Pola lantai adalah salah satu elemen dalam tarian yang butuh banyak perhatian. Pola ini memberikan keunikan dan ciri khas pada setiap tarian. Tak hanya itu, sebenarnya pola dalam tarian memiliki banyak fungsi yang bisa membuat pentas tidak membosankan. Kenali berbagai jenis pola dalam tarian melalui ulasan berikut, yuk!
Daftar ISI
Pengertian
Pola lantai adalah bentuk formasi atau barisan yang menjadi acuan penari dalam melakukan perpindahan posisi. Perpindahan posisi penari banyak terjadi ketika proses pagelaran berlangsung. Semua gerakan perpindahan tersebut diatur dalam sebuah pola supaya tidak berantakan.
Tak hanya tarian berkelompok, penari tunggal maupun penari duo tetap menggunakan pola dalam menari. Tidak mungkin penari, sekalipun sendirian, hanya berdiri pada satu tempat saja selama menari.
Ada beberapa bentuk pola dalam menari, yaitu garis horizontal, vertikal, diagonal, dan melengkung. Meski namanya garis, pola ini hanyalah garis imajiner yang harus penari ingat di luar kepala.
Biasanya, tempat latihan dan tempat pertunjukkan memiliki luas dan bentuk yang berbeda. Maka dari itu, sebelum maju ke pentas, penari biasanya melakukan gladi resik untuk menyesuaikan pola yang telah mereka atur dengan panggung pentas.
Jenis-jenis Pola Lantai
Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai pola dalam menari:
1. Pola Horizontal
Pola garis horizontal berbentuk lurus melintang dari kiri ke kanan maupun sebaliknya. Formasi yang dibuat bisa 1 baris, 2 baris, dan seterusnya tergantung jumlah penari yang ada.
Hal yang menonjol dari formasi ini adalah keseragaman penari. Karena sejajar, maka gerakan akan terlihat lebih terstruktur. Pola horizontal bisa berkembang menjadi pola zig-zag. Pola zig-zag akan memberikan variasi gerakan dalam pentas. Contoh tarian yang menggunakan pola ini adalah tari saman.
2. Pola Vertikal
Mirip dengan pola horizontal, pola vertikal juga membentuk penari menjadi 1 barisan yang sejajar. Perbedaanya terletak pada posisi barisan saja. Untuk pola vertikal, barisan bentuknya akan lurus memanjang dari depan ke belakang ataupun sebaliknya.
Pola ini banyak Anda temukan dalam tarian khas Indonesia. Untuk variasi, pola vertikal akan berkembang menjadi zig-zag seperti pada pola horizontal. Lebih lanjut, jumlah barisan akan menyesuaikan jumlah penari yang ada di atas panggung. Pola ini memberikan kesan kuat dan menyatu dalam sebuah pentas tari.
3. Pola Lantai Diagonal
Garis diagonal berarti barisan penari lurus dari sudut kanan maupun kiri. Bentuk diagonal memberikan kesan dinamis dalam sebuah pentas tari. Setiap penari harus presisi dalam membuat garis diagonal supaya gerakan bisa selaras satu sama lain.
Garis diagonal memungkinkan penari bisa berada pada posisi depan maupun belakang secara bergantian, tetapi tetap terlihat dari arah depan. Perkembangan pola diagonal adalah formasi berbentuk X. Formasi ini butuh ketelitian ekstra dari para penari.
Dalam pola berbentuk X, penari harus memperhatikan setiap langkahnya supaya tidak saling menabrak, terutama penari yang berada pada bagian tengah.
Perkembangan pola lainnya adalah bentuk V, entah V dari depan maupun V dari belakang. Bentuk yang lebih umum adalah V terbalik, maksudnya ada 1 penari di bagian paling depan dan diikuti oleh 2 baris penari lain yang membentuk garis diagonal ke belakang.
4. Pola Garis Lengkung
Seperti namanya, pola ini berarti berbentuk seperti garis yang melengkung. Bentuk paling umum dari jenis pola ini adalah huruf U. Namun, pola ini juga bisa berkembang menjadi bentuk angka 8 maupun seperti ular.
Perbedaan pola garis lurus dan lengkung ada pada kesan yang ditampilkan. Pola lurus membawa kesan kuat, sedangkan pola melengkung membawa kesan lembut.
Ada 2 bentuk garis lengkung yang bisa dibuat oleh penari, entah lengkungan ke depan maupun melengkung ke belakang. Melengkung ke depan berarti pola akan berbentuk seperti benda cembung. Sedangkan lengkungan ke belakang akan berbentuk seperti pola cekung.
Jenis pola ini biasanya ada di dalam tarian yang terdapat tambahan properti di dalamnya. Properti akan digunakan penari untuk membuat bentuk yang indah.
Fungsi dan Tujuan
Pola dalam menari memiliki fungsi dan tujuan, berikut ini adalah penjelasannya.
