeda rongsokan karatan itu?

o… tidak, dik!

kita harus membaca lagi

agar bisa menuliskan isi kepala

dan memahami dunia

Meski begitu, perbedaan dua jenis puisi ini tidak selamanya tetap. Puisi lama bisa saja mengungkapkan isi hati penyair. Sebaliknya, puisi baru juga dapat berisi nasihat mengenai nilai luhur masyarakat.

Sudah Paham Apa Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru?

Berikut tadi adalah empat perbedaan utama antara puisi lama dan puisi baru yang wajib untuk Anda ketahui. Semoga dengan artikel ini, Anda lebih mudah dalam menentukan mana yang merupakan puisi lama dan puisi baru.

Share: