Apa itu Prosa Fiksi? Unsur, Ciri-Ciri, & Penjelasan Lengkapnya

Prosa fiksi adalah salah satu karya sastra yang memiliki banyak penggemar. Selain karena jalan ceritanya yang bisa membangunkan dunia imajinasi, banyak cerita fiksi yang jadi impian semua anak-anak yang seolah bisa jadi nyata. Bahkan kisah yang imajinatif juga akan membuat lebih sedikit orang yang merasa tersinggung.

Uniknya, karya fiksi memiliki unsur dan ciri-ciri yang berbeda dengan karya sastra lainnya. Penasaran dengan jenis, unsur, dan ciri dari karya satu ini? Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk tahu info lebih lengkapnya!

Apa Itu Prosa Fiksi?

Prosa fiksi adalah salah satu bentuk karya sastra tertulis dalam bentuk narasi atau cerita yang bersifat imajinatif dan tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Genre dari sastra imajinatif ini memang sangat populer, karena memiliki banyak keunikan dari genre prosa lainnya.

Karya fiksi biasanya menceritakan kisah tentang karakter dan peristiwa yang pengarang buat dan terkadang terinspirasi oleh kehidupan nyata atau pengalaman pribadi. Walaupun dalam plot, tokoh, kejadian, dan ending biasanya tidak seperti cerita sebenarnya.

Mudahnya, Anda bisa mengartikan bahwa karya fiksi adalah cerita naratif yang menceritakan sebuah rekaan atau sesuatu yang bukan fakta. Dalam pembuatannya, karya ini dapat mencakup berbagai genre. Seperti roman, cerpen, novel grafis, fiksi ilmiah, fantasi, dan sebagainya.

Tujuan utama dari prosa fiksi adalah untuk menghibur dan memikat pembaca melalui dunia imajinatif yang diciptakan oleh pengarang. Serta untuk mengungkapkan pesan atau tema tertentu melalui cerita tersebut.

Jenis-Jenis Prosa Fiksi

Pada dasarnya prosa fiksi adalah sebuah karya yang dapat Anda nikmati, karena dalam pembuatannya ada beberapa jenis yang bisa pengarang buat. Berikut adalah jenis-jenisnya:

1. Novel

Jenis pertama ada novel yang merupakan salah satu jenis buku fiksi dengan struktur cerita panjang dan terbagi dalam beberapa bab atau bagian. Jenis buku ini termasuk salah satu yang paling banyak digemari pembaca. Karena buku ini memiliki banyak karakter yang memiliki entitas yang cukup kuat.

Mulai dari penonjolan setiap karakter, watak dan sifat, dapat menimbulkan kesan serta konflik lebih mendalam. Belum lagi latar belakang, alur cerita, dan plot yang menarik, jadi salah satu yang para pembaca cari. Karena dibuat dengan rinci, karya ini bisa membuat pembacanya terbawa dalam alur dan konflik yang cukup kompleks.

2. Cerpen

Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Serta merupakan cerita fiksi dengan plot atau alur cerita yang singkat dan padat. Kebanyakan terdiri dari satu atau beberapa adegan, karakter yang sedikit, dan fokus pada konflik atau masalah tertentu yang lebih ringan. 

Dalam tatanannya, penokohan di cerpen pastinya lebih sedikit jika Anda bandingkan dengan novel. Tak seperti novel yang terbagi dalam beberapa bab, cerpen termasuk karya yang pendek bahkan tak lebih dari 10.000 kata.

3. Roman

Jenis prosa fiksi berikutnya adalah roman. Ini termasuk dalam ragam prosa fiktif yang lebih tua dari novel. Dulunya, karya sastra ini tertulis dalam bahasa Rumania sejak abad pertengahan, hingga akhirnya berkembang seperti sekarang. Kebanyakan, roman menceritakan sebuah kisah dari pengalaman atau peristiwa yang tokoh alami. 

Jika Anda penikmat karya sastra ini, kebanyakan pasti memiliki tema kepahlawanan dan juga percintaan. Secara garis besar, karya ini hampir mirip seperti konsep dari biografi. Namun, bedanya tokoh dalam cerita ini fiktif dan hanya rekaan semata.

4. Hikayat 

Karena prosa fiktif adalah karya dengan cerita dengan kisah rekaan, maka beberapa karya lawas seperti hikayat masuk ke dalam salah satu jenisnya. Karena hikayat sendiri merupakan salah satu prosa khas Melayu. Biasanya berupa cerita, undang-undang, maupun silsilah yang bersifat rekaan.

