Saat belajar tentang kebudayaaan Indonesia, pasti kamu familiar dengan salah satu tarian khas Sumatera, yaitu tari sekapur sirih. Tarian yang berasal dari Jambi ini memiliki pola lantai unik. Oleh karena itu, banyak orang yang tertarik mempelaari pola lantai tari sekapur sirih.
Selain itu, keunikan dan keindahan yang dimiliki membuat tari sekapur sirih seringkali ditampilkan untuk menyambut para tamu. Untuk memahami lebih dalam bagaimana gerakan dan pola lantainya, mari belajar sama-sama dengan membaca ulasan berikut ini sampai habis.
Daftar ISI
Apa Itu Pola Lantai pada Tarian Tradisional?
Kalau belajar tarian daerah seperti tari sekapur sirih, pasti kamu juga mempelajari bagaimana pola lantai tarian tersebut. Pola lantai menjadi komponen penting yang wajib dipelajari dan dikuasai oleh penari karena fungsinya untuk membuat tarian tersebut jadi indah dan menarik.
Pola lantai merupakan sebuah formasi, barisan, atau garis yang dilakukan oleh penari. Formasi ini mencakup cara berjalan, perpindahan dari tempat satu ke tempat lain, hingga pergerakan penari dari posisi satu ke posisi lain sebagai bagian dari penguasaan panggung untuk menyelesaikan koreografi.
Sederhananya, pola lantai adalah sebuah jalur dan formasi bagi para penari untuk menciptakan gerakan tarian yang indah. Saat melakukan pola lantai, tentu saja para penari harus memperhatikan hal-hal penting seperti panggungnya, gerakan tariannya, dan jumlah penarinya.
Jadi ketika menari, mereka tidak bisa berpindah seenaknya tanpa memperhatikan hal-hal tersebut. Karena kalau tidak, tarian terlihat tidak teratur dan malah memberikan kesan tidak menarik.
Nah, karena pola lantai adalah sebuah barisan, pasti kamu sekilas berpikir hanya bisa dilakukan oleh tari berkelompok. Memang, pola lantai identik dengan tarian berkelompok, tapi ternyata pola lantai ini bisa juga untuk tarian duo, trio bahkan tari tunggal.
Pola lantai ini sangat penting diperhatikan supaya tarian terlihat lebih teratur, penarinya terlihat kompak, gerakannya indah, dan formasinya terlihat menarik. Meskipun itu tarian yang dimainkan oleh satu orang.
Setiap tarian pasti memiliki pola lantai masing-masing. Secara umum, pola lantai memiliki beberapa macam formasi menarik, seperti vertikal, horizontal, lengkung, diagonal, dan lurus. Semua pola lantai tersebut memiliki keunggulan masing-masing, dan biasanya diterapkan pada tarian tradisional.
3 Pola Lantai Tari Sekapur Sirih
Berikut adalah 3 formasi pola lantai tarian sekapur sirih secara garis besar yang perlu kamu ketahui, yaitu:
1. Pola Lantai Tari Sekapur Sirih Sejajar
Pola lantai sejajar adalah formasi yang sering digunakan saat pementasan. Para penari nantinya akan membentuk formasi garis lurus horizontal maupun vertikal yang menarik.
Pola lantai seperti ini memiliki makna yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Salah satunya tentang gambaran bahwa sebagai sesama manusia harus membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati.
2. Pola Lantai Tari Sekapur Sirih Lingkaran
Selain sejajar, penari juga membentuk formasi lingkaran. Pola ini mampu membentuk gerakan tarian yang menarik dan variatif sehingga ketika melihatnya, penonton bisa terpukau dengan keindahan yang ditampilkan.
3. Pola Lantai Tari Sekapur Sirih Campuran
Sesuai namanya, pola lantai satu ini adalah gabungan dari pola sejajar dan lingkaran. Gabungan kedua pola ini menambah keindahan pada gerakan tariannya dan terlihat lebih kreatif serta bervariasi.
