Skoliosis: Definisi, Penyebab, Dampak, dan Cara Menanganinya

Pernahkah kamu melihat tulang belakang seseorang yang melengkung ke samping? Itulah yang di namakan skoliosis. Kondisi seperti ini termasuk kategori kelainan tulang yang jika tidak segera ditangani bisa bertambah bertambah parah dan mengganggu organ lain. 

Nah untuk tahu bagaimana cara mengobatinya, kenali dulu apa itu skoliosis, penyebab, dan dampaknya dalam artikel ini. Selain itu, di akhir artikel kamu juga akan diberi pemahaman apa saja kebiasaan buruk yang bisa memicu terjadinya kelainan ini supaya tidak mengalaminya. Yuk, simak!

Apa itu Skoliosis pada Tulang Belakang?

Tulang belakang adalah salah satu organ penting yang dimiliki manusia. Dalam keadaan normal dan sehat, tulang ini mempunyai lekungan alami yang jika dilihat dari samping akan berbentuk huruf S tegak. 

Bentuk seperti ini tentunya memberikan manfaat penting bagi tubuh manusia. Misalnya untuk menjaga keseimbangan, melindungi tulang belakang, dan berguna agar kamu bisa berdiri tegak. Namun, apa jadinya jika tulang belakang bentuknya tidak normal? 

Bentuk tulang belakang tidak normal salah satunya adalah melengkung ke samping seperti huruf C atau S. Kelainan satu ini yang namanya skoliosis, di mana tulang terlihat bengkok ke arah kiri atau kanan alias tidak tegak seperti bentuk tulang belakang pada umumnya. 

Biasanya keadaan ini banyak dialami oleh anak-anak di bawah umur, yakni sekitar 10-15 tahun. Beberapa dari mereka juga mengalami skoliosis karena bawaan dari lahir. 

Meski begitu, rata-rata penderita kelainan ini tidak mengalami keluhan berat. Tapi bukan berarti boleh dianggap sepele. Jika keadaan ini terus menerus dibiarkan dan tidak segera ditangani, keluhannya bisa tambah parah semakin bertambahnya usia, bahkan bisa menimbulkan nyeri berkepanjangan dan kerusakan sendi. 

Kondisi tulang belakang melengkung pada orang dewasa, jika tidak mendapat tindakan akan menyebabkan sulit bernapas. Selain itu, organ-organ vital di sekitarnya juga akan terganggu. 

Oleh karena itulah penderita kelainan ini disarankan untuk segera mendatangi pihak medis untuk menjalankan pemeriksaan X-ray untuk memantau perkembangannya. 

Jenis-Jenis Kelainan Skoliosis

Kelainan ini terbagi menjadi beberapa jenis, misalnya saja:

1. Idiopatik

Skoliosis anak anak
Sumber: Tribunnews.com

Jenis kelainan tulang belakang ini umumnya dialami oleh anak-anak hingga usia remaja, dan jenis ini termasuk penyebab paling banyak terjadinya skoliosis. Faktor penyebabnya belum diketahui secara pasti dan secara umum belum ada penyakit lain yang menyebabkan terjadinya kelainan ini. 

Idiopatik terbagi lagi menjadi empat jenis menurut usianya, yakni:

  • Infantile (0-3 tahun);
  • Juvenile (4-10 tahun);
  • Adolescent (11-17 tahun);
  •  Adult ( 18 tahun ke atas);

Idiopatik paling banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki. Ini karena perempuan memiliki peningkatan besar sudut kelengkungan tulang belakang hingga 10 kali lipat dari laki-laki. 

Memang, secara kasat mata kelainan ini tidak terlalu terlihat. Namun kelainan ini bisa menyebabkan masalah gerak motorik kalau kelengkungan kurva tulangnya mencapai 20 derajat. Bahkan kalau kelengkungannya mencapai lebih dari 100 derajat, bisa menyebabkan gangguan pada jantung dan paru-paru.

2. Kongenital

Janin juga bisa menderita kelainan ini sejak dalam kandungan, inilah yang disebut kongenital. Mungkin kamu heran, mengapa janin sudah bisa menderita penyakit ini?

Alasan janin mengalami gangguan tulang ini karena adanya ketidaksempurnaan pembentukan tulang belakang. Jadi ruas-ruas tulang belakang ini saling menyatu. Nah karena kasusnya sejak dalam kandungan dan saat bayi lahir, maka penanganannya cenderung sulit dibanding idiopatik. 

3. Degeneratif

skoliosis pada dewasa
Sumber: fakta9.com

Jika dua jenis sebelumnya umumnya terjadi pada usia anak-anak. Jenis kali ini justru banyak terjadi pada orang dewasa dengan rentang usia 40-50 tahun, dan banyak dari penderitanya memang sudah mengalami kelainan ini sebelumnya. 

Karena penderita sudah mulai menua, maka sendi-sendi dan ligamen tulang belakang juga ikut berpengaruh seiring bertambah usianya. Selain itu, usia tua juga rentan mengalami osteoporosis sehingga turut berperan menyebabkan tulang belakang bengkok.

4. Sindromik

Sesuai namanya, kelainan ini terjadi karena seseorang mengalami sindrom tertentu. Misalnya Sindrom Rett, Sindrom Beale, gangguan jaringan ikat, dan lain-lain.

5. Neuromuskular

skoliosis neuro
Sumber: halodoc.com

Kelainan tulang belakang bisa terjadi karena adanya kelainan pada sistem otot dan saraf, ini yang disebut sebagai neuromuskular. Contohnya cerebral palsy dan spina bifida. 