Secara umum, karya ini bercerita tentang kisah dari pahlawan atau tokoh legendaris yang sudah mengalami romantisasi. Namun, karya ini masih memiliki nilai moral dan pesan mendalam untuk para pembacanya.

5. Dongeng

Jenis prosa fiktif selanjutnya adalah dongeng. Ini merupakan sebuah cerita khayalan atau cerita sebenarnya yang sudah mengalami hiperbola dan menjadi warisan nenek moyang secara turun temurun. Dongeng ini merupakan karya sastra untuk anak-anak yang dapat membantu belajar dan berimajinasi.

Cerita dalam sebuah karya dongeng sendiri, sebenarnya lebih banyak disebarkan secara lisan dari masa ke masa. Sehingga secara konsep, cerita fiksi satu ini merupakan salah satu karya tradisional atau sering disebut prosa klasik. 

Uniknya, dalam dongeng sendiri biasanya menyimpan maksa atau keresahan yang ingin disampaikan.

Unsur dalam Prosa Fiksi

Secara umum prosa fiktif bisa memiliki banyak penggemar, karena dalam pembuatannya melibatkan banyak unsur yang bervariasi. Tergantung pada jenis yang Anda gunakan. Namun, secara umum terdapat beberapa unsur utama di dalamnya. Berikut adalah beberapa untuk prosa fiksi:

1. Plot

Pada dasarnya plot atau alur dalam sebuah karya sastra, film, atau narasi adalah urutan peristiwa yang terjadi dan berkembang sepanjang cerita. Unsur ini biasanya mencakup beberapa elemen. Seperti pengenalan karakter, konflik, klimaks, dan penyelesaian atau resolusi. 

Secara konsep, plot merupakan kerangka dasar dari sebuah cerita yang memberikan arah dan struktur pada peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tak heran, unsur ini dapat mempengaruhi seberapa menarik sebuah cerita bagi pembaca atau penikmatnya.

2. Tema

Unsur berikutnya yang harus ada adalah tema. Ini merupakan ide atau gagasan utama dari pembuatan cerita dalam prosa fiksi. Unsur ini bisa narator buat dalam berbagai bentuk. Mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks, diungkapkan secara langsung atau tidak langsung.

Biasanya tema muncul melalui plot, karakter, latar, atau simbol dalam cerita. Tugas utama dari unsur ini adalah untuk menciptakan keteraturan pada cerita dan memberikan pengaruh yang kuat pada emosi dan pemikiran pembaca.

3. Tokoh

Pada dasarnya unsur tokoh dalam sebuah prosa fiksi adalah karakter yang muncul dan berkembang dalam cerita tersebut. Unsur ini bisa berupa manusia, hewan, atau bahkan objek yang menjadi perantara penyampai kisah dalam skenario cerita fiksi yang pengarang buat. 

Peranannya cukup penting, yakni menyampaikan cerita dan menggerakkan plot dalam cerita tersebut. Setiap tokoh umumnya memiliki karakteristik tersendiri. Seperti kepribadian, motivasi, dan tujuan yang berbeda-beda. Biasanya terbagi dalam karakter utama atau protagonis, antagonis, dan juga beberapa karakter pendukung.

4. Latar atau Setting

Karena prosa fiktif adalah cerita karangan, maka pengarang harus membuat latar atau setting sebagai pendukung kejadian dari cerita tersebut. Karena pada dasarnya unsur ini merupakan tempat, waktu, dan suasana yang mencakup segala sesuatu dari lingkungan cerita tersebut.

Biasanya narator akan menggambarkan terlebih dahulu latar dengan lokasi geografis, waktu, musim, hingga faktor sosial dan budaya. Latar yang kaya dan rinci dapat memberikan nuansa yang tepat pada cerita dan membuatnya menjadi lebih menarik dan memikat.

5. Gaya Bahasa

Unsur berikut ini merujuk pada cara membuat prosa fiksi dalam menuliskan atau membuat karya tersebut. Gaya bahasa dapat mencakup penggunaan figur retorika, kata-kata dengan makna khusus, pengulangan, tata bahasa, struktur kalimat, dan penggunaan kata-kata yang tidak lazim atau eksentrik.

