Mengenal Prasasti Tugu: Makna, Isi, Bentuk dan Letaknya

Prasasti Tugu adalah sebuah prasasti yang terpanjang dibandingkan seluruh peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara. Barang yang sangat bersejarah tersebut dibuat untuk tujuan tertentu yaitu berupa perintah dari sang Raja Purnawarman.

Keterangan di dalam prasasti merupakan perintah yang sangat penting untuk segera dilaksanakan. Lalu, kira-kira apa isi dari prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara tersebut? Berikut penjelasan selengkapnya.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara | Sumber: telusurkultur.com

Sebelum mengulas tuntas mengenai Prasasti Tugu, Anda perlu memahami sejarah dari kerajaan yang terkenal saat itu yaitu Tarumanegara. Kerajaan ini berdiri di abad yang ke-4, tepatnya yaitu 358 Masehi.

Adapun pendiri Kerajaan Tarumanegara ternyata bukan dari nusantara, melainkan Maharesi Jayasingawarman dari India. Beliau memberi nama kerjaaan tersebut yaitu Tarumanegara yang asalnya dari nama sebuah pohon tarum yang pada waktu itu tumbuh subur di kawasan tersebut.

Jayasingawarman menjadi pemimpin mulai tahun 358 hingga 382 Masehi. Kemudian, sang raja memutuskan menjadi seorang pertapa. Setelah itu, tonggak kepemimpinan kerajaan berlanjut oleh seorang raja bernama Dharmayawarman.

Sebenarnya, belum banyak sejarah yang memberikan penjelasan tentang pemerintahan raja Dharmayawarman. Beberapa catatan sejarah menjelaskan bahwa ia menjadi pemimpin mulai 382 Masehi hingga 395 Masehi.

Sementara itu, sejarah lebih mencatat kepemimpinan dari raja yang ketiga yaitu Purnawarman. Menurut sejarah, kerajaan Tarumanegara mendapatkan kejayaannya pada masa kepemimpinan dari raja yang ketiga yaitu raja Purnawarman.

Ia berhasil membangun ibu kota untuk Tarumanegara dengan nama Sundapura yang berada di wilayah pantai dan menjadi asal usul dari “Sunda” sekarang. Selain itu, Sungai Gomati dengan panjang 12 km merupakan jalur perdagangan, untuk menghindari banjir, serta menghindari kekeringan.

Perintah untuk menggali sungai tersebut tercatat di dalam Prasasti Tugu yang sekaligus menjadi salah satu peninggalan sejarah paling populer dari Kerajaan Tarumanegara. Lalu, untuk kekuasaan Tarumanegara meliputi beberapa wilayah di Jawa Barat.

Beberapa wilayah yang menjadi daerah kekuasaannya yaitu Jakarta, Banten, Bogor, serta Cirebon. Bukan hanya itu, Tarumanegara juga melakukan hubungan dengan China. Itulah yang membuat Kerajaan Tarumanegara semakin terkenal dan jaya serta berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Seputar Prasasti Tugu

Peninggalan kerajaan Tarumanegara
Peninggalan kerajaan Tarumanegara | Sumber: medan.tribunnews.com 

Prasasti ini ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa serta berbahasa Sansekerta. Saat penemuan prasasti tersebut, kondisinya masih terkubur di dalam tanah serta hanya terlihat pada bagian atasnya.

Sementara itu, terdapat rapat yang isinya pembahasan seputar penemuan prasasti di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atau Museum Nasional pada tanggal 4 Maret 1879. Ada yang menyebutkan bahwa prasasti tersebut merupakan prasasti yang paling panjang dari peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Setelah melakukan penelitian, terdapat keterangan bahwa Tarumanegara melakukan penggalian agar bisa terhindar dari banjir pada musim hujan serta kekeringan di saat kemarau. Terdapat 5 baris melingkar dan mengikuti permukaan batu.

Akan tetapi, tak ditemukan tanggal pembuatan di dalam prasasti. Namun, berdasarkan gaya penulisannya, Prasasti Tugu ditulis kira-kira di abad ke-5 Masehi.

Salah satu yang menjadi keunikan dari prasasti tersebut yaitu pahatan tongkat serta ujungnya yang mempunyai trisula. Gambar tersebut seolah merupakan pemisah antara awal dengan akhir kalimat.

Sejarah Prasasti Tugu

Menurut informasi, prasasti ini pertama kali tercatat di dalam laporan Notulen Bataviaasch Genootschap di tahun 1879. Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa 4 Maret 1879 terjadi rapat untuk membahas terkait penemuan benda bersejarah tersebut.

Pada rapat yang diselenggarakan, J.A van der Chijs memberikan usulan agar prasasti dipindahkan menuju museum. Lalu di tahun 1911, melalui prakarsa dari P. de Roo de la Faille maka akhirnya Prasasti Tugu berpindah ke Museum Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang sekarang merupakan Museum Nasional.

