Tahukah kamu tentang sejarah agama tertua di dunia? Pada dasarnya, manusia sudah mengenal agama semenjak lama, karena aspek tersebut merupakan salah satu unsur yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Mari mengenal delapan agama paling tua di dunia lewat penjelasan kali ini, yuk!
Daftar ISI
- Mengenal Lebih Dekat Tentang Agama
- 8 Sejarah Agama Tertua di Dunia
- 1. Hindu (Abad ke-15 hingga ke-5 SM)
- 2. Zoroastrianisme (Abad ke-10 hingga ke-5 SM)
- 3. Yudaisme/Yahudi (Abad ke-9 hingga ke-5 SM)
- 4. Jainisme (Abad ke-8 hingga ke-2 SM)
- 5. Konfusianisme/Kong Hu Chu (Abad ke-6 hingga ke-5 SM)
- 6. Buddha (Abad ke-6 hingga ke-5 SM)
- 7. Taoisme (Abad ke-6 hingga ke-4 SM)
- 8. Shintoisme (Abad ke-3 SM hingga ke-8 M)
- Apa yang Dapat Kamu Tinjau dari Sejarah Agama Tertua di Dunia?
Mengenal Lebih Dekat Tentang Agama
Sebelum kita melihat sejarah agama tertua di dunia, ada baiknya kita mendalami dahulu apa itu agama. Secara garis besar, agama merupakan suatu bentuk hubungan manusia dengan entitas yang dianggap suci, kudus, dan agung.
Hubungan antara manusia dan entitas agung ini, manusia praktikkan melalui ritual dan kegiatan penyembahan, penulisan kitab suci, hingga perilaku serta moral dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun agama-agama memiliki perbedaan konsep, agama memiliki beberapa kesamaan karakteristik. Mari kita lihat kesamaan karakteristik berikut ini.
- Memiliki sosok entitas Agung yang disembah atau dipuja. Selain itu, terdapat unsur-unsur yang bersifat suci dan sakral.
- Mempunyai pedoman atau kitab suci sebagai pedoman hidup manusia.
- Menjelaskan konsep kepercayaan, mulai dari Tuhan, manusia, hingga konsep kematian. Setiap agama juga mempunyai kisah atau mitos yang menjelaskan konsep kepercayaan mereka.
- Memiliki komunitas atau pengikut yang memiliki kepercayaan yang sama.
- Mempunyai ritual atau tata cara beribadah kepada Tuhan/Dewa mereka.
- Menjelaskan konsep moral dan etik, maksudnya,agama berperan dalam mendeskripsikan mana yang salah, mana yang benar.
- Setiap pengikut berkemungkinan mengalami “pengalaman emosional” atau merasa terilhami ketika mengikuti suatu agama tertentu.
- Agama juga memiliki material yang mendeskripsikan agama mereka, seperti simbol, lukisan, buku, hingga bangunan.
Dalam perkembangan peradaban manusia, agama dapat memberikan manusia pandangan dunia (worldview). Pandangan dunia adalah cara pandang dan filosofi untuk menjalani kehidupan sesuai aturan, moral, dan etik yang dipercaya. Oleh karena itu, agama bisa menjadi cara suatu pengikut menjalankan kehidupannya.
8 Sejarah Agama Tertua di Dunia
Perkembangan agama sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Bahkan ada agama tertua yang masih eksis hingga saat ini. Agama apa sajakah itu? Yuk, lihat 8 agama-agama tertua di dunia.
1. Hindu (Abad ke-15 hingga ke-5 SM)
Sejarah agama tertua di dunia yang pertama adalah agama Hindu. Hindu merupakan agama tertua di dunia yang dipercaya sudah ada sejak lebih dari 4.000 tahun yang lalu.
Agama ini tidak mempunyai pendiri yang pasti maupun sistem kepercayaan yang terorganisir. Pasalnya, agama ini merupakan kumpulan dari beberapa budaya.
Menurut sejarahnya, agama Hindu lahir dari perpaduan dua kebudayaan, yaitu arya dan dravida. Sekitar 1500 tahun Sebelum Masehi, bangsa Arya bermigrasi ke Lembah Sungai Indus. Di sana, suku ini bertemu dengan penduduk setempat dan menggabungkan bahasa, budaya, serta kepercayaan mereka.
Umat Hindu percaya akan banyak dewa seperti Siwa, Wisnu, Brahma, dan Saraswati. Kondisi tersebut membuat agama Hindu termasuk agama politeisme, yaitu mempercayai lebih dari satu Tuhan.
Kepercayaan Hindu mempercayai akan empat tujuan hidup tiap manusia. Tujuan tersebut meliputi:
- Dharma: menjalankan kehidupan dengan kebajikan.
