Contoh Puisi untuk Pacar yang Elegan dan Manis

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyampaikan rasa sayang kepada pacar, salah satunya adalah menulis puisi. Yup, karya sastra ini memang masih populer dan digunakan oleh banyak pasangan muda-mudi. Yuk, simak referensi puisi untuk pacar kamu di sini!

Contoh Puisi untuk Pacar yang Elegan

Puisi identik dengan kalimat kiasan. Namun, pemilihan kiasan harus tepat, agar puisi tersebut tidak terdengar lebay atau berlebihan. Jangan khawatir, berikut 15 contoh puisi untuk pacar yang bisa ditiru!

1. Rumah-Karya Penulis

Aku adalah penggembala lusuh dan buta

Kakiku berjalan terus mengikuti keinginannya

Tak ada kompas, pun tak ada juga peta

Karna aku penggembala lusuh dan buta

Sudut mata menangkap seonggok bangunan tua

Kokoh berdiri di tengah hutan rimba

Kudekati sambil menerka-nerka

Tanganku mengetuk daun pintu yang separuh terbuka

Mataku menyapu seluruh isi dalamnya

Kehangatan yang tak pernah kudapatkan dari siapa saja

Belum ada tiga detik saja aku sudah terlena

Bagaimana jika aku tinggal selamanya?

Aku yang asing menjelma jadi paling ramah

Mengenal satu per satu isi dalam rumah

Menyentuh dan tersenyum sumringah

Menemukan tujuan yang kemudian kusebut rumah

Aku tak akan lagi jadi penggembala buta

Tak akan berjalan jauh tanpa peta

Kuganti dengan duduk sambil mendengarmu bercerita

Mulai dari pagi hingga malam buta

Aku akan terus terjaga untuk menjaga

Tak kubiarkan orang asing masuk begitu saja

Merenggutmu dengan paksa

Bertaruh nyawa pun aku siap sedia

Perlahan pintu rumah tertutup rapat

Mengunciku sendirian dengan erat

Segalanya sudah terikat

Seolah aku terpilih sebagai penghuni yang tepat

2. Puisi untuk Pacar Tuan yang Sedikit Kata-Karya Penulis

Tuan yang sedikit kata

Tak ada kiasan lain untuk menjabarkannya

Selain Tuan yang sedikit kata

Sudah akrab mendarah ke dalam jiwa

Aku yang banyak berceloteh dari Barat ke Utara

Kau hanya diam menungguku berhenti berbicara

Tak ada perhentian, ceritaku tak ada ujungnya

Wajahmu tak kenal jenuh mendengarku bercerita

Tuan yang sedikit kata

Kusampaikan segalanya lewat kata-kata

Kau terima mendengar duduk setia

Kau menyimpan segalanya di kepala

Tuan yang sedikit kata

Kau mengenaliku lebih dari mereka

Entah hati terbuat dari apa

Bisa-bisanya masih duduk setia

Ada jutaan lagu tapi kau pilih ceritaku

Kalau begitu izinkan aku terus melagu

Isinya tak cuma aku, tapi ada kita di situ

Jadi, sudikah kau terus menunggu?

3. Kala-Karya Penulis

Matanya indah apalagi saat tertawa

Bentuknya sabit seperti bulan purnama

Tidak terang tapi cukup buat bahagia

Bersamamu, kapanpun aku bersedia

Kala…

Ketika satu di antara kita lupa

Tegurlah dengan kata tentang kita

Janji-janji yang terajut benang bernama setia

Kala…

Saat tubuh lelah oleh isi dunia

Sentuhlah dengan jari-jemari cinta

Maka hangatnya akan sampai hingga relung jiwa

Kala…

Ketika amarah memuncak hingga kepala

Tegurlah dengan suara selembut kain sutra

Kembali merajut mimpi-mimpi kita

Teruslah begini, dan seperti ini

Sampai waktu kita terhenti

Hingga kita menua duduk di kursi

Berikrar janji sehidup semati

4. Puisi untuk Pacar Nona Bergaun Merah-Karya Penulis

Langit sore yang indah kemilau

Sinarnya padam karena terhalau

Sosok bergaun merah motif daun hijau

Senyum manisnya buat suara parau

Nona bergaun merah…

Sudikah mampir sejenak duduk di teras rumah?

