Salah satu persamaan pantun, syair, dan gurindam adalah ketiganya merupakan karya sastra yang kaku, karena terikat oleh aturan jumlah kata, kalimat, dan irama.
Orang-orang zaman dahulu sering menjadikan pantun, syair dan gurindam sebagai media untuk memberikan nasihat atau petuah hidup kepada orang lain. Dibalut dengan kalimat kiasan dan irama yang sama, ketiga puisi lama ini cukup populer. Berikut informasi mengenai pantun, syair, dan gurindam yang dilengkapi contohnya!
Daftar ISI
Pengertian Pantun, Syair, dan Gurindam
Sebagai salah satu sastra tua, pantun, syair, dan gurindam jadi materi penting yang muncul di pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, terdapat banyak persamaan pantun, syair, dan gurindam, sehingga sulit dibedakan. Berikut masing-masing pengertiannya:
1. Pengertian Pantun
Menurut KBBI, pantun adalah sastra Indonesia berbentuk puisi Melayu. Penyebutan pantun di setiap daerah pun juga berbeda-beda, mulai dari parikan untuk daerah Jawa, paparikan untuk Sunda, hingga patuntun untuk daerah Minangkabau.
Meski memiliki penyebutan yang berbeda, artinya tetap sama dan cara pembuatannya juga berpatokan pada ketentuan yang berlaku.
Pantun memiliki ciri-ciri penting dalam pembuatannya, yaitu:
- Memiliki 4 baris atau larik
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
- Baris pertama dan kedua adalah pengantar atau juga disebut sampiran
- Baris ketiga dan keempat adalah isi
- Setiap baris memiliki rima atau sajak a-b-a-b
Khusus untuk bagian sampiran atau pengantar, tidak ada kaitannya dengan isi. Sehingga, cara memaknai sebuah pantun hanya cukup melalui bagian isinya saja, yaitu baris ketiga dan keempat.
Pantun terdiri dari banyak jenis, yaitu pantun nasihat, pantun agama, pantun pendidikan, pantun jenaka, pantun muda-mudi, pantun orang tua, dan lainnya.
2. Pengertian Syair
Kedua, ada syair, jenis puisi lama yang ditulis dengan gaya cerita yang berirama. Syair juga terikat dengan jumlah kata, baris, dan irama.
Ciri-ciri dari syair, antara lain:
- Memiliki empat baris
- Terdiri dari 8-14 suku kata dalam setiap baris
- Semua bagian dalam syair adalah isi, sehingga tidak ada pengantar atau sampiran
- Menggunakan bahasa kiasan
- Memiliki pola irama a-a-a-a
- Syair memiliki banyak bait, sehingga tidak selesai hanya dalam satu bait
Sama seperti pantun, syair juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu syair nasihat, syair agama, syair kiasan, syair romantis, syair sejarah, hingga syair istana.
3. Gurindam
Terakhir adalah gurindam. Ini merupakan jenis puisi lama yang bukan dari Indonesia. Gurindam adalah puisi yang berasal dari negara India, lalu populer di Indonesia sejak lama.
Gurindam sangat identik dengan nilai agama dan moral. Sehingga, puisi lama ini kerap dijadikan sebagai norma-norma kehidupan orang zaman dulu yang ditulis, kemudian disampaikan lebih ringkas.
Sekilas gurindam mirip seperti peribahasa. Agar lebih jelas, berikut ciri-ciri gurindam yang perlu diketahui:
- Memiliki dua baris dalam satu bait
- Baris pertama berisi masalah atau persoalan
- Baris kedua berisi jawaban, dampak dari masalah, dan lainnya yang berkesinambungan dengan baris pertama
- Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup, nasihat, dan lainnya
- Setiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
- Gurindam memiliki sajak atau irama a-a, b-b, c-c, dan seterusnya.
Persamaan Pantun, Syair, dan Gurindam
Setelah mengetahui masing-masing pengertiannya, sekilas ketiga sastra Indonesia ini memiliki banyak persamaan. Berikut beberapa persamaan pantun, syair, dan gurindam secara umum:
- Ketiganya termasuk jenis puisi lama yang masih populer hingga sampai saat ini.
- Baik pantun, syair, atau gurindam memiliki banyak jenis dan fungsinya sama, yaitu memberikan sebuah pesan atau nasihat kepada banyak orang.
- Umumnya isi dari pantun, syair, dan gurindam adalah nilai agama dan moral kehidupan.
- Ketiganya memiliki bait meski jumlah barisnya berbeda.
- Pantun, syair, dan gurindam memiliki sajak atau rima yang sama.
- Ketiganya terikat oleh jumlah baris, kata, dan sajak.
Persamaan di atas membuat pantun, syair dan gurindam memiliki proses pembuatan yang sama. Hanya saja, gaya pengucapan masing-masing baitnya berbeda.
