Senjata tradisional Bengkulu menjadi salah satu warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan hingga sampai saat ini. Dahulu, masyarakat Bengkulu menjadikan senjata sebagai alat pelindung diri dan kepentingan lainnya.
Daftar ISI
9 Senjata Tradisional Bengkulu yang Populer
Bengkulu menjadi salah satu daerah yang memiliki banyak senjata tradisional. Berikut 8 jenis senjata beserta kegunaannya yang perlu diketahui:
1. Kuduk
Senjata tradisional pertama bernama Kuduk. Dari segi bentuknya, Kuduk memiliki bentuk yang hampir sama seperti golok. Senjata tradisional satu ini berasal dari Padang Guci, Bengkulu Selatan.
Kuduk memiliki bilah yang cukup tajam. Pada bagian bawahnya, Kuduk memiliki panjang mencapai 45 cm. Bentuk dari Kuduk cukup unik, yaitu melengkung serta semalang di bagian gagangnya. Ini merupakan ciri khas dari Kuduk.
Karena bilahnya yang cukup tajam, maka senjata milik masyarakat Bengkulu Selatan ini dilengkapi sarung sebagai penutupnya. Sarung Kuduk sendiri memiliki tali di bagian sisi dan pengait yang biasanya terbuat dari tanduk kerbau.
Dahulu masyarakat Bengkulu memanfaatkan Kuduk sebagai alat perang atau pertahanan diri. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa alat ini juga digunakan untuk berburu dan aktivitas lainnya.
2. Sewar
Jenis kedua ada Sewar. Ini merupakan alat tradisional yang juga populer di daerah Bengkulu. Bentuk sewar berbeda dari senjata tradisional lainnya. Bagian ujungnya sangat runcing dan tajam.
Ukuran Sewar tidak terlalu besar, sehingga bisa dibawa ke mana-mana. Masyarakat Bengkulu memanfaatkan Sewar sebagai alat bela diri atau memotong rumput. Selain itu, Sewar juga menjadi properti wajib dalam tarian Sewar.
Penggunaan Sewar dalam tarian juga tidak boleh sembarangan, karena bagian ujungnya yang sangat tajam. Biasanya, penari akan melakukan latihan, agar gerakan tarian tidak membahayakan diri sendiri atau penari lainnya.
Karena menjadi salah satu senjata tradisional Bengkulu yang memiliki nilai sejarah, masyarakat Bengkulu menyimpan atau mewariskan senjata tajam ini secara turun temurun.
3. Kerambit Bulan
Ketiga, ada Kerambit Bulan yang berasal dari Bengkulu Selatan. Kerambit Bulan berbentuk melengkung seperti bulan sabit. Kedua belah bilahnya sangat tajam, sehingga cocok untuk alat perang jarak dekat.
Gagang Kerambit Bulan tidak berlubang seperti jenis kerambit lainnya, inilah yang menjadi ciri khas dan pembeda Kerambit Bulan dengan senjata dari daerah lainnya.
Panjang dari Kerambit Bulan bisa mencapai 12 sentimeter dan lebar lebih dari dua sentimeter. Oleh karena itu, hanya para pesilat yang bisa menggunakan senjata satu ini.
Berdasarkan sejarahnya, senjata tradisional Bengkulu ini tumbuh bersama perkembangan silat di Bengkulu. Selain di Bengkulu Selatan, Kerambit Bulan juga bisa ditemukan di setiap daerah di Bengkulu.
4. Rambai Ayam
Berikutnya, ada Rambai Ayam. Seperti namanya, tampilan senjata ini mirip seperti taji ayam, sehingga masyarakat setempat menamainya dengan Rambai Ayam.
Selain tampilannya, bentuk dari Rambai Ayam juga sangat unik. Panjang dari Rambai Ayam bisa mencapai 25-30 sentimeter. Senjata ini terbuat dari besi, sedangkan bagian gagangnya terbuat dari kayu.
Bentuknya melengkung seperti celurit dan memiliki ujung yang sangat tajam. Ciri khas di atas menjadi pembeda Rambai Ayam dengan senjata tajam lainnya.
Dahulu, Rambai Ayam menjadi alat senjata utama masyarakat Bengkulu ketika masuk ke dalam hutan. Meski ukurannya tidak terlalu panjang, Rambai Ayam bisa menebas rumput dan tumbuhan lain dengan cepat.
Selain itu, Rambai Ayam juga menjadi alat bertarung untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.
5. Keris Bengkulu
Tidak hanya tersebar di pulau Jawa saja, Provinsi Bengkulu juga memiliki Keris sebagai salah satu senjata tradisional yang menjadi warisan budaya. Senjata ini bernama Keris Bengkulu yang memiliki tampilan dan fungsi sama seperti keris pada umumnya.
Bentuk Keris Bengkulu sedikit ramping dan ukurannya tidak terlalu besar. Oleh sebab itu, masyarakat setempat bisa dengan mudah membawa senjata ini ke mana saja.
Ciri khas dari Keris Bengkulu terdapat pada lekukannya yang berjumlah genap. Selain itu, pada gagang dan sarungnya sedikit mencolok yang menjadi tahta tersendiri.
