Saat belajar Sosiologi, pasti kamu sudah familiar dengan istilah urbanisasi. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan mencari penghasilan dan menyambung hidup. Namun tahukah kamu ada juga istilah ruralisasi di mana masyarakat kota juga akan pindah ke desa?
Perpindahan ini seringkali dilakukan oleh masyarakat kota. Mereka biasanya memilih balik kampung dengan alasan mengurangi kepadatan kota hingga mendapatkan ketenangan di desa. Nah, supaya lebih mengerti tentang perpindahan tersebut, mari sama-sama belajar di artikel ini!
Apa yang Dimaksud Ruralisasi?

Jika urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota, ruralisasi punya arti sebaliknya. Masyarakat perkotaan yang sudah lama tinggal di kota banyak juga yang memilih untuk tinggal di desa yang tenang dan tidak banyak penduduk. Inilah yang dinamakan ruralisasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah tersebut diartikan serupa, yakni perpindahan penduduk dari perkotaan ke pedesaan. Fenomena ini juga dijelaskan sebagai perpindahan penduduk perkotaan yang populasinya cenderung padat ke daerah pedesaan yang populasi penduduknya tidak begitu padat.
Alasan secara umum sebenarnya bisa dikatakan hampir sama dengan urbanisasi, yakni mendapatkan kehidupan yang berkualitas. Populasi perkotaan yang semakin membludak dan terlalu padat menyebabkan terganggunya keseimbangan yang ada di kota.
Gangguan dari ledakan penduduk ini seperti, lingkungan yang semakin kumuh, kemiskinan semakin meningkat, harga tanah yang melonjak, biaya hidup yang melejit, dan sebagainya.
Oleh karena itulah, banyak dari mereka memutuskan pulang ke desa untuk mendapatkan kehidupan yang layak, nyaman, dan tentram.
Menariknya, sebagian besar dari penduduk kota yang pindah ke desa ini dulunya juga merupakan perantau dari desa. Mereka sebelumnya sudah melakukan urbanisasi, kemudian memilih kembali lagi ke kampung halaman untuk mendapatkan kualitas hidup lebih baik untuk dirinya dan keluarga.
Lalu, adakah alasan lain dari fenomena perpindahan penduduk ini?
Alasan Mengapa Penduduk Memilih Ruralisasi ke Desa

