Berbicara tentang seni rupa, seni kriya adalah salah satu jenisnya yang penting untuk kita bahas. Bentuk seni yang juga sering disebut sebagai seni rupa terapan ini menggabungkan fungsi praktis dengan ekspresi artistik.
Melalui berbagai teknik dan media, bentuk seni terapan ini menghasilkan karya seni yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, sambil memancarkan estetika yang indah. Bahkan, beberapa jenis hasil karya kriya memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Untuk mengetahui sejarah, fungsi, hingga contohnya, baca artikel ini sampai selesai!
Daftar ISI
Apa Itu Seni Kriya?
Seni kriya adalah karya seni rupa yang dihasilkan melalui keterampilan tangan dengan memperhatikan aspek keindahan dan fungsional. Istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta krya yang berarti mengerjakan, kemudian menjadi karya, kerja, dan kriya.
Secara spesifik, seni kriya juga dapat diartikan sebagai benda atau objek yang terbuat dari kegiatan kreatif dan keterampilan tangan. Contoh benda atau objek kerajinan tersebut adalah ukiran dekoratif pada permukaan kayu atau batu, topeng, anyaman, kerajinan tembikar, seni tekstil, kerajinan kaca, dan kerajinan logam.
Fungsi Seni Kriya
Fungsi kriya dapat bervariasi, tergantung pada tujuan pembuatan objek tersebut dan konteksnya. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa fungsi kriya:
1. Dekorasi
Seni kriya sering kali berfungsi untuk menciptakan objek-objek dekoratif yang dapat mempercantik ruang atau lingkungan. Sehingga, bentuk seni ini menjadi benda hiasan atau pajangan yang umumnya indah dan menarik.
Fungsi ini bisa mencakup berbagai jenis barang, contohnya vas bunga, lukisan dinding, patung dekoratif, karya seni ukir, dan lain-lain. Objek-objek ini dirancang untuk memberikan estetika, mempercantik lingkungan, dan memenuhi emosional sang pemilik ketimbang aspek fungsionalitasnya.
2. Benda Siap Pakai
Fungsi utama kriya berikutnya adalah menciptakan barang-barang yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti pakaian, perhiasan, furnitur, tas, sepatu, dan lainnya. Berbeda dengan fungsi dekorasi, produk kriya tersebut menggabungkan keindahan estetika seni dengan fungsi praktis atau kegunaan.
3. Fungsi Seni Kriya Sebagai Mainan
Kriya juga dapat berfungsi sebagai mainan dan alat hiburan yang menarik. Sebut saja kipas tangan, miniatur kendaraan, boneka kayu, congklak, dan lain-lain.
Mainan-mainan yang termasuk karya kerajinan tangan akan menggabungkan unsur-unsur seni dan desain sederhana. Sehingga, terciptalah mainan yang menarik bagi anak-anak dan bahkan orang dewasa.
4. Benda Eksperimental
Beberapa seniman kriya juga menggunakan seni mereka sebagai sarana eksperimen dengan bentuk, bahan, dan teknik khusus. Mereka mungkin menciptakan objek-objek unik dan inovatif yang tidak hanya berfungsi secara praktis atau dekoratif, tetapi juga untuk mengeksplorasi konsep-konsep baru dalam seni.
Seni kriya juga dapat berfungsi untuk mengungkapkan perasaan dan emosi. Karena beberapa seniman mungkin menggunakan seni menciptakan objek sebagai bentuk ekspresi diri, mencerminkan pengalaman pribadi atau perasaan mereka.
Bahkan, karya kriya yang ada bisa menjadi bentuk seniman dalam melakukan terapi seni atau cara untuk mengatasi stres dan ketegangan emosional.
Sejarah Seni Kriya
Menurut beberapa sumber, seni kerajinan tangan ini telah ditemukan sejak zaman prasejarah. Seni kriya pada saat itu diciptakan secara sederhana dengan menitikberatkan kualitas kegunaan atau untuk kebutuhan fisik. Sejarah selengkapnya bisa Anda baca di bawah ini:
1. Kriya Zaman Klasik
Banyak karya seni buatan tangan yang telah hadir selama masa kerajaan aliran Hindu-Buddha, terutama untuk media seni Nusantara. Teknik dan hasil karya seni pada masa itu mendapat pengaruh filsafat Islam, Buddha, dan Hindu.
Wayang kulit, kerajinan perak dan emas, ukiran kayu, keris dan senjata sejenis, kerajinan topeng, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh seni kriya khas zaman klasik.
2. Seni dan Kerajinan Rakyat Tradisional
Karya seni kerajinan tradisional yang kental akan kebudayaan etnik dimodifikasi untuk mencerminkan kepribadian, kebiasaan, dan lingkungan pada masanya. Contohnya gerabah, logam, dan anyaman. Bahan dan alat yang tersedia di dekat rumah masyarakat menentukan jenis dan cara pembuatannya.
3. Zaman Madya atau Islam
Sejarah seni kriya berlanjut ke masa Madya atau Islam. Penggunaan seni karya ini mulai bergeser ke arah kepentingan praktisnya di Indonesia pada abad pertengahan atau era Islam.
Akibat pengaruh Islam, nilai-nilai yang berkaitan dengan agama dan sihir mulai memudar. Meski demikian, tradisi budaya dan nilai-nilai spiritual Nusantara tetap dijunjung tinggi. Produk-produk kerajinan tangan pada zaman iini sebagian besar masih sama dengan produk-produk yang dibuat pada masa klasik.
