Mengenal Siklus Air Sederhana dan Penjelasannya Lengkap

Air di muka bumi tidak akan pernah habis, karena adanya siklus air. Sayangnya, di belahan bumi ini banyak manusia rakus dan egois yang melakukan banyak aktivitas secara sembarangan, sehingga secara langsung mempengaruhi siklus ini. Tentu akibatnya merugikan banyak makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan.

Jadi, apa sebenarnya siklus yang terjadi pada air itu? Bagaimana siklus ini terjadi? Apa saja aktivitas manusia yang berdampak buruk pada siklus ini di bumi? Nah, biar kamu tidak bingung, yuk simak ulasannya berikut ini!

Pengertian

Pada dasarnya, siklus air adalah proses sirkulasi atau perputaran yang terjadi dalam pembentukan air di bumi. Dalam perputarannya, air laut menguap dan berubah menjadi uap air, kemudian kembali lagi ke bumi dalam bentuk hujan. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Bernard Manessy pada tahun 1580. 

Menurut penjelasan Manessy, proses terbentuknya awan melibatkan penguapan air dari lautan. Kemudian, awan-awan tersebut bergerak ke daratan, sebelum akhirnya turun kembali sebagai hujan. Hujan tersebut kemudian mengalir kembali dan menguap lagi, begitu seterusnya.

Proses Siklus Air dan Penjelasannya

unnamed 2 2
Berkeley Edu

Berikut beberapa tahapan atau siklus pada air, dari penguapan hingga menjadi air kembali melalui hujan lengkap dengan penjelasannya:

1. Evaporasi 

Tahap pertama dari siklus air adalah evaporasi atau penguapan. Penguapan terjadi ketika air yang tersimpan di sungai, danau, atau lautan diubah menjadi uap air oleh panas matahari. Penguapan atau evaporasi terjadi dengan perubahan molekul cairan menjadi molekul gas, sehingga membuat air menjadi uap. 

Hal itu menyebabkan naiknya efek gasifikasi air di atmosfer. Sinar matahari berperan penting pada tahap penguapan tersebut. Semakin tinggi suhu cahaya yang dipancarkan, semakin banyak juga molekul air yang tercipta.

2. Transpirasi 

Selain penguapan yang terjadi di air, penguapan juga terjadi pada makhluk hidup loh, khususnya hewan. Tahap ini dikenal sebagai transpirasi. Pada tumbuhan, air diserap melalui akar dan digunakan untuk fotosintesis, kemudian uap air dilepaskan melalui stomata. 

Pada hewan, penguapan terjadi saat hewan mengonsumsi air dan mengeluarkan uap air melalui proses pernapasan. Molekul air dalam hewan dan tumbuhan kemudian berubah menjadi uap atau gas. 

Setelah terjadi penguapan pada molekul air, uap air lalu naik ke atmosfer, hal ini mirip dengan tahap evaporasi. Meskipun jumlah air yang dihasilkan dalam tahap ini tidak besar, namun proses ini terjadipada jaringan hewan maupun tumbuhan.

3. Evapotranspirasi 

Penguapan air ini terjadi di semua bagian permukaan bumi, meliputi air, tanah, dan makhluk hidup. Pada tahap ini, penguapan terjadi ketika molekul air menguap, lalu membentuk semua organisme dan jaringan air. Tahap ini merupakan tahap yang memiliki dampak terbesar terhadap jumlah air yang terangkut dalam siklus hidrologi. 

4. Sublimasi 

Sublimasi adalah proses siklus air berikutnya, dimana es berubah menjadi uap air tanpa menjadi cair. Tahap ini terjadi di daerah kutub Arktik dan Antartika serta di daerah dengan banyak lapisan es yang mengalami proses sublimasi. 

Sublimasi yang terjadi merupakan perubahan es dan tidak melalui proses cair. Kondisi ini memperlambat fase penguapan dan sublimasi. 

5. Kondensasi

Setelah tahap penguapan yang muncul dari berbagai sumber, maka dimulailah tahap kondensasi atau pengembunan. Pada tahap ini, air yang menguap, lalu menjadi partikel es. Partikel es sendiri sangat kecil dan terbentuk oleh suhu rendah di atmosfer bagian atas. 

Selanjutnya, partikel es itu akan menjadi awan, dan semakin banyak partikel es, semakin gelap awannya. Secara etimologis, istilah kondensasi berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti “tertutup”.

Kondensasi  adalah contoh dari perubahan fisik serta perubahan alam yang bersifat sementara. Meski begitu, perubahan ini tidak menghasilkan materi baru. Cairan yang mengembun dari uap ini dikenal sebagai kondensat.

6. Presipitasi

Proses ini dapat terjadi pada saat air membentuk awan, lalu mencapai titik jenuh akibat pendinginan dan penambahan uap air. Semakin banyak uap air yang dihasilkan di atmosfer, semakin banyak tetesan di awan. 