Penggunaan bahasa ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik tokoh, suasana, dan setting cerita. Serta kekuatan dalam menggambarkan situasi, karakter, atau emosi tokoh. Gaya bahasa yang baik dapat membantu mengekspresikan ide dengan cara yang lebih jelas, menghidupkan cerita, dan menarik perhatian pembaca.

6. Narator

Karena prosa fiksi adalah karya sastra yang ingin menceritakan cerita terkaan, maka penulis butuh narator untuk membantu menyampaikan kondisi terkini dari cerita. Lebih tepatnya, narator akan menceritakan atau menegaskan kisah dalam karya tersebut. 

Narator sendiri dapat menjadi karakter dalam cerita atau bisa juga berdiri sebagai entitas yang terpisah dari cerita tersebut. Melalui unsur ini, penulis dapat mengarahkan plot, mengeksplorasi karakter, mengungkapkan tema, dan memberikan pandangan atau sudut pandang tertentu tentang dunia fiksi dalam cerita yang dibuatnya.

7. Pembayangan atau Imajinasi

Dalam membuat prosa, pembayangan atau imajinasi berguna untuk membantu penulis membentuk gambaran mental tentang objek, situasi, atau tokoh dalam cerita. Lewat kemampuan pembayangan ini, penulis dapat menambahkan detail yang tidak terlihat secara langsung. Seperti tindakan, emosi dari tokoh, atau suasana. 

Dalam proses menulis, pembayangan secara jelas bagaimana setiap tokoh berinteraksi, berbicara, dan bergerak, akan penulis gambarkan ke dalam kalimat di prosa yang dibuatnya. Sehingga penulis dapat membangun dunia fiksi yang lebih kohesif dan konsisten. 

8. Konflik

Hal yang tak kalah penting dari unsur-unsur sebelumnya adalah konflik. Ini merupakan masalah yang tokoh-tokoh alami dalam cerita. Kebanyakan berupa pertentangan atau masalah yang dapat memacu plot dan membuat cerita lebih menarik untuk diikuti.

Dalam prosa sendiri, biasanya penulis memadukan beberapa konflik. Seperti konflik internal, eksternal, fisik, dan juga verbal. Sehingga antara satu konflik dan lainnya akan memicu reaksi yang lebih menarik untuk pembacanya.

Ciri-Ciri Prosa Fiksi

Agar dapat membedakan prosa satu dengan yang lainnya, sudah pasti masing-masing akan memiliki ciri dan karakteristik tersendiri. Karena prosa fiksi adalah karya yang mengisahkan cerita rekayasa, maka ada beberapa ciri khususnya, seperti:

  • Memiliki unsur-unsur fiksi atau imajinatif.
  • Biasanya menceritakan kisah atau cerita yang ditulis dalam bentuk narasi, baik dengan referensi kisah nyata atau murni imajinasi.
  • Prosa fiksi memiliki gaya bahasa sugestif yang dapat mencakup penggunaan metafora, personifikasi, dan bahasa figuratif guna membantu menciptakan suasana saat kejadian.
  • Kebanyakan memiliki karakter atau tokoh yang digambarkan dengan detail dan kompleks. Serta dapat berubah atau berkembang selama cerita berlangsung.
  • Karena cerita terkaan, maka penulis akan menciptakan latar atau setting di mana cerita berlangsung.
  • Lebih banyak menggunakan plot atau alur cerita yang terstruktur. Serta terdiri dari beberapa konflik dan penyelesaiannya.
  • Prosa fiksi seringkali memiliki pesan moral atau nasihat yang ingin disampaikan oleh penulis melalui ceritanya. 
  • Kemungkinan impossible dan tidak menunjukkan logika kehidupan yang sebenarnya.
  • Prosa fiksi seringkali mencakup elemen-elemen yang tidak mungkin muncul dalam kehidupan nyata atau tidak masuk akal. 

Struktur Teks Prosa Fiksi

Dalam pembuatannya, penulis bebas mengembangkan berbagai cerita sesuai imajinasi. Namun, dalam penulisan secara struktural teks, biasanya ada beberapa landasan penting, seperti:

1. Introduction (Pengenalan)

Salah satu bagian penting dalam penulisan prosa ini adalah introduction. Karena bagian ini bertujuan untuk memperkenalkan tokoh-tokoh atau karakter dalam cerita. Tak hanya itu, pengenalan ini juga akan menunjukkan latar atau setting, beserta suasana dalam cerita tersebut.

