10 Cara Ampuh Ajarkan Potty Training ke Si Kecil

Potty training adalah proses melatih anak untuk menggunakan toilet atau potty (tempat buang air kecil dan besar yang khusus dirancang untuk anak-anak) secara mandiri. Proses ini merupakan bagian penting dari perkembangan anak, karena membantu anak memperoleh keterampilan yang penting dalam pengendalian diri dan kemandirian.

Tanda Kesiapan Si Kecil Untuk Potty Training

Sebelum memutuskan untuk mengajarkan latihan pispot, penting bagi kamu untuk memastikan kesiapan si kecil. Biasanya, anak-anak mulai menunjukkan minat pada toilet antara usia 18 hingga 24 bulan, tetapi beberapa anak mungkin butuh waktu hingga usia 2 tahun atau lebih.

Kesiapan anak merupakan faktor kunci keberhasilan proses latihan pispot. Sebab, jika anak belum siap (secara perkembangan), bahkan praktik potty training terbaik pun tidak akan berhasil. Sebaiknya, tunggu hingga anak kamu menunjukkan tanda-tanda kesiapan yang meliputi:

  • Pergantian popok jadi lebih jarang.
  • Si kecil sudah bisa melepas pakaian sendiri, terutama celana atau popok.
  • Menunjukkan ketertarikan pada toilet, seperti menonton orang dewasa menggunakan toilet atau menunjuk ke arah toilet.
  • Jadwal buang air si kecil sudah lebih teratur setiap harinya.
  • Anak kamu dapat mengikuti instruksi sederhana dan suka meniru perilaku kamu, termasuk kebiasaan di kamar mandi.
  • Si kecil lebih vokal untuk memberi tahu orang tua bahwa ingin buang air.
  • Anak jadi lebih sering memperhatikan popok basah atau kotor dan mulai merasa tidak nyaman atau tidak betah.

Cara Ampuh Ajarkan Potty Training

Latihan pispot bisa menjadi proses yang panjang dan waktu yang dibutuhkan untuk proses ini bisa bervariasi, tergantung kemampuan setiap anak. Beberapa anak bisa menguasai keterampilan ini dalam beberapa hari atau minggu, sementara yang lain mungkin memerlukan waktu beberapa bulan atau bahkan lebih lama. Berikut tipsnya:

1. Pastikan Si Kecil Siap

Usahakan untuk tidak terburu-buru dan memaksa anak untuk memulai latihan pispot terlalu dini, sebelum si kecil benar-benar siap. Jika tidak demikian, bisa-bisa kamu akan frustasi, karena harus melakukan proses ini selama berbulan-bulan. 

Sebaiknya, perhatikanlah tanda-tanda kesiapan pada anak kamu sebelum memulai latihan pispot, seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. Selain itu, jangan menaruh ekspektasi apapun sejak awal prosesnya, terutama perihal kecepatan berlatih pispot. Sebab, setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda-beda.

2. Libatkan Anak Kamu Dalam Memilih Pispot

Jika memungkinkan, pergilah berbelanja kursi atau dudukan pispot bersama si kecil. Ini akan membuat mereka merasa lebih terlibat dan lebih bersemangat menggunakan pispot baru.

3. Tempatkan Pispot di Tempat yang Nyaman

Lokasi yang sudah jelas menjadi penempatan pispot adalah kamar mandi. Meletakkannya di sana dapat membantu anak kamu memahami bahwa buang air harus di kamar mandi. 

Tetapi, pada tahap awal pispot training, boleh saja untuk menempatkan pispot di kamar tidur si kecil, agar mudah diakses oleh anak setelah bangun tidur. Bisa juga kamu menempatkannya di ruang bermain atau ruang lain tempat si kecil menghabiskan sebagian besar waktunya. 

4. Buat Toilet Jadi Senyaman Mungkin Untuk Si Kecil

Selain memperhatikan lokasi, kamu juga perlu mengkondisikan toilet, kamar mandi, atau pispot menjadi senyaman mungkin untuk anak. Biarkan si kecil mendekorasi pispotnya sendiri dengan cara apa pun yang mereka inginkan, entah itu menjadi singgasana, kastil, atau kapal roket. 

5. Buatlah Jadwal Potty Training

Setelah si kecil memulai latihan pispot, terapkan jadwal sederhana untuk buang air kecil maupun besar. Jadwal buang air selama latihan pispot dapat bervariasi, tergantung pada kondisi dan kebutuhan individu anak. Namun, beberapa rekomendasi umum tentang jadwal buang air selama latihan pispot, antara lain:

  • Setelah bangun tidur, anak mungkin perlu buang air, karena kandung kemih dan usus mereka terisi selama tidur.
  • Sesudah makan, yaitu saat usus dan kandung kemih anak mungkin terstimulasi dan perlu dikosongkan.
  • Buang air setelah minum. Ketika anak minum banyak cairan, si kecil mungkin perlu buang air lebih sering.
  • BAK sebelum tidur malam, orang tua dapat membantu anak untuk buang air, sehingga mereka tidak terbangun di malam hari akibat kebelet.

