Ragam hias figuratif adalah salah satu motif karya seni yang cukup populer sepanjang sejarah. Sebab, jenis motif ini sudah ada pada beberapa jenis barang peninggalan sejarah hingga produk seni modern masa kini.
Walau demikian, motif ragam hias yang satu ini bukanlah satu-satunya. Agar lebih memahami dalam tentang ragam hias yang satu ini, mari lebih dulu mengenal semua jenisnya!
Artikel ini akan mengulas dengan lengkap tentang ragam hias. Namun, akan lebih menitikberatkan pada pemahaman tentang motif figuratif. Yuk, pahami bersama, agar lebih cinta pada kebudayaan!
Daftar ISI
Mengenal Aneka Ragam Hias
Penggolongan ragam hias dilakukan berdasarkan motifnya. Sampai saat ini, setidaknya ada 5 ragam hias. Pertama adalah fauna, yaitu ragam hias dengan motif dominan yang menampakkan hewan. Motif ini umumnya muncul pada kebudayaan yang tinggal dan menerima banyak pengaruh dari keberadaan hewan sekitar.
Ragam hias kedua adalah flora, yaitu yang banyak menampilkan motif tumbuh-tumbuhan. Ketiga adalah geometris, yaitu motif dengan bentuk geometris. Misalnya, persegi, garis, lingkaran, dan sebagainya.
Ragam hias keempat adalah abstrak. Sedangkan yang terakhir adalah figuratif yang akan dibahas lebih mendalam pada artikel ini.
Apa Itu Ragam Hias Figuratif?
Berbeda dengan ragam hias yang lain, pada jenis figuratif lebih menonjolkan figur manusia dalam motif sebuah karya seni. Manusia yang menjadi fokusnya dapat terdiri dari keseluruhan figur maupun hanya bagian tertentu. Misalnya, hanya bagian wajah atau bagian tubuh manusia lainnya.
Selain itu, penting juga untuk memahami bahwa pada motif figuratif ini umumnya tidak hanya berisi manusia. Walau manusia yang menjadi pusat perhatian, terkadang masih ada flora maupun fauna yang muncul dalam sebuah karya seni.
Sedangkan wujud karya seni yang menggunakan motif figuratif dapat berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi. Contoh karya seni figuratif 2 dimensi misalnya adalah lukisan dan kain tenun dengan motif manusia. Di sisi lain, contoh karya seni figuratif 3 dimensi adalah patung berbentuk manusia.
Makna di Balik Ragam Hias
Selalu ada makna dalam sebuah karya seni. Ragam hias atau motif menunjukkan makna dari karya seni tersebut. Secara umum, berikut ini adalah beberapa makna dari ragam hias figuratif:
1. Makna Keindahan
Makna pertama dan yang paling umum adalah berkaitan dengan keindahan. Sebuah karya seni dengan motif figuratif tercipta untuk memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan. Sebab, keindahan dalam karya seni dapat manusia nikmati sebagai hiburan.
Sebagai contoh, masyarakat berkunjung ke galeri seni untuk merasakan keindahan yang menghibur dengan memandangi lukisan. Tak heran, berkunjung ke pameran lukisan seringkali menjadi salah satu agenda dalam mengisi waktu berekreasi.
2. Cerita Sejarah
Makna berikutnya adalah cerita sejarah yang tertuang dalam karya seni motif figuratif. Selain menuliskan sejarah dalam kertas, memahat cerita sejarah pada batu juga menjadi kebiasaan terdahulu. Hal ini dahulu kala masyarakat lakukan sebagai peringatan atas kejadian tertentu.
Contoh cerita sejarah dalam karya seni figuratif adalah relief yang ada pada Gedung Sarinah, Kota Jakarta. Relief ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani.
3. Simbol Kepercayaan
Berikutnya adalah figuratif yang bermakna sebagai simbol kepercayaan. Masyarakat secara umum menggambarkan figur yang dipercayai memiliki bentuk yang serupa dengan manusia. Sebab itu, figuratif seringkali difungsikan juga sebagai simbol kepercayaan.
Dalam hal ini, contohnya adalah relief yang terdapat pada Candi Borobudur. Relief ini berisikan tentang pesan atau ajaran hidup dari Sang Buddha kepada umatnya.
Contoh Penerapan Ragam Hias Figuratif di Nusantara
Di Indonesia sendiri, ragam hias yang satu ini telah ada dan berkembang cukup lama. Sampai saat ini, cukup mudah untuk menemukan penerapannya dalam karya seni. Berikut ini beberapa contoh karya seni yang menggunakan ragam hias ini:
1. Kain Tenun
Contoh penerapan pertama jenis ragam hias yang satu ini ada pada kain tenun khas daerah Sumba Timur. Masyarakat salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menggunakan motif manusia dalam produk khas daerah mereka.
Figur manusia diterapkan secara utuh. Maknanya juga tak hanya berhenti pada keindahan. Namun, juga menceritakan tentang sejarah dan kebudayaan daerah. Misalnya adalah motif manusia yang sedang melakukan Tari Perang.
