Tidak hanya kaya akan keragaman budaya, senjata tradisional Indonesia juga sangat banyak macamnya. Masing-masing daerah mempunyai item dan fungsi yang berbeda. Anda dapat mengetahui daftar selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Daftar ISI
- 20 Daftar Senjata Tradisional Indonesia
- 1. Keris dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
- 2. Celurit dari Jawa Timur
- 3. Golok dari Banten dan DKI Jakarta
- 4. Kujang dari Jawa Barat
- 5. Rencong dari Nanggroe Aceh Darussalam
- 6. Tombak Trisula dari Sumatera Selatan
- 7. Piso Gaja dari Sumatera Utara
- 8. Karih dari Sumatera Barat
- 9. Kurambiak dari Sumatera Barat
- 10. Badik dari Sulawesi
- 11. Jenawi dari Riau
- 12. Tombak Panah dari Jambi
- 13. Payan dari Lampung
- 14. Sumpit dari Kalimantan Timur
- 15. Dohong dari Kalimantan Tengah
- 16. Kandik dari Bali
- 17. Sundu dari Nusa Tenggara Timur
- 18. Salawaku dari Maluku
- 19. Busur Panah dari Papua
- 20. Pisuwe dari Papua Selatan
- Sudah Tahu Apa Saja Senjata Tradisional Indonesia?
20 Daftar Senjata Tradisional Indonesia
Senjata tradisional tidak hanya berguna sebagai alat perlindungan diri, namun sekaligus simbol suatu suku atau daerah. Sebab itulah masing-masing senjata tradisional di bumi pertiwi memiliki ciri khas, fungsi, dan cara penggunaan berbeda seperti berikut:
1. Keris dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Pertama, ada keris yang merupakan senjata khas dari Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta. Keris terbuat dari logam dengan dua bagian, yaitu mata pisau (wilah) yang lebih panjang dan kayu ukiran untuk pegangan. Bentuk wilah ada yang lurus memanjang atau berkelok-kelok.
Mata pisau keris tajam, ada yang bergerigi maupun tidak. Senjata tradisional Indonesia dari tanah Jawa ini juga memiliki banyak fungsi, seperti:
- Alat pertahanan dan perlawanan diri, terutama pada masa penjajahan.
- Simbol kebangsawanan yang ditentukan dari ukiran pada wilah dan pegangannya.
- Benda pusaka magis yang wajib mendapatkan perawatan khusus secara berkala. Khususnya pada malam-malam tertentu sesuai kepercayaan adat Jawa, contohnya malam 1 Suro.
- Pelengkap busana tradisional daerah.
2. Celurit dari Jawa Timur
Senjata tradisional Indonesia berikutnya adalah celurit yang berasal dari Jawa Timur, tepatnya dari Madura. Besi dan baja menjadi bahan utama pembuatan alat yang memiliki nama lain arit ini. Bentuk mata pisau celurit melengkung – menyerupai bulan sabit, sedangkan ganggangnya lurus dari kayu.
Kegunaan dari celurit:
- Ngarit atau menyabit tanaman dan tumbuhan untuk keperluan panen atau menyingkirkan hama.
- Memotong kayu atau bambu sebagai bahan baku pagar atau perabotan rumah.
- Alat pertahanan diri dari musuh.
3. Golok dari Banten dan DKI Jakarta
Beralih ke daerah barat, dari Banten dan DKI Jakarta, ada golok yang merupakan senjata tradisional khas dari kedua daerah tersebut. Golok terbuat dari besi tempaan khusus dengan mata pisau yang panjang, tebal, dan tajam, disertai ganggang kayu yang kuat.
Golok memiliki banyak fungsi, seperti:
- Penghias pinggang bagi keturunan asli Betawi yang sehari-hari menggunakan pakaian tradisional.
- Senjata perang, khususnya ketika zaman penjajahan.
- Memotong kayu, bambu, dan bahan-bahan keras lainnya.
- Atribut kebudayaan saat pagelaran atau acara tertentu seperti pesta pernikahan.
