Mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangan bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi jika kita merasa kesulitan untuk menemukan kata-kata yang tepat. Namun, puisi cinta romantis bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk membuat pasanganmu merasa istimewa. Sehingga kamu pun bisa mendapatkan hatinya.
Puisi cinta yang romantis memiliki kekuatan rangkaian kata-kata yang indah. Sebagai tambahan, puisi romantis bisa mengungkapkan perasaan yang tak terucapkan dengan kata-kata yang sederhana namun penuh makna.
Oleh karena itu, kami telah mengumpulkan 23 contoh puisi cinta romantis yang bisa membuat pasanganmu baper! Semoga puisi-puisi ini akan bisa menginspirasi kamu untuk mengungkapkan perasaan cintamu kepada pasangan juga untuk menambah sayang kepada pasanganmu lebih dalam lagi. Selamat membaca!
Daftar ISI
- Contoh Puisi Cinta Romantis
- 1. Puisi Cinta 1
- 2. Puisi Cinta 2
- 3. Puisi Cinta 3
- 4. Puisi Cinta 4
- 5. Puisi Cinta 5
- 6. Puisi Cinta 6
- 7. Puisi Cinta 7
- 8. Puisi Cinta 8
- 9. Puisi Cinta 9
- 10. Puisi Cinta 10
- 11. Puisi Cinta 11
- 12. Puisi Cinta 12
- 13. Puisi Cinta 13
- 14. Puisi Cinta 14
- 15. Puisi Cinta 15
- 16. Puisi Cinta 16
- 17. Puisi Cinta 17
- 18. Puisi Cinta 18
- 19. Puisi Cinta 19
- 20. Puisi Cinta 20
- 21. Puisi Cinta 21
- 22. Puisi Cinta 22
- 23. Puisi Cinta 23
- Mana Puisi Cinta Romantis Favoritmu?
Contoh Puisi Cinta Romantis
Berikut adalah 23 kumpulan puisi cinta romantis yang dapat kamu gunakan untuk dapatkan hati dan cinta pasanganmu.
1. Puisi Cinta 1
“Duniaku Setelah Ada Kamu”
Karya: Ika Nurkhasanah
Duniaku kini seperti potret jalanan lengang.
Yang ingin aku isi hanya dengan kita berdua.
Dengan rinai hujan yang kamu suka.
Juga dengan petrikor yang selalu jadi tokoh utama tiap aku bercerita.
Sendu tapi hati kita bahagia.
Berbagi malam dengan lampu emas dan genang air
yang jadi cermin kita juga dunia di kanan kiri kita.
Duniaku kini juga seperti kota New York yang gempita.
Orang-orang di mana-mana.
Tapi cuma kamu yang terbayang di mata.
Berjalan di antara bangunan tua yang indah dan megah
seperti melihat kita di atas pentas.
Lampu-lampu kendaraan yang gemerlapan,
juga orang-orang yang berlalu lalang,
seperti pemeran sampingan yang diciptakan untuk kita, lakon utamanya.
2. Puisi Cinta 2
“Aku Ingin Memelukmu, Aku Suka Sepi Berdua”
Karya: Ika Nurkhasanah
Aku memelukmu seperti puisi yang diksinya hampir terlepas
Aku ingin kita menjadi puisi
yang meski tak sempurna, tapi bermakna
Yang tidak akan pernah kehilangan kata, apalagi rasa
Aku memelukmu sampai ingin menghentikan masa
Kita sibuk tertawa hingga tak sadar malam sudah tak panjang
Kita sibuk tertawa hingga lupa rasanya patah
Dalam sepi kita ramai soal hati dan soal apa saja
Aku suka sepi berdua,
Dunia adalah tempat ramai, tapi bahumu tempatku bersandar
Bahumu sepi seperti tak pernah meminta jawaban apa-apa
Bahumu tempat sepi yang hanya aku yang bisa mengunjungi
Dan aku bisa jadi apa saja, aku bisa diam, aku bisa terisak, aku bisa menebar tawa
Aku ingin memelukmu sampai rasanya aku lupa
bahwa aku sedang hidup di dunia yang isinya lebih banyak tangisnya
Aku ingin memelukmu sambil berkata;
“Diam dulu sebentar, jangan bicara
Aku suka sepi berdua, semuanya jadi terasa sederhana”
3. Puisi Cinta 3
“Sejak Saat Itu”
Karya: Ika Nurkhasanah
Sejak saat itu aku lupa caranya menulis puisi
Sebab ia menjadi hilang pesona
Jika kusandingkan dengan engkau
Padahal aku ingin menyimpan kau di sini, di tubuh puisi ini
Bersama sebagian diriku,
Lalu seolah-olah aku membuat kita menyatu
Sejak saat itu juga
Senja jadi tak butuh jingga
Dan kopi yang kuseduh menolak ditambah gula
Padahal aku ingin punya potret kita di sana,
dengan cahaya rembulan yang baru datang jadi latar belakangnya
Padahal aku ingin kau juga menikmatinya
—kopi yang sungguh kubuat dengan sepenuh jiwa untuk kita, secangkir berdua
4. Puisi Cinta 4
“Aku Ingin”
Karya: Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
5. Puisi Cinta 5
“Ketika Aku Bertanya Tentang Cinta”
Karya: Aan Manyur
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, kau
melihat langit membentang lapang.
Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki.
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,
aku melihat nasib manusia. Terkutuk hidup di bumi
bersama jangkauan lengan mereka yang pendek
dan kemauan mereka yang panjang.
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,
Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung.
Bersusah payah terbang mencari tempat bersembunyi
dari mata peluru para pemburu.
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,
Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa,
Kau sendirian dan mematahkan cabang-cabang sendiri.
Ketika ada yang bertanya tentang cinta,
Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata,
Atau cukup ketidaksempurnaan kita?
6. Puisi Cinta 6
“Aku Suka Bilang Rindu Padamu”
Karya: Ika Nurkhasanah
Malam-malam menurunkan banyak kata sifat.
Malam ini, rindu sepertinya jadi diksi yang paling tepat.
Aku suka rindu padamu, rasanya sederhana.
Aku ucap satu kata dan kau akan langsung menyapa.
Aku suka rindu padamu,
rasanya seperti aku rindu pada matahari.
Aku tahu besok ia akan kembali di ufuk timur lagi.
Aku tahu tak akan pernah ia tak kembali
Aku suka rindu padamu
Kamu akan jawab dengan bilang padaku,
“Ingat hal ini selalu, aku tak pernah pergi ke mana-mana.
Aku tak ingin ke mana-mana”
Aku suka bilang rindu padamu,
karena aku tahu, kamu rindu padaku juga.
Tak apa, kita punya selamanya untuk membayar lunas rindu-rindu kita.
7. Puisi Cinta 7
“Surat Cinta”
Karya: WS. Rendra
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!
8. Puisi Cinta 8
“Batas”
Karya: Aan Mansyur
Semua perihal diciptakan sebagai batas.
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain.
Hari ini membatasi besok dan kemarin.
Besok batas hari ini dan lusa.
Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara,
dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh
tempat di mana pernah ada kita.
Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta.
Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata.
Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang
yang hilang.
Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.
Seorang ayah membelah anak dari ibunya—
dan sebaliknya.
Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan.
Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur.
Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu,
jurang antara kebodohan dan keinginanku
memilikimu sekali lagi.
9. Puisi Cinta 9
“Tentang Cinta dan Sayangku Kepadamu”
Sepanjang hari selama mentari dan bulan di atasku,
selalu bayangmu terlintas dan bergetar rasa di dadaku
Entah bagaimana kamu seperti menjelma seperti hantu buatku
Detik ini, aku ingin menuliskan sebait atau dua bait puisi
Tentang cinta kepadamu yang turun beserta rindu
Tapi sepertinya, bahkan sejuta bait puisi tak akan bisa menggambarkan sayangku padamu
Jemariku tiba-tiba berhenti menulis
Ketika aku mulai mengeja kata ‘cinta’
Namun aku lanjutkan dulu saja,
aku coba sambung kembali dengan kata-kata indah yang bisa aku temui
tentang cinta dan sayang yang aku punya
Aku ingin bilang “Aku sayang”,
cukup dengan bisikan di telingamu perlahan
Sungguh aku tidak sanggup menahan rasa
Aku membayangkan kamu membalasku dengan manja
Sambil kamu juga berkata, “Aku juga punya rasa yang sama”
Jika seperti itu kenyataannya,
Tak terkira syukurku pada Tuhan Sang Pencipta alam semesta
Jika seperti itu kenyataannya,
aku akan menekadkan hati
untuk belajar memaknai bahasa bagaimana kamu ingin dicintai.
10. Puisi Cinta 10
“Salam Untukmu, Sayang”
Sebuah salam dan kecupan kukirimkan dari sudut kota,
Untukmu, Tuan berwajah hangat
Aku berpesan,
Agar kamu makan teratur
Dan jangan terlalu larut dalam pekerjaan
Aku ingin kamu bilang kamu rindu aku.
Saat senja sudah di penghujung hari, atau saat pagi masih baru hadir
Aku titip pesan, jaga dirimu baik-baik, ya.
