Proses Pembuatan Batik serta Alat dan Bahan yang Perlu Disiapkan

Kain batik merupakan salah satu kesenian lukis pada sehelai kain dengan nilai sejarah yang tinggi. Proses pembuatan batik cukup beragam seperti batik tulis dan cap.

Dalam proses pembuatannya memerlukan beragam alat untuk menghasilkan kain batik yang berkualitas tinggi. Baca artikel ini untuk untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan batik secara lebih lengkap!

Cerita Sejarah Kain Batik

Mulanya, batik memiliki arti sebagai sehelai kain yang mempunyai banyak titik pada permukaannya. Pengertian nama batik ini berdasarkan dari kata asli batik “ambatik”. Kata “ambatik” merupakan gabungan dari dua kata yaitu “amba” yang memiliki arti “menulis” dan “titik”. 

Saat awal penyebaran batik, motif bintang dan tumbuhan adalah motif yang paling mendominasi. Motif-motif tersebut lahir dari ide kreatif para pembuat batik dan juga tidak meninggal nilai dari setiap garis dan titik. Tetapi, sesuai dengan perkembangan zaman maka motif batik semakin beragam.

Kain batik yang merupakan salah satu peninggalan sejarah berupa kesenian lukis yang sudah hadir sejak zaman Majapahit. Secara umum, pembuatan kain batik cukup beragam dan menyesuaikan zaman. Pada zaman sekarang, proses pembuatan batik secara cap sudah sangat umum dan tersebar di pasaran. 

Banyak yang mempercayai bahwa asal mula kelahiran dari seni batik lukis terlahir pada zaman Majapahit. Pada masa tersebut telah memasuki era penyebaran Islam baru. Selanjutnya, batik mulai lebih menyebar saat masa Kesultanan Mataram, kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta.

Penyebaran batik memang lebih merata di pulau Jawa. Sedangkan, batik tertua menurut sejarah yaitu batik wengker yang berasal dari Ponorogo. Lalu para pemimpin dan anggota kerajaan Jawa Tengah mulai mempelajari pembuatan batik dari Ponorogo tersebut.

Dengan begitu, batik-batik yang terdapat di daerah Jawa Tengah memiliki motif yang cenderung mirip dengan batik Ponorogo. Situasi ini terjadi karena pembuatan batik Jawa Tengah mengadaptasi gaya dan teknik batik Ponorogo.

Kelahiran batik bermula pada abad 14 dan terus menyebar hingga ke-19. Selanjutnya, lahir batik lainnya dengan teknik pembuatan yang berbeda dengan abad sebelumnya.

Setelah berakhirnya masa perang dunia 1 pada tahun 1920-an, batik cap mulai terkenal dan banyak tersebar.

Teknik Membatik

Pada nyatanya, teknik membatik terlahir jauh lebih awal dari lahirnya tradisi membatik kain di Indonesia. Teknik melukis pada kain dengan menggunakan malam ini terlahir pada masa kuno di dataran Mesir pada abad ke-4 SM. 

Bukti ini hadir saat peneliti menemukan sebuah peninggalan zaman Mesir terdapat adanya kain motif berbatik dengan malam. Kain tersebut merupakan kain pembungkus mumi yang terdapat gambar motif.

Selanjutnya, teknik membatik tersebut menyebar ke daratan Asia pada masa Dinasti T’ang pada tahun 618-907 di Tiongkok. Perkembangan teknik membatik tersebut terus meluas hingga mencapai daratan Indonesia pada akhir abad 18 dan awal abad 19 zaman kepemimpinan Majapahit.

Walaupun batik mulai tersebar pada abad 18, para peneliti percaya bahwa kehadiran teknik membatik di Indonesia bermula pada sekitar abad ke-6. Menurut penelitian, India merupakan pembawa teknik membatik dan memperkenalkannya pada warga Indonesia sehingga pribumi mulai mempelajari untuk produksi batik.

Seorang peneliti berasal dari Belanda, G.P. Rouffaer menyatakan bahwa di Kediri, Jawa Timur terdapat pola batik “gringsing” pada abad ke-12. Motif pola seperti itu tergambar dengan menggunakan teknik melukis dengan canting. 

Sementara itu, motif pola pada proses pembuatan batik sangat beragam tergantung dan menyesuaikan zaman pada kala itu. Semenjak adanya canting yang hadir pada abad ke-12an, banyak motif batik yang cukup rumit. 