- Kama: memberikan kesenangan pada indera.
- Artha: mencapai kesuksesan dan kekayaan dengan cara kebaikan.
- Moksha: melepaskan jiwa dari reinkarnasi.
2. Zoroastrianisme (Abad ke-10 hingga ke-5 SM)
Sejarah agama tertua di dunia berikutnya adalah agama zoroastrianisme. Agama ini merupakan agama dari Persia kuno (sekarang kita mengenalnya sebagai Iran). Agama kuno dibawakan oleh seorang Nabi Zarathustra atau juga bernama Zoroaster. Meskipun begitu, tidak banyak informasi mengenai nabi ini.
Kepercayaan ini mirip dengan agama Abrahamik yaitu menyembah pada satu Tuhan. Tuhan yang mereka sembah adalah Ahura Mazda yang berarti Tuhan yang bijaksana.
Selain itu, Zoroastrianisme juga memiliki Tuhan yang menjadi sifat oposisi dari Ahura Mazda. Entitas tersebut adalah Angra Mainyu atau “roh perusak”. Entitas ini merupakan wujud kerusakan yang bersemayam di Neraka. Berbeda dengan Ahura Mazda yang merupakan wujud kebajikan yang berada di surga.
Umat Zoroastrian sekarang berkisar 100.000 hingga 200.000 pengikut. Pengikut Zoroastrian terbanyak terdapat di negara Iran dan India. Selain kedua negara ini, umat Zoroastrianisme banyak ditemui di Amerika Serikat, Inggris, Tajikistan, Pakistan, hingga Selandia Baru.
3. Yudaisme/Yahudi (Abad ke-9 hingga ke-5 SM)
Yahudi atau Yudaisme merupakan agama tertua dari kelompok agama Abrahamik, termasuk Kristen dan Islam. Sejarah agama tertua di dunia yang satu ini menyebutkan bahwa Nabi Musa yang mengajarkan agama ini kepada Bani Israel melalui kitab suci Taurat.
Inti kepercayaan agama Yudaisme adalah mempercayai Tuhan Yang Maha Esa merupakan penyelamat Bani Israel dari penindasan. Tuhan juga menurunkan Undang-Undang Tuhan atau Torah kepada mereka yang memilih di jalan Tuhan.
Tempat beribadahnya orang Yahudi bernama sinagoga atau kanisah. Sementara itu, rabbi adalah sebutan untuk seorang ahli atau pakar keagamaan dalam agama Yahudi.
4. Jainisme (Abad ke-8 hingga ke-2 SM)
Jainisme merupakan agama tertua keempat. Agama ini merupakan agama yang banyak mempengaruhi agama budha dan konghucu. Praktik Jainisme adalah mencapai pencerahan dengan aksi-aksi non-kekerasan atau sesuatu yang tidak melukai makhluk lain, termasuk hewan dan tanaman.
Sama seperti Hindu dan Budha, Jainisme juga mempercayai reinkarnasi. Penganut kepercayaan ini juga percaya bahwa karma akan yang menentukan siklus reinkarnasi. Oleh sebab itu, umat Jainisme harus membebaskan diri dari siklus reinkarnasi.
Praktik agama Jainisme disebut ahimsa yang merupakan aktivitas non-kekerasan yang cukup ketat. Para penganutnya percaya bahwa setiap benda dan makhluk memiliki jiwa termasuk udara dan air. Tidak heran, jika pengikutnya banyak yang menjadi vegetarian.
Sejarah agama tertua di dunia ini menyebutkan bahwa penganut kepercayaan ini juga mempercayai Tirthankara sebagai pemimpin mereka. Tirthankara adalah seseorang yang telah melepaskan diri dari siklus reinkarnasi.
Hanya ada 24 Tirthankara dalam kepercayaan Jainisme dan Tirthankara yang terakhir lahir pada tahun 599 SM.
Umat Jainisme sekarang banyak tersebar di daerah India dan jumlahnya mencapai 4 juta pengikut.
5. Konfusianisme/Kong Hu Chu (Abad ke-6 hingga ke-5 SM)
Selanjutnya, kita akan melihat konfusianisme atau konghucu sebagai salah satu agama tertua. Sejarah agama tertua di dunia konghucu menyebut jika agama ini dibawakan oleh filsuf asal China, Confucius. Uniknya, beliau tidak mengklaim sebagai pendiri sebuah agama, tetapi menghidupkan ajaran dari tradisi terdahulu.
Ajaran-ajaran agama Konghucu lebih bersifat pragmatis, seperti tata krama, sopan santun, cinta, hingga filsafat. Tidak mengherankan bila Konghucu lebih dikenal sebagai pedoman hidup daripada sebuah agama. Meskipun begitu, perdebatan tentang apakah konghucu agama atau bukan tetap ada.
