Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyampaikan rasa sayang kepada pacar, salah satunya adalah menulis puisi. Yup, karya sastra ini memang masih populer dan digunakan oleh banyak pasangan muda-mudi. Yuk, simak referensi puisi untuk pacar kamu di sini!
Daftar ISI
- Contoh Puisi untuk Pacar yang Elegan
- 1. Rumah-Karya Penulis
- 2. Puisi untuk Pacar Tuan yang Sedikit Kata-Karya Penulis
- 3. Kala-Karya Penulis
- 4. Puisi untuk Pacar Nona Bergaun Merah-Karya Penulis
- 5. Hingga Nafas Ini Habis-Karya Penulis
- 6. Puisi untuk Pacar Pertemuan-Karya Penulis
- 7. Matahari Hati (Bola.com)
- 8. Puisi untuk Pacar Romantisme Hati (Goodminds)
- 9. Surat untuk Kekasihku-Karya Penulis
- 10. Puisi untuk Pacar Akulah Orang Itu-Karya Penulis
- 11. Bulan Jatuh di Pelupuk Matamu-Karya Penulis
- 12. Puisi untuk Pacar Bunga Lily-Karya Penulis
- 13. Sepasang-Karya Penulis
- 14. Puisi untuk Pacar Cinta Hati (Goodminds)
- 15. Seperti Rindu yang Candu-Karya Penulis
- Contoh Puisi untuk Pacar Manakah yang Menarik Hatiimu?
Contoh Puisi untuk Pacar yang Elegan
Puisi identik dengan kalimat kiasan. Namun, pemilihan kiasan harus tepat, agar puisi tersebut tidak terdengar lebay atau berlebihan. Jangan khawatir, berikut 15 contoh puisi untuk pacar yang bisa ditiru!
1. Rumah-Karya Penulis
Aku adalah penggembala lusuh dan buta
Kakiku berjalan terus mengikuti keinginannya
Tak ada kompas, pun tak ada juga peta
Karna aku penggembala lusuh dan buta
Sudut mata menangkap seonggok bangunan tua
Kokoh berdiri di tengah hutan rimba
Kudekati sambil menerka-nerka
Tanganku mengetuk daun pintu yang separuh terbuka
Mataku menyapu seluruh isi dalamnya
Kehangatan yang tak pernah kudapatkan dari siapa saja
Belum ada tiga detik saja aku sudah terlena
Bagaimana jika aku tinggal selamanya?
Aku yang asing menjelma jadi paling ramah
Mengenal satu per satu isi dalam rumah
Menyentuh dan tersenyum sumringah
Menemukan tujuan yang kemudian kusebut rumah
Aku tak akan lagi jadi penggembala buta
Tak akan berjalan jauh tanpa peta
Kuganti dengan duduk sambil mendengarmu bercerita
Mulai dari pagi hingga malam buta
Aku akan terus terjaga untuk menjaga
Tak kubiarkan orang asing masuk begitu saja
Merenggutmu dengan paksa
Bertaruh nyawa pun aku siap sedia
Perlahan pintu rumah tertutup rapat
Mengunciku sendirian dengan erat
Segalanya sudah terikat
Seolah aku terpilih sebagai penghuni yang tepat
2. Puisi untuk Pacar Tuan yang Sedikit Kata-Karya Penulis
Tuan yang sedikit kata
Tak ada kiasan lain untuk menjabarkannya
Selain Tuan yang sedikit kata
Sudah akrab mendarah ke dalam jiwa
Aku yang banyak berceloteh dari Barat ke Utara
Kau hanya diam menungguku berhenti berbicara
Tak ada perhentian, ceritaku tak ada ujungnya
Wajahmu tak kenal jenuh mendengarku bercerita
Tuan yang sedikit kata
Kusampaikan segalanya lewat kata-kata
Kau terima mendengar duduk setia
Kau menyimpan segalanya di kepala
Tuan yang sedikit kata
Kau mengenaliku lebih dari mereka
Entah hati terbuat dari apa
Bisa-bisanya masih duduk setia
Ada jutaan lagu tapi kau pilih ceritaku
Kalau begitu izinkan aku terus melagu
Isinya tak cuma aku, tapi ada kita di situ
Jadi, sudikah kau terus menunggu?
