Siklus Batuan: Pengertian, Jenis, Proses & Gambarnya

Kita mengenal air memiliki siklus, mulai dari evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Tahukah kalian jika batuan juga memiliki proses dalam pembentukannya. Proses pada siklus batuan terjadi pada kurun waktu yang lama, bahkan membutuhkan ratusan hingga jutaan tahun. 

Pada setiap tahapan prosesnya akan menghasilkan jenis batuan yang berbeda, misalnya batuan beku, atau sedimen. Simak artikel ini supaya kalian bisa paham dengan proses dan siklus pembentukan batuan. 

Mengenal Apa Itu Siklus Batuan

Sebagai unsur pembentuk bumi, batuan merupakan unsur yang mengandung zat-zat mineral yang telah mengkristal dan membeku. Batuan terbentuk melalui proses yang panjang dan lama yang dipengaruhi oleh kondisi alam, pergerakan tektonik, serta panas bumi. Kita menyebut proses ini sebagai siklus batuan. 

Siklus ini memerlukan serangkaian proses yang panjang dan bisa membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya. Tahapan-tahapan dari siklus ini akan menghasilkan jenis batuan yang berbeda-beda. Batuan tersebut adalah batuan sedimen, beku, dan metamorf. 

James Hutton merupakan pencetus teori ini pada abad ke-18. Beliau juga dikenal sebagai bapak geologi. Beliau mengatakan jika semua elemen yang ada di permukaan bumi memiliki fase dan siklus yang teratur. Sehingga, unsur seperti batuan juga akan kembali ke bentuk awalnya.   

Apa Saja Jenis Batuan Bumi?

Terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan atau metamorf. Batuan-batuan ini memiliki jenis yang berbeda karena mengalami proses pembentukan pada tahap siklus batuan yang berbeda. Penjelasan untuk jenis-jenis batuan adalah sebagai berikut.

1. Igneus atau Batuan Beku 

Batuan beku atau batu vulkanik adalah jenis batuan yang terjadi karena telah mengalami proses pembekuan atau pengerasan pasca aktivitas vulkanik. Sederhanya, batuan ini berasal dari magma yang telah mengkristal atau membeku.

Igneus atau Batuan Beku
American Museum of Natural History

Batuan beku terbagi atas tiga jenis, yaitu batuan beku dalam, korok, dan luar.

  • Plutonik atau batuan beku dalam: Jenis batuan yang proses pembekuannya terjadi di dalam bumi. Proses ini berlangsung sangat lama. Contoh dari batuan jenis ini adalah batu granit, gabro, diorit, dan syenit.
  • Hypo-abyss atau batuan beku korok: Proses pembekuan batuan yang  berlangsung di dalam bumi namun lebih dekat dengan permukaan. Sehingga, prosesnya lebih cepat daripada batuan beku dalam. Contohnya batuan porfiri dasit, porfiri granit, dan porfiri granit.
  • Effusive atau batuan beku luar: Batuan ini mengalami proses pembekuan yang cepat karena terjadi di atas permukaan bumi. Contoh dari batu ini adalah batu andesit, riolit serta basalt.

2. Batuan Sedimen (Sedimentary)

Jenis batuan ini merupakan hasil dari siklus batuan yang mengalami proses pengangkutan ke suatu tempat. Material batuan yang terangkut akan berkumpul dan mengendap menjadi batuan sedimen.

Batuan Sedimen Sedimentary
American Museum of Natural History

Berdasarkan proses pengendapannya, batuan sedimen terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Klastik: Batuan jenis ini sering disebut sebagai endapan mekanik. Jenis batuan ini berasal dari endapan batuan itu sendiri. Contoh dari batuan ini adalah batu pasir, breksi, napal, konglomerat.
  • Non-klastik: Jenis batuan ini merupakan batuan yang melalui proses endapan dengan bantuan organisme lain. Misalnya batu bara merupakan batu dari hasil kompaksi organik, seperti akar, batang dan daun tumbuhan.

Selain dari proses pengendapannya, batuan sedimen juga terbagi dari tempatnya mengendap, yaitu:

  • Limnis: Batuan yang mengendap di area rawa atau danau.
  • Marine: Jenis batuan yang mengendap di laut dan mengandung mineral karbonat dan kapur.
  • Fluvial: Batuan ini mengendap di area sungai dan hilir.
  • Glasial: Ragam batuan yang mengendap di area gletser, pegunungan, bongkahan es.
  • Teristris: Jenis batuan yang mengendap di wilayah daratan.

3. Batuan Malihan (Metamorphic)

Batuan Malihan Metamorphic
American Museum of Natural History

Jenis batuan ini merupakan batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami siklus batuan karena adanya perubahan akibat tekanan, waktu, fluida, fasa, dan juga suhu. Ada tiga jenis batuan malihan atau metamorf, yaitu:

  • Kontak: Terjadi karena perubahan suhu yang tinggi. Jenis ini banyak terjadi di wilayah sekitar intrusi magma dan batuan beku. Batuan jenis ini menghasilkan batuan yang butir halus yang tidak memiliki foliasi. contohnya, marmer, kuarsa, antrasit.
  • Dinamo: Batuan jenis ini mengalami perubahan karena tekanan yang tinggi dan berlangsung lama. contohnya, batu sabak.
  • Pneumatolitis: Batuan ini mengalami perubahan karena disusupi oleh unsur lain. contohnya, batu topaz.