4. Kujang dari Jawa Barat
Daerah Jawa Barat pun memiliki senjata tradisional sendiri, yaitu kujang. Bentuknya unik karena memiliki mata pisau seperti kobaran api dengan pegangan dari kayu. Ukiran khusus juga ditambahkan pada mata pisaunya sebagai identitas. Daripada menjadi senjata, kujang punya kegunaan sebagai berikut:
- Simbol status sosial, khususnya pada zaman kerajaan karena kujang merupakan karya dari empu-empu ternama.
- Jimat atau warisan turun temurun yang menyimpan nilai mistis tinggi.
- Koleksi dan atribut pagelaran seni.
- Kujang juga merupakan ikon Kota Bogor, Jawa Barat.
5. Rencong dari Nanggroe Aceh Darussalam
Selanjutnya, senjata tradisional Indonesia yang cukup populer adalah rencong. Asalnya dari tanah Serambi Mekkah. Tercipta pada tahun 1514 saat kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah di Kerajaan Aceh.
Bentuk rencong cukup unik karena menyerupai huruf L. Mata pisaunya terbuat dari kuningan atau besi putih dan pegangan kayu tebal berukir tulisan arab. Sarung rencong terbuat khusus dari tanduk kerbau. Sedangkan untuk fungsi rencong, antara lain:
- Lambang kebangsawanan dan kegagahan.
- Alat bela diri.
- Simbol ketaatan masyarakat Aceh terhadap syariat Islam.
- Warisan budaya dan koleksi pusaka.
6. Tombak Trisula dari Sumatera Selatan
Tombak dengan tiga mata pisau yang terbuat dari besi dengan tongkat kayu sepanjang 180 cm sebagai pegangan. Sangat mirip dengan senjata Dewa Siwa atau Mahadewa dalam keyakinan Hindu. Nama lain senjata tradisional ini adalah Serampang.
Kegunaan trisula selain sebagai alat perang juga merupakan simbol keberanian, kebijaksanaan, dan kebesaran Mahadewa. Kemunculannya tidak terlepas dari peranan para pedagang Hindu yang dulu berdagang di tanah Sumatera Selatan hingga terjadi akulturasi budaya.
7. Piso Gaja dari Sumatera Utara
Etnis Batak memiliki senjata tradisional yang terkenal dan diwariskan secara turun temurun, yaitu piso gaja. Piso berarti pisau, sedangkan gaja artinya gajah. Makna sederhananya adalah sebuah pisau dengan ukuran dan kekuatan besar menyerupai gajah.
Fungsi piso gaja antara lain:
- Alat perang.
- Simbol status sosial, karena piso gaja tidak untuk kalangan rakyat jelata.
- Warisan budaya untuk koleksi museum, pribadi, maupun pertunjukan seni.
8. Karih dari Sumatera Barat
Sumatera Barat, tepatnya daerah Minangkabau memiliki senjata tradisional Indonesia bernama karih. Bentuknya sangat mirip dengan keris dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, sehingga mendapat julukan keris Sumatera Barat. Kegunaan karih adalah sebagai alat perlindungan diri serta atribut seni budaya Minang.
9. Kurambiak dari Sumatera Barat
Selain karih, Sumatera Barat juga masih memiliki satu lagi senjata tradisional yang lebih populer karena pernah muncul dalam film fenomenal The Raid. Kurambiak memiliki bentuk yang kecil dan mirip kuku macan.
Meskipun begitu, ketajaman mata pisaunya mampu merobek lapisan kulit hingga daging dan menembus organ vital. Namun, kurambiak memerlukan pengguna dengan keterampilan cukup agar dapat berfungsi maksimal. Sekarang, senjata ini lebih sering masyarakat pakai untuk mencabut rumput.
10. Badik dari Sulawesi
Bentuk badik sangat mirip dengan rencong, namun senjata tersebut sudah ada sejak zaman Kerajaan Sulawesi Berjaya. Masyarakat Bugis dan Toraja masih menggunakan dan mewariskan badik pada anak keturunannya. Badik mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
- Alat pertempuran.
- Elemen pelengkap atraksi bela diri khas Sulawesi.
- Pembuang sial (tolak bala).
11. Jenawi dari Riau
Daftar senjata tradisional Indonesia berikutnya adalah Jenawi dari Riau. Alat ini lebih mudah disebut sebagai pedang, mirip katana Jepang. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Jenawi muncul dan menjadi alat perang.
