Prasasti Canggal: Isi, Lokasi Penemuan, Fungsi, dan Pendirinya

Sesuai namanya, prasasti Canggal adalah sebuah peninggalan sejarah yang ditemukan di Candi Canggal, tepatnya di Desa Canggal, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Canggal sendiri kerap mendapat sebutan sebagai Candi Gunung Wukir. Itu sebabnya, prasasti ini juga memiliki nama Prasasti Gunung Wukir. 

Ingin tahu lebih jelasnya mengenai prasasti ini? Simak artikel ini untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut terkait isi, lokasi penemuan, bahasa, dan lain sebagainya.

Sekilas Tentang Prasasti Canggal

Ilustrasi Prasasti Canggal
Ilustrasi Prasasti Canggal | Sumber gambar: Kompas.com

Pembahasan mengenai peninggalan sejarah seperti ini bisa saja kurang menarik bagi sebagian anak muda zaman sekarang. 

Namun, sebagai generasi bangsa sudah sepatutnya kita mengenal sejarah karena itulah cara kita mengakui dan menghormati akar budaya dan identitas bangsa kita. 

Salah satu peninggalan sejarah yang menarik untuk kamu telusuri adalah prasasti Canggal. Prasasti ini bernomor tahun 654 Saka atau tahun 732 Masehi. Artinya, prasasti ini ditulis pada abad ke-7 M, yaitu tahun 732 Masehi, tepatnya oleh Dinasti Sanjaya.

Prasasti Canggal merupakan prasasti pertama yang dikeluarkan Raja Sanjaya dalam rangka memperingati pembangunan lingga di Bukit Sthirangga. 

Pendirian lingga tersebut sebagai tanda syukur bahwa ia telah mampu membangun kembali kerajaan dan memerintah dengan aman dan damai setelah mengalahkan musuh-musuhnya.

Dalam prasasti tersebut, Sanjaya tidak menyebutkan nama kerajaan yang ia pimpin. Ia malah menjelaskan bahwa raja di Jawa sebelum dia adalah Sanna. 

Setelah Sanna meninggal, keadaan menjadi kacau. Kemudian Sanjaya menjadi raja dengan bantuan ibunya, Sannaha, yang tak lain adalah adik Sanna.

Dalam prasasti Canggal, tertulis juga Kunjarakunja yang berarti Kunjara = gajah dan Kunja = tempat yang ditumbuhi tanaman ivy. Poerbatjaraka mengartikan kata Kunjarakunja sebagai hutan gajah atau hutan tempat tinggal gajah. 

Kata Kunjarakunja juga bisa kamu artikan sebagai hutan ficus religiosa atau sejenis hutan pohon bodhi. 

Pasalnya, kata Kunjara tidak hanya berarti sebagai gajah, namun nama tersebut juga merujuk pada beberapa jenis pohon termasuk pohon bodhi.

Lokasi Penemuan Prasasti Canggal

Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir, tepatnya di Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. 

Tahukah kamu? Prasasti Canggal ini merupakan prasasti terbesar yang pernah ada di sepanjang sejarah Indonesia loh.

Panjangnya saja, mencapai 1 meter dan terbuat dari batu andesit. Bagian kiri bawah patah, bagian atas berbentuk penghargaan dengan hiasan padma atau teratai yang melambangkan kesakralan.

Bahasa dan Huruf yang Digunakan

Ilustrasi Tulisan Huruf Prasasti Canggal
Ilustrasi Tulisan Huruf Prasasti Canggal | Sumber gambar: NNC Netralnews

Huruf yang digunakan pada prasasti Canggal adalah palawa, sedangkan bahasanya adalah bahasa Sansekerta. Prasasti yang ditulis pada tahun 732 Masehi ini menceritakan tentang Dinasti Sanjaya yang membangun candi untuk memuja Siwa. 

Pemujaan terhadap Dewa Siwa terlihat dari pembangunan lingga (lambang Siwa), yoni (lambang kesuburan), dan nandi (lambang sapi atau lembu). Tanggal pembuatan tempat suci seperti candi pun dianggap sebagai tanggal berdirinya suatu kerajaan. 

Dalam prasasti Canggal disebutkan, Sanjaya adalah pendiri kerajaan ini atau dikenal dengan Rakai Mataram, sebagaimana Kerajaan yang ia pimpin. 

Awalnya, Mataram merupakan sebuah kerajaan kecil dan beribukota di Medang Bhumi Mataram (tempat ini sampai sekarang belum jelas kebenarannya).

Candi Gunung Wukir mempunyai satu candi induk yang menghadap ke timur dan 3 Candi Perwara. 

Candi Perwara menghadap ke candi induk dan terdapat arca Nandi di dalam masing-masing candi perwara. Di sisi kiri dan kanan Candi Perwara diperkirakan terdapat patung Angsa dan Garuda, namun arca tersebut sudah hilang. 

Tak satu pun bangunan di kompleks itu yang utuh. Candi induk hanya tinggal lantai dan tinggal satu yoni. Dari ukurannya, candi ini sebesar Candi Sambisari. 

Di sekitar candi terdapat balok batu, tidak ada arca. Tidak jauh dari candi induk terdapat lesung batu yang berada di dekat sungai di bawah bukit tempat candi berada.

Mata air merupakan hal yang penting bagi sebuah kuil karena air mereka anggap suci. Lokasi yang sempurna untuk kuil harus berada di dekat danau, laut, atau sungai. 