Bagaimana Proses Siklus Batuan?

Terdapat beberapa tahap pada siklus batuan, mulai dari pembekuan magma, pelapukan, pengendapan, hingga mencair kembali menjadi magma. Semua proses ini berlangsung lama. Pada setiap tahap juga akan menghasilkan jenis batuan yang berbeda pula. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.

Terjadinya Proses Kristalisasi dan Pembekuan Magma
Understanding Global Change

1. Terjadinya Proses Kristalisasi dan Pembekuan Magma

Tahap yang pertama adalah proses pembekuan atau kristalisasi magma. Kita mengenal magma sebagai material panas yang berasal dari gunung berapi. Proses kristalisasi terbagi menjadi dua jenis; intrusif dan ekstrusif. 

Bila terjadi aktivitas pergerakan magma namun tidak sampai muncul ke permukaan bumi, maka disebut magma intrusif. Sedangkan, magma ekstrusif merupakan aktivitas pergerakan magma hingga keluar ke permukaan bumi, misalnya erupsi gunung berapi.

Baik magma intrusif maupun ekstrusif akan mengalami proses pembekuan atau kristalisasi menjadi batuan. Bedanya kristalisasi magma intrusif berlangsung lama, sedangkan magma ekstrusif berlangsung lebih cepat. Magma yang mengalami proses kristalisasi akan menghasilkan batuan beku.

2. Proses Pelapukan dan Pengangkatan

Setelah proses pembekuan, siklus batuan yang selanjutnya adalah pelapukan. Proses pelapukan berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelapukan meliputi perubahan cuaca, angin, hujan, intensitas cahaya matahari, dan gejala alam lainnya.

Sama seperti pada tahap pembekuan, batuan intrusif dan ekstrusif memerlukan waktu yang berbeda pada proses pelapukannya.

  • Batuan ekstrusif mengalami proses yang cepat karena berada di permukaan bumi. Ini menyebabkan batuan ekstrusif lebih mudah terpapar sinar matahari, terkena air hujan, angin, dan kondisi alam lain. Selain itu, lokasi juga mempengaruhi perubahan fisis dan kimia pada batuan.
  • Sedangkan, batuan intrusif memerlukan proses pelapukan yang lebih lama, karena tidak berada di permukaan bumi. Batuan intrusif yang telah mengalami proses pelapukan akan terangkat ke permukaan bumi, contohnya karena adanya aktivitas tektonik.

3. Pergerakan Batuan dan Erosi

Setelah batuan mengalami pelapukan, maka tahap selanjutnya adalah pengikisan atau erosi. Pada proses ini batuan yang terkikis karena erosi akan terbawa ke tempat lain. Faktor yang mempengaruhi pengikisan bisa karena air, angin, atau bahkan gletser.

4. Pengendapan atau Sedimentasi

Material batuan yang terbawa oleh air, angin dan gletser akan mengendap dan berkumpul di suatu tempat. Pada siklus batuan ini, material-material tersebut akan berkumpul dan menjadi keras setelah sekian waktu. Batuan yang terjadi dari proses pengendapan atau sedimentasi ini kita kenal sebagai jenis batuan sedimen.

5. Pembentukan Batuan Malihan

Batuan sedimen yang mengalami proses pengendapan, lama-kelamaan akan terkubur di dalam bumi. Pada proses ini batuan sedimen akan mengalami penekanan karena panas bumi. Batuan sedimen yang mengalami perubahan karena tekanan panas bumi disebut sebagai batuan malihan atau batuan metamorf.

6. Pencairan oleh Magma

Pada tahap akhir siklus batuan ini, batuan metamorf atau malihan yang terkena panas bumi akan meleleh dan kembali lagi menjadi magma. Kemudian, siklus akan kembali terulang dari prose pembekuan magma.

Faktor yang Mempengaruhi Siklus Batuan

Kita telah mengetahui proses panjang dari siklus batuan. Namun, ada juga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ini. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi proses pembentukan batuan.

  • Aktivitas tektonik bumi.
  • Suhu panas di dalam bumi.
  • Pengaruh erosi atau pengikisan tanah oleh air, angin, dan gletser. 
  • Perubahan cuaca, seperti hujan dan matahari. Cuaca ekstrem juga dapat menyebab pengikisan batuan dan perubahan kontur tanah.
  • Ukuran dan kedalaman danau dan sungai dapat mempengaruhi pada proses sedimentasi
  • Aktivitas manusia seperti membangun pemukiman, membangun lahan irigasi dan pertanian, dan aktivitas lainnya yang dapat mempengaruhi tanah.
  • Pembangunan bendungan dapat mempengaruhi proses sedimentasi pada batuan.
  • Penggalian minyak bumi.
  • Vegetasi hewan dan tanaman yang mempengaruhi batuan.

Sudah Mengerti Tentang Siklus Batuan?

Nah, itulah penjelasan mengenai siklus batuan. Siklus ini merupakan siklus yang panjang yang bisa mencapai ratusan tahun. Kita juga bisa menarik kesimpulan bahwa magma adalah bahan pokok untuk pembentukan batuan. 

Setiap tahapan dari proses ini akan menghasilkan batuan yang berbeda. Misalnya batuan beku yang berasal dari magma yang membeku, Batuan sedimen yang berasal dari endapan batuan beku yang terkikis. Tahapan-tahapan pada siklus ini berawal dari magma dan nantinya akan kembali lagi menjadi magma.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page