Ketika awan tidak dapat lagi menahan jumlah air yang terbentuk, air dilepaskan dalam bentuk hujan, lalu air hujan tersebut menyebar ke seluruh tempat, seperti sungai, danau dan laut untuk memulai proses siklus dari awal lagi, dan begitu seterusnya.

Jenis Siklus Air

Air ternyata tidak hanya memiliki satu jenis siklus saja. Namun, ada beberapa jenis, yakni:

1. Siklus Pendek 

Siklus ini terjadi tanpa fase horizontal atau pergerakan awan. Siklus ini dimulai dengan penguapan air laut ke atmosfer bumi. Uap air lalu mengembun pada ketinggian tertentu dan membentuk awan. 

Lama-lama awan yang tidak dapat lagi menahan berat air akan terkena proses presipitasi, sehingga terjadilah proses yang disebut hujan. Air hujan yang jatuh ke laut, lalu melalui proses yang sama secara berulang.

2. Siklus Sedang 

Siklus air sedang terjadi ketika air laut menguap. Lalu, angin membawa uap air menuju daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air melewati tahap kondensasi dan menjadi awan. 

Awan tersebut kemudian jatuh sebagai hujan dan meresap ke dalam tanah, lalu diserap oleh akar tanaman, dan terbawa arus air seperti selokan dan sungai. Air mengalir kembali melalui berbagai saluran dan akhirnya berakhir di lautan. 

3. Siklus Panjang 

Siklus hidrologi yang panjang biasanya terjadi di daerah pegunungan dan subtropis. Keuntungan dari siklus panjang adalah air di awan tidak langsung berubah menjadi hujan. 

Siklus ini diawali dengan tahap penguapan yang terjadi di lautan, yakni dengan mengubah air menjadi molekul gas. Kemudian, mengalami tahap sublimasi. Awan yang mengandung kristal es terbentuk dan bergerak maju saat awan bergerak.

Selama tahap tersebut, awan yang mengandung kristal es turun dan melewati tahapan hujan. Namun, hujan yang turun menjadi salju dan terakumulasi membentuk gletser. 

Gletser daratan mencair di bawah pengaruh peningkatan suhu dan tekanan. Gletser yang mencair mengalir ke sungai dan terhubung ke laut. Kemudian, siklus tersebut terjadi secara berulang.

Aktivitas yang Merusak Siklus Air

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak aktivitas manusia yang dapat merusak siklus pada air secara langsung. Berikut adalah beberapa aktivitas manusia yang berdampak buruk pada siklus ini:

1. Pertumbuhan Pemukiman Penduduk 

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya, maka timbul kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal dan bersosialisasi. Tanah bisa tertutup semen, jalan, beton, dan bahkan rumah, jika pembangunan tidak memperhatikan sisi tanah yang menyerap air. 

2. Pembukaan Lahan Secara Besar-besaran

Hutan yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi, komersial, dan sosial masyarakat dapat merugikan, jika digunakan secara berlebihan. Jika petak-petak hutan terus dibuka dan digunakan untuk industri, perumahan, pertanian, dan lahan subur, hal tersebut akan mengakibatkan berkurangnya daerah aliran sungai. 

3. Pembangunan Skala Besar

Pembangunan skala besar yang berkaitan dengan air dapat mempengaruhi siklusnya. Banyaknya bangunan dan jalan beraspal dapat menyebabkan berkurangnya daerah resapan air, yang dapat mengganggu kelangsungan siklus air.  

Oleh karena itu, kita harus melakukan upaya untuk menjaga keseimbangan siklus pad air. Misalnya, pembangunan bak pengambilan air, waduk, bendungan, saluran air, dan daerah resapan air. 

4. Penebangan Hutan

Kegiatan lain yang merusak siklus pada air adalah penebangan liar. Jika hutan dibiarkan dalam keadaan kosong tanpa pengelolaan yang baik, maka daya resapan air menjadi buruk. Karena tidak ada daerah resapan, tanah lapisan atas (humus) akan terkikis dan larut dalam air. 

Lapisan tanah yang terbuka tersebut sangat mengurangi kemampuannya untuk menahan air hujan. Air hujan mengenai permukaan tanah secara langsung dan memecah tanah menjadi partikel-partikel kecil. Partikel tanah menutup pori-pori tanah dan memadatkan permukaan tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi

Berkurangnya kapasitas filtrasi ini menyebabkan peningkatan celah pada permukaan tanah dan berkurangnya total aliran air di bawah permukaan untuk menjadi air tanah. Celah ini dapat mengikis partikel permukaan dan membawanya ke tempat lain, sehingga terjadi erosi.

Sudah Paham Bagaimana Proses Siklus Air?

Demikian penjelasan singkat mengenai bagaimana siklus yang terjadi pada air, jenis, serta aktivitas apa saja yang bisa merusak siklus tersebut. Meskipun air tidak akan habis, namun aktivitas manusia bisa saja mengganggu siklus pada air, jika kita tidak merawat faktor yang mempengaruhi siklus tersebut. Jadi, mari hargai air!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page