Selain itu, orang tua juga dapat memberikan anak kesempatan untuk menggunakan toilet secara teratur, seperti setiap 1-2 jam sekali. Kamu bisa menyetel alarm dengan lagu tentang potty untuk meningkatkan kesadaran mereka dengan cara yang menyenangkan, bahwa inilah saatnya untuk menggunakan pispot

6. Biarkan Si Kecil Bertelanjang Pantat

Saat akhir pekan, di mana kamu tidak sibuk atau saat ada lebih banyak keluarga yang tinggal di rumah, pertimbangkan untuk membiarkan anak kamu bertelanjang pantat. Sebab, anak-anak biasanya cenderung tidak akan BAK atau BAB sembarangan, jika mereka benar-benar dapat melihat kencing atau kotoran keluar dari tubuh mereka. 

Dengan membiarkannya secara alami, si kecil dapat belajar untuk meningkatkan kesadaran mereka akan sinyal-sinyal tubuhnya. Biarkan mereka bebas bermain di ruangan dengan lantai yang mudah dibersihkan dan dekatkan pispot, agar anak kamu dapat bertindak cepat saat ‘panggilan alam’.

7. Peka Terhadap Tanda-Tanda Kebelet Si Kecil

Jika kamu tidak ingin terlalu sering membersihkan ‘kecelakaan’, seperti bekas ompol atau kotoran di kecil di lantai, kamu perlu lebih peka apakah si kecil ingin buang air atau tidak. Perhatikan tanda-tandanya, seperti gelisah, tegang, menggeliat, atau memegangi area kelaminnya. 

Jika kamu menangkap tanda-tanda tersebut, segeralah ajak si kecil menggunakan pispotnya. Bahkan, jika kamu terlambat dan dia sudah melakukan perbuatan itu, biarkan anak tetap duduk di pispot untuk membangun rutinitas.

8. Beri Pujian atau Hadiah Kecil-Kecilan

Selama proses potty training, jangan lupa untuk memberi anak kamu pujian, terutama saat ia berhasil menggunakan pispot dengan benar. Kamu bisa memberi si kecil tos, pelukan, kata-kata pujian, atau hadiah (jangan berlebihan). 

Demi menjaga motivasi anak kamu tetap tinggi dan untuk memperkuat bahwa mereka melakukan tugasnya dengan baik.

9. Jadilah Proaktif di Lingkungan Luar

Latihan pispot tidak hanya dilakukan di rumah. Jika kamu berjalan-jalan keluar rumah untuk waktu yang lama, pastikan tempat yang kamu kunjungi memiliki fasilitas toilet atau bawa pispot sendiri dari rumah (karena bisa jadi si kecil tidak nyaman dengan toilet umum).

Dan jika potty training dilakukan selama masa sekolah anak, pastikan kamu memberitahu guru anak kamu, bahwa si kecil sedang menjalani proses latihan pispot. Dengan begitu, guru bisa lebih antisipatif dan bisa membantu anak kamu untuk menggunakan toilet sekolah saat si kecil membutuhkannya.

10. Contohkan!

Jangan cuma memberikan instruksi, kamu juga perlu mencontohkan kepada anak kamu tentang cara BAK atau BAB di toilet. Kamu bisa mengajak si kecil saat kamu ingin ke toilet, lalu ajak ia untuk menirukan apa yang sedang kamu lakukan. 

Misalnya, saat kamu hendak duduk di kloset dewasa, ajari anak untuk duduk juga di pispot miliknya dengan benar. Begitu juga dengan cara membersihkan alat kelamin sesudah buang air, menyiram, hingga mencuci tangan. 

Selain itu, jangan lupa bahwa cara BAK antara anak laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk anak laki-laki, mintalah bantuan suami kamu untuk mencontohkannya. Tapi, jika kamu adalah ibu tunggal, kamu bisa mengajarinya ‘membidik’ menempelkan stiker berwarna cerah pada pispot sebagai target bidikan.

Apakah Anak Kamu Siap Diajarkan Potty Training?

Itulah beberapa tips dan trik ampuh mengajarkan potty training kepada si kecil untuk mengasah keterampilan dan kemandiriannya menggunakan toilet. Bantulah si kecil dengan memberikan dukungan, kesabaran, dan motivasi, agar dapat melalui proses ini.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page