11. Puisi Cinta 11
“Cinta Sejati”
Cinta sejati datang menghampiri
Tak kenal waktu, tak kenal jarak
Cinta sejati adalah ketulusan hati
Yang mengalir dalam setiap detak
Ketika aku melihat matamu
Kulihat cinta yang tulus dan suci
Kau membuatku merasa berarti
Dan memberi hidupku suatu arti
12. Puisi Cinta 12
“Kamu Hanya Milikku”
Kamu hanya milikku dalam setiap hela nafas
Juga dalam setiap hidup yang kita punya
Aku ingin jadi milikmu sepanjang usia
Takkan ada yang bisa memisahkan kita
Karena hanya kamu satu bintang yang bersinar di dada
Jangan pergi,
jangan pernah sudah.
13. Puisi Cinta 13
“Caraku Mencintai”
Di kala aku bungkam dan tak bilang aku mencintaimu, jangan ragukan aku,
aku minta tolong padamu.
Sebab untuk mencintaimu,
aku tak mau berucap.
Sebab kamu adalah syair,
dan mencintaimu bagiku adalah lebih dari sekedar kata sederhana.
Caraku mencintaimu itu seperti ini;
Jika mencintaimu diumpamakan mata pelajaran,
maka aku akan hadir paling awal dan memilih duduk di bangku paling depan.
Caraku mencintaimu adalah lebih dari sekadar memenuhi janji,
Kamu akan melihat dari mataku dan aku bilang,
“Bersamamu malam ini adalah anugerah yang tidak terkira.”
Duduk berdua saling menggenggam di tengah gerimis
Bahagiaku itu yang terindah.
Aku mencintaimu dengan cara aku ingin habiskan senja bersamamu.
Ditemani getar rasa yang diam-diam menjelma tanpa ampun
Karena hadirmu seperti hujan yang menakjubkan
Lalu saat kita berpisah, meninggalkan jejak rindu yang memikat
Hujan akan selalu bercerita soal kita, lewat nada rintik yang turun darinya.
Seperti bait syair cintaku untukmu, berharap bisa selalu jatuh menetes di hatimu.
14. Puisi Cinta 14
“Jika”
Jika yang di dada ini adalah cinta,
aku hanya tahu bagaimana caraku mengungkapkannya
dalam ketelanjangan yang apa adanya.
Dengan segenap raga, hati, dan jiwa
dengan kepasrahan tanpa syarat.
Senja tiba dengan bayangmu yang merah muda memenuhi semesta,
Sejauh mataku berkaca, wajahmu adalah lampu cahaya yang memenuhi semua ruang yang kupunya.
Di malam yang hanya ada sunyi,
ingin aku memelukmu karena aku merasakan miliar rasa rindu.
Kudekap kamu hingga detak kita beradu.
Untuk kutatap juga matamu yang syahdu
Menjadi kegiatan kesukaanku
Di sini aku terusik rindu yang menelusup di setiap kedip mata.
Jika nanti cinta dan rindu tak lagi terdengar telingamu,
tak lagi keluar dari mulutku ini,
percayalah, doaku akan selalu sampai padamu,
setia memeluk jiwamu hingga malam yang menyendiri.
15. Puisi Cinta 15
“Apakah Aku Jatuh Hati?”
Pancaran sinar yang indah dari dua manik matamu itu
Setiap kedipannya membuat mata hati ini sendu,
Setiap lirikannya seperti ingin mengiris yang ada di hati
Seperti kilatan petir yang membelah pijakanku di bumi
Aku terperanjat
Rasanya seperti sesaat bumi berhenti berotasi pada porosnya
Karena ia juga terkersima indahnya sesosok pesona
Aku terjatuh dalam lautan palung laut terdalam ynag orang bilang namanya cinta
Mataku memandangmu seperti kamu adalah makhluk paling sempurna
Dibuatmu aku takjub akan lembut dan anggunmu
Aku bertanya di dalam hati sendiri
Apakah aku jatuh hati?
Apakah ini cinta pandangan pertama atau cinta setelah detik selanjutnya?
Aku tak tahu jawabannya
Lidahku rasanya kelu, otakku sepertinya buntu
Aku ingin lebih mengenalmu
Aku ingin merengkuh dan mengisi hatimu hanya dengan nama dan seluruh punyaku.