3. Kala-Karya Penulis
Matanya indah apalagi saat tertawa
Bentuknya sabit seperti bulan purnama
Tidak terang tapi cukup buat bahagia
Bersamamu, kapanpun aku bersedia
Kala…
Ketika satu di antara kita lupa
Tegurlah dengan kata tentang kita
Janji-janji yang terajut benang bernama setia
Kala…
Saat tubuh lelah oleh isi dunia
Sentuhlah dengan jari-jemari cinta
Maka hangatnya akan sampai hingga relung jiwa
Kala…
Ketika amarah memuncak hingga kepala
Tegurlah dengan suara selembut kain sutra
Kembali merajut mimpi-mimpi kita
Teruslah begini, dan seperti ini
Sampai waktu kita terhenti
Hingga kita menua duduk di kursi
Berikrar janji sehidup semati
4. Puisi untuk Pacar Nona Bergaun Merah-Karya Penulis
Langit sore yang indah kemilau
Sinarnya padam karena terhalau
Sosok bergaun merah motif daun hijau
Senyum manisnya buat suara parau
Nona bergaun merah…
Sudikah mampir sejenak duduk di teras rumah?
Kusuguhkan teh, kue hingga tumpah ruah
Agar kau sudi dan betah
Nona…
Entah dari mana aku harus mengawalinya
Saat melihat senyummu atau tatapan teduh bola mata
Entahlah, sejak itu aku terpesona
Nona…
Tak ada satu pun yang berani menginjak kaki di hati yang terkunci
Justru aku memintamu tuk bertamu sesekali
Bila kau lihat di sana ada ruang kosong tuk kau tinggali
Matahari sudah kembali ke rumahnya
Sedangkan aku belum dan masih berupaya
Merayu dan memintamu ikut bersama
Kembali ke tempat yang kita sebut bahagia
Nona, jika kau mau
Cukuplah aku satu-satunya di hatimu
Biarkan aku jadi bahagiamu
Dan kau cukup setia bersamaku
5. Hingga Nafas Ini Habis-Karya Penulis
Saat dunia sibuk dengan masalahnya
Di sini kita bercerita hanya berdua
Menulis satu per satu mimpi bersama
Dalam buku kecil yang kita sebut kitab cinta
Katamu, kau ingin duduk menikmati matahari terbenam
Lalu, aku menyuguhkan kue duduk di sebelah sambil menyulam
Kau lanjutkan dengan obrolan dunia yang runyam
Kudengarkan keluh kesah yang kau pendam
Kicauan burung camar yang saling bersahutan
Mengiringi topik obrolan yang tak berkesudahan
Menguping apa yang kita bicarakan
Pergi ke sarang tuk disebarkan
Matahari hampir terbenam penuh
Secangkir teh baru kau sentuh
Pandanganmu masih tak beranjak saat menyeduh
Seperti takut kehilangan yang buatmu jadi utuh
Seperti ini rutinitas kita nanti
Ketika tubuh hanya bisa ditopang oleh kursi
Rambut tipis memutih tanpa disadari
Hingga napas ini habis, semoga terjadi
6. Puisi untuk Pacar Pertemuan-Karya Penulis
Masih ingatkah saat kita pertama jumpa?
Bola mata tak sengaja bertemu di antara banyaknya manusia
Kuberanikan diri tuk maju menemui di ujung sana
Mengulurkan tangan sambil menyebutkan nama
Masih ingat kau sambut tanganku dengan tersipu malu
Bergetar suaramu kala menyebut namamu
Ada apa denganmu saat itu?
