15 Puisi Ibu Menyentuh Hati dan Bikin Kamu Menangis!

Ibu adalah sosok pahlawan wanita bagi setiap anaknya. Sebagai bentuk rasa sayang dan terima kasih atas jasa seorang ibu, tidak jarang orang akan membuat puisi untuk ibu. Pada artikel ini akan diuraikan 15 puisi ibu yang menyentuh hati dan buat menangis. 

Puisi Ibu Menyentuh Hati

Berikut 15 puisi ibu yang dirangkum dan dimodifikasi dari berbagai sumber.

1. Maafkan Aku Ibu

Puisi pertama berjudul “Maafkan Aku Ibu” dengan syair sebagai berikut.

Ibu, kaulah matahari

Penerang dalam gelapku

Kau tuntun aku melewati jalan berliku

Jalan yang penuh oleh batu. 

Ibu, maafkan anakmu

Ucapanmu tidak selalu aku indahkan

Kadang bagaikan angin lalu

Namun ucapanmu bagai kamus hidupku

Aku berteduh dalam naungan doamu

Ibu, maafkan aku

Aku memohon ampunan darimu

Karena Rida Allah adalah ridamu

Aku bahagia memilikimu ibu

Ibu, engkau sinar hidupku

Engkau kunci dari kesuksesanku

Setiap ukuran mimpiku karenamu

Terima kasih dan maafkan aku ibu

2. Bundaku Sayang

Puisi ibu berikutnya berjudul “Bundaku Sayang” (memodifikasi karya asli dari Nadilla Syahkina) dengan syair sebagai berikut.

Bunda,

Engkau selalu ada untukku

Menemaniku dalam segala situasi

Menemani setiap hariku.

Bunda,

Engkau selalu membimbingku untuk berbuat baik

Engkau bagai malaikat pelindungku

Engkau juga sahabat bagiku

Ketulusanmu

Membuat aku bangga padamu

Bunda,

Aku selalu sayang padamu

Jasamu tak akan bisa kubalas 

Tapi aku akan berusaha menjadi kebanggaanmu

3. Ketika Aku Menutup Mata

Puisi selanjutnya berjudul “Ketika Aku Menutup Mata” (memodifikasi karya asli dari Fahmi Mohd) dengan syair sebagai berikut. 

Bunda,

Saat nafas ini tidak lagi bersamaku

Saat raga ini tidak lagi menemaniku

Saat ku menutup mata bunda

Aku tak ingin mata itu bersedih

Aku tak ingin air keluar dari matamu

Aku ingin bibir itu tersenyum

Aku tak ingin engkau terluka

Bunda,

Mungkin itu menyakitkan

Seperti sebuah goresan pisau di dadamu

Bahkan mungkin lebih sakit dari itu

Tapi aku tak ingin melihat kau bersedih

Bersedih seakan tak sanggup melepaskanku

Aku hanya ingin engkau merelakan ku

Mengantarkan ku dengan senyum diwajahmu

Saat ku menutup mata bunda

Aku ingin kau tahu

Bahwa aku menyayangimu

Aku bahagia bisa jadi anakmu

4. Kemuliaan Ibu

Berikutnya puisi ibu berjudul “Kemuliaan Ibu” dengan syair sebagai berikut. 

Terdiam sejenak dalam renungan

Kala bayang wajahmu datang 

Waktu pun berputar kebelakang

Membuka memori kenangan masa lalu

Tetesan keringat dan air mata

Berjuang melawan maut

Demi kehadiranku

Sang buah hatimu

Mendengar tangisan pertamaku

Jadi kebahagiaan tak ternilai bagimu

Saat ku mulai belajar berjalan

Kau dengan setia menjaga ku

Ku mulai belajar bicara

Engkau dengan sabar mengajarkanku

Kata demi kata

Hingga aku bisa bicara

Saat ku dewasa

kasih sayang itu tetap sama

Tak pernah pudar

Tak terkikis oleh waktu

Bekerja tanpa mengenal kata lelah

Tidur tanpa mengenal kata lelap

Terjaga dalam gelapnya malam

Demi mencari sesuap nasi untuk ku

Tapi, balasan apa yang ku beri

Hanya goresan luka dan air mata

Meskipun begitu,

Kasih sayang itu tak berkurang untukku

Ibuku,

Selalu kau sebut namaku dalam doamu

Air mata ini jatuh berlinang begitu deras

Mengingat betapa mulianya engkau

5. Tangguhnya Ibuku

Puisi tentang ibu selanjutnya berjudul “Tangguhnya Ibuku” dengan syair sebagai berikut. 