Penempatan dari pengenalan ini biasanya ada dalam bagian awal cerita dengan tujuan untuk membuat pembaca tahu siapa yang akan diceritakan. Tak jarang, penulis akan menambahkan konflik awal dari tokoh utama dalam cerita yang dibuatnya di bagian pengenalan.

2. Plot Development (Perkembangan Alur)

Plot development dalam prosa fiksi adalah inti dari cerita dan berisi rangkaian peristiwa atau kejadian yang mengarah pada klimaks atau puncak cerita. Perkembangan plot biasanya terdiri dari tiga tahap mulai dari rising action yang merupakan tahapan awal konflik mulai muncul.

Lalu, ada climax yang biasanya merupakan tahapan alur paling seru. Karena konflik mulai memanas dan hampir menuju pada puncak masalah. Terakhir, ada falling action, yang akan menjadi penyelesaian plot dengan pemecahan masalah untuk good ending atau kejadian tak terduga untuk sad ending.

3. Resolution (Penyelesaian)

Bagian ini berisi penyelesaian dari konflik atau masalah yang tokoh utama hadapi, bisanya berada pada bagian akhir. Pada tahap ini, umumnya penulis akan memberikan jawaban atas semua pertanyaan yang muncul selama cerita berlangsung dan mengakhiri cerita dengan statement atau akhir ceritanya.

Penyelesaian ini dapat memberikan berbagai jenis rasa atau tanggapan. Seperti bahagia, sedih, atau netral, tergantung pada genre dan tema cerita yang Anda ambil. Terlepas dari jenis rasa yang penulis sampaikan, penyelesaian harus mengikuti logika dan karakter yang telah Anda bangun selama pembuatan cerita.

Apa Fungsi Prosa Fiksi?

Sudah menjadi rahasia umum jika prosa fiksi adalah karya yang selalu jadi favorit banyak pembaca atau penikmat karya sastra. Selain untuk hiburan dan mengobati daya imajinasi yang mulai redup, menurut beberapa ahli karya ini memiliki banyak fungsi lain. Berikut beberapa di antaranya:

1. Menghibur Pembaca

Salah satu fungsi utama prosa fiksi sudah pasti untuk memberikan hiburan pada pembaca atau penikmatnya. Karena cerita fiksi seringkali membawa pembaca ke dunia yang berbeda dan memberikan pengalaman baru yang menyenangkan maupun menegangkan.

2. Menyuntikkan Nilai Praktis dan Memperkaya Nilai Normatif

Dalam prosa fiksi, nilai praktis dapat muncul melalui permasalahan yang tokoh alami dan bagaimana penyelesaiannya. Sedangkan nilai normatif bisa Anda dapatkan melalui bagaimana setiap tokoh melalui masalah yang ada terutama untuk protagonis.

3. Membuat Pembaca Terlibat Dalam Cerita

Prosa fiksi adalah karya yang dapat membuat pembaca terlibat dalam cerita dengan cara menggambarkan atau membayangkan karakter dan situasi di dalamnya. Pembaca dapat merasa terhubung dengan karakter dan ikut merasakan emosi yang tokoh utama hadapi.

4. Memupuk Kreativitas

Kepekaan rasa, pembangunan visi misi, kebijakan, dan kearifan tokoh, dapat membantu Anda berkembang secara pola pikir. 

Bahkan dengan merubah sudut pandang dan merasakan hal baru, Anda bisa merubah mindset serta memupuk kreativitas. Contohnya dengan menciptakan hal yang mungkin mustahil dalam cerita menjadi nyata.

5. Mengajarkan Nilai dan Moral

Kebanyakan penulis seringkali menyuntikkan pesan moral atau nilai yang dapat pembaca ambil melalui cerita dalam karya tersebut. Harapannya, pesan tersebut dapat memberikan inspirasi dan pengajaran yang positif dalam kehidupan sehari-hari pembaca.

6. Membantu Pengembangan Keterampilan Berbahasa

Membaca prosa fiksi juga dapat membantu pengembangan keterampilan berbahasa. Karena banyak diksi baru yang mungkin sebelumnya belum Anda ketahui. Penggunaan literasi bahasa juga dapat merangsang keterampilan berbahasa lebih berkembang.

Anda Sudah Paham Tentang Apa Itu Prosa Fiksi?

Secara keseluruhan bisa Anda ambil kesimpulan bahwa prosa fiksi adalah karya sastra yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Baik sebagai sarana hiburan maupun pembelajaran. Tertarik untuk membuat prosa fiksi milik Anda sendiri?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page