Oh.. rupanya kau langsung jatuh hati denganku
Tak butuh waktu lama untuk kita saling tahu
Sebab bola matamu sudah menjelaskan dalamnya hatimu
Senyummu terus mengembang saat kusebut namamu
Dan kau pun tahu seperti apa perasaanku
Sinar rembulan menerangi pertemuan kita
Kelap-kelip bintang jadi saksi matanya
Suara bising kota juga mengiringinya
Saat itu, aku sudah benar-benar jatuh cinta
Kita lanjutkan perjalanan di bawah sinar rembulan
Suara jangkrik gantikan bisingnya kendaraan
Kita saling berpenggangan tangan
Terus berjalan beriringan
Seminggu kemudian kita kembali bertemu
Baru dua hari tak bercengkrama, kita sudah saling rindu
Menyulamnya dengan cerita-cerita lebih seru
Cerita yang hanya ada aku dan kamu
7. Matahari Hati (Bola.com)
Sesak menjejak setumpuk sajak
Hancur berkeping di hamparan berserak
Matahari yang sangsi
Membakar semak
Bunga layu dihempas seteru
Saat beranjak semerbak
Diterbangkan angin kemarau
Baru saja sebabak
Akan lama tak seperti lalu
Sesuatu yang baru
Jika matahari tak seterik ini aku tunggu
Saat awan putih menari
Itulah hatiku yang merindu
Menunggu di balik pintu
Dengan sejumput senyuman dan bujuk rayu
Harapan rintik datang
Menghapus derita daun jendela
Dan embun di dedaunan dihempaskannya
Meski pagi kala
Ufuk pun masih juga jingga
Kau tahu tetesan embun itu adalah air mata
Kutumpahkan di bumi pertiwi, tumpah darah kita
8. Puisi untuk Pacar Romantisme Hati (Goodminds)
Ketika malam selalu terlihat oleh tatapanmu
Melalui hati yang sangat indah
Wajahnya bagaikan bidadari yang berada dalam kegelapan malam
Merupakan persembahan akan mimpi yang terlukis oleh langit
Seakan bintang pun diputar oleh alunan romantisme
Ya, engkaulah cintaku
Cinta yang menyelimuti cerita antara kau dan aku
Melayang dan terbang tinggi ke atas cakrawala
Untuk menghampiri pelangi dengan isyarat cinta
Yang seakan memberikan nuansa romantisme hati untuk memeluk bulan
Hati senantiasa akan selalu menerima
Hempasan hati, dengan penuh dilema hati
Karena cuma hati mungkin mampu maafkan
Seakan hujan pun mampu menyentuh hati
Tuk menghapuskan kelamnya cinta
Serta membuka segala paras dalam hati
9. Surat untuk Kekasihku-Karya Penulis
Jam dua pagi aku terjaga
Kusapu tampias hujan yang tertinggal di kaca jendela
Kusentuh dinginnya menjalar ke mana-mana
Masuk ke paru hingga tulang rusuk jua
Kertas di atas meja yang tertinggal kembali tersentuh
Kulanjutkan merangkai kata dengan pensil yang tak pernah disepuh
Ujungnya lancip lihai menulis segala keluh
Kertas kosong sudah terisi penuh
Kepada kekasihku
Malam ini hujan datang tak membawa angin
Tapi rintik-rintik rindu yang menumpuk di jendela kamarku
Wajahmu samar-samar di cermin
Kepada kekasihku
Jikalau jarak bisa kutembus ruang dan waktu
Pasti sudah kulakukan lebih dulu
Agar kita bisa bertemu
Sudahkah penuh vas keramik biru itu?
