Dalam era modern yang penuh dengan kemajuan teknologi, industri, dan beragam fasilitas yang kita miliki, membuat kita menutup mata akan akibat yang ditanggung oleh lingkungan. Tanpa disadari, lingkungan kita telah tercemar hingga mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Polutan, polusi, dan pencemaran menjadi konsekuensinya.
Maka dari itu, sebagai penghuni bumi, sudah selayaknya kita peduli akan isu ini. Salah satunya adalah memahami karakteristik dan cara mencegah serta mengatasi pencemaran tersebut.
Nah, dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang fenomena pencemaran ini, mulai dari pengertian, apa saja jenisnya, seperti apa cirinya, dan contoh-contohnya di sekitar kita. Yuk, simak!
Daftar ISI
Apa Itu Polutan?
Polutan atau pencemar adalah zat atau material yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan atau polusi, baik di udara, air, tanah, cahaya, dan suara. Meskipun sering dianggap hal yang sama, sebenarnya kata polusi dan pencemar memiliki definisi yang berbeda. Karena polusi adalah masuknya pencemar ke lingkungan.
Segala macam zat berbahaya atau komponen lain yang dapat menimbulkan polusi disebut pencemar. Lalu, zat atau material seperti apa yang masuk kedalam golongan pencemar?
Secara umum, semacam zat kimia, partikel padat, hingga gas apabila keberadaanya dapat menimbulkan kerusakan, dan kerugian terhadap makhluk hidup serta ekosistemnya.
Bukan hal yang benar apabila kita menganggap semua zat dan material yang ada di lingkungan sebagai pencemar. Karena banyak zat alam yang keberadaanya tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Namun, apabila zat-zat ini melebihi ambang batas aman, akan muncul peluang menjadi pencemar, terutama zat buatan manusia.
Akan tetapi, perlu diingat, bahwa setiap wilayah memiliki lembaga yang mengklasifikasikan zat atau material seperti apa yang dapat dikategorikan pencemar.
Proses Pencemaran
Seperti yang kita ketahui, zat atau material yang bersifat negatif atau mencemari lingkungan digolongkan sebagai polutan. Perlu diketahui, bahwa proses pencemaran digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Proses Pencemaran Langsung
Merupakan proses dimana zat atau material pencemar langsung memiliki dampak merusak dan meracuni, sehingga mengganggu kesehatan makhluk hidup dan ekosistemnya menjadi tercemar.
2. Proses Pencemaran Tidak Langsung
Proses pencemaran ini memiliki arti zat atau material yang pada awalnya tidaklah berbahaya. Namun, dapat menjadi pencemar setelah melalui reaksi kimia yang terjadi di lingkungan, baik di udara, air, atau tanah.
Jenis-Jenis Polutan
Secara umum, polusi yang disebabkan oleh pencemar memiliki beberapa jenis, diantaranya polusi air, polusi udara, polusi tanah, polusi cahaya, dan polusi suara. Berikut adalah beberapa jenis pencemar berdasarkan sumber serta efek negatifnya terhadap makhluk hidup dan ekosistemnya, diantaranya:
1. Pencemar Air
Pencemar air adalah segala macam zat yang bersifat mencemari atau merusak lingkungan di air. Dampaknya bisa bermacam-macam, mulai dari penurunan kualitas air, mengakibatkan matinya makhluk hidup, hingga rusaknya susunan ekosistem dalam air.
Akibat pencemar yang berada di lingkungan air, dapat diidentifikasi dengan mengamati apakah terjadi penurunan pada makhluk hidup air di habitat alaminya.
Lingkungan alami yang dapat terkena pencemar air, diantaranya laut, sungai, danau, maupun sumur mata air. Pencemar seperti limbah industri, limbah rumah tangga, sampai limbah pertanian dapat menyebabkan pencemaran air.
Berikut merupakan usaha yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir pencemaran air, diantaranya:
- Kurangi penggunaan deterjen.
- Hindari berburu mahluk laut dengan zat atau material berbahaya, seperti racun dan peledak.
- Gunakan pupuk organik dan kurangilah penggunaan pupuk berbahan zat kimia(pupuk pabrik).
- Stop membuat zat atau material yang dapat mengotori atau merusak lingkungan air, seperti laut, danau, dan sungai.
2. Pencemar Udara
Pencemar udara adalah berbagai zat atau material yang mencemari kebersihan udara, sehingga dapat berakibat menurunya kualitas udara. Zat berbahaya itu dapat disebabkan oleh, asap kendaraan, pembakaran sampah, asap limbah industri, gas, debu, dan semacamnya yang berpotensi merusak kebersihan udara atau menimbulkan polusi udara.
Akibat dari pencemar udara amatlah sangat berbahaya, baik bagi lingkungan dan kesehatan manusia itu sendiri. Pada umumnya, polusi udara dapat terjadi karena campuran pencemar, yang sebenarnya kebanyakan ulah tangan manusia itu sendiri.
Ada dua faktor pencemaran udara yang disebabkan oleh pencemar, yaitu faktor reaksi alam serta yang paling banyak karena ulah manusia. Contoh faktor yang berasal dari aktivitas alam adalah letusan gunung berapi yang memuntahkan gas dan debu vulkanik.