Gejala Skoliosis

Secara umum, untuk kasus ringan kelainan ini tidak memiliki gejala seperti nyeri dan sebagainya. Namun ciri-ciri penderita kelainan ini bisa terlihat adanya perubahan fisik pada penderita. Contohnya seperti:

  • Bahu terlihat miring;
  • Antara pinggang kiri dan kanan terlihat tidak sejajar;
  • Adanya tonjolan pada tulang belikat pada sisi tubuh;
  • Bagian salah satu pinggul terlihat lebih tinggi daripada pinggul lain saat penderita berdiri tegak;
  • Posisi kepala penderita tidak berada tepat di tengah pundak;
  • Panjang kaki penderita berbeda saat ia berdiri tegak;
  • 23% penderita mengeluh nyeri pada punggung, kelemahan, dan mati rasa bagian kaki;
  • Punggung terasa kaku; dan
  • Mengalami ketegangan otot.

Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Kelainan Ini?

Memahami penjelasan jenis-jenis skoliosis sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa seseorang bisa mengalami kelainan tulang belakang ini karena beberapa sebab, yakni:

  • Bisa karena bawaan dari lahir, atau bahkan sejak masih janin sudah mengalami ini;
  • Mengalami gangguan saraf dan otot yang disebut cerebral palsy dan distrofi otot;
  • Sendi dan bantalan pada tulang belakang mulai aus seiring bertambahnya usia;
  • Mengalami infeksi tulang belakang atau cidera;
  • Mengalami cacat tulang belakang.

Dampak dari Skoliosis

Meskipun pada kasus ringan penderita tidak akan menimbulkan dampak yang serius, namun bukan berarti kelainan ini patut untuk dibiarkan terus-menerus dan tidak menjalani perawatan. Sebab kelainan ini masih bisa melahirkan dampak komplikasi yang serius. 

Komplikasi apa saja yang ditimbulkan dari kelainan ini?

1. Nyeri Punggung Belakang

Timbulnya nyeri pada tulang punggung pertanda lengkungan tulang semakin parah. Secara umum memang rasanya hilang timbul, namun rasa nyerinya bisa menetap bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti kaki, tangan, dan punggung. 

2. Muncul Masalah pada Jantung

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa jika kemiringan tulang ini semakin parah, maka organ-organ vital dalam tubuh bisa terkena dampaknya, jantung contohnya. 

Jantung bisa berhenti memompa darah apabila tulang belakang terus menekan. Lama-lama, penderita juga akan punya potensi besar mengidap infeksi paru hingga gagal jantung. 

3. Sesak Napas

Derajat kemiringan skoliosis yang parah bisa mengganggu kinerja paru-paru. Paru-paru akan menyempit dan tidak mengembang sempurna, sehingga menyebabkan penderita mengalami sesak napas. 

4. Munculnya Masalah pada Saraf

Kelainan tulang belakang yang parah lama-lama bisa menekan ujung saraf. Kalau sudah tertekan, penderita akan mengalami kebas pada kaki dan kemampuan menahan buang air besar atau kecil semakin menurun.

5. Psikologis Terganggu

Tidak hanya fisik saja yang terkena dampaknya, kelainan ini bisa membuat psikologis penderita terganggu. Penderita rentan mengalami penurunan kepercayaan diri karena postur tubuh berubah. Lama-kelamaan penderita bisa saja rentan mengalami stres hingga depresi.

Bagaimana Cara Efektif untuk Mengobatinya?

Skoliosis bukanlah sesuatu yang patut untuk dibiarkan. Penderita yang menyadari bahwa dirinya mengalami kelainan ini baiknya segera meminta bantuan medis untuk mengontrol, memeriksa, dan mendapat penanganan terbaik agar tidak semakin parah. 

Kunjungi pusat kesehatan setempat untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapat diagnosa yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, yakni melihat apakah ada tulang rusuk terlihat menonjol atau tidak. 

Lalu dokter juga akan memeriksa kondisi saraf untuk memeriksa apakah ada otot yang lemah, kaku, dan abnormal. Selain itu, biasanya dilakukan foto rontgen dan CT scan untuk memastikan benar tidaknya adanya skoliosis pada seseorang. 

Jika memang penderita mengalami kelainan ini, maka biasanya pengobatan yang dilakukan adalah:

1. Pemberian Obat-Obatan

Dokter akan memberikan obat-obatan untuk penderita ringan seperti obat anti nyeri (ibuprofen dan paracetamol). Namun kalau sudah level parah, dokter bisa memberikan suntikan kortikosteroid untuk meredakan nyeri.

2. Terapi 

Selain obat-obatan, penderita kelainan ini juga bisa menjalani terapi. Terapi ini ada yang untuk anak-anak dan dewasa. Terapi untuk anak-anak sangat disarankan karena tulangnya masih bisa diluruskan kembali. Sementara untuk dewasa, terapi dilakukan karena biasanya skoliosis disertai rasa nyeri pada tulang punggung.

3. Operasi

Operasi adalah langkah yang diambil untuk penderita parah. Operasi ini mencakup:

  • Penggabungan tulang;
  • Laminektomi (mengangkat sebagian tulang yang melengkung);
  • Dekompresi (mengangkat salah satu bantalan tulang belakang untuk mengurangi tekanan saraf).

Sudah Mengerti Skoliosis dan Cara Efektif Mengobatinya?

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang patut diwaspadai agar tidak menjadi parah. Selain karena memang faktor bawaan dan umur, namun ada beberapa kebiasaan yang harus kamu hindari agar tulang belakangmu tidak bermasalah. 

Misalnya, jangan terlalu sering membawa barang berat, hindari duduk meliukkan badan di sofa, hindari belajar posisi telungkup, hindari menulis sambil tiduran di meja, dan jangan biasakan menduduki dompet.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page