Sebagai tambahan, prasasti berbentuk puisi anustubh. Banyak ahli berpendapat jika prasasti adalah sumber rujukan primer. Ini karena pembuatannya secara langsung oleh raja yang pada waktu itu sedang berkuasa. Apalagi, berdasarkan bahan pembuatannya, sangat sulit untuk memalsukan isi dari prasasti tersebut.

Fungsi Prasasti Tugu

Berbagai benda bersejarah pastinya mempunyai tujuan atau fungsi masing-masing. Begitu juga dengan prasasti ini yang memiliki fungsi tersendiri.

Adapun fungsinya yaitu untuk memberikan perintah terkait penggalian sungai agar terhindar dari bencana alam berupa banjir. Prasasti tersebut juga merupakan perintah untuk menyelamatkan para warga dari kemarau yang panjang.

Makna dan Isi Prasasti Tugu

Prasasti Tugu | Sumber gambar: antaranews.com

Prasasti tersebut dipahat pada batu andesit yang berbentuk bulat panjang. Tingginya kurang lebih 1 meter dan terdapat 5 pesan pada prasasti tersebut. Berikut isi dari Prasasti Tugu:

  • Pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau.
  • Pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana.
  • Prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih.
  • Ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya gomati nirmalodaka.
  • Pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina.

Sementara untuk terjemahannya yaitu:

Dahulu, sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh sang Maharaja yang mulia serta memiliki lengan kencang nan kuat yaitu Raja Purnawarman untuk mengalirkannya menuju laut, setelah saluran dari sungai ini sudah sampai menuju Istana Kerajaan yang masyhur.

Pada tahun yang ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnawarman yang penuh kilauan karena kebijaksanaan dan kepandaian serta merupakan panji dari segala raja, maka sekarang dia memerintahkan pula untuk menggali saluran sungai yang permai nan berair jernih, sungai itu bernama Gomati, setelah saluran sungai mengalir dan melintas di tengah tanah milik Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja Purnawarman).

Pekerjaan ini dilakukan pada hari baik, (yakni) tanggal 8 paro-gelap bulan dan berakhir pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra. Jadi pekerjaan ini berlangsung (selama) 21 hari lamanya, sedangkan saluran galian mempunyai panjang 6122 busur. Selamatan baginya yang dilakukan para Brahmana dan disertai 1000 ekor sapi sebagai hadiah.

Lokasi Prasasti Tugu

Adapun untuk lokasi penemuannya yaitu di Desa Tugu, tepatnya di Kampung Batu Tumbuh. Ini merupakan wilayah yang sekarang masuk Kelurahan Tugu Selatan, Kec. Koja, Jakarta Utama. Hingga sekarang, prasasti tugu masih tersimpan rapi di Museum Nasional.

Mengapa Bahan Prasasti Tugu dari Batu Andesit?

Tak sedikit muncul pertanyaan mengapa bahan pembuatan prasasti berupa batu andesit. Di sisi lain, berdasarkan geologi bahwa batu andesit memang tak mungkin ada di Jakarta maupun Bekasi. Hal tersebut menimbulkan perdebatan di kalangan para peneliti.

Lalu, tiba pada kesimpulan bahwa kemungkinan besar bahan pembuatannya didatangkan secara langsung dari daerah lain. Batu andesit adalah batu hasil dari pembekuan magma produk gunung berapi. Bisa berupa gunung api purba atau gunung api yang masih aktif saat ini.

Besar kemungkinan batu andesit berasal dari wilayah sekitar Gunung Gede Pangrango maupun Gunung Salak yang terdapat di Bogor, sekitar 50 sampai 60 km. Sementara itu, pada abad ke-5 masih belum terdapat transportasi darat yang cukup memadai. Untuk itu, proses pengiriman masih dengan memanfaatkan transportasi air.

Pengiriman batu andesit tersebut menyusuri sungai Ciliwung, sungai Citarum, atau sungai Cisadane. Kemudian, bagaimana cara mengangkut batu dengan jarak yang jauh yaitu 50 sampai 60 km?

Bentuk Prasasti Tugu yaitu bulat, mempunyai tinggi 137 cm dan berdiameter 80 cm. Lalu, untuk beratnya kurang lebih 2 ton. Adapun bobot yang sangat berat tersebut yaitu pasca menjadi prasasti. Jadi, bobot batu sebelum menjadi prasasti pasti lebih berat lagi. Mengangkutnya pun harus menggunakan perahu hingga sampai ke lokasi tujuan.

Sudah Tahu Isi Prasasti Tugu?

Sekian pembahasan terkait Prasasti Tugu, termasuk isi dan lokasi penemuannya. Ini merupakan sebuah bukti sejarah tentang kerajaan yang pernah ada di Indonesia serta bukti bahwa masyarakat jaman dulu bahkan sudah mulai melakukan penggalian sungai.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page