Isinya pasti cerita dan rindu tentangku
Pasti akan begitu
Aku tahu itu
Lapangkan dulu dadamu
Nanti akan kubawa surat ini serta bunga mawar biru
Mekarnya tidak berkesudahan tak kenal waktu
Seperti rindu-rindu kita yang meminta temu
10. Puisi untuk Pacar Akulah Orang Itu-Karya Penulis
Jika kau lihat ada secarik kertas penuh tinta
Lalu isinya hanya ada kata-kata seputar cinta
Jangan tanya siapa pemiliknya
Akulah satu-satunya yang melakukannya
Kulanjutkan lagi dengan mengirim mawar putih
Segarnya bak udara embun pagi yang masih bersih
Aromanya semerbak bukan kepalang
Mengisi setiap sudut kosong dalam ruang
Aku adalah orang itu
Orang yang masih setia membaca puisi tentangmu
Menyebut namamu tanpa ragu-ragu
Duduk di halte menunggu kepulanganmu
Akulah orang itu
Berdiri di ambang daun pintu
Menunggu ketukan dari tanganmu
Dan melihat senyumanmu
Mau apa jika kau pulang nanti?
Selain aku, pasti kau ingin secangkir kopi
Lalu kita duduk di kursi jati
Menghabiskan waktu dengan cerita yang saling berbagi
11. Bulan Jatuh di Pelupuk Matamu-Karya Penulis
Desember lalu kita bertemu
Di tepi pantai yang ombaknya mendayu-dayu
Belum lagi angin malam yang menyibak rambutmu
Menutupi sebagian wajah manis milikmu
Di langit sana kita dipantau bulan benderang
Cahayanya terang benderang
Tak ketinggalan kelap-kelip bintang
Malam yang indah lengkap dengan senyum mengambang
Bulan jatuh di pelupuk matamu
Sinarnya menyatu dengan bola mata yang sendu
Tak banyak kata yang terucap sebab aku terpaku
Sudah berapa lama aku terjebak dalam sihirmu?
Air di pantai sudah mulai pasang
Ombaknya tidak bisa tenang
Sama seperti detak jantungku, sayang
Matamu indah yang selalu kukenang
Andai aku pandai berenang, ombak tinggi pun aku tak takut, Puan
Tapi ku urungkan
Sepertinya menyelam hatimu jauh lebih aman
Tinggal lama pun nafas ku takkan kehabisan
Bulan kembali jatuh di pelupuk matamu
Harus ku apakan atau biarkan saja tetap di situ?
Lagi, bulan kembali jatuh di pelupuk matamu
Sedangkan aku kembali jatuh cinta padamu
12. Puisi untuk Pacar Bunga Lily-Karya Penulis
Toko bunga di pengkolan jalan
Ada banyak jenis yang berjejeran
Ada merah muda hingga kekuningan
Pilih sesuka hati Puan
Satu tangkai atau sekebun aku iyakan
Asal kau bisa merawatnya seperti yang kulakukan
Sirami dengan perhatian
Agar kelopaknya tak berjatuhan
Tiba-tiba kau ambil bunga di pojok kursi
Warnanya cantik dengan daun berseri-seri
Katamu hanya cukup satu tangkai
Setangkai bunga lily
Sampainya di rumah, kau letakkan dalam vas yang cantik
Motifnya batik dan berbahan keramik
Matamu tak jemu sedari tadi kulirik
Sejak kapan kau semakin cantik?
Jika setangkai bunga lily membuatmu bahagia
Sudikah kau mau membuat kebun yang luas bersama?