Ibu,

Dari segumpal darah

Hingga aku menjadi makhluk sempurna

Makhluk yang menjadi titipan untukmu

Kau jaga, rawat, dan lindungi aku

Kau ajari aku bertutur kata

Kau ajari aku bertindak 

Kau ajari aku baik dan buruk

Menjalani semua itu,

Kau tak kenal kata lelah 

Kau menjalaninya dengan bahagia

Walau kadang kesal akan tingkahku

Ibu,

Kau tetap menjalaninya sepenuh hati

Mencurahkan segala kasih sayang

Melakukan berbagai cara demi bahagiaku 

Tak peduli apa kata orang disekitarmu

Kau Pahlawan tangguhku

Menghiasi kehidupan kecil dan dewasaku

Senyum manis selalu terpancar darimu

Yang selalu menguatkan batinku

Sinar cintamu kan ku ingat selalu

Sinar yang terus bercahaya di hatiku

Dengan cara apapun itu

Ku kan berusaha membalas cintamu

Aku sadar dan tahu

Tiada muara kasih sedalam ibu

Doa dan belaianmu tanpa terputus Menjadi untaian ibu untuk anakmu

Kini baktiku seakan tiada sempurna

Pengabdianku padamu kurang rasanya

Kesibukanku lalaikan tugasku 

Hanya doa kupanjatkan ibu

Terima kasih ibu

6. Air Mata Ibu

Adapun untuk syair puisi berjudul “Air Mata Ibu” sebagai berikut. 

Air mata seorang ibu

Bagai hati yang ingin menjerit

Atas rasa sakit yang tak terungkap

Hanya mata yang mampu bicara

Air mata terus mengalir

Membasahi kedua pipi

Pipi lembut namun mulai keriput

Di malam yang sunyi 

Air mata ibu

Terus mengalir deras

Ungkapan rasa kecewa pada anak

Ungkapan penderitaan yang dirasa

Mulut serasa ingin marah

Tapi kelu dan membeku

Hingga dia hanya mampu berbaring

Meneteskan air mata tanpa kata

7. Ibuku, Malaikatku

Puisi ibu berjudul “Ibuku, Malaikatku” memiliki syair sebagai berikut. 

Ibuku

Engkau tak punya sayap

Engkau tak bisa terbang

Engkau hanya bisa berjalan

Kehadiranmu sangat berarti bagiku

Seperti tetes air di musim kemarau

Seperti surya saat musim dingin

Kehadiranmu sungguh berharga bagiku

Maafkan aku ibu

Aku belum bisa membahagiakanmu

Tapi engkau selalu membahagiakanku

Engkaulah malaikatku

Aku tak tahu bagaimana untuk membalas

Berusaha keras menggapai mimpi

Agar sedikit mengurangi beban mu

Agar engkau merasakan kesenangan dunia

8. Ibu

Puisi berikutnya berjudul “Ibu” dengan syair sebagai berikut. 

Ibu

Aku selalu menyusahkanmu

Aku pernah mengecewakanmu

Namun engkau selalu memaafkan ku

Walau aku tak bisa menggantinya

Tapi aku akan berusaha

Berusaha menjadi kebanggan mu

Mengukir senyuman di wajahmu. 

Ibu

Waktu terus berlalu

Aku berharap engkau berbahagia

Aku berharap engkau tetap sehat 

Agar bisa menatapku setiap waktu

Agar kita bisa tetap bersama

Agar aku terus melihatmu

Melihatmu di sepanjang hariku

Tersenyum seperti bidadari

9. Ibuku Sang Penolong Sejati

Judul puisi ibu berikutnya yaitu “Ibuku Sang Penolong Sejati” dengan syair sebagai berikut. 

