Simpati dan empati merupakan perasaan dalam diri yang bisa muncul karena beberapa faktor. Bisa dari faktor internal maupun eksternal. Sebagai makhluk yang memiliki perasaan, kamu pasti sering merasakan berbagai macam emosi, terutama jika itu terjadi pada orang-orang terdekat atau kejadian yang kamu lihat atau kamu dengar.
Apakah kamu pernah mendengar sahabatmu bercerita tentang kehilangan, kemudian timbul rasa sedih karena kamu merasa pernah mengalami hal yang sama. Sebenarnya, saat itu kamu sedang merasa peduli akan apa yang dia alami. Lantas, apa perbedaan antara simpati dan empati? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Simpati dan Empati
Sebagai manusia kita memiliki gudang emosi yang berisi bermacam-macam perasaan dan bisa keluar tergantung dari apa yang kita pikirkan atau rasakan. Bisa karena bentuk respon terhadap suatu peristiwa atau karena respon dari memori tubuh dan isi kepala akan hal yang pernah terjadi atau yang akan terjadi.
Salah satu dari banyak emosi dalam diri kita adalah simpati dan empati. Ini merupakan respon yang keluar karena ada rasa tertarik akan sesuatu yang sedang orang lain alami atau rasakan. Perasaan ini bisa muncul kapan saja dan bisa terjadi karena ketertarikan terhadap individu atau suatu kelompok.
Rasa tertarik ini membuat seseorang melibatkan emosinya secara lebih. Sehingga, secara tidak langsung dapat merasakan apa yang orang lain alami dan rasakan. Meskipun sama-sama bentuk respon terhadap apa yang dialami orang lain, tetapi pengertian keduanya tetap berbeda.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpati disebabkan karena adanya rasa setuju, rasa suka, dan keikutsertaan merasakan perasaan orang lain. Daripada rasa kasihan, bersimpati memiliki level kedalaman yang lebih tinggi. Sebab, ada keterlibatan perasaan pribadi yang lebih jauh, tapi masih dalam tahap sewajarnya.
Orang yang mudah bersimpati biasanya memiliki kepedulian lebih terhadap sekitar. Sedangkan empati jika dipahami dari asal muasal bahasanya “empatheia” yang memiliki arti “ikut merasakan”.
Jadi, bisa dapat diartikan sebagai keadaan emosional yang berasal dari orang lain, kemudian ditiru dan muncul perasaan yang sama dalam diri. Perasaan empati dapat muncul meskipun kamu tidak pernah mengalami hal serupa.
Ciri-Ciri Simpati dan Empati

Pengertian keduanya yang hampir sama, menjadikan istilah ini seringkali terbalik atau keliru digunakan saat mengungkapkan sebuah perasaan. Ternyata, ada beberapa ciri yang dapat kamu perhatikan saat seseorang sedang merasa bersimpati atau berempati akan sesuatu. Berikut ini adalah beberapa ciri khususnya:
1. Ciri-Ciri Simpati
Setiap orang memiliki tingkat kepedulian yang berbeda-beda. Namun, seseorang dengan rasa simpati tinggi dapat merasakan apa yang sedang terjadi pada orang lain. Kamu dapat melihatnya dari beberapa hal ini:
1. Merasa Memiliki Perasaan yang Sama
Simpati merupakan sikap peduli yang dapat terjadi karena dapat merasakan perasaan serupa dari apa yang dialami orang lain. Ini terjadi karena ada peristiwa serupa dalam hidupnya. Jadi, orang lain dilihat sebagai teman senasib. Sehingga membuatnya dapat mendengarkan dan meletakkan perhatian lebih.
2. Sebagai Bentuk Dukungan
Karena keterlibatannya dalam bentuk perhatian dan perasaan bersama, ini lebih bisa dilihat sebagai bentuk dukungan atau support terhadap orang lain. Meskipun hanya sekedar membagikan perasaan dalam bentuk kepedulian kecil, hal ini sudah lebih dari cukup untuk membantu.
3. Bersifat Tidak Mendalam
Sebagai bentuk perhatian, rasa simpati hanya dilakukan sewajarnya. Seseorang dapat merasakan kesedihan yang dirasakan oleh orang lain tanpa terlibat lebih jauh dan larut di dalamnya. Karena hanya menunjukkan rasa prihatin, tidak ada keterlibatan yang mendalam dan tidak berfikir jauh untuk membantu menyelesaikan masalah orang lain.
2. Ciri-Ciri Empati
Selain simpati, perasaan empati merupakan kemampuan untuk berbagi dan memahami lebih dalam tentang apa yang seseorang ceritakan atau alami meski belum pernah mengalami hal serupa. Kamu bisa melihatnya dari ciri-cirinya di bawah ini:
1. Kemampuan Memahami Orang Lain
Biasanya, orang-orang yang mudah memunculkan rasa empati memiliki kepekaan tajam dalam memahami orang lain. Tidak perlu mengalami kejadian yang sama untuk mereka bisa menghayati perasaan yang ada. Meskipun perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, perasaan empati muncul secara alamiah.
2. Memahami Diri Sendiri
Ada titik di mana seseorang mengalami lelah, bukan hanya secara fisik tapi juga secara mental dan emosional. Selain memiliki kepedulian lebih ke orang lain, seorang yang berempati dapat memahami perasaan dan emosinya sendiri. Adanya empati dapat membuat mereka memahami diri sendiri lebih baik dan dapat mengatur emosinya.
3. Melakukan Tindakan
Tidak sama dengan simpati, orang yang mudah berempati tidak hanya sekedar peduli. Mereka juga memperlihatkannya dalam bentuk lebih. Mereka akan menyatakan perasaannya dalam bentuk nyata. Bisa dengan permintaan maaf atas yang terjadi atau sedang dirasakan orang lain atau membantunya menyelesaikan masalah yang dialami.
4. Peka pada Isyarat Tertentu
Ketika seseorang sedang berempati, mereka cenderung memahami isyarat dari raut wajah, ekspresi, gerak-gerik, atau gaya bicara. Setiap orang pasti memiliki tingkatan emosional yang berbeda dengan respon tubuh berbeda juga. Nah, dengan melihat dari beberapa hal itu, seseorang bisa memahami bagaimana perasaan orang lain.
Perbedaan Simpati dan Empati

