Resensi Novel Sang Pemimpi: Sinopsis, Unsur Cerita, dan Moral

Pernahkah Anda mendengar seorang novelis bernama Andrea Hirata? Beliau adalah seorang penulis asli Indonesia yang karyanya penuh akan nilai-nilai perjuangan. Artikel ini akan membahas resensi novel Sang Pemimpi, karya sastra Andrea yang rilis pada tahun 2008 setelah Laskar Pelangi.

Sinopsis Cerita Sang Pemimpi

Berikut rincian resensi novel berjudul Sang Pemimpi:

1. Permulaan

Resensi novel Sang Pemimpi ini kita mulai dengan memperkenalkan tiga tokoh utama, yakni Ikal, Arai, dan Jimbron. Mereka tinggal di Pulau Belitung dan sering menghabiskan waktu bermain-main dan usil-usilan. Jika tidak sedang bermain, maka mereka bekerja di pelabuhan dan pasar ikan setempat.

Novel lalu mengisahkan bahwa Arai dulu memiliki seorang bapak yang meninggal saat Arai masih kecil, sehingga dia diadopsi oleh keluarga Ikal. Di lain pihak, Jimbron mendapat pengasuhan secara tidak langsung dari seorang pendeta lokal.

Seakan tidak terhalangi oleh kemiskinan mereka, ketiga sekawan tersebut terus memimpikan hidup yang lebih baik. Mereka juga terus bermain dan berbuat usil demi mencerahkan hari-hari mereka.

Keceriaan ketiga sekawan itu di masa muda bukannya tanpa halangan. Di sekolah mereka, ada seorang guru yang sangat tegas dan galak bernama Pak Mustar. Setiap kali Ikal, Arai, dan Jimbron bertingkah yang macam-macam, Pak Mustar akan mencari dan menegur perilaku mereka.

2. Konflik

Konflik utama pada ketiga protagonis tersebut ialah kenakalan Ikal, Arai, dan Jimbron yang menonton film untuk orang dewasa di sebuah bioskop. Sayangnya, Pak Mustar dan pemilik bioskop mengetahui hal itu, dan ketiga sekawan itu pun mendapat hukuman dari guru mereka.

Lalu ada pula konflik yang sifatnya lebih kecil, yaitu impian para protagonis untuk melanjutkan sekolah mereka. Ikal ingin belajar di Universitas Indonesia di Jakarta, sementara Arai ingin belajar di Universitas Mulawarman di Kalimantan. Mereka tak bisa hidup dan bermain bersama untuk selamanya.

Jimbron memutuskan untuk tinggal dan membantu pendeta Geovany, sementara Arai dan Ikal pergi merantau untuk mengejar cita-cita mereka. Kota Jakarta ialah tujuan rantauan Ikal, sedangkan Arai memilih untuk bekerja dan kuliah di Kalimantan hingga akhir novel.

3. Resolusi

Bagian resolusi Sang Pemimpi menunjukkan kehidupan Ikal setelah beranjak dewasa. Demi menghidupi dirinya, Ikal bekerja di perusahaan pos selagi kuliah di Universitas Indonesia, Jakarta. Semua ini dia jalani agar bisa terus belajar hingga lulus dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi.

Selang beberapa tahun kemudian, Arai dan Ikal bertemu lagi setelah lama tak bertegur sapa. Mereka pun saling bertukar cerita sejenak dan mengenang masa muda mereka yang bebas dari tekanan hidup. Akhirnya, kedua tokoh ini teringat akan janji mereka untuk meneruskan kuliah ke Eropa.

Unsur-Unsur Cerita Sang Pemimpi

Sinopsis di bagian sebelumnya mungkin tidak menjelaskan isi novel karangan Andrea secara lengkap. Meskipun demikian, resensi novel Sang Pemimpi ini belum selesai, sebab masih ada beberapa unsur yang wajib Anda pelajari. Unsur-unsur cerita dalam buku Sang Pemimpi ialah sebagai berikut.

1. Tema

Unsur utama yang akan resensi novel Sang Pemimpi ini bahas ialah tema ceritanya. Persahabatan dan kesetiaan merupakan tema utama yang diusung oleh novel ini. Dari awal sampai akhir, Ikal, Arai, dan Jimbron selalu setia kepada satu sama lain tanpa ada perasaan curiga.

Kemudian ada juga tema kerja keras dan dedikasi tinggi. Para tokoh utama Sang Pemimpi dikisahkan hidup dalam keadaan susah, sehingga mereka tak bisa berfoya-foya. Supaya mereka bisa terbebas dari kemiskinan, mereka pun belajar dengan rajin agar nanti dapat meraih kesuksesan.

