Prestise adalah salah satu istilah umum dalam kehidupan bermasyarakat. Kata ini berkaitan dengan interaksi sosial antara satu orang dengan yang lainnya. Tak heran, kita mungkin cukup kerap mendengar kata ini.
Walau demikian, mungkin tak semua dari kita benar-benar mengerti makna kata ini. Oleh sebab itu, artikel ini akan membahasnya dengan lengkap. Mulai dari pengertian, contoh-contohnya dalam kehidupan bersosial, hingga dampaknya.
Daftar ISI
Pengertian Prestise Menurut Ilmu Sosiologi
Menurut bidang Ilmu Sosiologi, prestise merujuk pada kehormatan, status sosial, dan kedudukan yang melekat pada pribadi sebagai individu dalam kesehariannya.
Definisi ini senada dengan penjelasan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI menjelaskan kata ini sebagai wibawa seseorang, sebagai dampak atau efek dari prestasi dan kemampuannya. Secara sederhananya, prestise merupakan kata yang maknanya cukup sama dengan harga diri.
Oleh karena hal ini melekat pada setiap individu, maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial sehari-hari. Artinya, berpengaruh dalam interaksi, yakni bagaimana seorang memperlakukan atau diperlakukan oleh orang lain.
Contoh Prestise Menurut Kaitannya
Kehidupan sosial dapat berkaitan dengan banyak hal. Beberapa contoh prestise adalah sebagai berikut:
1. Media Sosial
Contoh pertama adalah kaitannya dengan media sosial. Saat ini, hampir semua orang memiliki akun media sosial sebagai representasi dirinya dalam kehidupan dunia maya. Oleh sebab itu, banyak orang berupaya membentuk wibawa sebaik mungkin melalui akun media sosial tersebut.
Dalam bermedia sosial, prestise terbentuk melalui beberapa hal. Mulai dari banyak pengikut atau teman, banyaknya jumlah suka pada setiap konten, hingga banyak akun lain yang terjangkau.
Semakin banyak jumlah pengikut, reaksi suka, dan akun yang terjangkau, seseorang akan merasa bahwa dirinya semakin baik dan memiliki wibawa. Walau, prestise pada media sosial tidak selalu seirama dengan kondisi di dunia nyata.
Selain itu, umumnya terdapat beberapa cara yang dapat orang lakukan untuk mencapai hal ini. Pertama, orang tersebut dapat menuliskan deskripsi diri yang menarik pada kolom biodata. Kedua, mengunggah konten dengan kualitas yang baik.
Kedua cara ini akan sangat membantu untuk membentuk karakter yang baik dan memiliki wibawa di media sosial.
2. Latar Belakang Pendidikan
Contoh kedua prestise adalah bagaimana hal ini dapat terbangun melalui latar belakang pendidikan seseorang. Semakin baik latar belakang pendidikan, orang tersebut akan merasa semakin terhormat dan berharga.
Latar belakang dapat berupa gelar pendidikan maupun almamater kampus. Sebagai contoh adalah seseorang dapat merasa lebih baik daripada orang lain yang memiliki gelar pendidikan lebih rendah darinya. Misalnya, orang tersebut menyelesaikan gelar magister pada suatu bidang, sedangkan orang lain hanya gelar sarjana.
Kondisi lain yang berkaitan adalah rasa bangga dan kehormatan yang orang dapatkan dari almamater. Seseorang bisa merasakan hal tersebut karena telah menamatkan pendidikan dari kampus terbaik.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa almamater kampus dapat berpengaruh pada kesan atau pandangan orang lain terhadap diri individu.
3. Standar Ekonomi
Contoh ketiga adalah berkaitan dengan standar ekonomi. Semakin baik kondisi ekonomi, seseorang merasa semakin memiliki prestise.
Umumnya, standar ekonomi dapat menyangkut beberapa hal. Pertama, bagaimana standar ekonomi dapat menentukan prestise adalah kaitannya dengan kepemilikan barang. Semakin banyak barang, maka standar kehidupan ekonominya semakin baik. Maka, ia semakin punya wibawa dan hormat.
Misalnya, apakah seorang telah memiliki rumah, lalu apakah lokasi rumah berada pada cluster yang strategis atau pinggiran kota?
Kedua, standar ekonomi ini juga dapat berkaitan pekerjaan. Bekerja pada perusahaan-perusahaan tertentu dapat menjadi simbol prestasi pada karir seseorang. Sehingga, tentu saja ini berpengaruh pada kehormatan sosial, yang mana orang tersebut merasa bahwa ia layak untuk menerimanya.
4. Merek
Prestise pada dasarnya tidak hanya dapat melekat pada diri individu secara pribadi. Hal ini juga dapat melekat pada merek dagang suatu produk yang kemudian berdampak signifikan pada angka penjualan dan kesuksesan merek tersebut.
