Salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah prasasti Cidanghiang yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Makna dari prasasti sendiri adalah suatu dokumen yang ditulis menggunakan media keras supaya dapat bertahan lama.
Lantas, apa isi dari prasasti yang satu ini? Seperti apa sejarah di balik pembuatan hingga penemuannya? Bagaimana kondisi peninggalan sejarah berharga tersebut saat ini? Kamu dapat menemukan semua jawaban tersebut dalam artikel. Simak sampai akhir, ya!
Daftar ISI
- Sejarah Pendirian Kerajaan Tarumanegara
- Perjalanan Historis Kerajaan Tarumanegara
- Masa Keemasan Kerajaan Tarumanegara
- Kejatuhan dan Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
- Latar Belakang Penemuan Prasasti Cidanghiang Lebak
- Isi dan Dimensi Cidanghiang
- Kondisi Terkini Cidanghiang
- Mengapa Prasasti Cidanghiang Perlu Dijaga dan Dirawat?
- Sudah Mengenal Lebih Prasasti Cidanghiang?
Sejarah Pendirian Kerajaan Tarumanegara
Sebelum membahas tentang prasasti Cidanghiang, kamu juga perlu mengetahui sedikit tentang Kerajaan Tarumanegara yang menciptakannya. Kamu tentu tidak asing dengan Kerajaan Tarumanegara yang termasuk salah satu kerajaan paling jaya di Nusantara pada zaman dahulu.
Kerajaan ini juga sekaligus merupakan yang tertua kedua, setelah Kerajaan Kutai. Masa berkuasanya sendiri mulai dari abad ke 4 – 7 Masehi. Sementara, wilayah teritorialnya adalah di area barat Pulau Jawa atau yang kini menjadi sebagian Provinsi Jawa Barat dan Banten.
Fakta menarik tentang Tarumanegara adalah kerajaan ini bukan suatu dinasti yang didirikan oleh penduduk asli wilayah tersebut, melainkan seorang bangsawan India. Beliau bernama Maharesi Jayasingawarman yang kala itu melarikan diri dari kelaliman Kerajaan Magada.
Perjalanan Historis Kerajaan Tarumanegara
Maharesi Jayasingawarman dalam pelariannya sampai di bumi nusantara, tepatnya di Salakanagara – yang kini salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Dalam proses tersebut, ia justru bertemu dengan Putri Raja Dewawarman VIII yang memang sudah sampai pada usia menikah.
Menilik pada garis silsilah Jayasingawarman, sejatinya beliau menjadi penerus tahta di kerajaan miliknya di India. Tidak ada alasan bagi Raja Dewawarman menolak pernikahan tersebut. Melalui keputusan tersebut pula Kerajaan Salakanagara menjadi lebih besar.
Kerajaan Tarumanegara semakin berkembang setelah pernikahan tersebut terjadi. Pada akhirnya, Salakanagara justru menjadi negara bagian dari Kerajaan Tarumanegara setelah resmi memindahkan ibukotanya ke wilayah kekuasaan kerajaan tersebut.
Masa kejayaan dari Kerajaan Tarumanegara sendiri berlangsung pada era kepemimpinan Jayasingawarman atau masa awal berdiri. Sayangnya, kerajaan tersebut kemudian mengalami penurunan pada masa pemerintahan Dharmayawarman atau putra Jayasingawarman.
Beruntungnya, kekuasaan itu dapat kembali stabil setelah tampuk kekuasaan diserahkan kepada Purnawarman sebagai raja ketiga. Inilah momentum di mana Kerajaan Tarumanegara mengalami masa keemasan hingga menjadi salah satu kerajaan terkuat di Nusantara.
Masa Keemasan Kerajaan Tarumanegara
Purnawarman yang merupakan cucu dari Jayasingawarman yang berhasil mengeksplorasi Kerajaan Tarumanegara secara maksimal. Pencapaian ini pula yang menjadi salah satu bukti kebanggaan kerajaan hingga terciptanya prasasti Cidanghiang.
Pada tahun 397 Masehi sang raja ketiga tersebut memindahkan ibu kota negara dari Tarumanegara ke Sundapura yang berlokasi tepat di pesisir pantai. Purnawarman pula yang berhasil mendapatkan proyek besar yang memperkuat kedudukan Kerajaan Tarumanegara sekaligus meningkatkan kesejahteraan secara perekonomian.
Terutama keputusannya dalam menggali Sungai Gomati yang menjadi lalu lintas perdagangan para saudagar internasional masa itu. Kerajaan Tarumanegara memperoleh pajak tinggi sekaligus cadangan besar air selama musim kemarau.
Kejatuhan dan Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terus berlanjut hingga kepemimpinan Raja ke-12, yaitu Linggawarman. Meskipun terus mengalami kemunduran setelah Purnawarman wafat, Kerajaan Tarumanegara masih memiliki cukup pengaruh. Namun, hanya tiga tahun setelah menjabat, Linggawarman meninggal.
Hal tersebut menjadi titik balik kejatuhan Kerajaan Tarumanegara karena pewaris tahta yang telah ditunjuk tidak berminat melanjutkan kepemimpinan. Pada akhirnya, terjadi perebutan kekuasaan yang mengakibatkan kerajaan tersebut hancur dan tinggal menjadi sejarah.
Namun, banyak sekali beberapa peninggalan bersejarah dari Kerajaan Tarumanegara yang mengukuhkan kejayaannya di masa lampau. Meliputi prasasti Cidanghiang, Ciaruteun, Jambu, Kebun Kopi, Tugu, Muara Cianten, Pasir Awi. Contoh prasasti tersebut adalah yang terkenal sebagai warisan sejarah kerajaan tertua di Indonesia.
