Mungkin tidak ada perasaan yang lebih menyakitkan daripada merindukan seseorang yang jauh dari jangkauan. Namun, rindu juga bisa menunjukkan bahwa kita sangat mencintai seseorang dan merindukan kehadirannya. Tak jarang, dalam keadaan seperti itu, ungkapan kata dari puisi rindu bisa menjadi pelipur lara.
Selain itu, rindu juga bisa menjadi suatu hal yang indah. Merasakan rindu kepada orang tersayang juga kadang membuat hati berbunga-bunga. Terlebih lagi ketika rindu ini diungkapkan melalui kata-kata yang indah dan romantis dalam sebuah puisi.
Puisi yang indah dapat menjadi cara yang sangat baik untuk mengekspresikan perasaan kita. Dan pada saat yang sama, memberikan kenyamanan dan kekuatan pada diri kita. Tak hanya untuk hati si pengirim, puisi rindu juga dapat membangkitkan perasaan yang sama pada si penerima.
Dalam artikel ini, kami akan berbagi dengan kamu dengan 12 puisi romantis tentang rindu yang dapat membangkitkan perasaan. Bahkan bisa membuat hati siapapun yang kamu sayangi meleleh. Kumpulan ini berisi puisi yang sederhana dan manis, hingga penuh gairah dan intens.
Daftar ISI
Puisi Rindu untuk Orang Tersayang
Jadi, sudah siapkah kamu untuk merasakan getaran dari setiap kata yang dipilih dengan cantik dari puisi-puisi di bawah ini? Selamat membaca!
1. Contoh 1
“Kamu dan Semua Perumpamaannya”
Layaknya sebatang lilin yang kunyalakan di tengah malam yang padam
Ia menyediakan cahaya untuk meniadakan kegelapan
Seperti matahari yang datang saat saat pagi masih buta
Ia menghantarkan sinar yang hangatnya mengusir kebekuan
Laksana bintang yang membuat kelamnya malam jadi gemerlapan
Ia tak pernah sekali saja membiarkan bulan sendiri di angkasa tanpa teman
Ia setia dan membawa ceria
Kamu dan semua benda indah yang mengingatkanku padamu,
Benakku seperti tak lagi waras sebab penuh namamu.
Rindu ini telah masuk ke dada
membawaku kepada angan dan bayanganmu
Dalam detak jantung yang terasa terhenti sedetik atau sepersekiannya
Sekarang aku sedang rindu
Aku tidak ingin rindu sendirian
Cinta ini telah mengikatku kepadamu
Seperti benang merah yang tak terputuskan
Aku rasa ini waktunya untuk aku bilang, bahwa
“Dari pagi hingga malam menjelang,
kamu yang senantiasa ada di dalam dada”
2. Contoh 2
“Bulan, Ia Sedang Apa?”
Aku melihat bulan di malam itu
Indah sekali
Cahayanya begitu terang
Membuatku teringat akan tawamu dan candamu
Saat-saat ketika kamu tersenyum dan berbinar
Ketika kamu menyampaikan kata-kata yang lembut di telinga
Kata-kata yang sering kudengar setiap hari
Kalimat-kalimat yang tak henti-hentinya kau ucapkan
Aku merindukan semuanya
Aku merindukan dirimu
Bulan, apa yang sedang dilakukannya?
Mungkinkah ia juga merindukan aku?
Apakah ia merasa baik-baik saja?
Kita sedang berjauhan, sangat jauh
Mungkin saja aku tak bisa lagi menemuinya
Namun, apakah dia mengizinkan aku untuk merindukannya?
Untuk malam ini dan malam selanjutnya membayangkan tentangnya?
Selamat malam, Sayang
Sampai bertemu dalam mimpi yang mempesona
3. Contoh 3
“Hujan Bulan Juni”
Karya : Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan Bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan Bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan Bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Disekap akar pohon bunga itu
4. Contoh 4
“Rindu Bukan Milikmu Saja”
Aku hantarkan rinduku lewat angin dingin yang berhembus
Perlahan ia menyusuri malam yang sepi nan syahdu
Dan aku berharap kamu juga merasakan yang sama, soal rindu
Lihatlah ada yang lesat dari mataku
Hampir-hampir yang kurasa ini kehilangan arti
Mencerabut denyut nadi dan detak jantung hati tanpa permisi
Menarik kata-kata yang cantik dari tubuh puisi
Aku berada dalam ketidakrelaan atas ketiadaanmu
Menghitung tik-tik waktu yang kian berdebu kurasa
Aku membilang detik-detik yang rasanya hanya hampa
Iya, aku masih dengan rindu yang sama, untuk orang yang sama
Setiap yang kulihat, mereka merupa dirimu
Aku melihatmu di setiap sudut kota dan di mana-mana
Impianku utuh entah sampai kapan memanggil dari jauh
Melambai meski aku tahu tanpa angin labuh
5. Contoh 5
“Rindu Ibu”
Pada malam yang gelap, ada satu nama yang selalu terucap, yaitu Ibu
Pada siang yang cerah, hati terasa gelap jika belum menyampaikan salam untuk Ibu
Jarak menjadi penghalang bagi rinduku dan rindu Ibu untuk bertemu
Waktu yang terus berjalan membuat rindu ini semakin menumpuk
Ibu, sedang apa Ibu hari ini?
