Siklus Hidrologi: Pengertian, Proses, Jenis, dan Contohnya

Bumi terdiri dari air yang lebih mendominasi daripada daratan. Keberadaan air sendiri sangat penting untuk menunjang berbagai aktivitas kehidupan di Bumi. Makhluk hidup membutuhkan air untuk bisa bertahan. Namun, Anda mungkin berpikir mengapa air tidak pernah habis. Hal Itu bisa terjadi karena siklus hidrologi.

Siklus tersebut menyebabkan pasokan air terus bertambah, meskipun seluruh makhluk hidup di Bumi ini setiap hari menggunakannya. Tidak peduli berapa juta liter konsumsi air setiap harinya, dengan siklus air, maka ketersediaan pasokan akan tetap aman. Selain itu, fenomena ini terjadi secara alami.

Apa Itu Siklus Hidrologi?

Topik siklus air atau hidrologi termasuk bagian dari cabang ilmu geografi. Hidrologi sendiri artinya ilmu yang mempelajari seputar sirkulasi air di Bumi, mulai dari pergerakan, distribusi, dan kualitasnya. Sementara itu, siklus air adalah proses sirkulasi air secara alami yang bergerak dari atmosfer ke Bumi dan sebaliknya.  

Sederhananya, penguapan air yang terjadi di Bumi akan berubah menjadi awan dan turun hujan. Ini menyebabkan air kembali lagi ke Bumi. Siklus hidrologi selalu terjadi tanpa berhenti. Itulah mengapa volume air di Bumi terus stabil meskipun sering berkurang. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses hidrologi antara lain, matahari, suhu, air, tekanan udara, kelembapan, kecepatan angin, dan lain sebagainya. Matahari termasuk komponen utama yang penting agar siklus air terjadi secara lancar. Sebab, tanpa sinar matahari yang cukup, air di Bumi sulit mengalami penguapan. 

Manfaat dari siklus air adalah mempertahankan jumlah air di Bumi supaya tidak habis. Sehingga, makhluk hidup dapat memenuhi kebutuhan airnya secara maksimal. Maka dari itu, manusia harus menjauhi aktivitas yang menyebabkan proses hidrologi terganggu, seperti penggundulan hutan, dan alih fungsi lahan.

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi

Sebelum akhirnya turun hujan yang menjadi bagian dari siklus air, terdapat beberapa proses yang akan terjadi. Pertama, air akan mengalami penguapan terlebih dahulu, kemudian berlanjut ke proses berikutnya. Untuk lebih jelas, perhatikan baik-baik proses siklus air yang ada di bawah ini! 

1. Evaporasi 

Anda mungkin sudah familiar mendengar kata evaporasi. Evaporasi merupakan proses penguapan air di Bumi yang terjadi di laut, sungai, danau, atau permukaan air lainnya. Kunci yang menentukan kesuksesan proses evaporasi atau penguapan ini adalah sinar matahari. 

Apabila, sinar matahari cukup panas untuk menguapkan permukaan air, maka air yang berhasil menguap akan naik ke langit. Nantinya, uap air tersebut pada akhirnya akan berubah menjadi awan yang memicu terjadinya hujan. 

2. Transpirasi

Transpirasi dan evaporasi pada dasarnya mempunyai prinsip yang serupa. Keduanya sama-sama mengubah zat cair menjadi gas yang nantinya naik ke atmosfer. Pengertian dari transpirasi sendiri adalah proses menguapnya air dari tumbuhan lewat batang dan mulut daun. 

3. Kondensasi

Proses siklus hidrologi berikutnya adalah kondensasi. Berbeda dari evaporasi dan transpirasi yang mengubah zat cair menjadi gas, dalam proses ini terjadi perubahan gas menjadi zat cair. Anda bisa mengenali proses perubahan ini sebagai pengembunan. 

Kondensasi atau pengembunan merupakan bagian dari proses siklus air, di mana uap air yang menguap pada proses sebelumnya berubah menjadi titik-titik air.

Penyebab terjadinya kondensasi tidak lain karena perubahan suhu dan tekanan. Pada proses ini, akan terbentuk sebuah awan hujan yang siap turun ketika mencapai titik jenuh. 

4. Presipitasi

Lanjutan dari proses kondensasi adalah presipitasi. Proses siklus hidrologi ini merupakan proses turunnya air dari awan yang sudah mencapai titik jenuh.

Proses ini ditandai dengan turunnya hujan ke Bumi. Penyebab terjadinya hujan tidak lain karena pendinginan dan uap air yang bertambah sehingga membuat awan mencapai titik jenuh.  

Jika uap air yang terbentuk di atmosfer semakin melimpah, maka awan tidak dapat menampung air yang terbentuk. Sehingga, air tersebut turun sebagai hujan. Selain itu, air juga bisa turun dalam bentuk salju apabila suhunya berada di titik beku atau sekitar 0 derajat Celcius atau 32 derajat Fahrenheit. 