5 Alat untuk Proses Pembuatan Batik

Berikut adalah 5 alat yang dibutuhkan untuk membatik, yaitu:

1. Canting

Canting
Canting | image Source: Engrasia

Canting merupakan alat paling penting yang harus ada dalam proses pembuatan batik. Dengan bentuk seperti pipa kecil yang dapat mengeluarkan cairan malam dari lubang ujung tersebut, canting berfungsi sebagai alat menggambar pola motif. 

Alat ini memiliki struktur bentuk yang memiliki fungsi berbeda-beda. Struktur tersebut terdiri dari gagang untuk pegangan para pengrajin batik, biasanya terbuat dari kayu agar dapat menahan panas.

Selanjutnya, terdapat nyamplung yang merupakan wadah berbentuk cekung yang terdapat pada bawah gagang. Cekungan ini berfungsi untuk menapung cairan malam yang akan teralirkan keluar melalui cucuk.

Terakhir, ada cucuk yang merupakan ujung canting dengan lubang yang tidak terlalu besar. Cucuk ini berbentuk sedikit melengkung layaknya paruh burung elang. Lubang yang terdapat pada ujung cucuk akan menyalurkan aliran malam keluar.

2. Gawangan

Gawangan
Gawangan | image Source: Astoetik

Alat lain dalam proses pembuatan batik yaitu gawangan. Alat ini berbentuk seperti gawang kecil dan berguna untuk menggantung kain yang akan melalui proses batikan. 

Dengan adanya gawangan ini, pengrajin dapat melukis batik dengan mudah tanpa kesusahan karena kain yang mengumpul di bawah.

Pada umumnya, gawangan berbahan dari kayu dan terdapat roda pada keempat kaki penyangganya. Roda kaki tersebut berguna untuk memudakan pengrajin dalam memindahkan gawangan ke tempat proses batik. 

3. Bandul

Bandul
Bandul | image Source: Biznis

Benda kecil yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembuatan batik yaitu bandul. Bandul adalah sebuah penahan kain yang terbuat dari timah ataupun kayu. Selain itu, batu yang berukuran besar juga dapat berguna sebagai bandul.

Alat ini berguna untuk menahan kain yang bertengger di gawangan agar tidak mudah bergerak dan berpindah posisi karena angin. Bandul juga akan menahan kain agar tetap bisa lurus rapi, sehingga para pengrajin tidak kesulitan dalam menggambar batik.

4. Kompor dan Wajan

Kompor dan Wajan
Kompor dan Wajan | image Source: Masbidin.net

Kedua alat ini berguna untuk memanaskan malam atau lilin hingga meleleh. Untuk ukuran kompor dan wajan tidak perlu terlalu besar, menyesuaikan dengan banyak malam untuk proses membatik. 

Umumnya, pengrajin menggunakan kompor minyak kecil dan wajan ukuran kecil. Situasi ini sangat efisien dalam mempertimbangkan segi ruangan dalam proses pembuatan batik dengan menggunakan kompor dan wajan berukuran kecil.

5. Taplak atau Koran

Taplak atau Koran
Taplak atau Koran | image Source: Gramedia

Untuk menghindari terkena dari cairan malam yang panas, pengrajin memerlukan sebuah kain taplak atau selembar koran. Kain dan koran ini berguna untuk menutupi paha pengrajin saat proses membatik. 

4 Bahan untuk Proses Pembuatan Batik

Berikut ini adalah 4 bahan-bahan yang menjadi keperluan utama dalam proses pembuatan batik, yaitu:

1. Kain

Kain
Kain | image Source: Mitra Mulia

Sebagai kesenian lukis pada sehelai kain, maka bahan utama yang perlu untuk membuat batik tentu saja kain.

Jenis kain yang akan digunakan bisa beragam, namun umumnya pada proses membatik kain mori merupakan kain yang sering menjadi pilihan utama.

Situasi dalam pemilihan kain dapat menyesuaikan dengan kebutuhan yang mana akan diproses kembali menjadi hasil tekstil seperti baju atau sarung. Pemilihan jenis kain juga dapat mempengaruhi kualitas dari hasil batik tulis. 

2. Malam atau Lilin

Malam atau Lilin
Malam atau Lilin | image Source: Bahan Kain

Selanjutnya, bahan utama yang tidak boleh ketinggalan adalah malam atau lilin. Bahan ini dipanaskan hingga meleleh menjadi cairan.

