Satir: Pengertian, Jenis Fungsi, dan Contohnya

Satir atau satire adalah ungkapan yang dipakai untuk menyatakan sindiran terhadap keadaan maupun seseorang. Anda penasaran mengenai apa itu satir yang sebenarnya? Serta, apa saja fungsi dari ungkapan ini? Mari simak selengkapnya dalam artikel berikut!

Apa itu Satir?

Satir adalah sebuah bentuk komedi yang dikemas dengan kebijaksanaan dan kebodohan, di mana tampilannya akan berisi lelucon. Istilah ini juga sudah ada pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Menjadi salah satu gaya bahasa, satire hampir mirip dengan personifikasi, simile, metafora, dan sejenisnya. Selain itu, satire juga memiliki tampilan yang serupa dengan ironi dan sarkas. Ini karena satire berguna sebagai majas untuk menyindir atau mengolok-olok.

Berasal dari kata Satur (penuh), membuat istilah ini memiliki lanjutan frasa sebagai Lanx Satura. Frasa tersebut berarti “bermacam-macam atau campuran”. Menurut harfiahnya, Lanx Satura menjadi hidangan pelengkap berupa jenis-jenis buah.

Secara umum, satire memiliki peran sebagai sarana untuk menyampaikan komentar atau kritik sosial melalui humor, ironi, dan metode lainnya. Namun, istilah ini akan berguna jika pembaca atau pendengarnya mengetahui latar belakang objek olokannya.

Jika tidak mengetahui dan memahaminya, maka pencipta satire akan sia-sia melakukannya. Bisa dikatakan bahwa satir akan bekerja jika pembaca memiliki kesadaran terhadap pembahasan isu-isu. Sehingga, pembaca akan lebih memberikan empati dan refleksi memahami satire tersebut.

Jenis-jenis Satir

Setelah mengetahui apa itu satir, Anda juga sebaiknya memahami jenisnya. Istilah ini terbagi menjadi dua jenis, yakni Direct Satire dan Indirect Satire

Pada satire langsung, pengungkapan sindiran akan berjalan dengan langsung dihadapan sesuatu atau seseorang yang berkaitan. Berbeda dengan satire tidak langsung, di mana sindiran bekerja secara tersirat. Adapun beberapa teknik satir yang bisa Anda pakai, antara lain sebagai berikut:

  • Satire Dialog

Ketika menyampaikan satir ini, Anda harus melakukan dialog. Sehingga, lawan bicara akan mendukung teknik satire yang sudah terbentuk.

  • Satire Monolog

Pada teknik ini, penyampaian harus dilakukan dengan cara storytelling. Pelaku satire harus bercerita sendiri di hadapan banyak orang yang berperan sebagai audiens.

  • Satire Non-monolog

Agar satire berhasil, maka pembicara harus melakukannya dengan ekspresi dan gesture tubuh. Sehingga, pesan yang disampaikan akan mudah audiens mengerti.

Fungsi-fungsinya

Setelah mengetahui penjelasan tentang apa itu satir, maka Anda juga harus mengetahui fungsi-fungsinya. Sehingga, Anda bisa menggunakannya secara benar. Nah, berikut ini beberapa fungsinya:

  • Sebagai sarana untuk mengkritik atau menyindir sosial, sehingga perubahan lebih baik bisa terjadi.
  • Berfungsi sebagai hiburan. Karena ungkapannya yang terkesan lucu, sehingga menjadikannya sebagai humor dan membuat orang-orang tertawa.
  • Alat untuk mengekspor kesalahan seseorang, instansi, atau organisasi tertentu.
  • Alternatif untuk memperhalus bahasa kritik. Jadi, orang-orang akan lebih mudah untuk memahami kritik.

Unsur-unsur

Setelah mengetahui fungsinya, lantas apa itu unsur satir? Adapun unsur-unsur dari istilah ini yang bisa Anda ketahui adalah sebagai berikut:

1. Parodi

Parodi adalah sebuah karya sastra yang meniru gaya, kejadian, maupun bentuk tertentu. Aktivitas ini akan berlangsung secara konyol, sehingga orang-orang akan mudah tertawa.

2. Humor

Berfungsi sebagai perangsang gejala mental seseorang agar tertawa, humor dapat memberikan rasa senang, tawa bahagia, dan sejenisnya. Inilah mengapa satire harus memiliki unsur humor, agar pembaca atau pendengarnya lebih ekspresif. 

3. Ironi

Ironi adalah teknik sastra berupa situasi atau wacana untuk menentukan kejanggalan dari ungkapan dan kejadian. Secara harfiah, ironi akan tersirat maknanya.

