Coba perhatikan anak-anak di sekitarmu. Kebanyakan dari mereka sudah memperoleh hiburan dalam bentuk video game ataupun tontonan kartun dari internet. Namun, kalau kita kilas balik ke 20 tahun yang lalu, permainan tradisional masih menjadi andalan anak-anak di zaman itu.
Perkembangan teknologi dan hiburan menyebabkan permainan tersebut makin tergerus dan tertinggal bagi anak zaman sekarang. Padahal, permainan zaman dulu membuat anak banyak bergerak dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Yuk, kita coba kenal lebih dalam dengan permainan zaman dulu.
Daftar ISI
Pengertian Permainan Tradisional
Permainan tradisional adalah sejumlah permaianan yang anak-anak mainkan pada zaman dulu. Pada umumnya, permainan ini adalah warisan dari generasi sebelumnya.
Saat ini, cukup sulit kita dapat melihat anak-anak yang asyik bermain permainan zaman dulu terutama di daerah urban atau perkotaan. Permainan tradisional cenderung lebih mudah kita temukan di area pedesaan.
Permainan zaman dulu erat berhubungan dengan tradisi yang berlaku di suatu masyarakat.
Biasanya, permainan tersebut juga memanfaatkan beberapa alat yang mudah kita dapatkan di alam seperti batu, kayu, daun, batu bata, dan lain sebagainya. Bahkan di beberapa kasus tidak memerlukan alat sama sekali.
4 Manfaat Permainan Tradisional
Permainan tradisional tentu memberikan manfaat bagi anak-anak karena melibatkan gerakan tubuh dan interaksi sosial ke teman sebaya. Berikut adalah 4 manfaat yang bisa anak peroleh dari permainan zaman dulu, yaitu:
1. Menghilangkan Rasa Bosan dan Jenuh
Salah satu syarat suatu aktivitas bisa kita sebut sebagai permainan yaitu harus dapat menghilangkan rasa jenuh dan bosan.
Tentu saja, permainan zaman dulu sifatnya menghibur dan bisa membantu anak dalam menghilangkan rasa tersebut.
2. Manfaat Pengembangan Sosial dan Karakter
Permainan tradisional identik dengan permainan yang dimainkan secara berkelompok. Jika anak ingin bermain, maka ia harus mencari teman untuk diajak bermain.
Permainan zaman dulu secara tidak langsung melatih kemampuan anak dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan bersaing secara sportif.
Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri, percaya pada rekan satu tim, dan berjiwa lapang jika tidak menang.
3. Manfaat Kognitif
Ada sejumlah permainan ini yang bisa dimenangkan melalui strategi yang matang, sehingga permainan zaman dulu juga mengandalkan kemampuan berpikir secara logis.
Permainan tersebut pada akhirnya akan melatih anak dalam meracik strategi, ketelitian, dan ketepatan dalam pengambilan keputusan agar dapat memenangkan permainan.
4. Melatih Ketangkasan Fisik
Salah satu hal yang jelas tampak pada hiburan anak modern, seperti video game ataupun acara hiburan di internet adalah kurangnya melibatkan gerakan fisik.
Nah, permainan zaman dulu yang anak mainkan masih banyak yang mengandalkan kemampuan fisik, sehingga menyebabkan anak secara tidak langsung melakukan olahraga.
3 Jenis Permainan Tradisional
Permainan zaman dulu dapat kita bagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah 3 jenis dari permainan zaman dulu, yaitu:
1. Rekreatif
Permainan tradisional yang bersifat rekreatif murni tujuannya untuk bersenda gurau dan menghabiskan waktu luang bersama teman.
Di dalam permainan rekreatif, tidak ada aturan atau strategi karena tidak ada istilah menang atau kalah.
2. Kompetitif
Permainan zaman dulu yang bersifat kompetitif identik dengan adanya aturan, strategi, dan kerja sama di dalamnya. Sesuai namanya, akan ada pihak yang menang dan kalah pada permainan jenis ini.
Selain untuk hiburan, permainan jenis ini bisa melatih kemampuan fisik, kognitif, sosial, dan karakter. Beberapa ciri yang bisa kamu lihat dari permainan kompetitif yaitu:
- Mencapai kemenangan.
- Terdapat aturan dalam permainannya serta syarat menang.
- Adanya sistem hadiah jika berhasil melakukan tujuan tertentu.
- Adanya sistem hukuman jika melakukan pelanggaran.
- Terorganisasi.
3. Edukatif
Jenis permainan tradisional yang terakhir adalah permainan yang bersifat edukatif. Artinya, permainan jenis ini menyisipkan unsur pengetahuan di dalamnya.
Permainan jenis edukatif sangat bagus untuk menambah pengetahuan umum bagi anak.
Anak akan memperoleh ilmu yang berharga di luar kelas sekolah. Selain sebagai sarana penambah ilmu, permainan edukatif juga bisa menjadi ajang sosialisasi.
Nilai yang Tersimpan dalam Permainan Tradisional
Lebih dari sekadar terhibur ataupun menang, ternyata permainan zaman dulu juga menyimpan nilai-nilai berharga bagi anak. Yuk, kita cari tahu apa saja.
1. Nilai Kejujuran dan Sportivitas
Nilai kejujuran dan sportivitas pada anak bisa dipupuk melalui permainan tradisional, terutama pada permainan yang sifatnya kompetitif.
Terdapat aturan yang harus pemain patuhi pada permainan kompetitif. Anak dapat melatih sifat jujur melalui kepatuhannya pada aturan, seperti mengakui adanya pelanggaran dan menghindari menang dengan cara curang.