aku berharap kau selalu tersenyum
aku berharap semua yang tanganmu goreskan hari ini
Dapat membuat Sang Pencipta merasa bangga
Jangan tanya aku sedang apa
yang pasti sedang berjuang untuk membuatmu bahagia
Meski kegelapan selalu menghampiri
aku tahu doa Ibu menerangi setiap langkah ynag kutorehkan
Ibu…
Biarlah rindu ini jadi bara seperti kayu karena api
Bara yang yang membuat kobaran niat dan harapan
Aku yakin sujudmu selalu menjadi pelita di dada
Yang menuntunku melewati gelap
Ibu,
Biarlah rindu ini aku pupuk sendiri terlebih dahulu
Hingga waktunya nanti Sang Pencipta telah mengizinkan
Kita pasti akan bertemu
Doakan aku Ibu
Dan aku akan persembahkan kebahagiaan jadi mahkotamu
6. Contoh 6
“Rindu Ayah”
Di atas pusaramu, kutaburkan mahkota-mahkota bunga
Kusalami ruhmu lewat doa
Ada pohon randu yang sepertinya akan berbuah
Daun-daun diterbangkan angin ke atas nisanmu
Ayah, wajahmu tergambar dalam setiap kata doa yang kubaca
Gemetar bibirku dalam degup ynag merindu
Aku lantunkan doa, pujian pada Ilahi
Semoga hadirku jadi terang dalam alam ruh yang kamu tinggali
Saat menyentuh batu nisanmu
Degup rinduku padamu semakin kencang, Ayah
Ikatan batin kita kian kuat lewat setiap nadiku
Aku ingat kekar kaki punyamu yang paling puisi
Tetes keringatmu yang paling cantik jadi diksi
Lalu biru ototmu merupa metafor paling indah
Yang hari ini jadi gelora dalam jiwa kami anak-anakmu semua
7. Contoh 7
“Biarkan Hati yang Bicara”
Hatiku terasa sepi kala kamu tak ada di sini
Hanya suara dari hatiku sendiri dan iringan lagu punya Arctic Monkeys yg mengiringi
Setiap alunan-alunan lagu itu, aku teringat soal kamu
Aku ingat kita sama-sama suka Arctic Monkeys, iya ‘kan?
Hari-hariku saat ini penuh dengan banyak hal
Sibuk ini dan sibuk itu.
Tapi tak tahu bagaimana pikiranku selalu mengarah padamu
Lelah aku memendam rasa ini terlalu lama
Aku ingin meluapkan semuanya, yang ada di dada
Tapi nanti dulu
Aku ingin menunggu, sampai Tuhan mengizinkan
Aku akan bertemu lagi denganmu, pada saat itu
Meskipun tak dapat aku percepat wajtu
Meskipun bisa jadi nanti adalah terlalu lambat
meskipun mungkin nanti kamu sudah berpunya,
dan ruang di hatimu itu sudah ada yang mengisi
Tak apa, Tuhanlah yang sudah mengatur semuanya
Aku tahu Tuhan bersamaku
Jadi meski kamu tak bersamaku,
Meski tak ada waktu kamu akan menjagaku,
Tuhan yang akan selalu menjaga hatiku
8. Contoh 8
“Rindu dan Cemas Membayang di Kepala”
Malam hening dan kian larut kian membisu
Ia diam seribu bahasa entah apa di pikirannya
Sepertinya ia juga sedang menikmati lagu-lagu syahdu
Sebagai penghibur,
Sama seperti aku yang sedang lara hati dan jiwa,
mengadu pada peraduan
Telah hanyut dalam cerita di kepala yang melenakan
Dan malamku kian larut
Dengan sepi di sini, hanya ia yang kupanggil teman
Terselip cemasku di dadaku dan semakin mendalam
Terselip rindu yang kian gusar kurasa
Aku cemas, kamu tak ada, dan tak kunjung ada
aku teraman rindu dan gelisah menanti kamu di sini
Bayanganmu di kepalaku seperti sedang menyiksaku dalam bingkai pigura foto itu
Aku punya bayangan-bayangan di kepala
Soal kamu yang tak akan datang
dan soal kamu yang mungkin sedang menjatuhkan bibirmu di atas bibirnya,
Aku tak tahu ia itu siapa
Dan aku hanya mengharap, semua itu hanya di kepala
semua itu hanyalah prasangka belaka.
Kamu tahu yang kini kurasakan ini seperti apa?
Jadi cepatlah datang ke pangkuan sekarang juga
9. Contoh 9
“Pertanyaan Tentang Rindu”
Karya: Aan Mansyur
Untuk menghibur diri, aku sering berjalan
sendiri menyusuri malam—dengan kedua
tangan selalu di saku celana.
Kubayangkan kau bertanya.
Apakah kau takut kehilangan
atau sedang mencari sesuatu?