Kusuguhkan teh, kue hingga tumpah ruah

Agar kau sudi dan betah

Nona…

Entah dari mana aku harus mengawalinya

Saat melihat senyummu atau tatapan teduh bola mata

Entahlah, sejak itu aku terpesona

Nona…

Tak ada satu pun yang berani menginjak kaki di hati yang terkunci

Justru aku memintamu tuk bertamu sesekali

Bila kau lihat di sana ada ruang kosong tuk kau tinggali

Matahari sudah kembali ke rumahnya

Sedangkan aku belum dan masih berupaya

Merayu dan memintamu ikut bersama

Kembali ke tempat yang kita sebut bahagia

Nona, jika kau mau

Cukuplah aku satu-satunya di hatimu

Biarkan aku jadi bahagiamu

Dan kau cukup setia bersamaku

5. Hingga Nafas Ini Habis-Karya Penulis

Saat dunia sibuk dengan masalahnya

Di sini kita bercerita hanya berdua

Menulis satu per satu mimpi bersama

Dalam buku kecil yang kita sebut kitab cinta

Katamu, kau ingin duduk menikmati matahari terbenam

Lalu, aku menyuguhkan kue duduk di sebelah sambil menyulam

Kau lanjutkan dengan obrolan dunia yang runyam

Kudengarkan keluh kesah yang kau pendam

Kicauan burung camar yang saling bersahutan

Mengiringi topik obrolan yang tak berkesudahan

Menguping apa yang kita bicarakan

Pergi ke sarang tuk disebarkan

Matahari hampir terbenam penuh

Secangkir teh baru kau sentuh

Pandanganmu masih tak beranjak saat menyeduh

Seperti takut kehilangan yang buatmu jadi utuh

Seperti ini rutinitas kita nanti

Ketika tubuh hanya bisa ditopang oleh kursi

Rambut tipis memutih tanpa disadari

Hingga napas ini habis, semoga terjadi

6. Puisi untuk Pacar Pertemuan-Karya Penulis

Masih ingatkah saat kita pertama jumpa?

Bola mata tak sengaja bertemu di antara banyaknya manusia

Kuberanikan diri tuk maju menemui di ujung sana

Mengulurkan tangan sambil menyebutkan nama

Masih ingat kau sambut tanganku dengan tersipu malu

Bergetar suaramu kala menyebut namamu

Ada apa denganmu saat itu?

