Sejarah Pendiri Kerajaan Aceh dan 5 Contoh Peninggalannya

Sejarah pendiri Kerajaan Aceh membuat orang penasaran. Kerajaan Aceh berdiri pada 1541 M. Kerajaan Islam ini terletak di sebelah utara Sumatera dan beribukota Banda Aceh. Rajanya bergelar sultan yang bernama Sultan Ali Mughayat Syah. 

Kamu mungkin penasaran seperti apa sejarah dari Sultan Ali Mughayat Syah dan bagaimana Aceh bisa membentuk sebuah Kerajaan islam. Tenang saja, kamu akan mendapatkan penjelasan lengkapnya dengan menyimak pemaparan demi pemaparan berikut ini!

Sejarah Pendiri Kerajaan Aceh, Sultan Ali Mughayat

Sebelum Kerajaan Aceh berdiri, terdapat sebuah kerajaan bernama Indra Purba. Terletak di Kabupaten Aceh Besar atau berpusat di kota Lam Reh. 

Setelah beberapa tahun berdiri kerajaan ini mengalami gejolak karena serangan dari tentara Cina pada tahun 1059-1069 M. Namun, kekuatan kerajaan Indra Purba membuat mereka tetap kokoh saat menghadapi musuh.

Saat proses peperangan berlangsung, kerajaan Indra Purba menjalin kerja sama dengan pemimpin Kerajaan Perlak. Tak tanggung-tanggung, kerajaan Perlak bahkan mengirimkan 300 pasukan untuk memperkuat perlawanan serta pertahanan dari Indra Purba. 

Pasukan tersebut memiliki pemimpin bernama Meurah Johan yang terkenal amat kuat dan usianya juga masih muda. Setelah mengalami masa pertempuran yang tidak singkat dan kerajaan Indra Purba berhasil mengalahkan Cina, terjadilah pernikahan agung.

Sebagai bentuk ucapan terima kasih pemimpin kerajaan Indra Purba kepada sekutunya, pemimpin kerajaan Perlak, terjadilah keputusan menikahkan Meurah Johan dengan putri tercintanya. Inilah yang melatarbelakangi sejarah pendiri kerajaan Aceh.

Pernikahan keduanya pun berlangsung meriah dan bahagia. Kerajaan Indra Purba juga semakin berkembang pesat tiap harinya. Sampai kabar duka datang dari sang raja, yakni mertua Meurah Johan yang wafat. 

Akhirnya tahta beralih ke tangan sang menantu, Meurah Johan yang kemudian membuat kerajaan berganti nama dengan Kerajaan Bandar Darussalam. Hasil pernikahan keduanya membawa beberapa keturunan. 

Salah satunya adalah Ali Mughayat Syah yang kemudian tumbuh mengesankan sampai beliau diangkat menjadi Sultan Aceh. 

Tentu pemilihan beliau bukan terjadi tanpa alasan. Sultan Ali Mughayat Shah mampu menyatukan berbagai kerajaan kecil yang ada di Aceh sampai semuanya sepakat untuk menjadikan Kerajaan Aceh satu-satunya.

Sejarah pendiri kerajaan Aceh ini juga gencar dalam melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis di Malaka. Sehingga, membuat dasar politik luar negeri milik Kerajaan Aceh, dan juga membentuk angkatan darat serta laut. Prestasi tersebut tentu bukan suatu pencapaian yang dinilai sederhana. 

Pada masa Sultan Mughayat lah nama Kerajaan Darussalam berganti menjadi Kerajaan Aceh. 

Kepemimpinan beliau telah menjadikan Aceh sebagai kerajaan islam yang kuat, damai, dan membawa manfaat yang besar kepada rakyat. Hingga akhirnya beliau harus mengakhiri masa kepemimpinan karena wafat pada tanggal 17 Agustus 1530.