Jika berpantun bisa dilakukan dengan nada yang santai, maka lain halnya dengan bersyair atau membaca gurindam. Dua jenis puisi lama ini harus dibacakan dengan cara bersyair, inilah yang menjadi ciri khas keduanya.
Bahkan, saat ini pembacaan syair atau gurindam juga sudah bisa diiringi oleh musik. Sehingga, mirip seperti orang yang sedang bernyanyi. Hanya saja, isi pesan dari syair dan gurindam bertujuan untuk nasihat atau pengingat kepada sesama.
Contoh Pantun, Syair, dan Gurindam
Agar lebih paham mengenai persamaan pantun, syair, dan gurindam, berikut contoh masing-masing ketiganya yang berpatokan pada ciri-cirinya:
1. Contoh-Contoh Pantun
Isi pantun memiliki fungsi sebagai penyampaian pesan. Oleh karena itu, baris ketiga dan keempat harus bisa menunjukkan pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut contoh pantun berisi nasihat dan pantun tentang agama yang bisa ditiru:
a. Contoh Pantun Nasihat
Apa gunanya orang bertenun
Untuk membuat baju adat
Apa gunanya orang berpantun?
Untuk berbagi amanat
Buah salak tebal dagingnya
Renyah manis dalam kunyahan
Jika engkau ingin menggapai dunia
Utamakanlah pendidikan
Bunga mawar tumbuh subur
Mekarnya hanya di satu tangkai
Jika ingin selamat siksa kubur
Jangan sampai ibadah terbengkalai
b. Contoh Pantun Agama
Jalan-jalan ke kota tua
Jangan lupa membeli sajadah
Bulan puasa sudah tiba
Mari kita tingkatkan ibadah
Keliling Yogyakarta menggunakan delman
Melipir ke kios untuk istirahat
Jadikan Al Quran sebagai pedoman
Agar kita selamat dunia akhirat
Buah kurma manis rasanya
Diseduh bersama secangkir kopi
Bersihkan hati dan maafkan sesama
Sebab Idul Fitri datang sebentar lagi
2. Contoh-Contoh Syair
Agar syair terdengar indah, irama setiap baitnya harus sama. Selain itu, persamaan pantun, syair dan gurindam yakni pesan atau makna dari isinya juga harus jelas dan tersampaikan dengan baik. Berikut contoh-contoh syair yang bisa dijadikan sebagai inspirasi:
a. Syair Bidasari
Dengarlah kisah dari suatu riwayat
Seorang raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir lalu dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat
Ada raja di sebuah negeri
Sultan Agus bijak besyari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi
Kabar orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiada ia merasai sengsara
Entah kepada esok dan lusa
b. Syair Perahu-Karya Hamzah Fansuri
Inilah gerangan di suatu madah
Mengarangkan syair yang terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenalilah dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda yang arif-budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Karena itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat di perahumu
Hasilkan bekal air dan sebuah kayu
Dayung pengayuh taruhlah di situ
Supaya laju perahumu itu
c. Syair Tentang Kehidupan-Karya Penulis
Sepeda dikayuh tanpa jeda
Warna pedalnya sudah pudar lama
Rodanya berputar keduanya
Membawa kita ke singgasana
Sampainya tuan di istana
Tak lupa berbagi oleh-oleh kepada sesama
Tua muda sama saja
Kaya hati miskin harta
Harta berlimpah tak punya rasa
Seolah dunia hanya miliknya
Orang lain tak ada maknanya
Sungguh hidup yang sia-sia
Orang kaya jangan suka menghina
Sebab harta hanya titipan sang pencipta
Tak ada satu pun umat yang hina
Sebab hidup berjalan seperti roda sepeda
d. Syair Iman Manusia-Karya Penulis
Beban manusia tak sama beratnya
Akhlak dan ilmu beda takarannya
Tiada lelah menengadah berdoa meminta
Umur, harta, dan lain-lainnya pada pencipta
Badai datang menggoyahkan iman
Jalan lurus putus di tikungan
Manusia ladangnya kesalahan
Tuhan satu-satunya pemberi ampunan
Hendaklah kita membawa bekal
Manusia sempurna karena berakal
Perbaiki hidup penuh tawakal
Sebab akhirat di sana tempat kekal
Jadilah manusia yang bijak
Iman di dada jangan sampai berkacak
Terhadap sesama haruslah lunak
Lembut bertutur jangan galak
e. Contoh Syair Lainnya-Karya Penulis
Kalaulah hidup tujuannya harta