Contoh lainya adalah saat terjadi kebakaran hutan karena suhu panas yang tinggi, menghasilkan pencemar berupa asap, gas, dan debu yang akan mengotori udara.
Sedangkan pencemar yang dihasilkan akibat ulah manusia, diantaranya asap pembakaran dari industri, asap kendaraan, dan asap pembakaran sampah. Masih banyak aktivitas manusia yang akan menghasilkan pencemar yang merusak lingkungan udara, hingga menyebabkan penyakit pada manusia itu sendiri.
Adapun jenis pencemar udara yang memenuhi atmosfer bumi, diantaranya:
- Materi Partikulat(PM)
- Sulfur Dioksida(SO2)
- Nitrogen Dioksida(NO2)
- Karbon Monoksida(CO)
3. Pencemar Tanah
Pencemar tanah adalah segala macam zat yang bersifat mencemari atau merusak struktur tanah. Dampaknya bisa bermacam-macam, mulai dari rusaknya struktur tanah, mengakibatkan matinya makhluk hidup, hingga ekosistem di dalam maupun di atas tanah akan rusak.
Tumbuhan, hewan, bahkan manusia hidup bergantung dengan kualitas tanah. Bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tanah juga digunakan sebagai media utama pertumbuhan tanaman.
Bagi petani, kualitas tanah yang baik akan mengoptimalkan hasil panen. Namun, jika kualitas tanah tidak baik, alhasil berdampak pada hasil panen yang buruk.
Pencemar tanah memiliki beberapa tipe, yaitu adalah bio polutan, pencemar radioaktif, limbah urban, limbah buangan industri, dan aktivitas yang buruk dalam bertani dan berkebun.
4. Pencemar Cahaya
Pencemar cahaya adalah segala macam penggunaan cahaya secara berlebihan atau tidak terkendali, sehingga mengganggu lingkungan dan aktivitas makhluk hidup lainya. Contoh yang paling nyata adalah cahaya gemerlap perkotaan yang mengusik aktivitas hewan-hewan nocturnal (beraktivitas pada malam hari) dan pola migrasi burung.
Pencemar cahaya yang berubah menjadi polusi, dapat berdampak pada manusia, sehingga juga mengganggu kesehatan. Terlalu sering beraktivitas dengan melihat cahaya dapat mengganggu kesehatan mata, serta dapat berefek pada pola tidur alami yang mulai hilang.
Ditambah, penggunaan cahaya berlebihan tentunya akan mengakibatkan pemborosan energi.
Untuk mengurangi pencemar cahaya, sebaiknya menggunakan penerangan yang lebih hemat energi, mematikan cahaya lampu jika sudah tidak diperlukan, serta biasakan tidur dalam lingkungan yang tenang dan lebih gelap.Â
5. Pencemar Suara
Pencemar suara adalah suara-suara yang dapat merugikan lingkungan dan berdampak negatif pada makhluk hidup. Jenis pencemar suara atau kebisingan yang mencemari lingkungan biasanya berasal dari aktivitas manusia itu sendiri, misalnya pencemar suara lalu lintas kendaraan, mesin industri, dan aktivitas manusia lainya.
Dampak dari polusi suara bermacam-macam, untuk gangguan ringan dapat menyebabkan timbulnya perasaan tidak nyaman dan kegelisahan. Sedangkan untuk dampak polusi suara yang tinggi, dapat berakibat fatal hingga hilangnya pendengaran pada makhluk hidup.
Ciri dan Contoh Polutan
Pencemar memiliki ciri-ciri yang mudah diidentifikasi dan harus kita waspadai, karena bisa merusak lingkungan dan mengganggu ekosistem. Berikut adalah ciri dan contoh pencemar yang harus kita kenali:
- Pencemar dapat berupa zat kimia: Partikel, atau gas lainnya. Contohnya, zat kimia seperti pestisida dan logam berat dapat merusak lingkungan serta ekosistemnya.
- Sulit terurai: Beberapa zat kimia mungkin dapat terurai tanpa menimbulkan efek samping, tapi beberapa yang lain sulit terurai dan justru menumpuk. Contohnya, kimia sintetis, logam berat, serta merkuri dan timah.
- Berpotensi merusak lingkungan dan ekosistemnya: Pencemar dapat berpotensi mencemari air, udara, hingga tanah, sehingga akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistemnya. Contohnya, asap rokok, asap kendaraan, asap pembakaran, berburu menggunakan media yang tidak ramah lingkungan, dan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.
Mengenali ciri-ciri pencemar sangat penting, agar dapat mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi lingkungan. Misalnya, mencoba mengurangi produksi dan emisi pencemar serta berusaha untuk lebih bersikap ramah terhadap lingkungan, sehingga kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya lebih terjaga.
Kurangi Produksi Polutan, Tingkatkan Kesehatan Lingkungan!
Polutan memanglah berpotensi merusak lingkungan, namun pada dasarnya manusialah yang menciptakan pencemar hingga berevolusi menjadi polusi. Karena itulah, kesadaran diri disertai tindakan harus diambil, baik secara individu, kelompok, industri, dan pemerintah untuk terus berupaya menjaga kesehatan lingkungan.