Jika tidak ada air di dekatnya, sebaiknya membuat kolam di depan pura. Oleh karena itu, mereka membuat batu lumpang sebagai kendi air.

Apa isi Prasasti Canggal?

Ilustrasi Isi Prasasti Canggal
Ilustrasi Isi Prasasti Canggal | Sumber gambar: Medang Heritage Society

Para arkeolog percaya, peninggalan bersejarah ini mengandung misteri dan makna yang mendalam, karena menggunakan bahasa Sansekerta.

Dari penelitian tertentu, para ahli menyatakan isi dari prasasti ini terbagi dalam beberapa bait, yang meliputi:

  • 1: Pembangunan lingga (kuil Dewa Siwa) oleh Raja Sanjaya di atas gunung.
  • 2-6: Pemujaan terhadap Dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu (penyebaran agama Hindu).
  • 7: Menjelaskan bahwa Pulau Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan banyak menghasilkan padi. Akhirnya, candi Siwa mereka bangun demi kebahagiaan penduduk, dengan bantuan dari penduduk Kunjarakunja desa.
  • 8-9: Dahulu Raja Sanna menguasai Pulau Jawa dengan bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya.

Ketika beliau wafat, seluruh kerajaan berkabung, sedih kehilangan pelindung. Kunjarakunja maknanya adalah “tanah dari pertapaan Kunjara”, yang dikenal sebagai tempat pertapaan.

  • 10-11: Kebijaksanaan Raja Sanna, terbungkus dnegan keadilan atas setiap tindakannya, serta selalu murah hati pada rakyatnya. Beliau juga bijak dalam hal peperangan dan menjadi periwa perang, hingga menjadi sosok paling rakyat segani dan membuat banyak pihak sedih atas sepeninggalanya.
  • 12: Bait terakhir ini berisi terkait kondisi kesejahteraan, keamanan dan ketentraman sebuah negara, tanpa tindak kejahatan pada masa kejayaannya

Menurut beberapa ahli, Prasasti Canggal juga menjelaskan mengenai pemberian desa bernama “Gan-Ta-Napura” oleh penguasa Mataram “Sri Sanjaya”. 

Beberapa literatur juga mencakup informasi tentang masalah-masalah administratif, peraturan desa, dan urusan perpajakan pada masanya.

Bahkan terdapat berbagai nilai luhur, yang menjelaskan kebijakan raja dan caranya mengelola sebuah kerajaan yang makmur sentosa. 

Ada juga beberapa poin yang dipercaya menjadi petunjuk, mengenai cara pembangunan candi dan perkembangan agama hindu di tanah Jawa.

5 Fungsi dari Prasasti Canggal

Secara sejarah dan budaya, sebenarnya peninggalan ini memiliki 5 fungsi sebagai berikut.

1. Memperingati Pendirian Lingga

Menurut beberapa ahli, prasasti ini merupakan dekrit kerajaan oleh Raja Sanjaya, sebagai peringatan atas pendirian lingga (Lambang atau Kuil Pemujaan Siwa) di desa Kunjarakunja. 

Pendirian lingga ini juga merupakan ungkapan syukur, karena berhasil membangun kembali kerajaan pada kala itu.

2. Untuk Menunjukkan Eksistensi Diri Raja Sanjaya

Prasasti Canggal juga menjadi bukti kebesaran dan kebijakan Raja Sanjaya, pada pemerintahannya sebagai seorang penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno. 

Kondisi ini memberikan pandangan tentang garis keturunan Raja Sanjaya, serta sejarah agung awal Kerajaan Mataram Kuno kembali berjaya.

3. Penggunaan Angka Pertama Kali

Peninggalan ini juga menjadi prasasti pertama di Indonesia, yang menggunakan angka tahun sebagai informasi konkrit sebuah peristiwa. 

Prasasti ini berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi, tepatnya pada pemerintahan Raja Sanjaya pada kerajaan Mataram Kuno.

Penggunaan angka tahun dalam prasasti ini, memberikan informasi penting tentang kronologi sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Informasi tersebut mengukuhkan betapa majunya peradaban pada kala itu, jika kamu bandingkan prasasti yang memiliki umur sama.

4. Sumber Informasi Sejarah

Cukup jelas terangkup pada isi Prasasti Canggal, ada berbagai informasi berharga tentang kehidupan awal Kerajaan Mataram Kuno, termasuk garis keturunan raja dan sejarah pendirian lingga. 

Bahkan ada berbagai ilmu terkait kenegaraan, serta penyebaran agama Hindu di tanah Jawa.

Prasasti ini menjadi salah satu sumber utama, dalam mempelajari sejarah dan kebudayaan Jawa kuno. Tak heran, jika prasasti ini menjadi harta nasional, yang terlindungi di bawah naungan Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

5. Sebagai Objek Wisata Budaya

Peninggalan bersejarah ini juga mengenalkan kompleks Candi Gunung Wukir, yang merupakan salah satu objek wisata budaya kebangganan warga Malang. 

Walaupun Prasasti ini berada di Museum Nasional Jakarta, keterikatannya dengan tanah asalnya masih cukup kental.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, bagi wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Jawa kuno. Tentunya, akan membantu pemasukan daerah yang menjadi pusat wisata budaya tersebut yakni Malang dan Jakarta.

Sudah Jauh Lebih Mengenal Prasasti Canggal?

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa prasasti Canggal merupakan bukti sejarah yang penting tentang kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Sebagai generasi muda, sudah sepatutnya kita berkontribusi dalam memelihara dan mempelajari harta sekaligus saksi bisu bersejarah ini.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page