Habis sudah iman dan takwa
Tiang agama ikut roboh juga
Lupa mengeja nama-nama sang pencipta
Harta butakan mata manusia
Berjalan pongah membusungkan dada
Enggan menyapa lebih banyak menghina
Hidup bakal kekal pikirnya
Kalaulah manusia jauh dari Tuhan
Niscaya hidupnya terbelenggu setan
Kejahatan seperti kebaikan
Hilang sudah kasih sayang Tuhan
Hidup hanya bertumpu pada waktu
Tak seorang pun tahu kapan itu
Tuhan satu-satunya yang Maha Tahu
Kepada-Nya minta ampun dan restu
f. Contoh Syair Lainnya
Setengah orang mati terhempas
Nyawa di badan bagai dikupas
Ditimpa batu datang merapas
Jadilah mati tak bernapas
Tulangnya remuk nyatalah pasti
Bersapiah-sapiah tidak seperti
Hancur pengarang jantung hati
Di Payakumbuh banyaklah mati
Incik dan Tuan boleh ketahui
Dalam karangan cerita rawi
Kematian orang di tanah Jawi
Bukan di kota tanah Betawi
g. Contoh Syair Agama
Jauhi semua perbuatan jahat
Jauhi pula perbuatan maksiat
Mari kita segera bertaubat
Supaya kita selamat dunia akhirat
Jangan risau dengan cobaan
Jangan bersedih karena kesulitan
Berdoa saja pada Tuhan
Insya Allah Ia akan kabulkan
Jangan lalaikan perintah-Nya
Kerjakan yang disuruh-Nya
Bertaubatlah kepada-Nya
Dia pasti menerima
Ingatlah pada dosamu
Ingatlah akan kelalaianmu
Perbaiki hati dan dirimu
Tuhan pasti akan menyayangimu
h. Contoh Syair Amanah
Wahai Ananda permata hikmat
Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung sebab akibat
Berani berbuat tangan dikebat
Wajah Ananda intan terserlah
Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah
Wajah Ananda Bunda berpesan
Tanggung jawabmu jangan ditinggalkan
Sakit dan perih engkau tahan
Aib dan malu engkau tampungkan
i. Contoh Syair Kiasan
Dengarlah Tuan mula rencana
Disuratkan oleh dagang yang hina
Karangan janggal banyak tak kena
Daripada paham belum sempurna
Daripada hari sangatlah morong
Dikarang syair seekor burung
Sakitnya kasih sudah terdorong
Gila merawan segenap lorong
Pertama mula pungguk merindu
Berbunyilah guruh mendayu-dayu
Hatinya rawan bercampur pilu
Seperti diiris dengan sembilu
Pungguk bermadah seraya merawan
Wahai bulan, terbitlah Tuan
Gundahmu yang tidak berketahuan
Keluarlah bulan tercelalah awan
3. Contoh-Contoh Gurindam
Terakhir adalah gurindam. Persamaan pantun, syair, dan gurindam pada proses pembuatannya tidak jauh berbeda, hanya saja gurindam terdiri dari dua baris dalam satu bait. Berikut contoh-contoh gurindam:
a. Gurindam Dua Belas-Karya Raja Alj Haji
Apabila orang mudah mencatat
Pekerjaan itu membuatnya sesat
Barang siapa meninggalkan shalat
Tiadalah hartanya beroleh berkarat
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
b. Contoh Gurindam Lainnya
Kalau mulut tajam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar
Pikir dahulu sebelum lidah berkata
Supaya terelak oleh silang sengketa
Kalau diri terkena perkara
Turut susah sanak saudara
Barang siapa berbuat khianat
Tuhan kelak pasti memberi laknat
c. Contoh Gurindam
Terhadap ibu hendaklah kita hormat
Supaya diri dapat selamat dunia akhirat
Dengan ayah jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Terhadap anak janganlah lalai
Supaya kita boleh naik ke tengah balai
d. Contoh Gurindam Nasihat-Karya Penulis
Janganlah bekerja terburu-buru
Supaya tidak banyak keliru
Janganlah mencela orang
Agar tak dikira hidup kita kurang
Hilangkan dengki dan amarah
Agar terlepas dari anak panah
e. Contoh Gurindam Agama
Janganlah suka tinggalkan sembahyang
Agar hidup kokoh seperti tiang-tiang
Lepas sembahyang sempatkan baca Al Quran
Kitab penyelamat umat di kehidupan
Jangan lupa selalu berzakat
Supaya harta memperoleh berkat
Sudah Paham Persamaan Pantun, Syair, dan Gurindam?
Pantun, syair dan gurindam adalah tiga jenis sastra Indonesia yang hingga sampai saat ini masih menjadi pelajaran penting dalam dunia pendidikan, khususnya Bahasa Indonesia. Selain itu, Persamaan pantun, syair dan gurindam adalah puisi kuno yang memiliki sajak atau irama serta pesan yang tujuannya sebagai nasihat.