Puncak Kejayaan Kerajaan Aceh

Dikutip dari buku yang berjudul Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda yang ditulis oleh Denys Lombard, tercatat masa kejayaan kerajaan ini terjadi saat kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Beliau adalah putra dari Sultan Ali Mughayat Shah yang tidak heran apabila mampu mewarisi jiwa kepemimpinan sang ayah.

Wafatnya sejarah pendiri kerajaan Aceh membuat Sultan Iskandar Muda harus memegang tongkat estafet kepemimpinan dan menjadikan kerajaan Aceh semakin jaya. 

Hal itu dapat terbukti karena kecerdasannya mampu mendatangkan banyak kerja sama dengan pihak asing seperti Inggris, Belanda, hingga Portugis.

Dari segi ekspansi wilayah pun, kepemimpinan Sultan Iskandar Muda menuai kesuksesan. Beliau berhasil memperluas sayap sampai ke Perak, Kedah, Johor, Melaka, Patani, Kedah, sampai menduduki sebagian besar wilayah Sumatera.

Selain itu, kiprah beliau dalam membuat kemajuan untuk masyarakat Islam sampai membuat Aceh mendapatkan julukan Serambi Mekah. Kondisi ini tentunya menjadi sebuah prestasi yang sangat cemerlang karena menghasilkan berbagai peninggalan yang khas.

Struktur Kerajaan Aceh

Pada masa kejayaannya, Aceh kemudian membentuk sistem politik yang rapi dan sistematis agar tidak ada yang bisa mengganggu kekuasaan mereka. Pembentukan struktur kekuasaan yang menjadi otoritas kerajaan pun tersusun secara matang. Berikut strukturnya, yaitu:

1. Kekuasaan Aceh Berbentuk Kerajaan

Bentuk kerajaan menjadi satu hal yang ditetapkan secara permanen oleh pihak pemimpin agar tidak menimbulkan kebingungan di tengah-tengah masyarakat.

Aceh mendeklarasikan dirinya berbentuk kerajaan, sehingga pemimpin yang ada dinamai Sultan. 

Pengangkatan Sultan tersebut juga berlaku secara turun-temurun meskipun bisa saja ada kondisi khusus yang mampu mengubahnya. Asalkan syarat-syarat yang ada tetap mampu terpenuhi.

2. Rincian Struktur Pemerintahan

Sebutan lengkap kerajaan Aceh adalah Aceh Darussalam dan ibukotanya berada di Banda Aceh. 

Untuk struktur pemerintahannya, terdiri atas pemerintah pusat atau kerajaan, pemerintah daerah, dan pemerintah desa. Bahkan, ada juga struktur yang mendapat nama daerah federasi atau Sangoe.

3. Kepala Negara Bergelar Sultan Imam Adil

Gelar Sultan Imam Adil menunjukkan bahwa orang tersebut menjadi tokoh nomor satu dalam kerajaan. 

Dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin kerajaan, sultan mendapatkan bantuan dari sekretaris kerajaan yang bergelar Rama Seutia Keureukon Katibul Muluk atau pejabat yang mengurus urusan kesekretariatan negara.

Faktor Runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam

Wafatnya Sultan Iskandar Muda pada tahun 1636 membuat kerajaan ini perlahan menunjukkan kemunduran. 

Pewaris tahta kurang mampu mempertahankan kerajaan, sehingga semakin banyak wilayah kekuasaan yang dikuasai oleh pihak asing. Hal ini karena bangsa barat ingin menduduki dan mengambil penuh kerajaan Aceh.

Hingga pada tanggal 26 Maret 1873, pihak asing menyatakan perang kepada Sultan Aceh dan terjadilah peperangan selama 30 tahun. 

Tak dapat mempertahankan kekuasaannya lagi, akhirnya Sultan Aceh menyerahkan kedaulatan kerajaannya pada Belanda. 