4. Seni Zaman Kolonial
Pada masa penjajahan Belanda, bentuk seni ini semakin banyak bergeser ke penggunaan benda sehari-hari yang nilai seninya juga terabaikan. Pengaruh asing juga mulai tumbuh pada masa ini. Akibatnya, seni kerajinan tangan menghadapi persaingan dari disiplin seni lain seperti seni lukis.
Jenis Seni Kriya dan Contohnya
Jenis kriya mencakup berbagai materi dan teknik yang berguna untuk menciptakan berbagai objek seni. Berikut adalah penjelasan singkat tentang beberapa jenis-jenis kriya yang umum ditemukan di Indonesia:
1. Kayu
Seni kayu adalah jenis seni kriya yang menggunakan kayu sebagai bahan dasar untuk menciptakan berbagai objek seni. Seniman kayu menggunakan teknik seperti ukiran tangan, pahatan, dan pemotongan.
Teknik ini menghasilkan karya seni yang unik dan sering kali memiliki detail rumit serta memiliki nilai fungsional yang tinggi. Contohnya seperti patung kayu, wayang golek, perabotan rumah, panel dinding ukiran, topeng, dan hiasan kayu lainnya.
2. Keramik
Jenis seni keramik melibatkan pembuatan benda dari tanah liat yang dibentuk dan dihias sesuai ukuran yang diinginkan. Penggunaan teknik seni keramik mencakup proses pembentukan menggunakan tangan atau roda, pengaplikasian glasir, dan proses pembakaran pada suhu tinggi untuk hasil akhir yang tahan lama.
Contoh seni kerajinan keramik yang umum tersedia di Indonesia adalah vas, guci, piring, gelas, kendi atau teko, patung, ubin, dan hiasan dinding. Secara khusus, Anda bisa menemukannya di sekitar Kota Malang, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Jepara, Banjarnegara, dan kota lainnya.
3. Logam
Seni logam adalah seni kriya yang menggunakan logam sebagai bahan utama dalam pembuatannya. Namun, sejumlah seniman logam juga sering menggunakan material seperti besi, kuningan, tembaga, perunggu, perak, atau bahkan emas karena bahan ini dapat menghasilkan karya seni yang lebih indah dan berharga.
Jenis kerajinan ini melibatkan proses seni tempaan besi, pemukulan logam, dan pengelasan logam untuk menciptakan patung, perhiasan, perabotan, senjata tajam, dan jenis hiasan logam lainnya.
4. Tekstil
Tekstil adalah jenis karya seni terapan yang melibatkan proses manipulasi kain dan serat tekstil untuk menciptakan objek kerajinan. Biasanya, kain dibuat dari serat yang dipintal menjadi benang panjang. Kemudian, benang tersebut dijadikan kain melalui teknik tenun atau rajut, sehingga menjadi bahan siap pakai.
Seni tekstil sering mengeksplorasi warna, pola, dan tekstur kain untuk menciptakan karya seni yang menarik. Contohnya kain mentahan untuk bahan dasar pembuatan pakaian, batik, tenun, songket, dan lain-lain.
5. Kulit
Berikutnya, seni kulit adalah jenis seni kriya yang menggunakan kulit hewan sebagai bahan utama. Jenis ini mencakup pembuatan perabotan, tas, dompet, ikat pinggang, sepatu, perhiasan, alat musik rebana, kesenian wayang kulit, dan berbagai produk lainnya.
Seniman kerajinan kulit bekerja dengan kulit yang berbeda, seperti kulit sapi, kambing, kerbau, ular, hingga bahkan kulit buaya. Selain itu, seniman kulit juga menerapkan teknik pengukiran, pemotongan, dan penjahitan untuk menciptakan objek seni yang tahan lama.
6. Batu
Seni batu adalah seni kriya lainnya yang melibatkan penggunaan batu sebagai bahan utama. Khususnya batu-batu dengan ciri khas unik, seperti batu fosil, batu permata, jasper, batu akik, dan lain-lain.
Jenis kerajinan tangan ini mencakup proses pemahatan batu, ukiran batu, dan pembuatan berbagai objek seperti patung, perabotan, dan hiasan. Seni batu sering menampilkan keindahan alami batu yang digunakan dalam karya seni.
7. Bahan Khas
Bahan khas adalah kategori yang mencakup berbagai jenis kriya yang menggunakan bahan-bahan khusus atau tidak konvensional. Jenis ini bisa mencakup seni dengan bahan-bahan seperti plastik daur ulang, kertas, gelas, atau material yang tidak biasa lainnya.
Sudah Tahu Tentang Seni Kriya dan Apa Saja Jenisnya?
Dalam dunia yang serba modern, seni kriya tetap menjadi pengingat akan keindahan kekayaan warisan budaya serta daya kreasi manusia. Seni rupa terapan ini bahkan menjadi warisan berharga yang perlu kita lestarikan dan hargai bersama.
Sebagai peringatan akan pentingnya kerajinan tangan untuk kehidupan sehari-hari, kita perlu terus menghargai dan mendukung seniman-seniman yang berusaha menjaga tradisi ini hidup. Tentu saja sambil memperkenalkannya kepada generasi mendatang.