Waktu demi waktu berjalan

Aku terus tumbuh

Tumbuh besar

Tumbuh semakin dewasa

Tak kenal lelah engkau merawatku

Walau aku sering bakal

Engkau tetap mendidikku

Mendidikku penuh rasa sabar

Ibuku, ibu yang hebat

Engkau terlihat begitu kuat

Engkau bisa mengerjakan apapun

Walau keringat membasahi wajahmu

Bukti kuatmu bekerja sepanjang waktu

Merawatku penuh rasa kasih sayang

Ketika aku merengek minta makan

Engkau akan menyiapkan hidangan kesukaanku

Maaf ibu,

Aku belum bisa membahagiakanmu

Namun engkau tetap teguh 

Teguh memegang pundakku

Seraya berkata bahwa engkau bisa

Seraya berucap bahwa engkau mampu

Terimakasih banyak ibu

Engkaulah ibuku sang penolong sejati

10. Tangisan Bunda

Puisi ibu selanjutnya berjudul “Tangisan Bunda” (memodifikasi karya asli dari Monika Sebentina) dengan syair sebagai berikut. 

Dalam senyum kau sembunyikan letihmu

Derita siang dan malam menimpamu

tak sedetik pun menghentikanmu

Untuk memberikan harapan baru bagiku

Sebait cacian selalu menghampirimu

Bahkan hinaan tak kau pedulikan

Selalu kau lakukan untuk masa depanku

Mencari harapan baru bagi anakmu

Bukan setumpuk Emas yang kau Inginkan

Bukan segulung duit yang kau minta 

Bukan juga sebatang perunggu yang dambakan

Hanya kebahagiaanku yang kau panjatkan

Terima kasih bunda

Aku menyayangimu

Aku harap bisa mengurangi tangisan bunda

Menggantinya dengan kebahagiaan selalu

11. Menangislah Bunda

Puisi berikutnya yaitu “Menangiskan Bunda” dengan syair sebagai berikut. 

Bunda

Aku memang tak melihat

Hari di mana kau dilahirkan

Hari dimana kau melihat dunia

Tetapi aku yakin

Hari itu pasti hari yang indah

Hari dimana alam menyambut gembira

Menyambut kehadiran wanita mulia

Bunda

Aku memang tak melihat

Hari di mana aku dilahirkan

Hari yang kau tersenyum melihatku

Haari yang kutangisi begitu keras

Hari yang tak pernah kunanti

Karena ketakutanku pada dunia

Ketakutan tentang sebuah balas budi

Ketakutan tentang janji bakti

Yang tak mungkin kupenuhi

Demi mewujudkan harapanmu

Bunda,

Aku masih bisa melihat senyummu,

Senyum yang menenangkan

Hampir sama seperti sulu

Ketika kau melahirkanku,

Tetapi bunda

Bulan tak selamanya purnama

Embun pagi tak selalu sama

Akupun telah tak telanjang lagi

Karena berbaju tebal keangkuhan

maka menangislah bunda.

12. Selamat Hari Ibu!

Puisi ibu berikutnya berjudul “Selamat Hari Ibu!” (memodifikasi karya asli dari Rananda) dengan syair sebagai berikut. 

Ibu,

Kaulah yang kubanggakan

Kaulah tempatku berpijak

Kaulah tempatku bersandar 

Kaulah panutanku dan segalanya bagiku

Di tanganmu aku dapat merasakan

Rasa yang teramat membahagiakan

Masih mempunyai orang tua

Begitu bahagia melihatmu tertawa lepas

Betapa hancurnya

Hatiku ketika melihat air mata itu

Betapa ibu mengharapkanku 

Menjadi orang yang berhasil

Ya Allah… Berkatilah ibuku

Curahkanlah rahmat-Mu untuknya

Berkatilah pekerjaannya

Buatlah aku agar selalu berbakti

Kepada ibuku tercinta

13. Pantaskah Aku

Puisi yang bisa kamu berikan untuk ibu selanjutnya berjudul “Pantaskah Aku” dengan syair sebagai berikut. 

