8 Senjata Tradisional Kalimantan Timur serta Informasi Lengkapnya

Senjata tradisional adalah senjata buatan masyarakat daerah setempat pada jaman dahulu untuk melindungi diri dari serangan musuh dan berburu hewan. Beberapa orang masih menggunakan senjata tradisional hingga hari ini. Salah satu provinsi yang masih melestarikan senjata tradisional adalah Kalimantan Timur.

Senjata tradisional Kalimantan Timur yang familiar di kalangan masyarakat mungkin adalah mandau. Namun, masih banyak senjata tradisional lain yang tidak kalah bagusnya. Mari kita bahas bersama secara mendalam senjata apa sajakah itu. 

Apa Arti Senjata Tradisional?

Senjata adalah suatu benda yang digunakan untuk menyerang, melukai, sekaligus pelindung dari musuh atau hewan buas. Senjata tradisional adalah senjata yang dibuat oleh warga setempat dengan bahan dasar dari alam dan proses pembuatannya melalui cara manual.

Proses pembuatan senjata tradisional tidak memiliki aturan tertulis. Akan tetapi, pembuatnya akan menurunkan ilmu cara pembuatan kepada keturunannya secara turun-temurun. Masyarakat menggunakan senjata tersebut untuk berperang dan berburu hewan. 

Indonesia memiliki banyak senjata tradisional. Salah satu daerah yang masih melestarikannya hingga saat ini adalah Kalimantan Timur.

Contoh Senjata Tradisional Kalimantan Timur

Senjata tradisional Kalimantan Timur terkenal akan bentuknya yang unik namun kuat. Kira-kira, apa sajakah senjata yang masih ada hingga sekarang ini? Berikut adalah 8 senjata tradisional Kalimantan Timur beserta penjelasannya.

1. Mandau

Mandau
Mandau | Image Source: IDN Times

Mandau adalah senjata tradisional Kalimantan Timur yang cukup terkenal di kalangan orang luar Kalimantan. Bagi suku Dayak, mandau adalah senjata sakral dan hanya raja atau kepala suku yang berhak menggunakannya. Bentuk senjata ini mirip dengan parang, namun mandau lebih panjang, ukurannya mencapai 50 cm.

Ada beberapa jenis mandau yang berbeda. Apabila bilah mandau berbentuk lurus, maka itu adalah mandau ilang. Tetapi, jika bilah mandau condong ke belakang, maka itu adalah mandau langgi tinggang. Mandau naibur adalah mandau yang memiliki pengait.

Selain bentuk bilah, mandau khas akan hiasannya yang masyarakat Dayak berikan secara khusus. Bentuk dan jenis hiasannya berbeda, tergantung sub suku yang menghias. 

Suku Dayak tidak hanya ada satu jenis, ada berbagai sub suku Dayak, seperti Dayak Ngaju, Dayak Mbalan, Dayak Bahau, dan masih banyak lagi. Setiap suku menghias dengan cara berbeda.

Pada umumnya, mandau memiliki bungkus bernama kumpang. Kumpang memiliki ciri khas berbahan dasar kayu dengan ukiran menarik. Selain itu, diikat dengan kantong dari kulit kayu. Masyarakat akan menyampirkan kumpang yang berisikan mandau ke pinggang menggunakan jalinan rotan. 

Proses pembuatan mandau melibatkan ritual yang tidak mudah. Ritual tersebut bertujuan untuk mendapat petunjuk dari para leluhur akan batu yang mengandung besi berkualitas terbaik yang cocok untuk menjadi mandau. Setelah batunya sudah ketemu, maka batu dibakar dengan suhu api tinggi. 

Apabila telah melalui proses pembakaran, mandau dimasukkan ke dalam sungai agar cepat dingin. Proses terakhir adalah memecah mandau untuk diambil biji besinya. 

2. Sumpit

Sumpit
Sumpit | Image Source: Kompas

Senjata tradisional Kalimantan Timur selanjutnya adalah sumpit. Senjata ini unik karena penggunaannya mengharuskan seseorang untuk meniupnya. Sumpit terbuat dari batang kayu atau bambu yang berlubang. Sedangkan isinya dibuat dari bambu yang dilumuri racun mematikan dari bisa ular atau getah pohon khusus. 

Untuk mendapatkan hasil bidikan sempurna, panjang sumpit sebaiknya antara 1,5-2 meter. Salah satu kehebatan sumpit adalah dapat membidik hingga 200 meter tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Konon, kemahiran suku Dayak dalam menggunakan sumpit dapat menakuti bangsa Belanda pada jaman dahulu.

Oleh karena keunggulan senjata ini, Kompi Taipur (Pengintai Tempur) yang merupakan pasukan khusus milik Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat pun mempelajarinya. Sumpit milik Kompi Taipur memiliki panjang 1,9-2,1 meter dan mampu membidik hingga 20-50 meter.

Sampit memiliki kegunaan lain, yaitu sebagai mas kawin bagi pasangan suku Dayak. Pada era modern ini, masyarakat menyelenggarakan perlombaan sampit untuk melestarikan senjata ini. Jika tertarik, Anda dapat menyaksikan penggunaan sampit di Festival Erau yang diselenggarakan di Tenggarong, Kalimantan Timur. 

3. Telawang atau Perisai 

Telawang atau Perisai 
Telawang atau Perisai | Image Source: Tribunnews

Telawang memiliki banyak nama lain, salah satunya adalah telabang atau kelembit. Berbeda dengan mandau dan sampit yang kegunaan utamanya adalah menyerang, telawang memiliki kegunaan untuk melindungi penggunanya dari serangan pihak musuh.