1. Fungsi Pola Lantai
Berikut ini adalah fungsi pola dalam tarian:
- Pola memberikan kesan yang kuat dan tegas dalam tarian
- Pola berfungsi untuk membuat gerakan penari lebih tertata
- Karena adanya pola, tarian berkelompok bisa terlihat lebih selaras
- Pola dapat menonjolkan struktur dalam tarian
- Tata panggung dan penari bisa saling menyesuaikan dengan adanya pola
2. Tujuan Pola dalam Tarian
Berikut ini adalah tujuan pola dalam tarian:
- Dalam tarian kelompok, pola bertujuan supaya antar penari satu dengan lainnya tidak saling bertabrakan
- Tak hanya gerakan, pola juga memberikan ciri khas untuk suatu tarian
- Penari yang berdiri di satu posisi saja akan membosankan, maka tujuan lain dari pola adalah membuat pentas tari menjadi lebih menarik
- Dalam tarian kelompok, tidak mungkin semua penari berada di depan, maka pergantian posisi ini bisa diatur dalam pola lantai
- Pola memberikan kesan hidup dalam tata panggung
Contoh Pola Lantai
Berikut ini adalah beberapa contoh pola dalam tarian tradisional Indonesia.
1. Tari Bedhaya Semang
Tari Bedhaya Semang memiliki bentuk pola yang kuat. Tarian dari daerah Yogyakarta ini merupakan salah satu tarian klasik yang polanya memiliki filosofi. Pola yang digunakan dalam Tari Bedhaya Semang adalah gawang perang, gawang jejer wayang, gawang kalajengking, serta gawang tiga-tiga.
Gawang jejer wayang pada dasarnya adalah pola garis vertikal yang mengalami perkembangan. Sedangkan gawang tiga-tiga merupakan bentuk 3 barisan vertikal penari.
Ada juga pola lajur dalam Tari Bedhaya Semang yang penuh makna. Pola ini menggambarkan 5 unsur dalam kehidupan manusia, yaitu perilaku, cahaya, rasa, nafsu, dan sukma.
2. Tari Jaran Kepang
Tarian lain yang memiliki pola kuat adalah Jathilan atau Jaran Kepang. Jenis tarian tradisional ini berasal dari Kabupaten Ponorogo. Tari ini merupakan tarian rakyat yang menggunakan pola campuran antara garis lurus dan melengkung.
Dalam tarian ini, jaran kepang digunakan sebagai properti layaknya kuda sungguhan. Biasanya, jathilan atau Tari Jaran Kepang hadir untuk melengkapi pertunjukan reog. Namun, ia juga bisa berdiri sendiri dalam sebuah pentas tari.
3. Pola Lantai Tari Jaipong
Tari Jaipong yang berasal dari Jawa Barat juga memiliki pola yang menarik untuk diulas. Gerakan dalam Tari Jaipong mudah dan sangat menghibur. Ini karena penarinya berasal dari wanita-wanita muda.
Pola dalam Tari Jaipong adalah garis lurus. Meski terlihat sederhana, garis lurus akan memperlihatkan gerakan per gerakan dengan jelas. Gerakan yang terlihat jelas ini akan menonjolkan setiap penari dengan baik.
4. Tari Saman
Pola dalam Tari Saman adalah garis lurus. Namun, bisa juga dikembangkan menjadi pola zig-zag. Dalam Saman, penari tidak banyak bergerak karena tarian hampir sepenuhnya dilakukan dengan posisi duduk.
Hal tersebutlah yang menjadi ciri khas utamanya. Selain itu, keselarasan antar penari juga menarik karena Tari Saman dilakukan dengan tempo yang sangat cepat.
5. Tari Pendet
Salah satu tarian tradisional dari Pulau Dewata ini adalah tarian upacara adat yang sering ditampilkan di pura. Namun, karena perkembangan zaman, Tari Pendet saat ini juga menjadi tarian untuk menyambut tamu.
Meski menjadi tarian sambutan, Pendet tak kehilangan unsur religius dan sakralnya. Pola lantai dalam Tari Pendet adalah garis diagonal yang berbentuk huruf V. Selain itu, pola garis dari kiri ke kanan juga digunakan dalam Tari Pendet.
6. Tari Seudati
Tari Seudati merupakan tarian tradisional Aceh yang memiliki gerakan sangat khas. Gerakan yang dibawakan oleh penari bersifat tegas dan semangat, namun tetap selaras dengan alunan syair yang dinyanyikan para penari.
Pola yang ada di dalam Tari Seudati adalah pola campuran antara garis melengkung, lurus, dan zig-zag. Bisa Anda bayangkan, tarian ini akan memberikan hiburan yang tidak membosankan karena memiliki banyak variasi pola.
Sudah Tahu Apa Itu Pola Lantai?
Ternyata, pola dalam tarian tidak sekadar perpindahan posisi penari saja. Lebih dari itu, pola yang selalu berubah akan membuat keseluruhan tarian tidak terasa membosankan. Pola yang diatur dengan baik akan membantu penari untuk menentukan posisinya di atas panggung.