5. Intersepsi 

Intersepsi mempunyai konsep yang mirip dengan evaporasi dan transportasi. Pada proses siklus hidrologi yang satu ini, air yang terjebak di permukaan tanaman akan mengalami penguapan sebelum akhirnya jatuh diserap oleh tanah. 

Misalnya, hujan yang turun di daerah dengan banyak pohon, sedikit atau banyak akan menyebabkan air hujan tertahan pada pohon tersebut dan tidak langsung jatuh ke tanah. Nah, air yang menempel pada pohon tersebutlah yang akan mengalami penguapan. Jadi, proses evaporasi tidak hanya terjadi pada permukaan air saja. 

6. Sublimasi

Proses siklus hidrologi sublimasi merupakan perubahan zat padat menjadi gas. Contoh dari proses sublimasi adalah berubahnya es yang menguap menjadi air. Jadi, air yang menguap tidak hanya berasal dari zat cair saja, melainkan juga dapat melalui zat padat, dalam kasus ini adalah es. 

7. Adveksi

Adveksi adalah proses siklus hidrologi berupa perpindahan awan menuju tempat lain dengan memanfaatkan bantuan angin. Proses ini membantu mengarahkan air hujan agar jatuh ke daratan dengan membuat awan-awan menyebar. 

Misal, tadinya awan berada di daerah lautan. Kemudian, awan tersebut terkena angin. Hembusan angin inilah yang membuat awan akan berpindah ke wilayah daratan. 

8. Run Off

Proses run off terjadi ketika air hujan yang turun ke darat berpindah dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah. Jadi, aliran air yang ada di permukaan tanah akan mengalirkan airnya melalui sungai dan anak sungai. Namun, tidak semua air yang jatuh ke tanah akan menjadi run off. Hal ini karena bisa saja terjadi infiltrasi. 

9. Infiltrasi 

Proses akhir dari siklus hidrologi adalah infiltrasi. Infilitrasi merupakan proses penyerapan air hujan ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. Air yang jatuh akan tersimpan di dalam tanah dan pada akhirnya akan kembali ke laut, meskipun membutuhkan proses yang agak lama. 

Jenis-Jenis Siklus Hidrologi

Nah, setelah memahami proses siklus air, mulai dari evaporasi (penguapan) hingga infiltrasi (penyerapan), selanjutnya Anda akan mempelajari jenis-jenisnya. Siklus air terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan lama proses gerakan dan jalur air. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya di bawah ini!

1. Siklus Pendek

Siklus hidrologi pendek merupakan pergerakan air yang terjadi dalam waktu singkat di mana terjadi proses evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.

Awalnya, air akan mengalami penguapan sehingga uap air akan menjadi titik-titik air yang nantinya membentuk awan. Awan yang mencapai titik jenuh akan menurunkan hujan ke Bumi.

2. Siklus Sedang

Pada siklus hidrologi sedang, tahapan awalnya sama dengan siklus pendek yang mengalami penguapan, terbentuk awan, dan hujan. Namun, yang menjadi pembeda adalah proses adveksi, di mana uap air berpindah ke daratan dengan bantuan angin. 

Lalu, hujan yang turun akan meresap ke tanah. Kemudian, sisa-sisa airnya mengalir ke sungai  yang nantinya akan kembali lagi ke laut. . 

3. Siklus Panjang

Jenis terakhir yaitu siklus hidrologi panjang dengan serangkaian tahapan paling banyak di antara jenis-jenis sebelumnya. Pertama-tama, akan terjadi penguapan dan kondensasi. Kemudian, awan yang terbentuk akan menuju tempat yang lebih dingin dengan bantuan angin. Pada siklus panjang inilah proses sublimasi terjadi. 

Selanjutnya, hujan akan turun. Namun uniknya, hujan yang turun bukanlah dalam bentuk air melainkan es. Siklus ini terbilang panjang karena waktu yang dibutuhkan untuk es mencair dan mengalir kembali ke laut tidak sebentar. 

Sudah Paham dengan Materi Siklus Hidrologi?

Setelah menyimak pembahasan siklus hidrologi di atas, sekarang Anda sudah tahu mengapa air yang ada di Bumi ini tidak habis-habis meski digunakan setiap hari. Namun, bukan berarti Anda bisa semena-mena dalam menggunakan air. 

Anda harus tetap bijak menggunakan air secukupnya. Sebab, jika proses siklus air terhambat, maka akan memunculkan berbagai dampak negatif yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah menipisnya ketersediaan air bersih. Jadi, Anda perlu menjaga lingkungan dan alam untuk mendukung kelancaran siklus air.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page