Demi kegunaan yang efektif, bahan dasar telawang harus terbuat dari kayu yang kuat namun tetap ringan untuk dibawa. Kayu yang memenuhi kualifikasi tersebut adalah kayu pelantan atau pelai. 

Proses pembuatannya pun cukup mudah. Pertama-tama, pembuat senjata harus memotong kayu menjadi bentuk prisma dengan panjang 1,5-2 meter dan lebar 30-50 cm. Selanjutnya, pada bagian dalam telawang ada pegangan agar penggunanya dapat memegang dengan nyaman.

Atap rumah dan hiasan unik khas Dayak menjadi penghias bagian luar dari Telawang. Hal ini menandakan Telawang adalah senjata tradisional milik suku Dayak.

4. Lonjo atau Tombak

Lonjo atau Tombak
Lonjo atau Tombak | Image Source: Tribunnews

Tombak khas Kalimantan Timur ini memiliki berbagai kegunaan, salah satunya untuk berburu binatang dan melawan musuh. Pegangan pada lonjo terbuat dari bambu atau kayu, sedangkan ujungnya dari besi yang diasah hingga tajam. Masyarakat Dayak menggunakan rotan untuk menyambung ujung dan pegangan lonjo.

Tak lupa hiasan khas Dayak yang menghiasi gagang lonjo sebagai ciri khas. Hal lain yang menarik adalah suku Dayak memiliki kepercayaan bahwa lonjo berisikan energi dalam yang membuat penggunanya menjadi kuat. 

5. Dohong

Dohong
Dohong | Image Source: Pariwisata Indonesia

Dohong adalah salah satu senjata tradisional Kalimantan Timur yang berumur tua, bahkan muncul lebih dahulu sebelum mandau. Pegangan dohong terbuat dari tanduk kerbau yang sudah meninggal, kedua ujung dohong sangat tajam. Bentuknya mirip keris tapi ukurannya lebih besar.

Senjata ini kurang beruntung dibandingkan senjata lainnya karena penggunaannya sudah sangat jarang. Bahkan, masyarakat Dayak pun jarang memiliki dohong. Jikalau ada yang masih memilikinya, kemungkinan besar benda tersebut adalah benda warisan turun temurun.

Akan tetapi, pada acara adat tertentu, kepala suku atau tetua akan mengeluarkan dan menunjukkan dohong. Saat ini, hanya kepala suku dan para tetua saja yang kemungkinan besar masih memiliki dohong. Karena sangat langka dan jumlahnya terbatas, harga jual dohong pun melambung tinggi.

6. Bujak

Bujak
Bujak | Image Source: IDN Times

Sekilas, senjata tradisional ini mirip dengan lonjo. Yang membedakan keduanya ialah bahan baku pembuatan bujak dan lonjo. Pegangan bujak terbuat dari kayu ulin dan ujungnya dari besi. Ukuran bujak cukup panjang karena fungsinya memburu hewan, sekitar 3 meter panjangnya. 

Karena fungsi senjata ini adalah untuk berburu, umumnya, pengguna senjata akan mengoleskan racun dari getah pohon ipuh pada mata besinya. Selain itu, bujak juga memiliki kegunaan lain untuk menangkap ikan. Namun, berbeda dengan bujak biasa, bujak yang digunakan untuk menangkap ikan memiliki cabang.

7. Gayang

Gayang
Gayang | Image Source: Pinhome

Senjata tradisional ini berasal dari suku Dayak Kadazandusun. Jika seseorang tidak memerhatikan dengan detail, maka bisa saja orang salah mengira gayang adalah mandau karena kemiripannnya. Perbedaan keduanya terletak pada model dan ukuran bilah. Ukuran gayang lebih panjang daripada mandau.

Gayang memiliki satu keunikan lain yang berbeda dengan mandau, yaitu sarung parangnya melengkung. Pembuatan senjata ini cukup rumit karena mengharuskan pembuatnya melalui berbagai macam ritual. Oleh sebab itu, masyarakat kerap mengaitkan gayang dengan hal-hal mistis atau supranatural. 

8. Keris

Keris
Keris | Image Source: Kemdikbud

Tidak hanya ada di Pulau Jawa, keris juga merupakan salah satu senjata tradisional Pulau Kalimantan. Walaupun tidak sepopuler mandau, keris merupakan senjata yang penting bagi Kerajaan Kutai. Pada jaman dulu, keris merupakan pelengkap pada upacara penobatan Sultan Kutai Kartanegara. 

Jika Anda ingin melihat keris khas Kalimantan Timur, berkunjunglah ke Museum Mulawarman Kutai Kartanegara. Keris tersebut terletak di lantai 2 museum. Secara garis beras, mayoritas keris yang berada di museum ini merupakan peninggalan dari Sultan Kutai Kertanegara XIX

Sudah Paham Apa Senjata Tradisional Kalimantan Timur?

Pada zaman modern ini, suku Dayak masih melestarikan budaya mereka, contohnya dengan tetap menggunakan dan memperkenalkan senjata tradisional kepada keturunannya. Masyarakat provinsi lain sebaiknya mencontoh hal ini, agar keturunannya tetap memahami dan menghormati budaya mereka. Walaupun sudah tidak ada pertarungan antar suku maupun keharusan berburu hewan liar, senjata tradisional memiliki kegunaan lain seperti menjadi mas kawin, dijadikan ajang perlombaan, dan menjadi bagian upacara adat. Setelah mempelajari berbagai jenis senjata tradisional Kalimantan Timur, manakah yang jadi favoritmu?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page