Apa itu Saraf Kranial? Pengertian, Fungsi, dan Gangguannya

Saraf menjadi salah satu penyusun tubuh yang memiliki peranan penting dalam aktivitas motorik dan saraf kranial merupakan salah satu jenis dari sistem saraf dalam tubuh.

Apa itu saraf kranial? Apa saja bagian dan fungsi dari saraf tersebut? Gangguan apakah yang mungkin terjadi pada saraf yang satu ini? Simak penjelasannya pada artikel berikut ini.

Apa itu Saraf Kranial?

Saraf ini merupakan 12 saraf yang terlihat pada bagian bawah otak. Sistem saraf ini terhubung mulai dari otak, otot, organ indera, kelenjar, hingga ke organ tubuh yang berada di bagian kepala, leher, dan dada tanpa melalui sumsum tulang belakang.

Dengan begitu, terdapat kemungkinan adanya penyampaian sinyal listrik berupa informasi motorik dan sensorik secara langsung menuju ke bagian tubuh. 

Fungsi motorik berhubungan dengan penyampaian informasi dari otak menuju organ indera, otot, dan kelenjar yang berperan dalam pengendalian gerakan tubuh. Sementara itu, fungsi sensorik berhubungan dengan tersampainya informasi dari otak menuju mata, hidung, mulut, telinga, dan indera peraba. 

Saraf sensorik inilah yang membuat Anda dapat merasakan suatu rangsangan dari luar mulai dari melihat, mencium, merasakan makanan, mencium, dan peka terhadap sentuhan. 

Selain itu, saraf kranial juga memiliki peranan dalam melakukan kontrol terhadap organ lain seperti paru-paru dan jantung.

Fungsi Saraf Kranial

Saraf ini memiliki masing-masing fungsi yang berperan penting bagi sistem saraf dalam tubuh, yakni:

1. Saraf Olfaktori (I)

Saraf olfaktori merupakan jenis saraf yang berasal dari cerebrum dan memiliki fungsi sensorik utamanya untuk penciuman. Dalam menjalankan fungsinya, mekanisme pembauan terjadi ketika adanya penyampaian informasi sensorik dari saraf olfaktori ke bulbus olfaktorius.

Kemudian informasi tersebut dilanjutkan menuju ke limbik dan berakhir dengan adanya pembauan. Hal ini berarti saraf kranial pertama berhubungan dengan organ indera utamanya hidung.

2. Saraf Optik (II)

Berikutnya terdapat saraf optik yang juga berhubungan dengan organ indera dan berfungsi dalam pengiriman informasi sensorik. Sesuai dengan namanya, saraf ini berhubungan dengan mata untuk melakukan penyampaian informasi yang hasil akhirnya merupakan kemampuan melihat.

Proses penglihatan ini terjadi saat adanya informasi dari luar lalu diterima oleh bagian retina mata kemudian dikirimkan menuju ke otak. Pengiriman informasi ini ditujukan pada korteks serebral yang memiliki fungsi penglihatan sehingga mata bisa menjalankan fungsinya.

3. Saraf Okulomotor (III)

Berikutnya, saraf ini memiliki fungsi motorik namun berkaitan dengan mata. Saraf okulomotor berperan dalam menggerakkan mata sehingga mata dapat berkedip, mengubah kefokusan pada suatu objek, dan dapat mengontrol respons pupil terhadap cahaya yang masuk pada mata.

Untuk menjalankan fungsinya, saraf ini berasal atau muncul dari depan otak tengah. Tentunya saraf okulomotor dapat bergerak hingga ke bagian rongga mata.

4. Saraf Troklear (IV)

Saraf kranial selanjutnya adalah saraf troklear yang muncul dari belakang otak tengah dan memiliki pergerakan hingga ke rongga mata terutama pada bagian mata yang mampu menstimulasi otot oblikus superior. Dengan begitu, saraf ini masih terhubung dengan fungsi motorik pada mata.

Namun, fokusnya adalah pada kontrol otot oblikus superior. Otot ini berfungsi untuk menggerakkan mata mengarah ke bawah, luar, dan dalam.

5. Saraf Trigeminal (V)

Saraf ini terbagi menjadi 3 yakni oftalmika, maksila, dan mandibula. Adanya pembagian ini karena saraf tersebut merupakan saraf kranial terbesar. Berikut fungsi dari trigeminal:

  1. Oftalmik berfungsi dalam pengiriman informasi sensorik yang asalnya dari kepala, dahi, dan bagian kelopak mata.
  2. Maksila berfungsi dalam pengiriman informasi sensorik dari bagian rongga hidung, kelopak mata bawah, pipi, serta bibir bagian atas.
  3. Mandibula berperan untuk mengirimkan sinyal sensorik serta motorik yang asalnya dari dagu, lidah bagian bawah, dan rahang.