4. Alegori

Memiliki arti narasi, alegori dibutuhkan dalam pembuatan paragraf. Ketika menggunakan alegori, paragraf akan lebih persuasif dan menarik. Paragraf tersebut dapat berguna sebagai ajaran moral.

Karakteristik dan Sifat

Agar dapat memahami apa itu satir lebih dalam, tentu Anda harus tahu karakteristiknya. Ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang istilah tersebut. Berikut ini beberapa karakteristiknya:

1. Ada Kritik

Satire harus mengandung kritik, sehingga sindiran dapat memiliki nyawa dan terkesan nyata. Sebagai contoh, kritikan tentang perilaku buruk, sikap seseorang, kebodohan, dan lain sebagainya. Kritik bertujuan untuk memberikan arahan ke perubahan sosial yang lebih baik.

2. Bersifat Implisit

Implisit berarti tidak terang-terangan atau secara jelas. Sehingga, target kritikan dapat menebak dirinya dalam satire dengan cara absurd. Satire ini terkesan berlebihan atau bisa juga keluar konteks. 

3. Memiliki Sifat Ironis

Merujuk pada unsurnya, satire akan memiliki sifat yang ironis. Mengapa demikian? Hal tersebut karena istilah ini sering digunakan dalam ironi yang berbentuk humor. Ini berfungsi untuk menyampaikan kritikan masalah atau perilaku dengan tersusun.

Tips Membuat Satir dengan Benar

Satire akan bekerja, jika pelakunya memiliki latar belakang pengetahuan yang cocok seperti pembacanya. Nah, jika ingin membuat satire, lakukanlah beberapa tips berikut ini:

1. Menciptakan Kesadaran

Apa itu tujuan utama satir dalam sastra? Tujuannya adalah untuk menyampaikan komentar atau kritik sosial. Jadi, ada kemungkinan penulis satire bisa menciptakan kesadaran terhadap masalah dan kesenjangan masyarakat.

Satire sendiri dapat menarik perhatian, karena terdapatnya isu-isu sosial yang membuat pembaca sadar. Sehingga, pembaca bisa mempertimbangkan dan memahaminya lebih dalam.

Melalui kesadaran tersebut, pembaca dapat bertindak untuk mengkritik dan memperbaiki isu-isu sosial yang sedang berlangsung. Ini membentuk pola pikir yang lebih maju.

2. Membangun Empati dan Refleksi

Ada banyak penulis atau penutur yang menggap satire sebagai karya sastra yang dapat memberikan cermin metaforis kepada penikmatnya. Jadi, yang mengetahuinya akan lebih paham dan tertarik.

Sehingga, pembaca akan mengalami empati kepada penutur yang karya sastranya kurang beruntung. Ini menyebabkan kesempatan untuk melakukan refleksi diri terhadap perilaku atau sudut pandang pembaca.

Contoh Satir

Jika tertarik dengan gaya bahasa sastra ini, maka memahami apa itu satir saja tidak cukup. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda melihat contoh-contohnya seperti berikut:

  • Kamu menulis dengan bagus, sampai saya tidak bisa membacanya.
  • Filmnya seru sekali, sampai membuatku tertidur!
  • Kamu lupa membawa jam tangan? Bagaimana bisa kamu bermain hingga lupa waktu?!
  • Kamu habis minum apa? Kok jadi bijak sekali bicaramu itu.

Waktu yang Tepat Menggunakan Satir

Secara umum, istilah ini lazim digunakan dalam waktu tertentu. Anda bisa memakai satire dalam beberapa tempat berikut ini:

  • Kartun Politik: Biasanya, kartun politik akan memiliki tema sindiran yang menggigit politik. Isinya juga melebih-lebihkan tindakan pejabat yang diberitakan. Ini dapat memberikan penggambaran situasi dan komentar yang lebih tajam.
  • Komedi: Banyak yang menggunakan satire menjadi pertunjukan hiburan, seperti stand up comedy. Di situasi ini, biasanya pelakon akan memberikan penampilan komedi yang memiliki bumbu sindiran. Selain mengocok perut, komedi ini juga mampu memberikan kritikan pedas terhadap objek.

Sudah Memahami Apa itu Satir?

Itulah ulasan mengenai pengertian, fungsi, hingga contoh satir. Kegiatan ini cocok dilakukan untuk seseorang yang berani dan kurang puas dengan kinerja pejabat. Nah, melihat dari berbagai cangkupannya, apakah Anda tertarik untuk mencobanya?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page