Semakin baik pandangan masyarakat pada suatu merek, maka semakin mungkin masyarakat menggunakan bahkan merekomendasikan merek tersebut. Sehingga, tak heran para pengusaha berusaha untuk membentuk prestise terbaik untuk merek yang mereka usung.
Dalam hal ini, cara mendapatkan prestise adalah dengan mendapatkan ulasan positif, membuat iklan yang mengena, hingga bekerjasama dengan brand ambassador.
5. Harga Produk
Masih berkaitan dengan kehidupan ekonomi masyarakat, prestise dapat juga melekat pada suatu produk hingga harganya melambung. Karena masyarakat rela membayar lebih untuk produk-produk tertentu.
Memiliki suatu produk dengan prestise yang baik juga akan berdampak pada prestise orang tersebut, walau ia harus membayar mahal untuknya. Contoh paling dekat adalah salah satu merek smartphone yang memiliki harga cukup tinggi.
Smartphone tersebut memang terkenal dengan berbagai keunggulan yang membuatnya punya daftar prestasi baik. Semua prestasi ini tentu menjadi daya tarik yang membuat masyarakat semakin segan pada produk tersebut.
Karena semakin baik pandangan masyarakat pada produk tersebut, semakin masyarakat mau membayar harga untuknya. Ini menjadi kesempatan bagi produsen untuk memasarkannya dengan harga yang tinggi.
Selain berkaitan dengan kualitas dan prestasi produk, hal ini juga dapat berpengaruh pada wibawa sebuah produk. Misalnya, berapa banyak produk tersebut beredar di pasaran. Semakin terbatas, maka produk tersebut dapat nampak semakin bergengsi dan semakin mahal.
Dampak Prestise adalah
Setelah memahami beberapa contoh prestise dalam kaitannya dengan beberapa aspek kehidupan sosial, berikut ini adalah gambaran dampaknya:
1. Sikap Orang Lain
Dampak pertama yang paling jelas adalah sikap orang lain. Semakin tinggi prestise seseorang, ia akan semakin menerima hormat dari orang lain.
Sebagai contoh, misalnya dalam dunia kerja. Orang dengan jabatan yang lebih tinggi mempunyai prestise yang yang lebih tinggi, sehingga lebih mendapatkan hormat daripada orang lain yang mungkin seusia dengannya.
Hormat dari orang lain ini juga dapat terwujud dalam beberapa bentuk. Selain dalam sikap sehari-hari, orang yang dihormati dapat menjadi prioritas pilihan. Misalnya adalah ditunjuk untuk menjadi ketua RT oleh para tetangganya.
2. Kemudahan Akses
Selain sikap orang lain yang semakin baik dan hormat, hal ini juga dapat membuat seseorang mendapatkan kemudahan akses terhadap sesuatu. Sebagai contoh adalah seorang yang telah memiliki prestise sebagai food vlogger.
Dalam hal ini, prestise adalah sesuatu yang ia dapatkan setelah memiliki jutaan pengikut pada kanal media sosialnya. Sedangkan kemudahan yang ia dapatkan, antara lain izin membuat konten dari para pemilik restoran.
Bahkan, food vlogger tersebut mungkin sudah tidak perlu meminta izin. Sebab, para pemilik restoran lah yang mengajak bekerjasama untuk membuat video ulasan dalam rangka menaikkan prestise restoran.
3. Dorongan Berkembang
Dampak lain yang timbul pada diri seseorang maupun orang lain di sekitarnya adalah dorongan untuk terus berkembang. Karena prestise adalah hal yang membuat seorang merasa bangga akan dirinya sendiri. Sehingga, ia tentu ingin mempertahankan hal tersebut.
Maka, ia akan terdorong untuk terus berkembang dan berprestasi, guna mempertahankan hal tersebut dan hormat yang ia terima dari orang lain.
Di sisi lain, ini juga menjadi dorongan berkembang bagi orang lain di sekitarnya. Orang dengan prestasi baik akan memberi pengaruh, sehingga orang lain terdorong untuk mengikutinya.
Baca Juga : 20 Contoh Masalah Sosial di Indonesia dan Cara Menanganinya
Sudah Paham Tentang Prestise dan Contohnya?
Kesimpulannya adalah bahwa prestise merujuk pada status sosial, rasa bangga, dan dihormati sebagai efek dari prestasi atau kebaikan lainnya. Hal ini dapat melekat pada diri individu sebagai pribadi maupun hal lain, seperti merek atau produk tertentu.Patut kita pahami juga, bahwa prestise adalah istilah umum dalam keseharian. Kita dapat menemukannya dalam kaitannya dengan hidup bermedia sosial, latar belakang pendidikan, hingga standar ekonomi seseorang.