5 Peninggalan Kerajaan Aceh

Meskipun telah runtuh dan tinggal kenangan, kerajaan Aceh memiliki banyak jejak peninggalan. Jejak peninggalan ini ada karena sejarah pendiri kerajaan Aceh terus menjadi pembicaraan. Berikut 5 contoh peninggalannya, yaitu:

1. Masjid Baiturrahman di Banda Aceh

Keindahan Masjid Baiturrahman
Keindahan Masjid Baiturrahman | Sumber Gambar: Kompas.com

Masjid paling megah di Aceh ini berdiri pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, yakni tahun 1612. Masjid ini menjadi simbol keagamaan, budaya, bahkan perjuangan masyarakat Aceh. 

Bahkan, keindahan masjid ini pula yang kemudian membawa Aceh mendapatkan julukan sebagai Serambi Mekah. 

2. Taman Sari Gunongan

Taman Sari Gunongan
Taman Sari Gunongan | Sumber Gambar: Wikipedia.com

Jika kamu ingin menyaksikan peninggalan kerajaan Aceh dari sisi keindahannya, harus mengunjungi Taman Sari Gunongan. 

Bangunan yang terbuat dari batu pualam warna-warni dan di kelilingi oleh bunga-bunga mekar merona menjadikan taman ini makin elok nan menawan. 

Dulunya taman ini memang menjadi tempat bersenang-senang permaisuri Sultan Iskandar Muda. Tak heran, apabila desain yang ada mencerminkan keindahan karena berlandaskan juga atas rasa cinta Sultan kepada permaisurinya.

3. Makam Sultan Iskandar Muda

Makam Sultan Iskandar Muda
Makam Sultan Iskandar Muda | Sumber Gambar: kemdikbud.go.id

Berdekatan dengan museum Aceh, terdapat makam Sultan Iskandar Muda, tepatnya di wilayah Krueng Daroy. Pada saat perang Aceh melawan Belanda, makam sang Sultan sempat dihilangkan. 

Untungnya pada tahun 1952, jejak makam kembali ditemukan dan masyarakat bisa kembali melakukan ziarah.

4. Benteng Indra Patra

Benteng Indra Patra
Benteng Indra Patra | Sumber Gambar: Kompas.com

Sebetulnya, Benteng Indra Patra sebenarnya merupakan peninggalan dari kerajaan Lamuri atau Indra Patra. Namun, tetap dilestarikan oleh Sultan Iskandar Muda dan menjadi basis pertahanan masyarakat Aceh. 

Menurut catatan sejarah, bangunan benteng ini tersusun atas batu, tanah liat, kulit kerrang, kapur, dan juga telor. Perpaduan tersebut membuat bangunan bisa berdiri kokoh.

5. Meriam Kesultanan Aceh

Penampakan Meriam Kesultanan Aceh
Penampakan Meriam Kesultanan Aceh | Sumber Gambar: BeritaAceh.com

Setiap kerajaan pasti memiliki persediaan untuk kemiliteran, entah itu berupa senjata atau alat-alat perang. Begitu pula dengan sejarah pendiri kerajaan Aceh yang memiliki peninggalan Meriam dan tersimpan pada wilayah Gampong Drien Rampak, Aceh Barat sampai sekarang.

Baca Juga : Pendiri Kerajaan Singosari dan Latar Belakang yang Legendaris

Sudah Tahu Sejarah Pendiri Kerajaan Aceh?

Sultan Mughayat Syah merupakan tokoh sejarah pendiri kerajaan Aceh yang cukup masyhur. Meskipun kepemimpinan beliau diteruskan oleh Sultan Iskandar Muda dan mendulang kesuksesan tinggi, nama beliau tetap terkenang sebagai pendiri kerajaan Aceh yang amat harum. Terlebih, beliau juga berhasil mendidik sang putra.

Pengetahuan mengenai sejarah memang sangat penting. Meskipun saat ini kisah kerajaan Aceh menjadi sebuah catatan sejarah, kamu tetap perlu mengetahui dan mempelajarinya. Sebab seperti kata Bung Karno, bangsa yang baik tidak akan pernah melupakan sejarah negaranya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page