16. Puisi Cinta 16
“Pertunjukan Romansa Hati”
Saat rembulan menghias langit malam, selalu aku melihat tatap matamu
Aku tatap lewat pandangan hati yang paling merdu
Aku tatap wajahmu yang seperti bidadari, tak lekang dari gelapnya malam
Aku persembahkan mimpi yang terlukis di langit malam
Mimpi yang berisi pertunjukan perasaan yang aku punya
Seakan bintang sedang menyanyikan alunan romansa
Ia berdendang
“Engkaulah cintaku, engkaulah kekasihku,”
dan cerita kita dipenuhi cinta menyelimutinya
Aku ingin terus melayang terbang di sini, di atas cakrawala
Aku ingin terus melayang jika itu aku lakukan bersamamu.
Aku persembahkan mimpi yang terlukis di langit malam
Mimpi yang berisi pertunjukan perasaan yang aku punya
Seakan bulan yang penuh dan bulat itu semakin penuh dipeluk romansa
Seakan aroma petrikor sisa hujan tadi senja itu bisa melukiskan perasaan
Tak ada yang kelam yang dipertunjukkan
Yang ada adalah parasmu yang indah
Memperlihatkan pertunjukan malam yang seperti pertujukan hati.
17. Puisi Cinta 17
“Jantungku Berdebar, Oh Indahnya Cinta”
Jika mereka bilang bertemu denganmu adalah takdir Tuhan,
lalu aku yang berteman denganmu adalah pilihan yang kuambil dengan sadar,
maka pilihan untuk jatuh cinta padamu adalah sesuatu yang tak pernah aku rencanakan.
Kudobrak pintu hatimu untuk sekadar menanamkan rasa rindu
Suatu hari akan aku ambil rindu yang sempat kutitipkan padamu
Pecahan rindu yang kuambil itu, akan selalu kembali kurangkai menjadi utuh.
Pagi datang,
dan jantungku berdegup kencang,
Ia sedang menerjemahkan isi pikiranku
dan itu ternyata adalah kamu.
Senyumanmu terasa seperti sepersekian detik jarum jam bagiku
Singkat, secepat api yang membuat kayu jadi abu
Cinta rasanya bisa memberikan cahaya
bahkan pada mata yang buta apa-apa
Dan aku rasa cinta kita tak akan jadi meski nanti aku di neraka.
Indahnya cinta yang selalu hadir di antara kita
Banyak sekali kenangan indah tentang kita yang ingin aku buat di sini dan di sana
Membuat rasa di hati semakin menyala
18. Puisi Cinta 18
“Aku Menyebutnya Cinta Tanpa Batas”
Sejak awal jumpaku dengan dirimu, rasa itu menyapaku
Rasa yang aku sebut “cinta tanpa batas”
Aku sungguh-sungguh terpikat, oleh senyuman itu
Ia tak lekang oleh waktu, terus membekas dalam pikiranku
Tak sabar aku menantikan tibanya waktu
Tak lelah aku menunggu untuk bisa segera mengulum jumpa denganmu
Untuk melepas aroma rindu kepadamu,
Oh gadis yang selalu jadi bunga pada tidur malamku.
Tak bisa aku pungkiri bahwa kadang ada hari saat hati ini mulai gelisah,
risau kurasa tak tentu arah
Saat kudapati sesosok gadis yang mulai kurindu setengah mati,
Saat ia tak kutemui barang sehari.
Cinta tanpa batas yang ku miliki
Takkan pernah pudar dan hilang
Kau adalah jawaban dari doaku
Yang kutunggu sejak lama
Dan anehnya,
Tiap kali aku lihat kilau di matamu
Tak pernah aku rasakan risau soal apa-apa
Aku tenang
Bahkan rindu setengah mati itu reda
Lalu aku tahu aku tak akan hilang, jika kamu aku punya.
19. Puisi Cinta 19
“Kamu dan Semua Perumpamaannya”
Layaknya sebatang lilin yang kunyalakan di tengah malam yang padam
Ia menyediakan cahaya untuk meniadakan kegelapan
Seperti matahari yang datang saat pagi masih buta
Ia menghantarkan sinar yang hangatnya mengusir kebekuan
Laksana bintang yang membuat kelamnya malam jadi gemerlapan
Ia tak pernah sekali saja membiarkan bulan sendiri di angkasa tanpa teman
Ia setia, dan membawa ceria
Kamu dan semua benda indah yang mengingatkanku padamu,
Benakku seperti tak lagi waras sebab penuh namamu.
Rindu ini telah masuk ke dada
membawaku kepada angan dan bayanganmu
Dalam detak jantung yang terasa terhenti sedetik atau sepersekiannya
Sekarang aku sedang rindu
Aku tidak ingin rindu sendirian
Cinta ini telah mengikatku kepadamu
Seperti benang merah yang tak terputuskan
Aku rasa ini waktunya untuk aku bilang, bahwa
“Dari pagi hingga malam menjelang,
kamu yang senantiasa ada di dalam dada”
20. Puisi Cinta 20
“Senja Itu”
Ada serangkaian abjad dan aksara yang merangkai sebuah nama
Penuh di dalam hatiku.