Oh.. rupanya kau langsung jatuh hati denganku

Tak butuh waktu lama untuk kita saling tahu

Sebab bola matamu sudah menjelaskan dalamnya hatimu

Senyummu terus mengembang saat kusebut namamu

Dan kau pun tahu seperti apa perasaanku

Sinar rembulan menerangi pertemuan kita

Kelap-kelip bintang jadi saksi matanya

Suara bising kota juga mengiringinya

Saat itu, aku sudah benar-benar jatuh cinta

Kita lanjutkan perjalanan di bawah sinar rembulan

Suara jangkrik gantikan bisingnya kendaraan

Kita saling berpenggangan tangan

Terus berjalan beriringan

Seminggu kemudian kita kembali bertemu

Baru dua hari tak bercengkrama, kita sudah saling rindu

Menyulamnya dengan cerita-cerita lebih seru

Cerita yang hanya ada aku dan kamu

7. Matahari Hati (Bola.com)

Sesak menjejak setumpuk sajak

Hancur berkeping di hamparan berserak

Matahari yang sangsi

Membakar semak

Bunga layu dihempas seteru

Saat beranjak semerbak

Diterbangkan angin kemarau

Baru saja sebabak

Akan lama tak seperti lalu

Sesuatu yang baru

Jika matahari tak seterik ini aku tunggu

Saat awan putih menari

Itulah hatiku yang merindu

Menunggu di balik pintu

Dengan sejumput senyuman dan bujuk rayu

Harapan rintik datang

Menghapus derita daun jendela

Dan embun di dedaunan dihempaskannya

Meski pagi kala

Ufuk pun masih juga jingga

Kau tahu tetesan embun itu adalah air mata

Kutumpahkan di bumi pertiwi, tumpah darah kita

8. Puisi untuk Pacar Romantisme Hati (Goodminds)

Ketika malam selalu terlihat oleh tatapanmu

Melalui hati yang sangat indah

Wajahnya bagaikan bidadari yang berada dalam kegelapan malam

Merupakan persembahan akan mimpi yang terlukis oleh langit

Seakan bintang pun diputar oleh alunan romantisme

Ya, engkaulah cintaku

Cinta yang menyelimuti cerita antara kau dan aku

Melayang dan terbang tinggi ke atas cakrawala

Untuk menghampiri pelangi dengan isyarat cinta

Yang seakan memberikan nuansa romantisme hati untuk memeluk bulan

Hati senantiasa akan selalu menerima

Hempasan hati, dengan penuh dilema hati

Karena cuma hati mungkin mampu maafkan

Seakan hujan pun mampu menyentuh hati

Tuk menghapuskan kelamnya cinta

Serta membuka segala paras dalam hati

9. Surat untuk Kekasihku-Karya Penulis

Jam dua pagi aku terjaga

Kusapu tampias hujan yang tertinggal di kaca jendela

Kusentuh dinginnya menjalar ke mana-mana

Masuk ke paru hingga tulang rusuk jua

Kertas di atas meja yang tertinggal kembali tersentuh

Kulanjutkan merangkai kata dengan pensil yang tak pernah disepuh

Ujungnya lancip lihai menulis segala keluh

Kertas kosong sudah terisi penuh

Kepada kekasihku

Malam ini hujan datang tak membawa angin

Tapi rintik-rintik rindu yang menumpuk di jendela kamarku

Wajahmu samar-samar di cermin

Kepada kekasihku

Jikalau jarak bisa kutembus ruang dan waktu

Pasti sudah kulakukan lebih dulu

Agar kita bisa bertemu

Sudahkah penuh vas keramik biru itu?

Isinya pasti cerita dan rindu tentangku

Pasti akan begitu

Aku tahu itu

Lapangkan dulu dadamu

Nanti akan kubawa surat ini serta bunga mawar biru

Mekarnya tidak berkesudahan tak kenal waktu

Seperti rindu-rindu kita yang meminta temu

10. Puisi untuk Pacar Akulah Orang Itu-Karya Penulis

Jika kau lihat ada secarik kertas penuh tinta

Lalu isinya hanya ada kata-kata seputar cinta

Jangan tanya siapa pemiliknya

Akulah satu-satunya yang melakukannya

Kulanjutkan lagi dengan mengirim mawar putih

Segarnya bak udara embun pagi yang masih bersih

Aromanya semerbak bukan kepalang

Mengisi setiap sudut kosong dalam ruang

Aku adalah orang itu

Orang yang masih setia membaca puisi tentangmu

Menyebut namamu tanpa ragu-ragu

Duduk di halte menunggu kepulanganmu

Akulah orang itu

Berdiri di ambang daun pintu

Menunggu ketukan dari tanganmu

Dan melihat senyumanmu

Mau apa jika kau pulang nanti?

Selain aku, pasti kau ingin secangkir kopi

Lalu kita duduk di kursi jati

Menghabiskan waktu dengan cerita yang saling berbagi

11. Bulan Jatuh di Pelupuk Matamu-Karya Penulis

Desember lalu kita bertemu

Di tepi pantai yang ombaknya mendayu-dayu

Belum lagi angin malam yang menyibak rambutmu

Menutupi sebagian wajah manis milikmu

Di langit sana kita dipantau bulan benderang

Cahayanya terang benderang

Tak ketinggalan kelap-kelip bintang

Malam yang indah lengkap dengan senyum mengambang

Bulan jatuh di pelupuk matamu

Sinarnya menyatu dengan bola mata yang sendu

Tak banyak kata yang terucap sebab aku terpaku

Sudah berapa lama aku terjebak dalam sihirmu?

Air di pantai sudah mulai pasang

Ombaknya tidak bisa tenang

Sama seperti detak jantungku, sayang

Matamu indah yang selalu kukenang

Andai aku pandai berenang, ombak tinggi pun aku tak takut, Puan

Tapi ku urungkan

Sepertinya menyelam hatimu jauh lebih aman

Tinggal lama pun nafas ku takkan kehabisan

Bulan kembali jatuh di pelupuk matamu

Harus ku apakan atau biarkan saja tetap di situ?

Lagi, bulan kembali jatuh di pelupuk matamu

Sedangkan aku kembali jatuh cinta padamu

12. Puisi untuk Pacar Bunga Lily-Karya Penulis

Toko bunga di pengkolan jalan

Ada banyak jenis yang berjejeran

Ada merah muda hingga kekuningan

Pilih sesuka hati Puan

Satu tangkai atau sekebun aku iyakan

Asal kau bisa merawatnya seperti yang kulakukan

Sirami dengan perhatian

Agar kelopaknya tak berjatuhan

Tiba-tiba kau ambil bunga di pojok kursi

Warnanya cantik dengan daun berseri-seri

Katamu hanya cukup satu tangkai

Setangkai bunga lily

Sampainya di rumah, kau letakkan dalam vas yang cantik

Motifnya batik dan berbahan keramik

Matamu tak jemu sedari tadi kulirik

Sejak kapan kau semakin cantik?

Jika setangkai bunga lily membuatmu bahagia

Sudikah kau mau membuat kebun yang luas bersama?