Walau demikian, tidak hanya motif figuratif yang ada pada jenis karya seni ini. Masyarakat Sumba Timur juga kerap kali menggunakan ragam hias flora dan fauna.
2. Wayang
Penerapan yang kedua datang dari tanah Jawa, yaitu dalam warisan budaya wayang. Cerita pewayangan banyak menggunakan figur-figur manusia yang biasanya digunakan untuk menceritakan sejarah maupun cerita tentang kebajikan.
Sebagai contoh adalah cerita tentang wayang bernama Antareja yang memiliki kesaktian dapat membuat seorang terbunuh, hanya dengan menjilat jejak kakinya. Tokoh lain dalam cerita tersebut adalah Wayang Kresna yang kemudian menjebak Antareja agar menjilat jejak kakinya sendiri.
Hal ini Kresna lakukan karena kesaktian Antareja ia pandang berbahaya. Sebab, ada kemungkinan terjadi kesalahan mengenali jejak kaki, sehingga dapat membunuh orang yang tidak bersalah.
Cerita kebajikan semacam ini menjadi kisah turun temurun melalui ragam hias figuratif berupa wayang.
3. Topeng
Penerapan berikutnya adalah dalam bentuk karya seni berupa topeng. Topeng ini dapat menjadi bagian atau properti dari seni tari. Contohnya adalah Tari Topeng Cirebon, Tari Topeng Kelana, Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Panji, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ragam hias dengan wujud topeng juga dapat dijumpai menjadi hiasan dinding yang memiliki nilai budaya tinggi. Sebagai contoh adalah Topeng Ondel-Ondel khas daerah Betawi dan topeng hiasan dinding dari daerah Bali.
Jenis ragam hias yang menunjukkan figur wajah manusia ini dapat terbuat dari kayu yang diukir. Selain itu, juga memungkinkan topeng wajah terbuat dari bubur kertas.
4. Ukiran Candi
Selanjutnya adalah bentuk penerapan ragam hias berupa ukiran pada candi. Seperti yang telah ada dalam pembahasan sebelumnya, pada bagian makna ragam hias. Bahwa, motif manusia juga dapat masyarakat temukan relief atau ukiran candi.
Di Indonesia sendiri, penerapan ragam hias figuratif ini terdapat pada beberapa candi besar yang cukup populer. Selain Candi Borobudur, contoh lainnya adalah ukiran pada Candi Prambanan yang merupakan kisah sejarah Hindu, yaitu Ramayana dan Krishnayana.
Memang tak sekedar ada untuk keindahan. Ukiran pada Candi Prambanan adalah cerita yang dapat masyarakat baca searah jarum jam, yaitu dari kanan ke kiri.
5. Lukisan
Penerapan selanjutnya adalah salah satu yang terbilang paling mudah untuk masyarakat temui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berupa lukisan. Para seniman lukis kerap menjadikan manusia sebagai objek inspirasi dalam karyanya.
Lukisan dengan tema manusia tidak hanya dapat masyarakat temukan pada galeri atau pameran seni. Sebab, karya seni yang satu ini cukup umum, bahkan untuk dimiliki secara pribadi oleh masyarakat.
Sebagai contoh adalah lukisan karya Barli Sasmitawinata, seorang pelukis kenamaan Indonesia. Salah satu lukisannya yang terkenal menggambarkan seorang wanita yang sedang berjualan di pasar.
Selain Barli, masih ada banyak para pelukis kenamaan Indonesia yang menganut aliran serupa dengannya.
6. Patung
Contoh penerapan ragam hias figuratif terakhir adalah dalam bentuk patung. Kenyataannya, banyak seniman patung Indonesia yang menerapkan jenis ragam hias ini dalam karya-karyanya.
Bahkan, patung manusia kerap menjadi monumen peringatan akan suatu kejadian sejarah yang memiliki dampak besar bagi suatu daerah. Tak heran, ragam hias jenis ini mudah untuk masyarakat temukan pada persimpangan jalan di banyak daerah di Nusantara.
Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah Patung Tugu Tani yang berada di Kota Jakarta Pusat. Patung ini mengisahkan tentang seorang ibu yang mengantarkan bekal berupa nasi untuk anak laki-lakinya.
Sampai saat ini, Patung Tugu Tani masih berdiri dengan tegak dan gagah. Selain ini, masih ada banyak contoh patung dengan jenis figuratif.
Yuk, Pahami Lebih Banyak tentang Kebudayaan!
Kesimpulannya, ragam hias figuratif adalah salah satu jenis karya seni yang menggunakan figur orang atau manusia sebagai objek atau inspirasi dalam pembuatan karya seni.
Beberapa contoh penerapannya yang mudah untuk masyarakat Nusantara temui dalam keseharian adalah pada kain tenun khas daerah, topeng, lukisan, hingga patung.
Pemahaman tentang penerapan ragam hias ini dalam kebudayaan Nusantara tentu dapat memperluas wawasan. Bahkan, mungkin banyak di antara kita yang selama ini telah menerapkan jenis ragam hias ini dalam karya tanpa mengetahuinya.