Ada wajah yang terlukis yang sangat ingin kugenggam
Penuh di dalam angan dan impian.
Ada perasaan yang mulai tumbuh subur meski ia datangnya perlahan.
Perasaan pada gadis yang kujumpai hari itu di kala senja
Senyumannya sangat memikat, oh aku terjerat.
Aku terpesona anggunnya, dan aku selalu ingin dekat.
Kekaguman pada gadis rupawan itu membiusku dalam lamunan
Setiap siang, setiap malam.
Aku telah jatuh hati, aku telah jatuh pada cinta.
Aku tak sanggup lagi berkata-kata, aku tak mau lagi berkata-kata
Sumpah mati aku berharap
Ia adalah jawaban atas doa-doa dari jiwaku yang merindukan cinta.
Sumpah mati aku berharap
akan ada satu kisah indah yang kutuliskan bersama dengannya
21. Puisi Cinta 21
“Bukan Hanya Kelebat”
Di balik kelebat angin,
Ada sorot mata yang tak pernah mencoba menghujam
Meski ia melewati celah-celah pekat,
Tapi ia tak mencoba menyulut bara api yang merusak hati
Di balik kelebat angin,
Sungging senyum teduh tanpa lusuh terpancar dari bibirnya
dan aku bisa melihat lesung pipitnya
Sungguh ia bisa menghangatkan jiwa yang mulanya dingin hampir beku
Di balik kelebat angin,
Aku mendengar suara indah dari belakang
yang perlahan makin dekat hingga tiba ia di sebelahku, berjalan beriringan.
Suara darinya yang menuntunku dari kebuntuan
Suara yang mengingatkanku jangan sampai hilang arah
Suara yang membangkitkanku saat tertimpa tangga
Aku tak risau dan aku tak takut
Sebab kita selalu bisa menyiasati pertemuan
Untuk kemudian aku gambar pelukan demi pelukan
Tak pernah sehari pun padam
Tak pernah sekali pun hilang dari bayangan
Aku bertanya pada semesta soal kita;
sepasang anak burung yang tak pernah ingin kedinginan
Kita ingin mengekalkan perjumpaan
dan kecupan-kecupan jangan sampai hanya di ingatan
22. Puisi Cinta 22
“Aku Menceracau; Aku Rindu Padamu””
Khayalan di kepala selalu saja mengurai parasmu
Aku merasa biru yang pilu
Karena rindu di sini sudah terlalu beku
Sepanjang jarak, aku tak mau bayangmu hilang dariku
Sepanjang jarak, dalam desau suaraku yang parau,
aku menceracau, “Aku rindu padamu”
Aku terus menceracau, “Aku rindu padamu”
Aku mendongak ke atas, dan
aku masih belum melihat paras cantikmu
dan aku masih menceracau, “Aku rindu padamu”
23. Puisi Cinta 23
“Dalam Diam Cinta”
Aku hanya bisa menatapmu dalam tunduk dan diam
Menunduk, tak berani berhadapan saling bertatap muka
Dalam diam, aku menyimpan rasa suka, rasa cinta
Kau bagiku adalah serpihan hati yang terpendam
Yang masih terpisah tirai Tuhan, jarak tanpa hitungan
Hingga akhir nanti jika kita menjadi suratan
Ah, bidadariku,
Aku tak berani mencintaimu dengan lantang untuk sekarang
Aku tak bisa seperti Majnun yang mencintai Laila
Aku tak berani mengharapkanmu dengan keras untuk sekarang
Aku tak bisa seperti Romeo yang berharap pada Juliet
Untuk sekarang aku akan diam dulu saja
Sebagaimana Ali yang diam-diam cintanya pada Fatimah
Sampai nanti iman yang mempertemukan
Sampai nanti cinta suci yang menyatukan
Mana Puisi Cinta Romantis Favoritmu?
Puisi-puisi cinta romantis di atas bisa kamu jadikan sebagai inspirasi, sehingga kamu bisa mengungkapkan perasaan cintamu kepada pasangan dengan cara yang indah dan romantis.
Namun, selalu ingatlah bahwa setiap kata dan ungkapan perasaan yang tulus dari hati akan lebih bermakna. Sebagai tambahan, ia dapat membuat pasangan merasa istimewa dan merasa dicintai dengan lebih dalam.