Meskipun terlihat mirip, kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang cukup terlihat. Nah, kamu bisa memperhatikan tiga hal di bawah ini untuk bisa membedakannya:
1. Keterlibatan Perasaan
Bersimpati adalah perasaan yang muncul karena bentuk iba terhadap orang lain, keterlibatannya tidak mendalam dan emosional. Perasaan ini muncul untuk menunjukkan rasa peduli tanpa berfikir untuk membantu atau menyelesaikan permasalahan.
Sedangkan empati berupa keterlibatan emosional terhadap perasaan orang lain. Ini lebih mendalam karena secara tidak langsung dapat memahami kondisi dalam permasalahan orang lain. Dari sana munculah inisiatif untuk bersama-sama mencari jalan keluar.
2. Respon Yang Muncul
Seseorang yang merasakan simpati memberikan respon dukungan dan tidak terlibat jauh dalam perasaan. Serta tidak memberikan banyak energi dalam bentuk bantuan. Ini tidak menjadi masalah, karena mereka tidak memaksakan diri atau perasaan untuk memberi perhatian lebih.
Sedangkan seorang yang berempati akan memberikan pemahaman yang cukup mendalam. Mereka cenderung beranggapan bahwa, apa yang sedang orang lain alami adalah hal yang harus dibantu.
3. Faktor Pendorong
Perbedaan yang paling ketara adalah dari faktor pendorong. Seorang yang bersimpati dapat memunculkan respon secara spontan. Misalnya dengan ucapan berduka atau turut prihatin. Namun, seseorang dengan empati akan pertimbangan hal yang dapat menciptakan kenyamanan, seperti afeksi dan berfikir jauh untuk mencari solusi.
Contoh Simpati dan Empati

Selain mengetahui ciri-ciri dan perbedaan antara keduanya, ini adalah contoh yang bisa membantumu memahaminya lebih dalam:
- Kamu mendengar seorang teman sedang mengalami fase berduka. Maka, kamu dapat menunjukkan rasa bersimpati dengan mengucapkan belasungkawa atas rasa kehilangannya.
- Wujud simpati juga bisa dengan memberikan semangat atau memeberi saran untuk seorang teman yang sedang mengalami kesulitan dalam pekerjaan.
- Karena adanya rasa empati kamu ada dorongan untuk membantu orang lain yang kesulitan. Seperti menjadi volunteer dalam suatu kegiatan atau membagikan makanan kepada yang membutuhkan.
- Karena berempati terhadap temanmu yang gagal tes masuk universitas. Maka, kamu ikut bersedih dan kecewa, sehingga mencoba menghibur dengan mengajaknya jalan-jalan.
Sudah Paham Perbedaan Simpati dan Empati?
Kesimpulannya, simpati dan empati merupakan dua istilah yang berbeda yang dapat diperhatikan lewat ciri-cirinya. Keduanya adalah bentuk kepedulian terhadap orang lain yang bisa berdampak positif terhadap hubungan dengan sesama.
Namun, ketika merasakan hal tersebut, kamu harus memperhatikan dan memahami batasan dalam setiap tindakannya. Serta tahu bagaimana merespon dengan tepat. Karena niat baik yang dilakukan di tempat yang tidak tepat dapat berubah menjadi kesalahan.
Rasa peduli yang terlalu berlebihan juga akan berpengaruh buruk pada dirimu sendiri. Karena akan menguras banyak energi bahkan menyebabkan stres. Ingat! Jika kamu merasa kesulitan mengatur emosi dan membangun hubungan, coba latihlah cara komunikasi dan tingkatkan kepekaan. Semoga bermanfaat!