Selain itu, pada permainan kompetitif akan ada pihak yang menang dan kalah. Tujuannya untuk melatih sikap rendah hati pada pihak yang menang dan sikap lapang dada pada pihak yang kalah. Kondisi ini secara tidak langsung akan memupuk jiwa sportif pada anak.
2. Kerja Sama
Sebuah permainan, apalagi jika dimainkan secara tim, pasti harus mengandalkan kerja sama di dalamnya.
Ketika anak melakukan permainan tradisional yang melibatkan tim, anak akan belajar bagaimana caranya berkoordinasi dan membentuk kekompakkan demi meraih kemenangan.
3. Kepemimpinan
Permainan yang melibatkan tim sering kali menerapkan sistem “pemimpin” atau “kapten” di dalam masing-masing tim yang bertanding.
Jika anak berkesempatan mengemban tugas sebagai kapten, ini artinya anak mendapat kesempatan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
Jiwa kepemimpinan ini misalnya seperti bagaimana anak belajar dalam mengkoordinasi timnya, mengatur peran dan tugas teman-temannya, serta memberi dorongan moral agar dapat meraih kemenangan.
Sikap kepemimpinan ini secara tidak langsung juga melatih anak untuk punya sikap pantang menyerah.
4. Solidaritas dan Percaya Kemampuan Teman Satu Tim
Setiap orang di dalam sebuah tim pasti punya kelebihan, kekurangan, serta tugasnya masing-masing. Nah, di sinilah solidaritas dan percaya pada kemampuan rekan setim penting untuk sebuah tim miliki agar bisa berjalan dengan kompak.
Anak akan ditempa untuk saling memahami keunikan teman-teman satu timnya agar bisa saling melengkapi satu sama lain.
Selain itu, anak juga akan belajar untuk percaya pada kemampuan temannya. Jika anak ragu dan tidak percaya, tim akan menjadi tidak kompak.
5. Ketangkasan dan Kecerdasan
Nilai terakhir yang bisa anak peroleh dari permainan tradisional yaitu ketangkasan fisik dan kecerdasan dalam berpikir.
Seperti yang sudah sempat kita singgung di atas, ada permainan zaman dulu yang melibatkan fisik, ada juga yang melibatkan strategi. Nah, kedua jenis permainan tersebut akan melatih kemampuan fisik dan berpikir anak.
4 Contoh Permainan Tradisional
Berikut ini adalah 4 contoh permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak di zaman dahulu, yaitu:
1. Gobak Sodor
Gobak sodor adalah salah satu contoh permainan zaman dulu yang terkenal di zamannya. Permainan ini sangat seru karena melibatkan banyak orang.
Sebelum memulai gobak sodor, anak-anak biasanya akan melakukan hompimpa terlebih dahulu agar tahu apakah mendapatkan giliran mengejar atau dikejar.
Permainan gobak sodor cukup sederhana. Jika dikejar, kamu dan teman satu tim harus bergerak cepat agar tim lawan tidak bisa menangkapmu. Jika mengejar, kamu dan temanmu harus menangkap tim lawan.
Baca Juga : Permainan Gobak Sodor: Asal-usul dan Cara Memainkannya
2. Lompat Karet
Dua puluh tahun lalu, lompat karet adalah permainan yang paling sering terlihat pada saat jam istirahat di halaman sekolah SD.
Bahkan, lompat karet menjadi salah satu permainan tradisional yang eksistensinya cukup terjaga hingga saat ini.
Biasanya, lompat karet dimainkan oleh perempuan. Namun, tidak jarang juga anak laki-laki juga ikut bermain.
Aturannya, kamu cukup melompati rintangan yang terbuat dari tali karet. Kamu harus berhasil melompati rintangan yang paling rendah hingga rintangan paling tinggi.
3. Petak Umpet
Rasanya, semua orang Indonesia tahu permainan satu ini. Petak umpet adalah permainan tradisional yang paling terkenal.
Permainan petak umpet bisa dimainkan oleh dua hingga puluhan orang. Satu anak harus berjaga sambil menutup mata. Selama menutup mata, anak yang bertugas sebagai penjaga harus berhitung dari 1 sampai 10 sebelum membuka matanya.
Selama penjaga berhitung, anak-anak lain harus mencari tempat sembunyi dengan cepat agar tidak ketahuan. Ketika penjaga sudah berhitung hingga 10 dan membuka mata, anak yang jadi penjaga bertugas untuk mencari temannya yang bersembunyi.
4. Egrang
Egrang adalah permainan zaman dulu yang sifatnya cukup menantang karena tidak mudah untuk memainkannya.
Keseimbangan dan ketangkasan sangat diperlukan untuk memainkannya. Egrang adalah dua tongkat berukuran panjang yang di bagian tengahnya berisi tempat pijakan kaki. Pemain egrang harus berjalan dengan tongkat tersebut dan tidak boleh jatuh.
Namun, jika tidak terbiasa, permainan egrang ini cukup berisiko karena rentan jatuh. Jadi, anak yang ingin bermain egrang namun belum terbiasa, harus didampingi oleh yang sudah terbiasa.
Permainan Tradisional Apa yang Pernah Kamu Mainkan?
Ternyata, permainan tradisional tidak hanya dapat menghibur namun juga memberikan manfaat dari segi fisik, mental, dan sosial bagi anak. Permainan zaman dulu adalah hal yang pasti membekas di hati anak-anak yang memainkannya.
Dengan tetap memainkan permainan ini, kamu ikut serta menjaga kelestarian permainan tempo dulu. Bagaimanapun juga, permainan zaman dulu memiliki nilai-nilai yang patut diterapkan. Oleh karena itu, tak ada salahnya kamu sesekali memainkan permainan ini.