Kita tanami bunga-bunga yang kau suka
Lalu kita pandangi masing-masing kelopaknya
Bahagiamu ternyata sederhana
Tak perlu hiburan mewah atau limpahan harta
Bahagiaku juga sangat sederhana
Melihatmu tertawa sudah cukup rasanya
13. Sepasang-Karya Penulis
Manisnya kau genggam jari-jemariku
Sepasang cincin bulan setengah lesung menyatu
Dengarkan ombak pantai malam ini
Gemuruhnya berisi gejolak hati
Nafasku tidak sanggup mengimbangi ombak itu
Angin kencang semakin menghujam kakiku
Lalu kau kuatkan genggaman tangan kita
Melewati badai bersama-sama
Katamu aku harus sabar
Katamu aku pasti bisa
Sebab kau sudi untuk setia bersama
Sigap bantu berdiri saat badai kembali menyapa
Jangan goyah, ucapmu di sela-sela perjalanan
Masalah hidup memang tak berkesudahan
Kau tawarkan diri sebagai pemandu perjalanan
Lalu kau tutup obrolan dengan senyuman
Sepasang sepatu yang sudah sama-sama usang
Ujung solnya robek, satunya lagi talinya tak sama panjang
Sepasang sepatu yang tak terpisahkan
Gambaran kita yang sama-sama menguatkan
Aku tak ingin hanya kau saja yang menguatkan
Aku tak mau hanya kau seorang yang memandu perjalanan
Bertaruh waktu dan nyawa pun akan kulakukan
Luka gores darah setitik pun tak kubiarkan
14. Puisi untuk Pacar Cinta Hati (Goodminds)
Seindah-indahnya nada yang mengalun nan tenang
Mentarilah yang mengatur semuanya
Bagaikan surga yang sedang mengiringiku dalam dunia
Hanya demi menunjukkan ku pada suatu cinta
Air pun mengalir dengan penuh haluan
Sebagai penopang dalam kehidupan
Tak peduli ranting-ranting yang menghadang
Sampai menuju tujuan
Tujuan yang sangat kekokohan
Membentuk dengan tanpa tersentak oleh satu kalimat pun yang menghadang
Bagaikan tembok yang terdiam akan semua berhasil
Dengan kabut nan hitam yang mampu membungkam keegoisan
Tak peduli
Tak tergoyahkan
Bagaikan sesuci kertas putih tanpa titik coretan
Yang dilindungi oleh dahsyatnya pagar keimanan
Sembari berkata dengan lembut dari tutur kata
Aku bertahan dengan segala waktu yang silih berganti
Namun, duri tetap saja menghadang hati dengan bertubi-tubi
Karena aku hanya ingin di sini
Di sini untuk menemanimu tanpa henti
Di sini sebagai oksigenmu
Yang hanya bisa menjadi sumber kehidupanmu
Sampai ajal menjemputku nanti
15. Seperti Rindu yang Candu-Karya Penulis
Jika harus menggambarkan dirimu
Maka kujawab kau seperti rindu yang candu
Tak ada satu obat pun yang bisa menawarnya
Tak satupun yang bisa menghilangkannya
Jika kau tanya seperti apa dirimu di mataku
Akan kuulangi lagi, kau seperti rindu yang candu
Harus berobat kemana diriku jika sudah begitu?
Satu-satunya yang kutuju pasti dirimu
Mereka kemudian bertanya mengapa kau seperti rindu yang candu
Aku tertawa karna mereka tak tahu menahu
Kau itu rindu yang candu, akan selalu begitu
Dan mereka tak mau mendengarkan ucapanku
Peduli apa aku terhadap bisingnya jangkrik yang sembunyi di rerumputan
Tanganku tak sebanyak itu menutup mulutnya
Tapi cukup untuk menutup telinga
Tak terdengar paduan suaranya
Kau itu rindu yang candu
Selesai bertemu aku kembali menabung rindu
Aku tak tahu mengapa secepat itu
Tapi, kau memang layak disebut sebagai rindu yang candu
Tak masalah kah jika kau kusebut seperti itu?
Risihkah kau dengar bisingnya jangkrik yang bersembunyi?
Jangan jenuh, kau akan seperti rindu yang candu bagiku
Bernyanyi saja agar suara jangkriknya lebih berseni
Biarkan mereka yang jengah, kau tak perlu
Duduk saja di sini bersamaku
Menikmati matahari terbenam atau bulan purnama di penghujung waktu
Mari habiskan waktu bersama karna kau itu seperti rindu yang candu
Contoh Puisi untuk Pacar Manakah yang Menarik Hatiimu?
Nah, itulah contoh 15 puisi untuk pacar yang bisa kamu tulis dan bagikan kembali kepada pasangan. Yuk, ungkapkan kasih sayang lewat puisi seperti contoh di atas!