5 Senjata Tradisional Papua serta Fungsi dan Gambarnya

Senjata tradisional Papua menjadi salah satu cerminan kenaekaragaman budaya Papua. Setiap senjata tradisional ini mengandung makna, baik dari segi budaya hingga sejarah setempat. Mari kupas keistimewaan senjata-senjata khas dari peninsula di artikel kali ini!

Yuk, Kenali Senjata Tradisional Papua dan Fungsinya!

Tidak sedikit suku di Papua yang masih berpegang teguh pada adat dan budaya tradisional dalam keseharian mereka. Lingkungan geografis Papua yang masih kaya dengan hutan dan penggunungan menjadi salah satu alasannya.

Masyarakat di Papua juga masih banyak yang mengandalkan bahan-bahan dari alam yang mereka dapati di hutan pegunungan. Mereka berbutu hewan untuk makanan, dan mengambil berbagai sumber daya alam lain dari lingkungan sekitar untuk pembuatan pakaian sehari-hari hingga alat berburu dan senjata. 

Selain digunakan untuk berburu binatang, senjata tradisional ini juga digunakan untuk pertahanan diri. Contohnya seperti ketika ada serangan dari suku lainnya atau serangan dari hewan perburuan.

Secara umum, fungsi dari senjata tradisional ini adalah untuk berburu makanan dan bertahan hidup, perlindungan dari serangan musuh, hingga sebagai alat yang mereka gunakan untuk melawan kelompok yang menyerang mereka.

5 Contoh Senjata Tradisional Papua yang Unik

Lalu, apa saja senjata yang masyarakat tradisional Papua gunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti yang telah disebutkan di atas? Berikut ini ulasan tentang lima jenis contoh senjata tradisional dan unik dari berbagai suku di Papua. 

1. Tombak Tradisional Papua

Tombak Tradisional Papua
Tombak Tradisional Papua | Image Source: selasar.com

Tombak tradisional Papua ini merupakan salah satu senjata tradisional yang berasal dari Papua Barat. Senjata tombak ini biasanya digunakan oleh suku Dani, Mappi, dan Asmat. Nama lain dari senjata ini adalah “tul”. Masyarakat setempat biasanya menggunakan senjata ini untuk berburu ataupun bertempur.

Pada prinsipnya, masyarakat Papua hanya boleh menggunakan tul untuk bertahan hidup (berburu dan berperang). Selain dari dua tujuan tersebut, masyarakat dilarang untuk menggunakannya. Contohnya, tidak boleh menggunakan tombak untuk memotong pohon muda atau menggunakan tombak untuk keperluan berkebun.

Aturan ini haruslah ditaati oleh masyarakat setempat. Jika dilanggar, dipercaya hal tersebut akan menimbulkan nasib yang buruk. Akan tetapi, tombak ini juga biasanya berguna sebagai alat pelengkap sekaligus ciri dari tarian khas Papua. 

Jenis tombak ini ada dua, yaitu tul bermata satu, dan ada juga yang bermata dua. Jika digunakan, jarak lemparan tombak ini bisa mencapai hingga 50 meter, lho.

Tombak ini memiliki bahan dasar dari alam sekitar. Pegangan tombak ini terbuat dari batang pohon. Kemudian, ujung kepala tombak terbuat dari batu sungai yang bertekstur tajam. 

Pembuatan senjata tombak ini memerlukan waktu yang panjang. Batang pohon kayu yang diambil harus melalui proses pengeringan. Setelah itu, barulah batang pohon tersebut dibagi menjadi beberapa potongan.

Batang pohon kayu selanjutnya akan digosok menggunakan keong laut hingga bertekstur tajam. Biasanya, pembuatan senjata tradisional ini memakan waktu satu minggu pengerjaan.

Dalam adat Papua, tombak merupakan simbol dari keberanian manusia. Oleh sebab itu, tombak harus mendapatkan perawatan yang baik. Senjata tombak ini biasanya akan digantung pada dinding atau langit-langit rumah.

Dahulu bahan dasar tombak tradisional ini memanglah dari kayu dan batu sungai yang tajam. Namun saat ini, tombak tersebut kebanyakan terbuat dari bahan logam. 

2. Pisau Belati

Pisau Belati
Pisau Belati | Image Source: romadecade.org

Masyarakat Papua biasanya tidak menggunakan senjata api untuk berburu hewan di hutan. Mereka hanya menggunakan senjata tradisional, salah satunya pisau belati ini sehingga belati juga menjadi senjata tradisional Papua. Senjata ini memiliki sebutan lain, yakni keris Papua. Bentuk pisau belati Papua sangatlah unik. Pada bagian gagangnya terdapat rumbaian.

Senjata ini menampilkan kekuatan dari budaya Papua. Penggunaan pisau belati biasanya adalah untuk berburu binatang atau menebas sesuatu. Buaya merupakan salah satu hewan yang sering masyarakat setempat temui. 

Bahan dasar keris atau belati Papua ini biasanya adalah tulang dari hewan endemik Papua, yakni burung kasuari yang memiliki ujung runcing, yaitu tulang kaki. Alasannya, tulang kaki burung kasuari memiliki kekuatan yang lebih kokoh. Di sisi lain, bagian tulang tersebut juga lebih mudah dibentuk dan diasah. 

