Dalam dunia politik, bisnis, perang, dan sejenis kampanye sosial lainnya sering menggunakan istilah propaganda atau penyebaran informasi yang bersifat persuasif untuk mempengaruhi suatu kelompok sasaran. Itulah mengapa, ketika orang awam mendengar kata tersebut, mungkin langsung merujuk ke gambaran negatif.
Namun, perlu Anda tahu bahwa penyebaran informasi satu ini tidak selalu bersifat negatif. Terkadang, beberapa penyampaian gagasan memiliki tujuan positif. Meski kebanyakan berisi informasi yang palsu sehingga dapat menyesatkan orang-orang yang mempercayai isu tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya.
Daftar ISI
Apa Itu Propaganda?
Secara etimologi, kata propaganda berasal dari bahasa latin yakni propagare yang bermakna memekarkan atau mengembangkan. Umumnya, pengertian kata tersebut merujuk kepada tindakan penyebaran ide atau informasi, baik yang benar maupun salah dalam rangka meyakinkan target untuk menganut aliran atau ide tertentu.
Orang yang menyebarluaskan gagasan atau informasi dengan tujuan memanipulasi opini publik atau mempengaruhi pandangan kelompok sasaran bisa dilakukan oleh suatu organisasi atau individu. Sebutan bagi individu atau organisasi yang melakukan tindakan penyebaran ide tersebut adalah propagandis.
Para propagandis akan menyebarkan serangkaian informasi terlepas dari kebenarannya sehingga seringkali membuat masyarakat resah dan gelisah. Apalagi, terdapat berbagai teknik penyampaian penyebaran ide yang orang-orang belum tentu sadari jika itu adalah informasi yang palsu atau menyesatkan.
Biasanya, penyebaran ide dari propagandis ini termasuk jenis komunikasi sepihak. Sebab, antara propagandis dengan kelompok sasaran tidak melakukan pertukaran informasi. Melainkan, propagandis hanya menyebarkan informasi yang bisa jadi salah atau benar untuk mempengaruhi kelompok sasaran tertentu.
Jenis-Jenis Propaganda
Terdapat beberapa jenis propaganda yang dibedakan menurut aspek-aspeknya. Mulai dari media perantara, perencanaan, metode, dan sumber penyebaran. Ketahui detailnya berikut ini untuk menambah wawasan Anda terkait penyebaran ide atau gagasan yang bertujuan memanipulasi pandangan publik.
1. Berdasarkan Media Perantaranya
Dari segi media perantaranya, propagandis dapat menyebarkan ide atau gagasannya kepada kelompok sasaran melalui bahasa tulis, bahasa lisan, pawai, dan lain sejenisnya. Nah, menurut Ellul (Nurudin, 2004), berdasarkan media perantaranya, jenis penyebaran ide terbagi menjadi dua, yakni:
- Secara Vertikal.
Jenis penyebaran ide satu ini dilakukan oleh satu pihak kepada banyak orang menggunakan perantara media massa seperti brosur, pamflet, surat kabar, atau media elektronik seperti radio untuk mempengaruhi opini publik.
Jadi, terdapat dua bahasa yang digunakan yakni tulis dan lisan. Tujuannya sama-sama menebarkan pesan supaya tertanam di benak sasaran.
- Secara Horizontal
Jenis propaganda horizontal misalnya oleh pemimpin kelompok kepada anggotanya melalui media perantara tatap muka secara langsung. Biasanya, tidak sampai menggunakan media massa. Melainkan melakukan komunikasi antar personal.
2. Berdasarkan Sifatnya
Dari sifatnya, Sastropoetro (1991) membagi beberapa pola penyebaran pesan untuk memanipulasi publik ke dalam beberapa kategori. Kategori tersebut meliputi black, white, dan grey propaganda.
- Black (hitam). Penyebaran ide yang secara terang-terangan atau terbuka menyerang pihak sasaran yang propagandis tuju termasuk pada kategori black (hitam).
- White (putih). Kebalikan dari jenis sebelumnya, pada penyebaran informasi oleh propagandis yang bersifat white, maka propagandis tidak secara terbuka menyerang pihak sasaran.
- Grey (abu-abu). Pada propaganda yang bersifat abu-abu, tidak jelas kepada siapa pihak yang menjadi sasaran propagandis. Jadi, banyak orang mengira-ngira hingga menimbulkan keraguan.
3. Berdasarkan Metodenya
Metode atau cara penyampaian ide gagasan untuk mempengaruhi pandangan khalayak ramai juga terbagi menjadi beberapa kategori. Berdasarkan metodenya, terdapat cara koersif maupun persuasif. Berikut adalah penjelasannya.
- Secara Koersif
Sesuai dengan namanya, penyampaian ide oleh propagandis dilakukan dengan cara yang keras atau kasar. Jenis komunikasi satu ini bersifat memaksa. Propagandis akan menyebarkan informasi sambil memberikan efek takut dan terancam kepada pihak sasaran.
- Secara Persuasif
Berbeda dari koersif yang menggunakan kekerasan, persuasif lebih ke upaya untuk membujuk pihak sasaran tanpa membuat mereka merasa terancam. Propagandis memakai cara-cara yang membuat pihak sasarannya merasa terbujuk atau tertarik dengan pesan yang disebarkannya.
4. Berdasarkan Sumber Pesannya
Isi pesan propaganda berbeda-beda tergantung dari propagandisnya. Ada yang menyebutkan sumbernya atau tidak. Berdasarkan sumber pesannya, ada yang bersifat tertutup, terbuka, dan tertunda. Jika tertutup, maka tidak ada yang mengetahui dengan jelas sumber penyebar pesannya.