6. Saraf Abdusen (VI)

Berikutnya adalah saraf abdusen yang muncul dari batang otak yakni bagian pons. Saraf ini memiliki pergerakan menuju ke otot rektus lateral yang terdapat pada rongga mata.

Adanya pergerakan tersebut, saraf abdusen memiliki fungsi motorik yang juga bekerja pada bagian mata. Saraf ini memiliki mekanisme kerja yakni melakukan pengontrolan otot rektus lateral yang memiliki fungsi untuk menggerakkan mata ke luar, misalnya membantu mata untuk melihat ke arah samping.

7. Saraf Fasialis (VII)

Saraf fasialis merupakan saraf kranial yang berasal dari pons yang terdapat pada bagian batang otak. Pada bagian tersebut terdapat akar saraf sensorik dan motorik dengan beberapa fungsi, antara lain:

  1. Melakukan pengiriman informasi sensorik yang berasal dari lidah untuk merasakan rasa makanan atau minuman.
  2. Melakukan penyampaian informasi motorik yang berfungsi untuk mengendalikan pergerakan otot ekspresi wajah.
  3. Melakukan stimulasi pada kelenjar untuk menghasilkan saliva atau air liur dan pengeluaran air mata.

8. Saraf Vestibulocochlear (VIII)

Selanjutnya, terdapat saraf vestibulocochlear yang memiliki fungsi sensorik pada area pendengaran dan keseimbangan tubuh. Pada saraf ini terdapat dua bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda, yakni:

  1. Bagian vestibular berfungsi dalam proses pengumpulan informasi pada telinga bagian dalam dan berkaitan dengan keseimbangan.
  2. Bagian koklea memiliki fungsi yang berhubungan dengan sinyal pendengaran pada telinga, suara, dan melakukan deteksi getaran volume dan nada suara.

9. Saraf Glosofaringeal (IX)

Saraf glosofaringeal berasal dari medulla oblongata yang menjalar pada bagian leher serta tenggorokan. Dengan begitu, saraf kranial yang satu ini berperan dalam pengaturan kemampuan merasakan serta menelan.

Fungsi lainnya yakni melakukan pengiriman informasi sensorik yang berasal dari bagian telinga luar dan rongga telinga tengah, bagian belakang lidah, dan belakang tenggorokan. Terdapat pula peranan motorik dari saraf ini yakni untuk mengirimkan sinyal dari pergerakan otot dan dua kelenjar ludah. 

10. Saraf Vagus (X)

Saraf vagus merupakan saraf terpanjang dari jenis saraf lainnya. Saraf ini menjalar dari bagian otak menuju ke lidah, tenggorokan, jantung, hingga ke sistem pencernaan. Tidak hanya itu, saraf vagus juga memiliki sistem percabangan yang memiliki peranan dalam otonom, sensorik, dan motorik.

11. Saraf Aksesori (XI)

Saraf kranial yang ke-11 ini memiliki fungsi pergerakan pada bagian otot serta pergerakan kepala, leher, dan bahu. Saraf ini juga berfungsi dalam menstimulasi otot laring dan faring yang memiliki peranan dalam fungsi menelan.

12. Saraf Hipoglosus (XII)

Saraf yang terakhir adalah hipoglosus yang muncul dari medulla oblongata dan menjalar hingga bagian rahang dan lidah. Saraf ini memiliki peranan motorik dalam menggerakkan lidah.

Gangguan pada Saraf Kranial

Sistem saraf merupakan suatu sistem dalam tubuh yang tergolong rumit. Apalagi tidak hanya terdapat satu saraf yang bekerja dalam tubuh manusia tetapi hampir terdapat milyaran saraf yang membantu tubuh untuk melakukan fungsi motorik dan sensorik.

Oleh karena itu, adanya gangguan pada sistem saraf dapat mengakibatkan kefatalan bagi kesehatan tubuh. Gangguan yang mungkin terjadi pada saraf kranial yakni berkaitan dengan saraf optik yang mengakibatkan kebutaan.

Terdapat beberapa penyebab dari gangguan saraf yakni akibat penyakit stroke, infeksi pada otak, cedera kepala traumatis, tumor otak, diabetes, hipertensi, dan beberapa penyakit degeneratif lainnya. 

Maka dari itu, tidak heran saat seseorang terserang penyakit tertentu, tim medis akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan saraf untuk mencegah terjadinya kerusakan pada sistem tersebut atau melakukan penanganan secara cepat apabila telah terdapat gangguan pada sistem saraf.

Sudahkah Anda Memahami tentang Saraf Kranial?

Dari uraian tersebut, sudahkah Anda memahami jenis dan fungsi dari masing-masing saraf kranial? Pernahkah Anda mengalami gangguan pada sistem saraf tersebut? Untuk menghindari adanya hal tersebut, mari jaga kesehatan mulai dari sekarang!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page