Selain itu, ada pula tema berupa menjaga tali silaturahmi agar tidak putus, bahkan setelah berpisah selama bertahun-tahun. Hal ini dapat Anda lihat pada bab-bab terakhir, ketika Ikal dan Arai yang sudah lama tak bertemu kemudian segera menjalin kembali persahabatan mereka.

2. Tokoh Protagonis

Karakter protagonis yang terdapat pada novel ini ialah Ikal, Arai, dan Jimbron, tiga orang pemuda yang sudah bersahabat sejak lama. Ketiga tokoh utama ini hidup dalam keadaan miskin, sehingga mereka harus hidup sambil berhemat uang.

Watak utama yang membedakan tiga pemuda ini daripada kebanyakan pemuda lainnya ialah mereka selalu bersungguh-sungguh dalam mengenyam pendidikan. Ikal adalah karakter yang paling menonjolkan watak ini, dimana dia memiliki cita-cita berkuliah di Universitas Indonesia.

Sementara itu, Jimbron yaitu karakter yatim piatu dengan ketertarikan pada budaya berkuda, yang dibesarkan oleh seorang pendeta katolik. Melalui kasih sayang si pendeta dan persahabatannya dengan Ikal, Jimbron pun tumbuh menjadi pribadi yang tulus dan penuh kasih sayang.

Adapun Arai, saudara angkat Ikal yang ditinggal mati bapaknya sebelum kemudian pergi belajar biologi di Universitas Mulawarman di Kalimantan. Pada mulanya, Arai ini bandel sama seperti Ikal, namun dia pun tumbuh menjadi seorang penyemangat yang sanggup menghibur hati kawan-kawannya.

3. Tokoh Antagonis

Karakter yang paling menonjolkan sifat antagonis dalam novel Sang Pemimpi yaitu Pak Mustar, seorang guru di SMA tempat para protagonis belajar. Pak Mustar ini sangat disiplin, sering marah-marah, dan tidak suka terhadap siswa yang berbuat usil seperti Ikal, Arai, dan Jimbron.

Ternyata, perilaku pemarahnya Pak Mustar datang dari sebuah peristiwa sepele. Dia mempunyai seorang anak, yang gagal masuk ke SMA tempat dia mengajar, gara-gara nilai Ujian Nasional anaknya kurang sedikit. Semenjak saat itu, tokoh guru ini menjadi sebal kepada pemuda-pemuda yang bandel.

Meskipun begitu, Pak Mustar tetap saja bertekad untuk selalu mengajar sepenuh hati, termasuk kepada Ikal, Arai, dan Jimbron sampai mereka lulus. Oleh karena itu, kendati Pak Mustar bersifat antagonis terhadap ketiga tokoh utama novel Sang Pelangi, dia bukanlah seseorang yang berhati jahat.

4. Tokoh Tritagonis

Sebetulnya jumlah tokoh tritagonis dalam novel Sang Pemimpi tergolong sedikit saja. Bagi tokoh Ikal, karakter tritagonis yang paling berpengaruh dalam hidupnya ialah orang tua Ikal beserta tetangganya, Pak Balia si guru sastra dan Bang Zaitun.

Tetangganya Ikal tersebut juga memiliki beberapa interaksi dengan Arai dan Jimbron. Namun ada lagi beberapa orang tetangga etnis Cina seperti Taikong, Pak Cik, Mak Cik, dan A Kiun yang ikut meramaikan cerita.

Khusus untuk Jimbron, ada karakter tertentu yang bertindak sebagai panutan dan inspirasi bagi masa depannya. Dia adalah Geovany, si pendeta Katolik yang Jimbron anggap sebagai orang tua penggantinya.

5. Sudut Pandang

Satu hal yang jarang orang bicarakan ketika membahas resensi novel Sang Pemimpi yaitu sudut pandang karakter utamanya. Dalam karya sastra ini, tokoh utama Ikal menggunakan sudut pandang orang pertama, yang ditandai dengan kata ganti “aku” di seluruh bagian novel.

Hal ini datang dari pengalaman hidup Andrea Hirata sendiri, yang pada masa mudanya tinggal di Pulau Belitung seperti Ikal dan kawan-kawannya. Novel ini pun Andrea tulis sebagai semacam kisah fiksi yang terinspirasi oleh kejadian nyata yang beliau alami.

6. Alur Cerita

Alur cerita Sang Pemimpi cenderung sederhana saja dimulai dari kehidupan Ikal, Arai, dan Jimbron dari masa remaja mereka. Ketiga sekawan ini semasa mudanya biasa menikmati hidup, bermain, melakukan kenakalan, dan belajar dengan tekun tanpa adanya konflik yang tampak berlebihan.

Begitu mereka lulus sekolah, alur cerita pun berlanjut ke kehidupan ketiganya begitu mereka beranjak dewasa dan berpisah jalan. Fokus utama di bagian ini ialah Ikal, yang dalam cerita dikisahkan harus bekerja sebagai tukang pos sambil kuliah di Universitas Indonesia.