Terlepas dari perdebatan yang ada, agama konfusianisme adalah agama yang paling berpengaruh dalam sejarah China. Agama ini pernah menjadi ideologi negara pada Dinasti Han (141–87 SM). Selain itu, agama ini juga pernah mengalami asimilasi dengan agama Budha dan Taoisme pada Dinasti Song (960–1279 M).
6. Buddha (Abad ke-6 hingga ke-5 SM)
Buddha adalah salah satu agama tertua berikutnya. Menurut sejarah agama tertua di dunia, agama ini didirikan oleh Siddharta Gautama—atau Sang Buddha. Sama seperti agama Konghucu, agama ini bukanlah agama yang menyembah suatu Entitas Agung. Jadi, Buddha lebih dianggap sebagai pedoman hidup.
Konsep dari agama Budha adalah mencapai kebijakan dan kedamaian batin. Buddha juga mempercayai dharma sebagai kunci kehidupan manusia. Manusia hendaknya melepaskan diri dari reinkarnasi dengan mengamalkan dharma (kebajikan).
Dharma adalah ajaran buddha yang menekankan pada kebajikan, kesabaran, kebijaksanaan, dan welas asih. Dalam budha terdapat beberapa larangan untuk para penganutnya, antara lain:
- membunuh makhluk lain,
- melakukan kekerasan seksual,
- mengambil sesuatu yang bukan haknya,
- berbohong,
- mengonsumsi alkohol dan narkoba.
7. Taoisme (Abad ke-6 hingga ke-4 SM)
Sejarah agama tertua di dunia selanjutnya adalah Taoisme. Filsuf Lao Tzu adalah orang yang berpengaruh dalam perkembangan Taoisme. Dalam bukunya, Tao Te Ching, menyebutkan bahwa eksistensi makhluk hidup harus dalam keharmonisan di dalam Tao—alam semesta.
Konsep utama dari Taoisme adalah menyeimbangkan keharmonisan sebuah unsur. Keseimbangan ini kita kenal sebagai Yin dan Yang. Ide dari Yin Yang ini menunjukan bahwa semua hal memiliki hubungan timbal-balik dan tidak ada yang bisa bergerak dengan sendirinya.
Selain Yin dan Yang, Taoisme juga mengenal energi Chi atau Qi sebagai energi yang memandu setiap benda di semesta ini. Akan tetapi, penganut Taoisme tidak menyembah energi ini sebagai dewa mereka.
Agama Taoisme menjadi cukup populer saat kekaisaran China pada abad ke-8 M, tepatnya pada era Dinasti Tang. Agama ini pun berkembang beriringan dengan Budha dan Konghucu. Akan tetapi, semenjak komunisme memasuki China pada 1949, praktik agama dilarang oleh negara dan pengikutnya pun kian menurun.
8. Shintoisme (Abad ke-3 SM hingga ke-8 M)
Shinto merupakan kepercayaan langsung dari animisme kuno dari Jepang. Tidak banyak yang bisa diketahui mengenai asal sejarah agama tertua di dunia yang satu ini. Namun, agama ini diperkirakan telah muncul sejak Periode Yayoi yaitu sekitar 300 SM hingga 800 M.
Kepercayaan shinto mempercayai adanya Dewa atau Kami yang merupakan perwujudan dari fenomena atau objek alam. Sementara itu, penganut Shinto juga mempercayai adanya makhluk gaib lain yang mampu mengganggu dan merasuki manusia.
Meskipun demikian, agama shinto mengalami banyak perubahan setelah agama Buddha masuk ke daratan Jepang. Keberadaan kedua agama ini di Jepang menimbulkan simbiosis yang sama-sama saling melengkapi.
Hasilnya, pada Periode Heian (794—1185 M), baik Shinto dan Buddha seolah menjadi satu kesatuan agama. Pada kuil-kuil Shinto, akan banyak ditemui figur-figur Buddha dan bahkan dipelihara oleh pendeta Buddha.
Baca Juga: 15+ Daftar Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia Terpopuler
Apa yang Dapat Kamu Tinjau dari Sejarah Agama Tertua di Dunia?
Melihat sejarahnya, kamu bisa melihat bahwa pada dasarnya, manusia dan agama tidak terpisahkan dalam kehidupan semenjak awal. Dalam memahami perkembangan sejarah agama tertua di dunia, kamu juga bisa menilai bahwa peradaban manusia sangatlah kompleks.
Di samping itu, keberadaan agama ternyata turut berperan dalam dinamika keberagaman, budaya, juga perkembangan dari setiap etnis manusia.