Secara garis besar, alasan perpindahan ini karena untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan berkualitas. Namun bukan berarti tidak ada alasan lain yang semakin memperkuat tekad masyarakat kota pindah ke desa.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penduduk kota akhirnya memilih hidup di desa. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor Pendorong
Alasan yang menyebabkan penduduk kota pindah ke desa terbagi menjadi 2 faktor, yakni ada faktor pendorong dan faktor penarik (faktor yang membuat penduduk kota tertarik pindah ke desa).
Adapun faktor pendorong keputusan penduduk kota memilih ruralisasi adalah:
- Masyarakat kota mulai jenuh dengan situasi yang ada di perkotaan. Tekanan hidup besar dan persaingan yang ketat tak jarang membuat mereka stres dan ingin mencari ketenangan.
- Mahalnya biaya hidup yang membuat sebagian besar penduduk kota tidak kuat.
- Selain biaya hidup yang mahal, harga tanah dan tempat tinggal di perkotaan juga sangat melejit. Mereka kesulitan mencari lahan untuk usaha maupun tempat tinggal bersama keluarga.
- Memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih bermakna di tempat baru.
- Tidak memiliki kemampuan untuk bertahan menjalani dinamika kehidupan kota dengan segala persaingannya.
- Bagi penduduk yang dulunya perantau, alasan ingin pindah ke desa karena untuk menjalin kedekatan kembali dengan sanak keluarga.
- Ada keinginan untuk memajukan desanya selepas merantau ke kota.
2. Faktor Penarik
Sementara itu, ada faktor ketertarikan kuat yang menyebabkan penduduk kota semakin ingin tinggal di desa dan melakukan ruralisasi. Faktor penarik tersebut, antara lain:
- Penduduk kota lebih tertarik tinggal di desa karena suasananya asri, nyaman, tenang, dan jauh dari kebisingan hiruk pikuk padatnya kota.
- Penduduk kota ingin merasakan adanya interaksi yang hangat dan kekeluargaan dengan penduduk desa. Oleh karenanya memutuskan ingin tinggal di desa, karena karakter orang desa tidak individualis seperti di perkotaan.
- Biaya hidup di desa nyatanya lebih murah daripada perkotaan. Ini bukan hanya karena harga kebutuhan pokok murah, namun juga sifat orang desa yang suka memberi dan peduli membuat biaya hidup relatif sedikit.
- Masyarakat kota yang kesulitan mendapatkan lahan, memilih pindah ke desa karena harga lahan di sana masih terjangkau dan lebih murah daripada daerah kota.
- Ada kenangan masa kecil yang ingin kembali dirasakan.
Apa yang Terjadi Jika Penduduk Kota Pindah ke Desa?
Banyak masyarakat kota yang menganggap pedesaan adalah tempat yang cocok untuk menghabiskan masa tua. Udaranya yang sejuk, lingkungan asri, masyarakatnya yang ramah menjadi daya tarik utama pedesaan sebagai tempat ideal bagi masyarakat kota untuk melakukan ruralisasi.
Lalu, apakah ada dampak yang terjadi jika penduduk kota banyak yang memilih pindah ke desa?
Jawabannya tentu saja ada. Ada dampak positif dan negatif yang bisa saja terjadi apabila banyak penduduk kota pindah ke desa. Berikut dampaknya.
1. Dampak Positif
Sama seperti urbanisasi yang membawa dampak signifikan terhadap lingkungan desa dan penduduknya, ruralisasi juga membawa dampak bagi lingkungan perkotaan dan kualitas hidup penduduknya.
Di antara dampak tersebut, ada dampak positif yang akan terjadi, yakni:
- Ruralisasi bisa membantu mengurangi tingkat kepadatan penduduk perkotaan yang membludak.
- Kualitas lingkungan di perkotaan cenderung membaik karena kepadatan penduduk berkurang.
- Program pemerataan penduduk dari pemerintah bisa terlaksana.
- Berkurangnya jumlah penduduk juga berdampak pada menurunnya angka persaingan dan kesenjangan. Sehingga angka kriminalitas juga menurun.
- Penduduk kota mendapatkan ketenangan hidup yang mereka inginkan.
- Penduduk desa bisa mendapatkan apa yang sulit mereka dapatkan di kota, misalnya harga lahan dan tempat tinggal yang terjangkau.
- Bisa membuka peluang untuk membuka lapangan kerja baru bagi warga desa.
- Orang kota bisa membantu berkontribusi meningkatkan pembangunan di desa.
- Sebagai sarana transfer ilmu dan pengetahuan.
2. Dampak Negatif
Di samping dampak positif, fenomena ruralisasi juga memiliki dampak negatif yang harus dipertimbangkan, yakni:
- Masuknya budaya kota ke desa berpotensi membawa perubahan budaya, seperti cara berpakaian orang kota bisa memengaruhi budaya kesopanan yang ada di desa.
- Ruralisasi bisa menyebabkan tingkat konsumsi di kota juga semakin menurun.
- Naiknya bahan-bahan pokok yang ada di desa, meski tidak signifikan.
Contoh Ruralisasi

Perpindahan penduduk kota ke desa ini biasanya terjadi pada kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Banyak penduduknya memilih kembali ke desa atau pindah ke desa, seperti desa-desa di Provinsi Jawa Tengah (Wonosobo, Jepara, Yogyakarta, Sragen) dan Jawa Timur (Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan lain-lain).
Mereka melakukan itu karena ingin mendapatkan ketenangan dan kualitas hidup yang layak. Sementara itu, dampak dari perpindahan ini bisa sangat dirasakan saat mudik lebaran.
Ketika musim mudik tiba contohnya, banyak penduduk kota besar yang mengunjungi sanak keluarga di desa. Meski itu hanya sebentar, namun kamu bisa melihat adanya perubahan yang terjadi pada kota, daerah yang mereka tinggalkan untuk beberapa hari.
Suasana kota menjadi cukup sepi dan tidak sepadat biasanya. Ini membuat lingkungan kota menjadi nyaman dan polusi udara menjadi berkurang. Di sisi lain, konsumen-konsumen yang menjadi target pasar bagi banyak orang kota juga menjadi berkurang.
Tertarik Melakukan Ruralisasi ke Desa?
Ruralisasi merupakan perpindahan penduduk dari kota ke desa yang menawarkan berbagai pilihan untuk dipertimbangkan. Karena bagaimanapun fenomena ini tetap saja memiliki dampak positif dan negatif bagi penduduk dan wilayah itu sendiri.
Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dari pemerintah supaya perpindahan ini bisa membawa dampak baik bagi pedesaan dan perkotaan, serta pemerataan penduduk menjadi tercapai.