Kebalikannya, jika terbuka maka pembuat pesan tersebut orang-orang ketahui secara publik. Lalu, yang terakhir adalah tertunda. Awalnya, tidak ada yang mengetahui sumbernya, tetapi lama-kelamaan orang-orang akan mengetahui siapa pembuatnya.
Tujuan Melakukan Propaganda
Seperti yang sudah Anda ketahui sebelumnya, propaganda bertujuan untuk mempengaruhi pandangan atau opini suatu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran propagandis atau orang yang menyebarkan informasi. Nah, terdapat beberapa tujuan melakukan tindakan tersebut antara lain:
1. Memanipulasi Emosi Publik
Propagandis menyebarkan sebuah ide atau informasi, baik benar atau salah yang efeknya bisa membuat perasaan publik termanipulasi. Terlebih lagi, jika masyarakat mempercayai dengan informasi yang propagandis sebarkan. Efek yang akan timbul nantinya yaitu muncul perasaan benci atau suka terhadap sesuatu hal.
Misalnya, terdapat peperangan di daerah tertentu. Lalu, propagandis akan memanfaatkan waktu tersebut untuk menyebarkan pesan yang berisi tulisan kebencian kepada pihak tertentu. Publik yang terhasut pesan tersebut akan ikut merasakan amarah dan benci terhadap pihak yang propagandis tuju.
2. Mempengaruhi Pandangan Publik
Tujuan utama dari propaganda adalah mempengaruhi pandangan publik terkait topik tertentu. Jika propagandis berhasil membentuk opini publik sesuai dengan keinginan mereka, maka mereka akan lebih mudah mencapai tujuannya.
Penyebaran informasi tersebut bisa berupa fakta-fakta yang benar adanya atau sebaliknya. Nah, publik yang sebelumnya sudah memiliki pandangan tertentu, bisa berubah jika isi pesan yang propagandis berikan tersebut berhasil mempengaruhinya.
Teknik-Teknik Propaganda
Supaya tujuan propagandis dapat tercapai, maka perlu menerapkan beberapa teknik yang membantu melancarkan aksi penyebaran ide kepada publik. Menurut Decker, setidaknya ada tujuh teknik yang bisa Anda lakukan ketika menebarkan benih-benih informasi kepada masyarakat agar mempengaruhinya.
1. Name-calling
Cara kerja name-calling mirip seperti pemberian label. Pihak propagandis akan melekatkan nama julukan atau stereotip kepada pihak lawannya. Tujuannya agar bisa mengumpulkan dukungan publik untuk ikut menjelekkan pihak lawan yang telah propagandis beri cap buruk sebelumnya.
Selain untuk memberikan cap atau labelling kepada pihak lawan yang bermakna negatif, name-calling juga bisa propagandis manfaatkan untuk memberikan cap baik kepada dirinya sendiri. Misalnya, Jepang mengklaim bahwa mereka adalah saudara tua yang akan membantu Indonesia merdeka.
2. Glittering Generalities
Teknik propaganda berikutnya adalah glittering generalities yang menyebarkan pesan dengan konotasi positif. Misalnya seperti mengandung tujuan yang mulia, kebajikan, dan lain sebagainya.
Propagandis berharap bisa memantik perasaan simpati di hati masyarakat melalui pesan yang disebarkannya. Contohnya seperti penggunaan kata-kata positif pada slogan untuk menarik perhatian audiens.
3. Testimonial
Berikutnya ada teknik testimonial yang bekerja dengan cara memberikan kesaksian atas baik atau buruknya sesuatu. Setelah adanya testimoni terkait hal tersebut, maka akan semakin memudahkan khalayak ramai untuk meyakini apa yang ingin propagandis sebarkan.
4. Transfer
Pada teknik transfer, berlaku sistem simbol yang mempunyai wibawa dan kehormatan sebagai sarana untuk memperkuat penerimaan oleh publik. Sistem simbol tersebut contohnya seperti pancasila, bendera, dan lain sebagainya.
Seorang komunikator atau pengirim pesan bisa menghubungkan ide dengan objek simbolik yang orang-orang kagumi.
5. Card-stacking
Teknik propaganda card-stacking bersifat mengelabui masyarakat. Propagandis hanya akan menyebutkan bagian-bagian argumen yang mereka kehendaki tanpa menyebutkan sisanya yang sekiranya tidak mendukung.
Misalnya, promosi produk tertentu yang hanya membeberkan keunggulannya saja tanpa efek samping penggunaannya.
6. Plain-folks
Ciri khas dari teknik plain-folks adalah kesederhanannya. Propagandis berusaha meyakinkan masyarakat dengan memosisikan diri menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Misalnya, para pejabat yang berusaha mendekatkan diri dengan gaya hidup suatu kelompok masyarakat tertentu agar mendapatkan kepercayaan mereka.
7. Bandwagon Technique
Lalu, teknik terakhir dari penyebaran ide untuk mempengaruhi pandangan publik ini adalah bandwagon. Teknik bandwagon memanipulasi publik untuk mengikuti suatu tindakan yang telah banyak orang lakukan sebelumnya sesuai dengan keinginan propagandis.
Sudah Paham Apa Itu Propaganda?
Setelah menyimak uraian penjelasan tentang pesan dari propagandis di atas, pastinya wawasan Anda terkait jenis komunikasi untuk menyebarkan ide kepada masyarakat makin bertambah. Pada dasarnya, propaganda dan komunikasi memiliki unsur-unsur yang sama, yaitu pemberi pesan, isi pesan, dan penerima pesan.
Hanya saja, penyebaran informasi oleh propagandis bertujuan memanipulasi opini publik untuk mengikuti apa yang pihak penyebar kehendaki. Oleh sebab itu, Anda perlu berhati-hati terhadap informasi yang beredar di saat ini. Jangan sampai termakan pesan yang bersifat menghasut negatif dan belum terbukti faktanya.