Latar Belakang Penemuan Prasasti Cidanghiang Lebak
Kembali pada topik pembahasan semula, yaitu prasasti Cidanghiang. Prasasti yang satu ini merupakan penemuan dari Toebagoes Roesjan. Sejak tahun 1947 di Lebak, Pandeglang, Banten, ia telah melaporkan hasil temuan bersejarahnya tersebut pada Dinas Purbakala.
Namun, pihak kedinasan bergerak agak lambat dalam melakukan penelitian terhadap laporan Toebagoes Roesjan. Tujuh tahun setelah laporan penemuan, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara tersebut baru diteliti lebih jauh.
Isi dan Dimensi Cidanghiang
Prasasti ini terbuat dari media keras yang bersifat tahan lama seperti batu. CidangHiang sendiri memakai batu andesit dengan ukuran 3 x 2 m. Penulisan di batu tersebut memakai teknik pahat dengan kehalusan permukaan batu dan tulisan yang hampir sama.
Kedalaman pahatan konsisten pada 0,5 cm sehingga tidak mengakibatkan goresan kasar yang justru berpotensi merusak permukaan batu. Jika hal itu terjadi, prasasti akan mudah retak dan mungkin tidak akan dapat ditemukan sebagai peninggalan sejarah.
Lantas, apa isi dari prasasti Kerajaan Tarumanegara ini? Prasasti Cidanghiang menggunakan bahasa Sansekerta yang memiliki arti:
“Ini merupakan tanda perwira, keagungan, dan keberanian sejati dari Raja Purnawarman, panji sekalian Raja-Raja.”
Benar, prasasti yang satu ini menggambarkan kejayaan yang dibangun oleh Raja Purnawarman. Sang raja ketiga sekaligus yang paling tersohor dari Kerajaan Tarumanegara.
Kondisi Terkini Cidanghiang
Lokasi prasasti berada di Lebak, salah satu wilayah tersibuk di Provinsi Banten. Posisi peninggalan sejarah ini sendiri berada di tepi sungai dan pemerintah Banten secara rutin melakukan perawatan agar situs tersebut tidak mengalami kerusakan.
Prasasti ini cukup terawat dengan baik sehingga menjadi salah satu destinasi sejarah wajib dan populer dari Banten. Namun, posisinya yang berada di tepi sungai membuatnya memiliki risiko tinggi dapat terendam dan lama kelamaan terkikis oleh debit air.
Sekarang ini, Pemerintah Banten sudah melakukan upaya perlindungan terhadap prasasti Cidanghiang dengan memberikan bangunan cungkup di sekeliling prasasti. Meskipun tidak beratap, setidaknya dindingnya cukup tinggi dalam menghalau debit air sungai.
Mengapa Prasasti Cidanghiang Perlu Dijaga dan Dirawat?
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa perawatan situs dan peninggalan sejarah merupakan suatu pemborosan dan sia-sia. Termasuk pendapat tentang perawatan Cidanghiang sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Padahal, ada banyak alasan mengapa prasasti tersebut wajib dijaga serta dirawat sebaik mungkin, meliputi:
1. Bukti Konkret Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Meskipun kerajaan berakulturasi Sunda satu ini sangat tersohor dan berpengaruh di masanya, namun peninggalan sejarah yang memvalidasi semua itu tidak banyak. Catatan tokoh-tokoh luar negeri (baik saudagar) maupun pelancong lintas benua tentang Tarumanegara sangat terbatas.
Hal tersebut tidak lain diakibatkan oleh eksistensi Tarumanegara yang sudah sangat tua ketimbang kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Oleh sebab itu, Cidanghiang di antara peninggalan terbatas yang masih ada wajib kita pertahankan dengan baik.
2. Sumber Ilmu Sejarah yang Berharga
Selain menjadi bukti konkret atas keberadaan dan kejayaan Tarumanegara di masa lampau, prasasti Cidanghiang ini juga menjadi sumber ilmu sejarah berharga. Melalui kehadiran prasasti tersebut, masyarakat dapat mempelajari tentang kerajaan tersebut.
3. Destinasi Wisata Menarik
Terakhir, alasan kenapa Cidanghiang wajib mendapatkan penjagaan dan perawatan adalah supaya tetap menjadi destinasi wisata populer. Peninggalan bersejarah ini juga sudah menjadi salah satu ikon pariwisata daerah Lebak, Banten.
Sudah Mengenal Lebih Prasasti Cidanghiang?
Mulai dari pembahasan tentang sejarah Kerajaan Tarumanegara hingga prasasti Cidanghiang, apakah kamu sudah cukup memahaminya? Peninggalan sejarah berupa tulisan di atas batu dengan teknik ukiran khusus ini wajib untuk tetap mendapatkan perlindungan dan perawatan.
Sebab, prasasti merupakan salah satu media informasi yang valid tentang sejarah masa lampau. Suatu sumber ilmu pengetahuan yang bukan merupakan hasil rekayasa. Prasasti ini juga menggambarkan dengan sempurna kejayaan Purnawarman sebagai Raja terbaik dinasti tersebut.
Kamu dapat berkunjung dan menyaksikan langsung prasasti tersohor ini dengan datang ke lokasinya yang berada di Kabupaten Pandeglang. Terlebih, kamu dapat menikmati destinasi wisata sejarah ini secara gratis dengan bonus pemandangan sungai yang cantik.