Tetapi,perhatikan pengaturan suhu panas dalam proses pembuatan batik. Suhu panas tidak boleh terlalu panas karena akan membuat malam gosong.

Walaupun begitu, jika suhu tidak cukup panas akan membuat malam kembali membeku dan mengeras. 

3. Soda Abu

Soda Abu
Soda Abu | image Source: Kontraktor Kolam Renang

Bahan penting lainnya adalah soda abu yang berguna untuk nglorod atau meluruhkan malam pada kain yang sudah hampir selesai selama proses pembuatan batik.

Peristiwa nglorod perlu dilakukan untuk membersihkan sisa malam yang masih menempel pada kain.

Walaupun malam merupakan bahan utama dalam membuat batik, namun pada harus dibersihkan. Dengan begitu, akan menghasilkan gambar batik yang indah.

4. Pewarna

Pewarna
Pewarna | image Source: Taman Kulinerku

Selanjutnya, Anda perlu menyiapkan pewarna. Pengrajin akan mencelupkan kain baik yang sudah hampir selesai dan memberikan warna pada kain. Pada umumnya, kain untuk membuat batik merupakan kain berwarna putih.

Larutan pewarna dapat berupa pewarna alami yang berasal dari alam seperti daun jati, daun alpukat, dan lain-lain. Di samping itu, dapat juga menggunakan pewarna sintetis.

Proses Pembuatan Batik

Setelah menyiapkan semua alat dan bahan untuk membuat batik, saatnya masuk dalam proses pembuatan batik. Secara singkatnya, pembuatan batik hanyalah menggambar dan mewarnai, namun banyak hal yang harus Anda pertimbangan. 

Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pembuatan batik yang wajib Anda perhatikan, yaitu:

  • Tentukan dan gambar pola yang sudah terpilih. Proses ini bernama “nyungging”. Jika kesulitan menggambar pola langsung pada kain, Anda dapat menggambar pola dahulu pada secarik kertas.
  • Setelah pola sudah siap pada secarik kertas, Anda bisa memulai untuk menjiplak pola tersebut pada kain putih yang akan Anda proses. 
  • Selanjutnya, memasuki tahap yang paling penting yaitu nglowong. Cairan malam mulai diteteskan dari canting pada sehelai kain untuk mengikuti pola motif batik.
  • Setelah selesai menggambar pola garis, mulai untuk mengisi pola-pola kosong dengan malam.
  • Lalu, jika pola seperti bunga atau elemen lainnya sudah mulai terlihat, saatnya untuk nyolet atau memberi warna pada pola tersebut.
  • Setelah mengisi semua pola yang masih kosong, selanjutnya adalah memberi warna pada sisa kain yang masih belum tergambar pola. Proses ini yaitu mopo dan nembok kain untuk proses pembuatan batik.
  • Jika sudah terisi dan tergambar oleh cairan malam, selanjutnya masuk proses ngelir yaitu pemberian warna pada seluruh permukaan kain.
  • Lalu, proses yang memerlukan bantuan dari cairan soda abu yaitu nglorod. Pada proses ini, malam yang sudah mengeras pada permukaan kain akan dibersihkan dengan cara menyelupkan kain pada air mendidih. Dalam air tersebut sudah tercampur dengan soda abu.
  • Selanjutnya, pemberian garis-garis dengan malam untuk mempertegas gambar pola.
  • Lalu, menutup kembali pola-pola yang sudah melalui proses nglorod.
  • Kain tersebut harus melalui proses nglorod sekali lagi untuk membersihakan sisa-sisa malam yang sudah mengeras dan masih tertinggal.

Ingin Mencoba Membuat Batik?

Secara garis besar, proses pembuatan batik terlihat cukup gampang dan tidak terlalu melelahkan. Tetapi, pada kenyataannya para pengrajin harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi dan juga ide yang cukup kreatif untuk membuat pola indah dan penuh arti.

Bahan dan alat membuat batik sudah terjual luas di pasaran, sehingga Anda bisa mendapatkannya dengan mudah. Anda dapat mencari inspirasi motif yang mudah untuk pemula dan ikuti langkah-langkah di atas. Kemudian terus mengulang proses  pembuatannya dan belajar agar menghasilkan batik yang indah.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page