Pada gagang belati ini memiliki tambahan hiasan dari serat alam dan ornamen rumbaian. Rumbaian pada gagang belati ini berasal dari sayap burung kasuari. Belati menjadi senjata utama bagi masyarakat Papua. Sementara senjata bantu lainnya adalah busur dan anak panah.

Masyarakat Papua sangat terkenal akan kearifannya dalam pengenalan ekosistem alam. Kehidupan yang berdampingan dengan alam menjadi ciri khas dari budaya Papua. Di samping itu, menurut budaya setempat, tulang kasuari ini merupakan alat berharga dalam menjalani kehidupan. 

3. Busur dan Panah Papua

Busur dan Panah Papua
Busur dan Panah Papua | Image Source: regional.kompas.com

Senjata tradisional Papua selanjutnya adalah busur dan panah. Busur dan panah digunakan untuk berburu binatang. Biasanya, suku-suku Papua menggunakannya untuk berburu dan berperang, bersama dengan tombak.

Panah untuk berburu dan berperang memiliki perbedaan yang terletak pada bahan mata panahnya. Jika untuk berburu, mata panah terbuat dari bahan bambu. Sedangkan untuk berperang, mata panah terbuat dari tulang binatang.

Selain itu, panah juga memiliki fungsi sebagai properti dekorasi rumah di Papua. Adapun wilayah Papua yang menggunakan panah sebagai dekorasi rumah saja yakni Wamena, Irian Jaya, dan Kurulu.

Masyarakat setempat memang mengoleksi panah dan busur sebagai bagian dari kebudayaan di Papua. Oleh karena itu, di Papua sangat banyak masyarakat yang menjual panah.

Walaupun begitu, senjata busur dan panah yang mereka jual biasanya hanya untuk koleksi. Biasanya penjual panah bisa kamu temui di pasar. Selain itu, kamu juga bisa memesan langsung dari para perajin panah di sana.

4. Kapak Batu

Kapak Batu
Kapak Batu | Image Source: sampoernaacademy.sch.id

Kapak batu merupakan senjata tradisional Papua yang menjadi ikon dari Irian Jaya.  Senjata ini memiliki sebutan “Jee Jugum” oleh masyarakat Irian Jaya. Masyarakat setempat masih menggunakan kapak batu dalam beraktivitas sehari-hari.

Selain itu, suku Asmat juga menggunakan kapak batu sebagai senjata. Bagi mereka, kapak batu merupakan objek mewah, seperti halnya dengan bahan baku nefrit.

Dahulu kala, kapak batu berfungsi sebagai alat penebang pohon dan pembuatan sagu. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat tidak menggunakan cara tersebut lagi karena memerlukan banyak waktu dan tenaga serta tidak efisien.

Fungsi kapak batu lainnya adalah menjadi alat pertahanan diri ketika sedang berperang. Saat ini, masyarakat Irian Jaya menggunakan kapak batu untuk memotong dan memecahkan kayu ataupun mengasah senjata.

Bentuknya yang ramping dan rata akan memudahkan pekerjaan untuk mengupas kulit dari kayu yang menjadi bahan dasar pembangunan rumah-rumah masyarakat setempat.

Proses pembuatan senjata kapak batu sangatlah mudah. Kamu hanya perlu mengikatkan batu ke batang pohon yang menjadi bagian pegangan kapak. Biasanya, senjata kapak batu terbuat dari batu yang bertekstur tajam. Selanjutnya ikat batu tersebut pada tongkat kayu menggunakan tali rotan. 

5. Parang Papua

Parang Papua
Parang Papua | Image Source: selasar.com

Parang Papua atau “Jalowy” merupakan senjata tradisional Papua yang menjadi lambang dari keuletan dan kekuatan pria di rumah. Pembuatan senjata ini membutuhkan waktu yang lama.

Suku Dani, Yali, dan Lani masih menggunakan parang sebagai senjata mereka. Tidak hanya untuk senjata pertahanan, parang ini juga berguna untuk membantu kegiatan sehari-hari. Misalnya saja untuk membuka jalan di hutan hingga memotong kayu.

Bahan dasar pembuatan parang Papua adalah pecahan batu yang melalui proses pengasahan agar bertekstur tajam. perajin parang umumnya akan mencampurkan lemak dan minyak babi dalam proses pengasahan parang. Tujuannya adalah agar parang tersebut memiliki tingkat kekerasan dan daya tahan yang lebih baik.

Biasanya, parang Papua berguna untuk keperluan rumah tangga, seperti memotong sagu dan daging ataupun memasak. Selain itu, parang Papua juga sering menjadi alat bantu di sektor pertanian.

Bentuk parang Papua yang khas serta keunikannya mengundang minat dari banyak wisatawan asing maupun lokal untuk memilikinya. Parang Papua bisa menjadi koleksi ataupun pajangan yang cantik dan unik pada dinding rumah.

Apakah Senjata Tradisional Papua Masih ada Sampai Sekarang?

Masyarakat di Papua membuat berbagai senjata mereka menggunakan bahan dari alam Ini merupakan warisan budaya Papua yang harus terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Walaupun sebagian wilayah dan penduduk Papua sudah menerima modernisasi, tetapi beberapa suku pedalaman masih menggunakan senjata tradisional Papua untuk kegiatan sehari-hari. Bahkan, tidak sedikit masyarakat dari luar pulau yang mengoleksi sebagai dekorasi rumah.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page