Masyarakat setempat memanfaatkan keris sebagai alat tikam saat bertarung. Tidak hanya itu, senjata ini juga menjadi simbol kebesaran para pemimpin di pulau Sumatera, khususnya Bengkulu. Oleh karena itu, hanya bisa digunakan oleh kepala adat saja.
6. Senjata Tradisional Bengkulu Rudus
Berikutnya, ada Rudus, salah satu senjata yang memiliki nilai bersejarah. Pada zaman Belanda, masyarakat Bengkulu memanfaatkan Rudus sebagai alat perang untuk melawan penjajah.
Senjata satu ini sudah menjadi simbol kebangkitan masyarakat Bengkulu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat setempat menganggap Rudus sebagai lambang kebesaran Provinsi Bengkulu.
Sebelum masuknya penjajah, masyarakat zaman dulu sudah menggunakan Rudus, bahkan sejak kerajaan Islam berdiri untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.
Masyarakat akan menggantung Rudus di bagian samping, hal ini berbeda dengan pembawaan Sewar, Dodong, dan senjata tradisional Bengkulu lainnya dengan cara menyelipkan di bagian belakang.
Karena nilainya yang sangat bersejarah, masyarakat setempat menyimpan dan menjaga Rudus sebaik mungkin.
7. Dodong
Berikutnya ada Dodong, senjata yang sudah cukup langka dan susah untuk ditemukan. Alasan utamanya adalah tidak semua orang bisa memiliki senjata satu ini.
Selain itu, Dodong juga memiliki nilai yang bersejarah saat melawan penjajah yang masuk ke Indonesia. Masyarakat Bengkulu menggunakan senjata ini untuk mempertahankan wilayah dari penguasaan kolonial Belanda.
Tidak hanya itu, fungsi lain dari Dodong adalah sebagai alat pelindung diri dari serangan musuh, bagi para pria. Oleh karena itu, Dodong selalu disimpan dan dijaga dengan baik.
Saat ini, Dodong sudah tidak bisa dimiliki oleh sembarangan orang. Karena jumlahnya yang sudah sangat langka, pemerintah Bengkulu menyimpan dan memajang Dodong di museum.
Tidak jarang, Dodong juga menjadi aksesoris utama sebagai pelengkap pakaian adat pernikahan bagi pengantin laki-laki.
8. Panah
Berikutnya ada Panah. Ini merupakan salah satu senjata tradisional yang cukup populer di Indonesia.
Bagi masyarakat Bengkulu, panah merupakan senjata utama untuk pertempuran jarak jauh. Sama seperti panah pada umumnya, busur panahnya terbuat dari kayu atau rotan. Sedangkan bagian perenggannya menggunakan tali.
Bahan anak panahnya terbuat dari bambu atau kayu yang beratnya sangat ringan, sehingga bisa menyasar ke titik tujuan yang dibidik.
Masyarakat setempat melumuri bagian mata anak panah menggunakan racun atau bisa binatang, sehingga sangat berbahaya jika mengenai tubuh manusia. Inilah kenapa panah menjadi salah satu alat pertempuran masyarakat Bengkulu saat akan perang.
9. Pedang
Senjata tradisional terakhir ada pedang. Masyarakat Bengkulu juga menjadikan pedang sebagai senjata tradisional mereka sejak dulu dan diwariskan ke generasi berikutnya hingga sampai saat ini.
Bentuk dari pedang sendiri tidak jauh berbeda dari pedang pada umumnya. Ukuran pedang Bengkulu sekitar 60-75 cm, lebar mencapai 3-4 cm, dan bagian ujungnya tidak terlalu runcing, tapi sedikit melengkung ke arah belakang.
Ciri khas lainnya dari pedang Bengkulu adalah bahan pembuatannya yang menggunakan gabungan kuningan, besi tulang, dan perak. Sedangkan untuk proses pembuatannya sendiri masih cukup tradisional, yaitu dengan cara ditempa.
Proses penempaan pedang masih sangat manual, meski begitu, hasilnya cukup tajam dan memiliki kualitas tinggi.
Fungsi utama dari pedang Bengkulu adalah sebagai alat bela diri. Masyarakat akan menggunakan pedang sebagai perlindungan diri dari lawan dan pertarungan jarak dekat.
Pedang paling banyak ditemui di daerah Bengkulu bagian Utara. Di bagian daerah ini, terdapat banyak pengrajin pedang khas Bengkulu yang masih populer hingga sampai saat ini.
Banyaknya penempa pedang yang masih eksis hingga sampai saat ini menandakan bahwa jumlah pedang khas Bengkulu masih cukup banyak.
Sudah Mengenal Apa Saja Senjata Tradisional Bengkulu?
Senjata tradisional dari Provinsi Bengkulu memiliki ciri khas masing-masing. Namun, fungsi dari senjata tersebut tetap sama, yaitu sebagai alat pertahanan diri dari serangan musuh, baik di era kerajaan Islam maupun era penjajahan Belanda.
Mengenal warisan budaya seperti senjata tradisional merupakan salah satu cara menghargai simbol sebuah daerah. Meski keberadaan senjata di atas sudah cukup jarang ditemui, pemerintah Bengkulu menyimpan senjata tersebut ke dalam museum agar bisa dilihat oleh masyarakat umum.