Kelak datang satu pagi membawa jawaban kepadamu.
Ketika mandi, kau tiba-tiba menyadari
sungguh sudah lama jari-jariku tidak menyentuh tubuhmu.
10. Contoh 10
“Deskripsi Sebuah Kerinduan”
Apakah kau tahu, kasih?
Aku terjebak dalam kesunyian
Dalam kerinduan yang tak terucapkan
Hanya bayanganmu yang terus menghantuiku
Di malam yang gelap nan temaram
Ketika langkahku terhenti sejenak
Aku tahu bahwa hatimu tak pernah menginginkanku
Namun, aku tetap merindukannya, dan air mata mengalir
Aku tahu ini bukan awal dari kasih kita
Dan bukanlah akhirnya juga
Namun, kehadiranmu pada sepiku,
malah membuatku semakin merasa sepi
Ketika jarak memisahkan kita
Seakan mencari harapan di tengah kegelapan, tanpamu.
11. Contoh 11
“Salam Rinduku Untukmu dari Sudut Kota”
Malam ini dingin sekali
Angin terasa menusuk tulang
Seperti diriku yang sepi sendirian
Di sudut kota yang sepi
Menunggu jawaban
Menanti kepastian
Menahan rindu yang teramat sangat dalam
Rindu yang tak terungkapkan
Rindu yang tak seorang pun mengerti
Rindu ini hanya untukmu, kasihku
Kamu yang tak akan lagi pernah kembali
Kamu yang jauh di sana bersama bintang-bintang
Aku tahu mungkin rinduku ini berlebihan
Namun, bolehkah aku tetap merindu?
Karena kehadiranmu tak dapat tergantikan, tak akan pernah
Biarkan sudut kota yang jadi saksi bisunya
Saksi bisu cintaku padamu
Saksi bisu rinduku padamu
Yang takkan pernah sirna, walau satu di antara kita telah termakan maut
Selamat tinggal, oh kekasihku
Tenanglah kamu di sana
Damai selalu, ya, kamu di sana
Dan di sini, biarkan jadi tugasku untuk merindumu
Izinkan aku untuk terus merindumu
Semoga suatu saat nanti
Kita dapat bersatu di depan perapian, di tempat yang bernama keabadian.
12. Contoh 12
“Untuk Sahabatku, yang Kurindu”
Sebagaimana lilin di tengah kegelapan
Menerangi sekelilingnya dan memberikan harapan
Sinar mentari pagi yang hadir
Mengusir kegelapan dan memberikan kehangatan
Kamu adalah sahabatku…
Jika kamu dihadapkan pada kesulitan,
Aku akan mendoakanmu dengan kasih
Jika kamu merasa sedih,
Aku akan mendoakanmu dengan harapan
Jika hari-harimu ceria,
Aku akan mendoakanmu dengan damai
Selama matahari terus terbit dan terbenam,
Cuaca tetap berganti,
Bulan dan bintang masih bersinar di langit,
Aku adalah sahabatmu…
Meskipun kita mungkin tak selalu bersama
Aku akan menciptakan kisah sendiri
Aku akan menuliskan cerita sendiri
Berjalan terus mencapai cita-cita
Dalam satu tekad dan doa
Semoga kamu selalu bahagia.
Seperti bintang yang berkelap-kelip di malam hari
Tak membiarkan bulan merintih sendiri
Memberikan keceriaan dan kesetiaan
Bersamamu…
Melewati hari yang penuh rintangan
Bersama-sama melawan kesedihan dan kesulitan
Berbagi kisah…
Tentang cita-cita dan tujuan yang jelas
Bukan hanya sekadar angan-angan yang tak pasti
Tentang harapan yang ingin dicapai di masa depan
Tentang kegagalan yang menguji keyakinan.
Terima kasih atas semuanya
Biarkan kisah kita terus berlanjut
Hari ini, besok, dan masa depan
Aku bangga memiliki dirimu apa adanya
Kupikir, kamu pantas menjadi temanku
Aku merasa bahagia, sungguh ingin mengungkapkan perasaanku
Mana Puisi Rindu yang Paling Membuatmu Terharu?
15 puisi rindu di atas memang penuh dengan keindahan dan romantisme yang bisa membuat hati siapa saja yang membacanya meleleh atau penuh dengan emosi. Bagi kamu yang merindukan orang tersayang, tak ada salahnya mencoba untuk mengungkapkan perasaan tersebut melalui puisi berisi kata rindu.
Selain itu, puisi rindu juga dapat menjadi sarana untuk menjalin kembali hubungan yang mungkin pernah terputus, meredakan perasaan cemburu, ataupun sakit hati pada pasangan. Dengan mengungkapkan rindu melalui puisi, diharapkan dapat mempererat hubungan antara dua hati yang saling mencintai.
Siapa tahu, perasaan yang sama juga dirasakan oleh si dia dan kalian bisa saling menyatukan rindu dan cinta dalam sebuah hubungan yang lebih erat. Jadi, jangan lupa untuk membagikan puisi-puisi ini kepada orang yang kamu rindukan agar perasaan mereka tahu perasaanmu!