Ku duduk berdiam diri

Sambil memandangi wanita 

Wanita yang mengasihiku selama ini

Wanita yang merawatku sepenuh hati

Dia wanita yang tak kenal mengeluh

Tak peduli di pelipisnya berjuta peluh

Dia bekerja keras tak kenal waktu

Hanya demi kesuksesanku

Tapi pantaskah aku?

Masih dicintainya

Masih disayanginya

Masih menjadi kebanggaannya

Aku hanyalah anak tak tau diri

Yang hanya tidur dan pergi setiap hari

Yang membentaknya kala dinasihati

Yang selalu mementingkan diri sendiri

Pantaskah aku, ibu?

Mendapat kasih sayangmu

Mendapat cinta tulusmu

Memanggilmu seorang ibu

Aku marah,

Aku benci,

Pada diri sendiri

Mengapa baru ku sadari?

Aku mengecewakannya

Aku beban hidupnya

Aku berdosa padanya

Pantaskah aku, mendapat surgamu?

14. Bunda, Ku Rindu Kau

Judul puisi ibu selanjutnya yaitu “Bunda, Ku Rindu Kau” dengan syair puisi sebagai berikut. 

Kala itu, 

Aku selalu melihat senyummu

Senyum teduh di kala dhuha

Oh Bunda, kau cantik sekali

Teringat kenangan manis bersamamu

Kenangan yang tak pernah kabur dari memoriku

Untaian kata lembut yang kau ucapka

Terngiang-ngiang dalam pikiranku

Oh Bunda, kau yang terindah

Terpeleset pikiranku tentangmu

Tentang kita yang lama tak berjumpa

Sekian lama tak tersentuh kabarmu

Maafkan aku bunda,

Maaf bila tak menyapa lebih dekat

Maaf belum bisa terbang kesana

Oh Bunda, aku rindu kau

15. Samudra Kasih Bunda

Syair puisi ibu dengan judul “Samudra Kasih Bunda” sebagai berikut. 

Bunda

Kau selalu memberi dan memberi

Sedari kami kecil hingga dewasa

Kasih yang kau beri tak terhitung lagi

Kasih sayangmu,

Pancaran kasih sayang Tuhan

Pancaran tulus ikhlasnya Tuhan

Laksana samudra luas kehidupan

Kau seindah kerajaan burung

Laksana terumbu karang istana ikan

Yang menjanjikan kedamaian hidup

Benteng pelindung kala bencana menimpa

Meski tubuhmu renta

Kau tetap kokoh sebagai pelindungku

Kau bahkan sebagai cahaya kegelapan

Pandu petunjuk untuk jalanku

Hatimu yang tulus

Cintamu yang begitu besar

Pengorbananmu yang tak terkira

Dan kasihmu yang tak terukur

Dari rahimmu, anak salih-salihah terlahir

Di telapak kakimu tergelar surga

Surga yang selalu dirindukan orang

Karena selalu kau jaga anakmu

Namun, di hadapanmu jua

Terkaparlah anak-anak durhaka

Mereka yang mengingkarimu

Tulus mendalam kasih sayangmu

Yang lalai karena tipu daya dunia

Maka samudra ampunmu, Bunda

Kumohonkan sepenuh kalbu

Maafkan kami yang mengecewakanmu

Adapun doa restumu, Bunda

Untuk putra-putri yang mendambakanmu

Sebelum berangkat mengayun langkah

Membuka lahan-lahan kehidupan

Sudah Tahu Bisa Membuat Puisi Ibu Sendiri?

Nah setelah mengetahui 15 puisi ibu tersebut, selanjutnya bisa pilih mau memberikan yang mana untuk bunda tercinta. Jika ingin membuat sendiri, kamu bisa menggunakan puisi tersebut sebagai acuan. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page