Kita tanami bunga-bunga yang kau suka

Lalu kita pandangi masing-masing kelopaknya

Bahagiamu ternyata sederhana

Tak perlu hiburan mewah atau limpahan harta

Bahagiaku juga sangat sederhana

Melihatmu tertawa sudah cukup rasanya

13. Sepasang-Karya Penulis

Manisnya kau genggam jari-jemariku

Sepasang cincin bulan setengah lesung menyatu

Dengarkan ombak pantai malam ini

Gemuruhnya berisi gejolak hati

Nafasku tidak sanggup mengimbangi ombak itu

Angin kencang semakin menghujam kakiku

Lalu kau kuatkan genggaman tangan kita

Melewati badai bersama-sama

Katamu aku harus sabar

Katamu aku pasti bisa

Sebab kau sudi untuk setia bersama

Sigap bantu berdiri saat badai kembali menyapa

Jangan goyah, ucapmu di sela-sela perjalanan

Masalah hidup memang tak berkesudahan

Kau tawarkan diri sebagai pemandu perjalanan

Lalu kau tutup obrolan dengan senyuman

Sepasang sepatu yang sudah sama-sama usang

Ujung solnya robek, satunya lagi talinya tak sama panjang

Sepasang sepatu yang tak terpisahkan

Gambaran kita yang sama-sama menguatkan

Aku tak ingin hanya kau saja yang menguatkan

Aku tak mau hanya kau seorang yang memandu perjalanan

Bertaruh waktu dan nyawa pun akan kulakukan

Luka gores darah setitik pun tak kubiarkan

14. Puisi untuk Pacar Cinta Hati (Goodminds)

Seindah-indahnya nada yang mengalun nan tenang

Mentarilah yang mengatur semuanya

Bagaikan surga yang sedang mengiringiku dalam dunia

Hanya demi menunjukkan ku pada suatu cinta

Air pun mengalir dengan penuh haluan

Sebagai penopang dalam kehidupan

Tak peduli ranting-ranting yang menghadang

Sampai menuju tujuan

Tujuan yang sangat kekokohan

Membentuk dengan tanpa tersentak oleh satu kalimat pun yang menghadang

Bagaikan tembok yang terdiam akan semua berhasil

Dengan kabut nan hitam yang mampu membungkam keegoisan

Tak peduli

Tak tergoyahkan

Bagaikan sesuci kertas putih tanpa titik coretan

Yang dilindungi oleh dahsyatnya pagar keimanan

Sembari berkata dengan lembut dari tutur kata

Aku bertahan dengan segala waktu yang silih berganti

Namun, duri tetap saja menghadang hati dengan bertubi-tubi

Karena aku hanya ingin di sini

Di sini untuk menemanimu tanpa henti

Di sini sebagai oksigenmu

Yang hanya bisa menjadi sumber kehidupanmu

Sampai ajal menjemputku nanti

15. Seperti Rindu yang Candu-Karya Penulis

Jika harus menggambarkan dirimu

Maka kujawab kau seperti rindu yang candu

Tak ada satu obat pun yang bisa menawarnya

Tak satupun yang bisa menghilangkannya

Jika kau tanya seperti apa dirimu di mataku

Akan kuulangi lagi, kau seperti rindu yang candu

Harus berobat kemana diriku jika sudah begitu?

Satu-satunya yang kutuju pasti dirimu

Mereka kemudian bertanya mengapa kau seperti rindu yang candu

Aku tertawa karna mereka tak tahu menahu

Kau itu rindu yang candu, akan selalu begitu

Dan mereka tak mau mendengarkan ucapanku

Peduli apa aku terhadap bisingnya jangkrik yang sembunyi di rerumputan

Tanganku tak sebanyak itu menutup mulutnya

Tapi cukup untuk menutup telinga

Tak terdengar paduan suaranya

Kau itu rindu yang candu

Selesai bertemu aku kembali menabung rindu

Aku tak tahu mengapa secepat itu

Tapi, kau memang layak disebut sebagai rindu yang candu

Tak masalah kah jika kau kusebut seperti itu?

Risihkah kau dengar bisingnya jangkrik yang bersembunyi?

Jangan jenuh, kau akan seperti rindu yang candu bagiku

Bernyanyi saja agar suara jangkriknya lebih berseni

Biarkan mereka yang jengah, kau tak perlu

Duduk saja di sini bersamaku

Menikmati matahari terbenam atau bulan purnama di penghujung waktu

Mari habiskan waktu bersama karna kau itu seperti rindu yang candu

Contoh Puisi untuk Pacar Manakah yang Menarik Hatiimu?

Nah, itulah contoh 15 puisi untuk pacar yang bisa kamu tulis dan bagikan kembali kepada pasangan. Yuk, ungkapkan kasih sayang lewat puisi seperti contoh di atas!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page