Tetapi ternyata ada pula alur yang bentuknya maju mundur dalam cerita Sang Pemimpi. Dalam hal ini, Ikal yang sudah dewasa menceritakan kisah remajanya dengan bentuk kenangan masa lalu atau flashback.

7. Gaya Bahasa

Karena novel ini Andrea tulis untuk semua golongan pembaca, beliau menggunakan gaya bahasa yang agak sederhana dan mudah Anda cerna. Namun, dibalik gaya bahasanya yang santai dan realistis itu, ada kesan inspiratif yang mengundang Anda untuk berimajinasi.

Bukan hanya inspiratif, Sang Pemimpi juga memasukkan banyak majas yang berbentuk metafora ke dalam tulisannya. Majas metafora ini Andrea masukkan untuk memberi perbandingan antara kehidupan Ikal dan kawan-kawannya dengan unsur-unsur alam di sekitar mereka.

Moral yang Tersirat dalam Ceritanya

Bagian ketiga dari resensi novel Sang Pemimpi ini ialah pesan atau moral yang telah Andrea siratkan dalam novelnya. Ada kurang lebih tiga pesan penting yang sangat baik untuk Anda telaah dari karya literatur ini. Berikut ini ialah penjelasannya.

1. Bersungguh-Sungguh dalam Belajar dan Bekerja

Moral pertama yang Sang Pemimpi ajarkan kepada para pembacanya yaitu kuatkan niat Anda dalam mencari ilmu. Jika Anda sedang mengenyam pendidikan, hindari sifat belajar yang hanya setengah-setengah. Sukses tidak akan datang kecuali kepada orang yang belajar dengan rajin.

Bahkan andaikata guru Anda adalah seseorang yang tegas dan suka marah-marah, jadikan itu sebagai motivasi untuk tetap giat belajar. Siapa tahu, dari ketegasan guru tersebut, Anda pun akhirnya akan bisa menguasai segala macam ilmu yang diajarkan di sekolah Anda.

Kemiskinan dan segala jenis keterbatasan lainnya bisa jadi merupakan rintangan besar bagi Anda dalam menggapai mimpi. Meskipun demikian, Anda sebaiknya tidak merasa kecil hati, sebab Anda masih bisa meraih impian dan kesuksesan dalam cara-cara yang tidak biasa.

2. Jangan Takut untuk Mengejar Mimpi Anda

Berikutnya, pesan kedua yang tersirat pada resensi novel Sang Pemimpi ini ialah tekad untuk menggapai mimpi yang Anda miliki. Baik itu mimpi belajar di perguruan tinggi, menjadi pengusaha sukses, atau bahkan menjelajahi seluruh dunia, kejarlah impian Anda tanpa rasa takut.

Lihatlah pada novel tersebut; Ikal ingin belajar di Universitas Indonesia di Jakarta, sementara Arai ingin kuliah di Kalimantan. Mengenyam pendidikan tinggi di sebuah universitas itu perlu uang yang sangat banyak. Namun dengan kerja keras, disiplin, dan tawakal, Anda juga bisa meraihnya.

Bahkan jika mimpi Anda memanjang sampai ke luar negeri, janganlah merasa ragu dalam mengejar impian hingga Anda mendapatkannya. Ini tercermin pada bagian akhir novel, dimana Ikal dan Arai berniat untuk sama-sama meneruskan pendidikan tinggi mereka ke Eropa.

3. Jaga Persahabatan agar Langgeng Sepanjang Masa

Jika Anda ingin mencari teman, maka carilah teman yang setia, jujur, dan berwatak terpuji. Selain itu, carilah juga teman yang siap membantu Anda di kala susah tanpa meminta bayaran apapun. Tidak semua orang yang Anda temui di muka bumi ini dapat Anda jadikan teman sejati.

Selain itu, jagalah tali silaturahmi Anda dengan teman-teman setia tersebut hingga masa depan. Mungkin Anda nanti akan mendapatkan lebih banyak kenalan setelah berpisah dengan kawan-kawan lama. Hanya saja, Anda belum tentu mengenali watak teman-teman baru Anda.

Menjalin tali silaturahmi dan persahabatan yang langgeng ialah cara terbaik untuk memanjangkan umur sebagaimana yang agama kita anjurkan. Anda tentu akan memilih untuk memiliki banyak teman, terutama teman-teman masa kecil yang setia, daripada banyak musuh.

Sudah Paham Resensi Novel Sang Pemimpi?

Dan itulah pembahasan menyeluruh tentang novel karangan Andrea Hirata ini. Anda mungkin sudah pernah menonton Sang Pemimpi versi filmnya, tetapi akan lebih baik jika Anda juga membaca buku sumbernya. Siapa tahu Anda menemukan sesuatu yang tidak ada pada versi film tersebut.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page