Tidak ada lagi yang membuat Jenawi setelah masa kerajaan dan penjajahan berakhir, sehingga senjata ini memang langka. Bukan menjadi pilihan aktivitas sehari-hari seperti berkebun, kini Jenawi menjadi item buruan kolektor dengan harga tinggi.
12. Tombak Panah dari Jambi
Tombak dengan mata pisau seperti panah merupakan senjata tradisional dari Jambi. Mata pisaunya terbuat dari besi tempaan khusus sepanjang 20 cm dengan tongkat kayu sebagai ganggang. Fungsinya untuk alat pertahanan diri, atribut pertunjukan seni bela diri, serta pusaka atau jimat.
13. Payan dari Lampung
Bentuknya sangat mirip dengan tombak panah Jambi dengan mata pisau sepanjang 30 – 40 cm. Sedangkan pegangan kayunya memiliki dua jenis, yaitu sedang 90 cm dan panjang 180 cm. Kegunaan dari Payan adalah alat berburu dan upacara kebudayaan atau keagamaan.
14. Sumpit dari Kalimantan Timur
Senjata tradisional Indonesia ini merupakan alat perang jarak jauh karena berupa panah yang ditiupkan. Selain untuk berperang, suku Dayak juga menggunakannya berburu dan atribut upacara pernikahan. Sumpit tidak boleh sampai melukai apalagi membunuh sesama suku.
15. Dohong dari Kalimantan Tengah
Keris dari Kalimantan Tengah, itulah Dohong. Bentuknya memang serupa, namun dengan ketebalan dan ketajaman yang lebih dari keris Jawa. Fungsinya sebagai alat pertahanan diri sekaligus simbol status sosial karena hanya petinggi suku yang boleh menggunakannya.
16. Kandik dari Bali
Pulau Dewata juga memiliki senjata tradisional bernama Kandik atau yang berarti kapak. Kandik merupakan senjata Dewa Ganesha dari kepercayaan Hindu. Senjata ini tidak untuk perang atau kegiatan sehari-hari, melainkan warisan dan atribut pagelaran seni. Selain itu, ini juga menjadi lambang pendidikan dan budi luhur.
17. Sundu dari Nusa Tenggara Timur
Dari Nusa Tenggara Timur ada senjata tradisional Indonesia yang bernama Sundu atau keris dari Timur. Fungsi senjata ini adalah sebagai alat perang, pertahanan diri, juga benda pusaka untuk upacara adat.
18. Salawaku dari Maluku
Parang dari bumi Maluku, itulah deskripsi salawaku. Senjata ini menjadi bagian ilustrasi uang kertas seribu bersama Kapten Pattimura. Bentuknya mirip golok dari Banten dan Jakarta, tetapi ganggang dan sabuknya memiliki ukiran khas. Kegunaan utama Salawaku adalah perisai pertahanan dari serangan.
19. Busur Panah dari Papua
Senjata tradisional Indonesia dari tanah Papua adalah busur dan panah. Bahan pembuatnya dari kayu, rotan, bambu, maupun tulang binatang. Hingga saat ini, busur panah masih menjadi senjata sehari-hari masyarakat Papua, khususnya untuk berburu.
20. Pisuwe dari Papua Selatan
Jika busur panah merupakan senjata masyarakat Papua secara general, maka Papua Selatan memiliki item lain, yaitu pisuwe. Bentuknya menyerupai belati dengan hiasan bulu kasuari di bagian hulu. Kegunaannya untuk berperang dan berburu.
Sudah Tahu Apa Saja Senjata Tradisional Indonesia?
Tidak hanya kaya akan budaya, namun senjata tradisional Indonesia juga sangat beragam, unik, serta tidak ada di belahan bumi lain. Sebab itu, selain bertugas melestarikan budaya berupa adat, busana, serta pertunjukan seni, senjata-senjata khas Indonesia juga harus terjaga dengan baik.
Selain itu, beberapa senjata umumnya juga masyarakat jual sebagai souvenir. Biasanya, Anda bisa menemukan ketika berkunjung ke daerah asalnya. Anda tertarik untuk memilikinya?