3 Gerakan Tari Sekapur Sirih
Sejak pertama kali diciptakan oleh Firdaus Chatab tahun 1962, tarian sekapur sirih mendapatkan penyempurnaan dari seniman O.K Hendrick. Perubahan dilakukan supaya gerakan tarian sesuai dengan masyarakat Jambi yang menjunjung tinggi nilai kesopanan dan sifat lemah lembut. Berikut adalah 3 gerakannya, yaitu:
1. Gerakan Awal
Gerakan awal dilakukan untuk menyambut para tamu. Para penari perempuan akan bersolek secantik mungkin supaya tampil menawan di depan para tamu. Tak hanya itu, mereka juga melakukan gerakan sembah sebagai bentuk penghormatan dan penyambutan tamu.
Kemudian para penari akan menggerakkan tangannya mengikuti irama musik. Setelah itu, melakukan gerak rentang kepak kanan kiri, gerak rentang kepak penuh, gerak ngenak incin, gerak ngenak giwang, gerak ngenak gelang, gerak bersolek, dan lain-lain.
2. Gerakan Pokok
Kalau gerakan awal sudah selesai, barulah masuk ke gerakan inti. Di sini penari akan menampilkan berbagai gerakan, seperti gerak besut baik, rentang pedang serong, nyilau, dan gerak piuh.
Gerakan inilah yang menonjolkan karakter khas masyarakat Jambi yang terbuka dan ramah pada tamu. Mereka akan menyuguhkan gerakan tari yang lemah lembut, sehingga makna dari gerakannya bisa sampai kepada penonton.
3. Gerakan Akhir
Gerakan adalah adalah gerakan penutup. Para penari melakukan beberapa gerakan sebagai tanda bahwa pertunjukan telah selesai, seperti gerak besut turun, gerak rentang kepak penuh, gerak rentang pedang kanan kiri, dan terakhir gerak sembah sebagai penutupan.
Semua gerakan akhir ini menggambarkan perasaan senang masyarakat Jambi ketika ada tamu datang. Bersamaan dengan itu, mereka menyerahkan sekapur sirih kepada tamu sebagai tanda bahwa mereka menerima tamu tersebut.
Properti Tari Sekapur Sirih
Tari sekapur sirih tidak hanya identik dengan pola lantai yang khas, namun juga dengan propertinya. Dengan adanya properti, tentu akan menambah keindahan tarian yang berasal dari Jambi ini. Adapun berbagai properti yang digunakan dalam tari sekapur sirih adalah sebagai berikut.
- Cerano (properti utama)
- Payung
- Keris (untuk penari laki-laki)
- Ikat Pinggang
- Baju kurung khas Jambi
- Sarung songket
- Teratai dada
- Selendang
- Hiasan kepala
Lagu Tarian Sekapur Sirih
Sama seperti gerakannya, lagu tarian sekapur sirih juga mengalami penyempurnaan. Taralamsyah Saragih adalah seniman yang menyempurnakan irama musiknya dengan memasukkan unsur musik khas masyarakat Jambi.
Lagu tarian ini kemudian mendapat bantuan lirik dari Marzuki Lazim dan R.A Rachman yang menyumbang gagasan. Berikut adalah lirik lagu tarian sekapur sirih, yaitu:
Sajian iko darilah Jambi
Sepucuk Jambi sembilan lurah
Sajian iko darilah Jambi
Sepucuk Jambi sembilan lurah
Sajian kami pusako mulyo
Adatlah resam dari dulu kalo
Sajian kami pusako mulyo
Adatlah resam dari dulu kalo
Sekapur sirih dalam cerano
Kami sajikan kepado yang mulyo
Sekapur sirih dalam cerano
Kami sajikan kepado yang mulyo
Semugo bapak serto rakyatnyo
Aman dan makmur sepanjang maso
Nah, menarik bukan lirik dari lagu pengiring tarian ini? Secara garis besar, lagunya memang untuk menyambut tamu yang datang. Selain itu, alunan lagunya mendayu mencerminkan masyarakat Jambi yang ramah dan lemah lembut.
Sudah Mengerti Pola Lantai Tari Sekapur Sirih?
Itulah penjelasan tentang pola lantai tari sekapur sirih lengkap dengan gerakan, properti, dan lirik lagunya. Setelah belajar tentang tari tradisional ini, tentunya kamu semakin tertarik dengan budaya Indonesia bukan?
Tarian sekapur sirih memang memiliki makna yang unik dan mencerminkan kebiasaan orang Jambi. Oleh karenanya, tarian seperti ini perlu dilestarikan supaya tidak punah dan senantiasa menjadi kekayaan budaya nusantara hingga generasi berikutnya.